Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum

I. Judul Praktikum : identifikasi Jamur Trichopyton sp. Pada sampel kerokan kulit
II. Hari/ Tanggal :
III. Nama Praktikan : Ilmi Nurul Miraj (PO714203181012)
IV. Nama Dosen : 1. Widarti S.Si Apt M.Mkes
2. Siti Hadijah S.Si M.Kes

A. Dasar Teori
Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur,

dan termasuk dalam mikroorganisme eukariotik. Aspergilus sp secara mikroskopis

dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang, konidiofora muncul dari foot cell

(miselium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa stigmata dan akan tumbuh

konidia yang membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam. (Srikandi, F.,1992).

Aspergilus sp secara makroskopis mempunyai hifa fertil yang muncul

dipermukaan dan hifa vegetatif terdapat dibawah permukaan. Jamur tumbuh

membentuk koloni mold berserabut, smoth, cembung serta koloni yang kompak

berwarna hijau kelabu, hijau coklat, hitam, putih.warna koloni dipengaruhi oleh warna

spora misalnya spora berwarna hijau, maka koloni hijau. Yang semula berwarna putih

tidak tampak lagi (Srikandi, F.,1992).

Aspergilus sp tumbuh cepat pada media SGA+Antibiotik yang diinkubasi pada

ditengah dari konidiofor (Ernes, J,1992).


B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan keberadaan jamur Aspergillus sp. pada sampel
kerokan kuku.
C. Prinsip Praktikum
Mengidentifikasi keberadaan jamur Aspergillus sp. pada sampel kerokan kuku pada media
sabouraud dextrose agar yang ditambahkan kloramfenikol untuk menghambat pertumbuhan
bakteri.
D. Alat dan Bahan
Alat :
 Cawan petri
 Ose
 Mikroskop
 Lampu spiritus
 Autoklav
 Scalpel
 Kaca objek
 Incubator
Bahan
 Sampel kerokan kuku
 Media sabouraoud dextrose agar
E. Prosedur Kerja
Persiapan pembuatan media
1. Timbang sebanyak 65,0 gram media Sabouraud dextrose agar (SDA), kemudian di
larutkan dengan aquadest sedikit demi sedikit hingga 1 liter labu erlemeyer
2. Kemudian tutup dengan kapas dilapiskan kembali dengan aluminium foil
3. Selanjutnya media dipanaskan beberapa menit, hingga semua media itu terlarut dengan
sempurna
4. Setelah itu steriliskan di dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210 c, tekanan 1
atm.
5. Setelah waktu selesai di tunggu beberapa menit, tunggu hingga temperature turun menuju
ke angka nol.
6. Kemudian autoclave di buka, media di keluarkan. Diamkan di temperature kamar hingga
suhunya mencapai 500C.
7. Setelah itu dituang ke Petridis dengan volume masing-masing 20ml 8. Petridis di goyang
perlahanlahan hingga media merata di dalamnya 9. Setelah itu dibungkus dengan kertas
perkapen, masukkan kedalam kantung plasrik, disimpan pada suhu 40C sebelum dipakai.
Pembuatan larutan Lactophenol cotton blue (LPCB)
1. Ditimbang sebanyak 20 gram Kristal fenol dilarutan dalam penangas
2. Setelah larut tambahkan Asam laktat 20ml
3. Tambahkan Gliserol 40ml
4. Tambahkan Aqua destilat 20ml Campur diatas uap air panas dengan hati-hati, dengan
tinta parker biru 2-3 tetes
Pengambilan sampel kerokan kuku
1. Kuku yang mengalamin kelainan dibersihkan dengan alkohol 70%
2. Kemudian kuku kaki di kerok pada bagian yang mengalamin kelainan dengan scafel steril
3. Kerokkan kuku kaki di tampung dengan cawan Petridis steril
4. Sampel kerokkan kuku tersebut dibawah ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
Penanaman sampel pada media
1. Menambahkan suspense sampel pada media SDA, disebarkan dengan bantuan batang
bengkok berbentuk huruf L, media diinkubasi selama seminggu
2. Setelah diinkubasi, dilakukan pengamatan makroskopik dan mikroskopik koloni yang
tumbuh pada media SDA.
Pertumbuhan koloni
Setelah pertumbuhan jamur maka dilakukan pemeriksaan direk smear dengan cara sebagai
berikut:
1. Menyediakan objek glass
2. Kemudian koloni diletakkan pada permukaan objek glass yang sudah diberi satu tetes
alkohol 70%
3. Diambil sedikit koloni dengan ose jarum dari biakkan jamur.
4. Jamur tersebut diratakan dengan menggunakan ose jarum secara hati-hati pada
permukaan objek glass
5. Setelah itu ditambahkan 1-3 tetes larutan lactophenol cotton blue
6. Kemudian ditutup sediaan tersebut dengan deck glass kemudian diperiksa dibawah
mikroskop pembesaran objektif 10X dan 40X.
F. Hasil
Spesies jamur Morfologi Keterangan
Aspergillus niger berwarna
Aspergillus niger koloni hitam dengan
pinggiran putih dan
permukaan bawah koloni
berwarna kekuningan
sampai coklat

Mikroskopis Aspergillus
niger terdiri dari kondiofor
(a), konidia (b), sterigma (c)

Aspergillus flavus yang


tumbuh mula-mula
berwarna putih kemudian
pada hari ke empat berubah
menjadi hijau kekuningan
dengan pinggiran putih dan
permukaan bawah koloni
berwarni kekuningan
Aspergillus flavus sampai coklat

Secara mikroskopis
konidiofor tampak jelas,
tidak berpigmen, kasar,
panjangnya kurang dari 1
mm. Terdiri dari konidia
(a), sterigma (b), konidiofor
(c) dan vesikel (d).

Aspergillus fumigatus
berwarna hijau tua dengan
pinggiran putih. Koloni
tersebut berwarna terang
dengan miselium seperti
kapas
Aspergillus fumigatus memilki rantai oval kecil
konidia yang melekat pada
ujung satu atau dua baris
sterigmata yang terartur
melingkar pada permukaan
ujung konidiafor yang
disebut vesikel.

Anda mungkin juga menyukai