Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rahmawati Kartini

Kelas/NIM : 2B/ P17324119041

Topik : KASUS DETEKSI DINI PADA KALA 1

1. Studi kasus 1
Pertanyaan:
a. Apakah interpretasi analisis kasus diatas? Jelaskan
Jawab : Pada kasus diatas ibu mengalami inersia uteri. Hal ini dibuktikan dari
data diatas yaitu, Tanggal 02-12-2020 jam 06.00 ibu datang ke BPM dengan
keluhan merasa mulas-mulas jarang sejak jam 18.00, ibu mengatakan mulas-
mulas dirasakan hilang timbul, jam 18.00 s.d jam 12.00 ibu merasa mulasnya
kuat 10 menit 3x , akan tetapi sejak jam 13.00 s.d sekarang mulasnya jarang
dan tidak kuat. Ibu mengatakan belum keluar air-air, sudah keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir.
b. Apakah faktor predisposisi dari kasus diatas?
Jawab : Ibu mengatakan belum keluar air-air, sudah keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir.
c. Jelaskan penatalaksanaan di BPM?
Jawab :
1) Periksa keadaan serviks, presentasi dan posisi janin, turunnya bagian
bawah janin dan keadaan janin.
2) Bila kepala sudah masuk PAP, anjurkan pasien untuk jalan-jalan.
3) Ikut rencana untuk menentukan sikap dan tindakan yang akan
dikerjakan misalnya pada letak kepala:
a) Berikan oksitosin drip satuan 5-10 satuan dalam 500 cc5%,
dimulai dengan 12 tpm, dinaikkan 10-15 tpm sampai 40-50
tpm. Tujuan pemberian oksitosin adalah agar serviks dapat
membuka.
b) Pemberian oksitosin tidak diberikan secara terus-menerus. Jika
pemberikan oksitosin tidak memperkuat his maka hentikan
dulu dan dianjurkan ibu untuk istirahat.
c) Bila awalnya his kiat tetapi kemudian terjadi inersia uteri
sekunder, ibu lemah, partus telah berlangsung lebih dari 24 jam
pada primi para dan 18 jam pada multipara, maka sebaiknya
partus segara diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan
indikasi obstretic seperti ekstraksi vakum, forceps dan
sesiosesaria (dengan system rujukan).

2. Studi kasus 2
Pertanyaan:
a. Apakah interpretasi analisis kasus diatas? Jelaskan
Jawab : Ibu mengalami ketuban pecah dini dikarenakan HPHT ibu dibawah 38
minggu.
b. Apakah faktor predisposisi dari kasus diatas?
Jawab : tampak cairan mengalir jernih
c. Apakah kemungkinan komplikasi pada kasus di atas?
Jawab : kelahiran prematur
d. Jelaskan penatalaksanaan di BPM?
Jawab : Konservatif
1) Rawat di Rumah Sakit.
2) Berikan Anlibiotika ( ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tak
tahan ampisilin ) dan metrodinazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3) Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes
busa negatif: beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik { salbutamol ), deksametason dan induksi sesudah 24
jam.
Aktif
1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin. bila gagal
seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 gg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila ada tanda-tanda
infeksi berikan anlibiotika dosis tinggi, dan persalinan diakhiri:
a. bila skor pelvik <5, lakukan pematangan serviks, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil. akhiri persalinan dengan seksio
sesarea; b. bila skor pelvik >5, induksi persalinan, partus
pervaginam.

3. Studi kasus 3
Pertanyaan:
a. Apakah interpretasi diagnosis pada kasus diatas?
Jawab : Hasil pemeriksaan ditemukan: TD 100/70 mmHg, nadi 80x/menit,
respirasi 22x/menit, suhu 36.6C. Muka tidak oedema, konjungtiva merah
muda, sklera putih. Leher dan payudara dalam batas normal. Abdomen: TFU
39 cm . Leopold I teraba bagian lunak, kurang bundar dan tidak melenting. L
II teraba tahanan terbesar sebelah kiri dan kanan, teraba bagian kecil lebih
banyak dari biasanya. L III teraba 2 bagian keras, bundar dan melenting,
belum masuk PAP.. Auskultasi dengan dopler terdengar 2 denyut jantung
janin pada 2 tempat berbeda (disebelah kanan 136x/menit dan di sebelah kiri
144x/menit). Ekstremitas atas dalam batas normal. Ekstremitas bawah: oedem
tungkai positif kiri dan kanan, terdapat varises, reflex patella positif kiri dan
kanan. Pemeriksaan dalam: V/V tidak ada kelainan. Pembukaan 2 cm.
b. Jelaskan Faktor predisposisi dari kasus diatas?
Jawab : Ibu akan mempunyai keturunan kembar, karena klien mempunyai
saudara kembar laki-laki bernama Tn.E.
c. Jelaskan tanda dan gejala yang mendukung interpretasi kasus diatas?
Jawab : Ibu sering merasakan sesak nafas dan perut terasa lebih besar
d. Apa Penatalaksanaan yang bidan harus lakukan di BPM?
Jawab :
1) Melakukan anamnesis terhadap kemungkinan adanya riwayat gemelli
dalam keluarga
2) Besarnya rahim atau jarak antara simphisis-fundus uteri
3) Titer hormon gonadotropin yang umumnya tinggi
4) Pemeriksaan ultrasonografi
5) Ditemukan adanya lebih dari satu punctum maksimum denyut jantung
janin pada pemeriksaan dengan Doppler
6) Gambaran lebih dari satu janin pada pemeriksaan foto rontgen.

Anda mungkin juga menyukai