Pendapat Hukum mengenai rencana investasi penanam modal asing di bidang Industri Mebel
di Indonesia.
Kwalifikasi
1. Pendapat Hukum ini diberikan berdasarkan seluruh peraturan perundang-undangan yang
kami anggap perlu dan relevan, yaitu sebagai berikut:
a. Undang-undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
b. Undang-undang No.3 tahun 2014 Tentang Perindustrian.
c. Undang-undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa
d. Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1994 tentang Persyaratan Pemilikan Saham
Dalam Rangka Penanaman Modal Asing
e. Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 1994 tentang Fasilitas Perpajakan atas
Penanaman Modal di Bidang-Bidang tertentu dan/atau Daerah-daerah tertentu
f. Keputusan Presiden No.115 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden
No.97 Tahun 1993 tentang Tatacara Penanaman Modal
2. Pendapat Hukum ini diberikan dalam ruang lingkup proses penananan modal terhadap
badan usaha Indonesia yang bergerak di bidang industri furniture mebel.
3. Pendapat Hukum ini diberikan semata-mata berdasarkan fakta yang disampaikan oleh
para pihak, dan kami tidak memeriksa dokumen pendukung dalam bentuk apapun.
4. Pendapat Hukum ini berlaku sejak saat diberikan, yakni pada tanggal 08 Maret 2020.
5. Apabila terjadi perubahan mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar dari Pendapat Hukum ini, maka saya tidak berkewajiban untuk
memberitahukan mengenai perubahan mengenai ketentuan tersebut serta tidak
berkewajiban untuk melakukan perubahan atas Pendapat Hukum ini.
Asumsi
Pendapat Hukum ini diberikan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Para pihak yang disebutkan dalam pendapat hukum ini berwenang untuk melakukan
perbuatan hukum mewakili masing-masing persero yang disebutkan dalam Pendapat
Hukum ini berdasarkan Anggaran Dasar masing-masing persero.
3. Dokumen yang diberikan oleh para pihak merupakan dokumen asli yang dibuat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pertanyaan Hukum
B. Insentif yang mungkin didapatkan oleh Tn.Black Mamba dalam rencana penanaman
modal.
Dalam proses penanaman modal di Indonesia, Tn.Black mamba dapat menerima berbagai
insentif di bidang perpajakan dan non-perpajakan sebagaimana yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yaitu antara lain:
Pasal 18 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 mengatur secara keseluruhan tentang
kelonggaran perpajakan yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pembebasan Pajak
1. Pajak Penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai tingkat
tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu
tertentu;
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
perlatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi yang belum
dapat diproduksi di dalam negeri;
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangks waktu tertentu dan persyaratan tertentu;
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang
modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat
diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu;
5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat;
6. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu,
pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.
C. Alternatif penyelesaian sengketa yang mungkin timbul pada proses penanaman
modal antara para pihak
Dalam Pasal 32 Undang-Undang Penanaman Modal dijelaskan bahwa Penyelesaian sengketa
antara Pemerintah dengan Investor asing terlebih dahulu diselesaikan dengan musyawarah
mufakat. Apabila tidak tercapai kata sepakat, maka salah satu pihak dapat mengajukan
sengketa tersebut ke Pengadilan untuk dimintakan putusan Pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap akan sengketa tersebut atau melalui arbitrase internasional. Hal ini dapat dilhat
dari Indonesia sudah meratifikasi Konvensi Tentang Penyelesaian Perselisihan Antar Warga
Negara dan Warga Negara Asing mengenai Penanaman Modal. Dalam Konvensi ICSID
tersebut ditentukan dua cara penyelesaian sengketa, yaitu melalui Konsiliasi atau Arbitrase,
yakni:
(1) Penyelesaian sengketa melalui Konsiliasi adalah dibentuknya Komisi Konsiliasi
berdasarkan kesepakatan para pihak. Komisi ini berkewajiban menjelaskan
permasalahan yang menjadi sengketa dan mengusahakan agar kedua belah pihak yang
bersengketa mencapai kesepakatan penyelesaian menurut syarat-syarat yang dapat
diterima oleh masing-masing pihak. Apabila para pihak telah mencapai kata sepakat,
Komisi akan membuat laporan tentang masalah yang akan disengketakan dan mencatat
bahwa para pihak telah mencapai kata sepakat.
(2) Penyelesaian sengketa melalui Arbitrase. Penyelesaian melalui Arbitrase dilakukan
dengan menunjuk badan arbitrase yang sudah ada atau membentuk arbitrase ad hoc,
yaitu Dewan Arbitrase yang didirikan setelah terjadinya sengketa. Arbitrase dapat
dilakukan di dalam negeri atau di luar negeri.
Dengan demikian, Tn.Black Mamba sebagai penanam modal di Indonesia dapat
menyelesaikan sengketa yang mungkin timbul dalam proses penanaman modal nantinya
dengan Partner lokal dengan memilih salah satu pilihan yang telah disediakan di atas.
PENUTUP
1. Pihak yang berhak menggunakan Pendapat Hukum ini adalah Tn. Black Mamba sebagai
pihak yang mengajukan permintaan untuk dibuatkan pendapat hukum ini. tidak untuk
keperluan pihak lain manapun, serta tidak dimaksudkan untuk keperluan lain.
2. Pendapat Hukum ini telah menjelaskan pertanyaan-pertanyaan hukum yang telah diajukan
oleh Tn. Black Mamba.
3. Tn. Black Mamba tidak diperbolehkan untuk mempublkikasikan pendapat hukum ini,
kecuali dengan persetujuan tertulis dari Tangguh Satriyo Law Firm & Partners.
4. Pendapat Hukum ini terbatas pada hukum Negara Republik Indonesia yang berlaku pada saat
Pendapat Hukum ini diberikan.
Hormat Saya,