Anda di halaman 1dari 7

DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERHUBUNGAN DENGAN

KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN PENYAKIT


GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Hartin I.K. Nadi*, Ninuk Dian Kurniawati**, Herdina Maryanti**


*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
**Staf Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
E-mail: hartinnadi@gmail.com

ABSTRAK

Kepatuhan pembatasan asupan cairan merupakan salah satu masalah pada pasien penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa. Ketidakpatuhan dapat menyebabkan kegagalan pengobataan
yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup pasien dan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas. Dukungan sosial dan motivasi adalah faktor yang sangat penting dalam kepatuhan
pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Tujuan
dari penelitian ini ada dua. Pertama, mengidentifikasi hubungan dukungan sosial dan motivasi
dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa. Kedua, menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel adalah pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo. Variabel bebas
adalah dukungan sosial dan motivasi. Variabel terikat adalah kepatuhan pembatasan asupan cairan.
Sampel berjumlah 19 orang, diambil berdasarkan consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui
kuesioner dan dianalisis dengan uji statistik Spearman Rho dengan tingkat signifikansi α<0,05.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial dan motivasi dengan
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa dengan tingkat signifikansi p=0,000 yang artinya terdapat hubungan antara kedua
variabel tersebut. Semakin tinggi dukungan sosial dan motivasi, semakin patuh pasien terhadap
pembatasan asupan cairan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan kecil.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dan motivasi dengan
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisa. Penelitian lebih lanjut harus melibatkan lebih banyak responden.

Kata kunci: dukungan sosial, motivasi, kepatuhan, pembatasan asupan cairan, penyakit ginjal
kronik, hemodialisa

ABSTRACT

Introduction: Adherence on fluid intake restriction is one of the problems of chronic kidney disease
patients on hemodialysis. Poor adherence could lead to treatment failure this inturn lower quality
of life for patients, increase morbidity and mortality. Social support and motivation are important
factors of adherence on fluid intake restriction among patients with chronic kidney disease
undergone hemodialysis. The aimed of this study was two fold. Firstly, it aimed to identify the
relationship between social support and motivation with adherence on fluid intake restriction
among patients with chronic kidney disease undergone hemodialysis. Secondly it analyzed
relationship between both variable. Methods: This study used cross-sectional design. Samples were
patients with chronic kidney disease undergone hemodialysis at RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto,
Kabupaten Gorontalo. The independent variables were social support and motivation. The

62
dependent variable was adherence on fluid intake restriction. Sample were 19 individuals,
recruited using consecutive sampling. Data were collected through questionnaire and analyzed by
of Spearmen Rho statistical test with significance level of α<0.05. Result: Result of the research
showed that there was a relationship between social support and motivation with adherence on
fluid intake restriction among patients with chronic kidney disease undergone hemodialysis with
significance level p=0.000 it means the relationship between two variable was reliable. The higher
the social support, the better patients adherence on fluid restriction. The limitation of this research
was small sample size to be used. Conclusion: It can be conclude that there was relationship
between social support and motivation with adherence on fluid intake restriction among patients
with chronic kidney disease undergone hemodialysis. Further studies should involve more
respondents.

Keywords: social support, motivation, adherence, restriction of fluid intake, chronic kidney
disease, hemodialysis

PENDAHULUAN kenyataannya, pada terapi hemodialisa


berikutnya masih sering terjadi keluhan sesak
Penyakit ginjal kronik (PGK) nafas akibat kenaikan berat badan
merupakan penyimpangan progresif, dimana interdialitik.
fungsi ginjal tidak dapat pulih sehingga Prevalensi penyakit ginjal kronik di
kemampuan tubuh untuk mempertahankan Indonesia pada tahun 2013 meningkat
keseimbangan metabolik, cairan dan sebesar 0,2%, sedangkan prevalensi penyakit
elektrolit mengalami kegagalan, yang ginjal kronik di Gorontalo tahun 2013
mengakibatkan uremia (Baughman 2000). sebesar 0,4% (Riskesdas 2013). Griva (2011)
Salah satu penyebab kematian pada pasien dalam Rustiawati (2012) mengungkapkan
PGK dengan hemodialisa (HD) adalah karena bahwa prevalensi ketidakpatuhan dalam
masalah asupan nutrisi dan cairan yang tidak asupan cairan antara 10% sampai 60%,
terkontrol (Smeltzer & Bare 2002). ketidakpatuhan diet 2% sampai 57%, waktu
Studi pendahuluan yang dilakukan dialisis terhambat 19%, ketidakpatuhan obat
pada tanggal 5 September 2014 di RSUD Dr. 9%. Hasil wawancara dengan perawat di
M.M Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo ruangan hemodialisa mengatakan bahwa dari
dari hasil observasi 4 orang pasien yang 25 pasien yang menjalani hemodialisa pada
menjalani hemodialisa, dua diantaranya bulan Agustus 2014 terdapat 40% pasien
menunjukkan kenaikan berat badan yang mengalami kenaikan berat badan
interdialitik 2-3 Kg. Wawancara peneliti interdialitik.
dengan perawat HD menyebutkan bahwa Kamerrer, et al. (2007)
sekitar 50% pasien mengalami kenaikan berat mengemukakan bahwa faktor penting dalam
badan interdialitik dikarenakan kurangnya kepatuhan terhadap program-program medis
motivasi pasien, dimana terdapat kejenuhan yaitu adanya dukungan sosial dalam bentuk
dari pasien untuk membatasi asupan cairan dukungan emosional dari anggota keluarga
dan kurangnya dukungan dari keluarga, yang lain, teman, waktu dan uang. Motivasi
teman, serta kerabat dekat untuk adalah segala sesuatu yang mendorong
mengingatkan pasien tentang pentingnya seseorang untuk melakukan sesuatu
pembatasan asupan cairan. (Nursalam 2014). Dorongan tersebut yang
Perawat di ruangan hemodialisa juga menyebabkan seseorang berperilaku untuk
mengatakan bahwa selama ini berbagai patuh dalam pembatasan asupan cairan.
intervensi untuk menurunkan peningkatan Pasien yang menjalani hemodialisa
berat badan interdialitik sudah dilakukan. perlu diberikan motivasi dan dukungan
Upaya yang paling sering dilakukan dalam sosial, disebabkan pasien yang menderita
meningkatkan kepatuhan pasien PGK dalam PGK mengalami keadaan ketergantungan
pembatasan asupan cairan yaitu pemberian terhadap hidupnya serta terjadi penyesuaian
pendidikan kesehatan, akan tetapi pada diri terhadap penyakitnya yang

63
mengakibatkan terjadinya perubahan HASIL
perilaku, antara lain menjadi pasif,
ketergantungan, merasa tidak aman, bingung Data demografi responden
dan menderita (Hidayati 2012). Penjelasan menunjukkan sebagian besar responden
diatas menarik perhatian peneliti untuk berusia 51-60 tahun sebesar 8 orang (42%).
melakukan penelitian tentang hubungan Presentasi tingkat pendidikan responden
dukungan sosial dan motivasi dengan terbanyak adalah SMA sebesar 11 orang
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada (58%). Presentasi pekerjaan responden
pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terbanyak adalah swasta sebesar 6 orang
hemodialisa di RSUD Dr. M.M. Dunda (32%). Data lama menjalani HD sebanyak ½
Limboto Kabupaten Gorontalo. tahun – 1 tahun yaitu 9 orang (47%).
Pasien PGK yang menjalani
hemodialisa seluruhnya (100%) memperoleh
BAHAN DAN METODE dukungan sosial yang tinggi. Pasien PGK
yang menjalani hemodialisa sebagian besar
Desain penelitian yang digunakan memiliki motivasi yang tinggi yaitu 14 orang
adalah Cross Sectional. Besar sampel yang (74%). Kepatuhan dalam pembatasan asupan
digunakan adalah 19 responden. Teknik cairan pada pasien PGK yang menjalani
sampling menggunakan consecutive sampling hemodialisa sebagian besar sudah patuh yaitu
dan diambil berdasarkan kriteria inklusi. sebanyak 14 orang (74%).
Variabel bebas (independen) dalam
penelitian ini adalah dukungan sosial dan Tabel 1. Tabulasi silang antara dukungan
motivasi. Variabel terikat (dependen) dalam sosial dengan kepatuhan
penelitian ini adalah kepatuhan pembatasan pembatasan asupan cairan
asupan cairan. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan Spearman Rho dengan nilai Kepatuhan Pembatasan
signifikansi α<0,05. Asupan Cairan Total
Dukungan
Instrumen untuk mengukur dukungan Patuh Tidak Patuh
Sosial
sosial menggunakan Multidimensional Scale ∑ % ∑ % ∑ %
of Perceived Social Support (MSPSS) yang
dikembangkan oleh Gregory D. Zimet pada Tinggi 14 74 5 26 19 100
tahun 1988. Alat ukur ini sudah Rendah 0 0 0 0 0 0
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Total 14 74 5 26 19 100
Instrumen ini digunakan untuk mengukur Uji Statistik Spearman Rho
penilaian yang diberikan individu mengenai p=0,000; r=0,788
dukungan sosial yang adekuat yang berasal
dari keluarga, teman, dan seseorang yang Tabel 2. Tabulasi silang antara motivasi
spesial. dengan kepatuhan pembatasan
Motivasi pasien dalam pembatasan asupan cairan
asupan cairan diukur dengan menggunakan Kepatuhan Pembatasan
lembar kuesioner. Instrumen motivasi ini Asupan Cairan Total
Motivasi
dimodifikasi dari penelitian sebelumnya Patuh Tidak Patuh
yang dilakukan oleh Syamsiah (2011). ∑ % ∑ % ∑ %
Kuesioner sudah dilakukan uji validitas dan Tinggi 14 74 0 0 14 74
reliabilitas dengan hasil 12 item pernyataan Rendah 0 0 5 26 5 26
dinyatakan valid, dimana r hitung lebih besar Total 14 74 5 26 19 100
dari r tabel (0,632). Uji reliabilitas Uji Statistik Spearman Rho
p=0,000; r=0,778
didapatkan nilai alpha cronbach yaitu 0,928,
sehingga kuesioner tersebut dinyatakan
sangat reliabel. Kepatuhan pasien dalam Hasil analisis hubungan dukungan
pembatasan asupan cairan diukur dengan sosial dan kepatuhan pembatasan asupan
menggunakan lembar observasi. cairan didapatkan nilai p=0,000 (α<0,05)
artinya ada hubungan antara dukungan sosial
dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan
63
dan menunjukkan nilai r=0,788 yang berarti kesamaan nasib (menjalani HD). Seseorang
hubungan kedua variabel sangat kuat dan yang berada dalam situasi tertentu akan lebih
memiliki arah yang positif artinya semakin nyaman jika berkumpul dengan orang-orang
tinggi dukungan sosial yang diperoleh, maka yang bernasib sama karena dari sana mereka
responden semakin patuh terhadap akan berbagi mengenai bagaimana cara
pembatasan asupan cairan. mereka dapat melalui hidupnya. Kondisi ini
Hasil analisis hubungan motivasi yang membuat mereka merasa bisa
dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan menghadapi permasalahan.
didapatkan nilai p=0,000 (α<0,05) artinya Hasil penelitian menunjukkan
ada hubungan antara motivasi dengan sebagian besar pasien penyakit ginjal kronik
kepatuhan pembatasan asupan cairan dan yang menjalani HD memiliki motivasi yang
menunjukkan nilai r=0,778 yang berarti tinggi dalam membatasi asupan cairan.
hubungan kedua variabel sangat kuat dan Gerungan (2010) menyatakan bahwa
memiliki arah positif artinya semakin tinggi motivasi dapat dipengaruhi oleh faktor
motivasi, maka responden semakin patuh internal yakni keinginan dalam diri sendiri,
terhadap pembatasan asupan cairan. misalnya keinginan untuk lepas dari keadaan
sakit yang mengganggu aktivitasnya sehari-
hari, masih ingin menikmati prestasi yang
PEMBAHASAN masih berada dipuncak karir, merasa belum
sepenuhnya mengembangkan potensi-potensi
Hasil penelitian menunjukkan yang dimiliki. Terbukti dari hasil penelitian
seluruh responden memperoleh dukungan sebagian besar responden memiliki keinginan
sosial yang tinggi. Sarafino (2006) untuk mencegah komplikasi (sesak napas,
menjelaskan bahwa semua dukungan dapat dan edema) dan untuk tetap menjaga kualitas
diperoleh seseorang dari sumber-sumber hidup mereka.
dukungan sosial seperti pasangan hidup, Peneliti juga melihat bahwa motivasi
keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan yang tinggi pada pasien dikarenakan
organisasi komunitas. Data dari hasil kesadaran diri dari responden tentang kondisi
penelitian membuktikan seluruh responden ginjal yang mengharuskan mereka untuk
paling banyak memperoleh dukungan sosial membatasi asupan cairan. Motivasi yang
berasal dari orang spesial (istri/anak/pacar) tinggi dari pasien penyakit ginjal kronik yang
dan keluarga. Kondisi ini dikarenakan adanya menjalani HD menunjukkan ada suatu
kedekatan emosional pasien dengan orang- keinginan dari dalam diri mereka untuk patuh
orang yang berarti disekelilingnya. Unsur terhadap pembatasan asupan cairan. Motivasi
penting dalam dukungan sosial adalah dianalisis lebih lanjut oleh Nursalam (2014)
bagaimana pasien penyakit ginjal kronik merupakan pikiran atau perasaan yang
yang menjalani HD dapat menerjemahkan mendorong seseorang untuk melakukan
sikap dan tindakan dari orang-orang pekerjaan atau menjalankan kekuasaan,
terdekatnya sebagai sesuatu yang disebut terutama dalam berperilaku.
dengan dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden patuh terhadap
responden tetap merasakan adanya bantuan pembatasan asupan cairan. Kondisi ini
atau dukungan sosial dari keluarga dan orang dikarenakan selain faktor dukungan sosial
spesial, walaupun sebagian besar pada saat dan motivasi, ada faktor lain yang
melakukan HD pasien datang sendiri tanpa mempengaruhi kepatuhan yaitu faktor usia,
ditemani keluarga. Keluarga dapat membuat tingkat pendidikan dan lama menjalani HD.
pasien menjadi lebih percaya bahwa dirinya Usia yang semakin meningkat akan
dirawat, dicintai dan dihargai. meningkatkan pula kemampuan seseorang
Data pada penelitian juga dalam mengambil keputusan, berfikir
menunjukkan bahwa pasien paling sedikit rasional, mengendalikan emosi, toleran dan
memperoleh dukungan dari teman. Dukungan semakin terbuka terhadap pandangan orang
dari teman pun cukup dirasakan oleh lain termasuk pula keputusannya untuk
responden, terutama teman yang memiliki mengikuti, program-program terapi yang

64
berdampak pada kesehatannya. menghilangkan godaan pada ketidaktaatan,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan mereka seringkali dapat menjadi
terdapat hubungan dukungan sosial dengan kelompok pendukung untuk mencapai
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada kepatuhan (Hidayati 2012). Seseorang yang
pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani mendapat dukungan akan merasa
HD. Hasil penelitian pada hubungan antara diperhatikan, merasa berharga, percaya diri
kedua variabel, ditemukan bahwa ada 5 dan menumbuhkan rasa yakin sehingga
responden yang memperoleh dukungan sosial pasien mampu mentaati aturan yang harus
sebesar 67%, dimana dukungan tersebut dijalani, dan hal itu akan lebih mendukung
sudah termasuk dalam kategori tinggi namun pasien dalam kepatuhan pembatasan cairan
hal ini masih belum cukup untuk menjadikan (Andriani 2013).
pasien patuh terhadap pembatasan asupan Hasil penelitian menunjukkan pasien
cairan. Data demografi menunjukkan 5 memiliki keluarga dan orang spesial
responden tersebut sebagian besar memiliki (istri/anak/pacar) yang perhatian kepada
usia yang lebih tinggi dan juga tingkat mereka. Dukungan dari keluarga dapat
pendidikan yang tinggi dari responden yang menumbuhkan rasa yakin sehingga pasien
patuh terhadap pembatasan asupan cairan mampu mentaati aturan yang harus dijalani.
yaitu berusia 51-60 tahun dan memiliki Kedekatan pasien dengan orang-orang
tingkat pendidikan sarjana, tetapi hal ini disekitarnya juga dapat menimbulkan ikatan
masih belum menjadikan responden patuh emosional diantara keduanya. Ikatan
terhadap pembatasan asupan cairan. emosional tersebut dapat dirasakan oleh
Peneliti menganalisis lebih lanjut pasien sebagai dukungan sosial dan menjadi
bahwa dukungan sosial yang tinggi, usia sebuah pengaruh tersendiri bagi pasien yang
yang meningkat dan pendidikan yang tinggi sekaligus dapat mempengaruhi kepatuhan
belum bisa menjadikan pasien patuh karena dalam pembatasan asupan cairan.
kepatuhan tidak hanya dipengaruhi oleh Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor-faktor tersebut, tetapi ada faktor lain terdapat hubungan motivasi dengan
yang berpengaruh yaitu lama menjalani HD. kepatuhan pembatasan asupan cairan pada
Data demografi menunjukkan bahwa 5 pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
responden tersebut lamanya menjalani HD HD. Hasil penelitian pada hubungan antara
lebih dari 1 tahun, sehingga mempengaruhi kedua variabel, ditemukan bahwa semakin
emosional dan psikologi pasien dimana tinggi motivasi pasien penyakit ginjal kronik
pasien menjadi jenuh yang berakibat pada yang menjalani HD, maka semakin patuh
ketidakpatuhan terhadap pembatasan asupan pasien terhadap pembatasan asupan cairan.
cairan. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian
Faktor lain yang sangat berpengaruh (Kamerrer, et al. 2007) yang membuktikan
adalah faktor internal atau faktor dari dalam bahwa motivasi yang kuat memiliki
diri yaitu motivasi dari responden untuk hubungan yang kuat dengan kepatuhan.
dapat patuh terhadap pembatasan asupan Steiner dalam Koontz (2001)
cairan, sehingga dari hasil penelitian tersebut menganalisis lebih lanjut bahwa motivasi
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dimulai dari adanya kebutuhan, kemudian
dukungan sosial yang diperoleh pasien, maka ada keinginan untuk memuaskannya
semakin patuh pasien penyakit ginjal kronik (mencapai tujuan), sehingga terjadi
dalam pembatasan asupan cairan. Kamerrer, ketegangan psikologis yang akan
et al. (2007) mengemukakan bahwa faktor mengarahkan perilaku kepada tujuan
penting dalam kepatuhan terhadap program- (kepuasan). Motivasi merupakan suatu
program medis yaitu adanya dukungan sosial keadaan dalam diri seseorang yang
dalam bentuk dukungan emosional dari mendorong, mengaktifkan atau
anggota keluarga yang lain, teman, waktu menggerakkan, dan yang mengarahkan atau
dan uang. menyalurkan perilaku kearah tujuan.
Keluarga dan teman dapat membantu Peneliti melihat dari hasil penelitian
mengurangi ansietas yang disebabkan oleh menunjukkan bahwa faktor yang sangat
penyakit tertentu, mereka dapat berpengaruh pada kepatuhan pasien terhadap

65
pembatasan asupan cairan yaitu faktor dari cairan. Semakin tinggi dukungan sosial yang
dalam diri pasien yaitu motivasi. Terbukti diterima pasien penyakit ginjal kronik yang
data penelitian menunjukkan ada 5 responden menjalani hemodialisa, maka semakin patuh
yang memiliki usia dewasa (51-60 tahun), pasien dalam pembatasan asupan cairan.
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi Terdapat hubungan antara motivasi dan
(sarjana) dan memperoleh dukungan sosial kepatuhan pembatasan asupan cairan.
yang tinggi, tetapi hal tersebut belum Semakin tinggi motivasi pasien penyakit
menjadikan mereka patuh terhadap ginjal kronik yang menjalani hemodialisa,
pembatasan asupan cairan karena saat maka semakin patuh pasien dalam
dianalisis lebih lanjut didapatkan 5 responden pembatasan asupan cairan.
tersebut memiliki motivasi yang rendah, hal
ini disebabkan karena menurut responden Saran
pembatasan asupan cairan merupakan hal Penelitian ini merekomendasikan
yang tidak menyenangkan, sehingga perlunya meningkatkan kualitas asuhan
responden tersebut menjadi tidak patuh keperawatan mandiri pada pasien penyakit
terhadap pembatasan asupan cairan. Pasien ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
yang menjalani hemodialisa harus memiliki dengan melibatkan keluarga dan menjalani
motivasi yang tinggi untuk patuh terhadap komunikasi yang efektif untuk menggali
pembatasan asupan cairan, karena dengan potensi-potensi yang ada dalam diri pasien,
membatasi asupan cairan dapat meningkat menetapkan bersama target pencapaian
kualitas hidup mereka. kesehatan, dan membicarakan permasalah
terkait kepatuhannya dalam pembatasan
asupan cairan.
SIMPULAN DAN SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut dengan menggunakan jumlah sampel
Simpulan yang lebih besar, variabel dukungan sosial
Dukungan sosial pada pasien lebih dikembangkan/dispesifikkan lagi, dan
penyakit ginjal kronik yang menjalani mempertimbangkan faktor-faktor yang
hemodialisa di RSUD Dr. M.M Dunda mempengaruhi dukungan sosial dan motivasi
Limboto Kabupaten Gorontalo mayoritas sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
tinggi, hal ini karena kedekatan emosional pasien.
pasien dengan orang-orang yang berarti
disekelilingnya seperti keluarga, orang
spesial (istri/anak/pacar), dan teman. KEPUSTAKAAN
Motivasi pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di RSUD Dr. M.M Andriani, D.A. 2013. Hubungan dukungan
Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo sosial terhadap kepatuhan
mayoritas tinggi, hal ini dikarenakan adanya pembatasan asupan cairan pada
keinginan untuk mencegah komplikasi (sesak pasien penyakit ginjal kronik yang
napas, edema, dan pruritus/rasa gatal) dan menjalani hemodialisa di RSUD
untuk tetap menjaga kualitas hidup mereka. Kota Semarang, Skripsi, Universitas
Kepatuhan pembatasan asupan cairan Muhammadiyah Semarang.
pada pasien penyakit ginjal kronik yang Baughman, D.C. 2000. Buku Ajar
menjalani hemodialisa di RSUD Dr. M.M Keperawatan Medikal Bedah:
Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo yaitu Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta.
pasien patuh dalam pembatasan asupan Gerungan, W.A. 2010. Psikologi Sosial,
cairan, hal ini dikarenakan usia pasien cetakan ketiga, PT Refika Aditama,
sebagian besar yaitu 41-50 tahun. Hasil Bandung.
penelitian menunjukkan semakin meningkat Hidayati, S. 2012. Efektifitas Konseling
usia pasien maka semakin patuh pasien Analisis Transaksional Tentang Diet
dalam pembatasan asupan cairan. Cairan Terhadap Penurunan
Terdapat hubungan antara dukungan Interdialytic Weight Gain (IDWG)
sosial dan kepatuhan pembatasan asupan Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang

66
Menjalani Hemodialisa Di Rumah a kanan/2012/12/21/dietary-intake-
Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal, monitoring-application-dima-untuk-
Tesis, Universitas Indonesia, Depok. evaluasi-asupan-cairan-dan-diet-
Kammerer, J., Garry, G., Hartigan, M., bagi-pasien-hemodialisa-
Carter B. & Erlich, L. 2007. 512803.html>.
‘Adherence in patients on dialysis; Sarafino, E.P. 2006. Health psychology
strategies for success’, Nephrology biopsychosocial interaction, 5th edn,
Nursing Journal: Sep-Okt 2007, Vol John Wiley & Sons, USA
34, No. 5, 479-485. Smeltzer, S.C. & Bare, B.C. 2002. Buku Ajar
Koontz, H. 2001. Manajemen, Erlangga, Keperawatan Medical Bedah,
Jakarta. Volume 2, EGC, Jakarta.
Nursalam 2014. Manajemen Keperawatan; Syamsiah, N. 2011. Faktor-faktor yang
aplikasi dalam praktik keperawatan berhubungan dengan kepatuhan
profesional, Salemba Medika, pasien CKD yang menjalani
Jakarta. hemodialisa di RSPAU Dr. Esnawan
Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar, antariksa halim perdana kusuma
Kementerian Kesehatan RI Jakarta. Jakarta, Skripsi, Universitas
Rustiawati 2012. Dietary intake monitoring Indonesia, Depok.
application (DIMA) untuk evaluasi U.S Renal Data System 2005. USRDS 2005
asupan cairan dan diet bagi pasien Annual Data Report: Atlas Of End
hemodialisa, FIK-UI, Jakarta, Stage Renal Disease in The United
diakses 09 September 2014, State
<http://kesehatan.kompasiana.com/m

67

Anda mungkin juga menyukai