Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS SINTESIS

Disusun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

Program Profesi Ners 12

Disusun Oleh :

Yuantika Kristella Dewi


SN201235

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2020
LAPORAN ANALISIS SINTESIS
KEPERAWATAN DASAR PROFESI

A. Keluhan Utama
Tidak dapat menggerakkan anggota gerak bawah dan atas bagian kiri
B. Diagnosis medis
Stroke
C. Diagnosis keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
dibuktikan dengan mengekuh menggerakan ekstremitas, kekuatan otot
menurun, rentang gerak menurun, nyeri saat bergerak (D.0054).

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan


Ds : pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tangan kiri dan kaki kiri
Do : skor kekuatan otot
5 2
5 2

E. Dasar pemikiran
Stroke merupakan kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh
berkurangnya atau terhentinya suplai oksigen dalam darah secara tiba-tiba.
Jaringan otak yang mengalami penurunan suplai oksigen dalam darah akan
mengalami kematian dan tidak berfungsi lagi. Penyakit stroke merupakan
gejala klinis yang diakibatkan oleh pembuluh darah ke otak mengalami
penurunan suplai darah seperti penyakit jantung Pasien stroke non hemoragik
sering mengalami masalah pada neuro-muskuloskeletal yang dapat
berpengaruh terhadap kemampuan mobilitas pasien. Kelumpuhan merupakan
salah satu gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit stroke (Hermand,
2015). Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mempertahankan
kekuatan otot, salah satu penanganan non farmakologi, adalah range of
motion (ROM). Range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
pergerakkan sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot
dan tonus otot (Anggraini et al, 2018).
F. Prinsip tindakan keperawatan
A
. Fase pra interaksi
  Mencuci tangan
B. Fase Orientasi
  1. Memberi salam / menyapa paien
  2. Memperkenalkan diri
  3. Menjelaskan tujuan tindakan
  4. Menjelaskan langkah prosedur
  5. Menanyakan kesiapan pasien
C
. Fase Kerja
  1. Menjaga privasi pasien
  2. Memposisikan pasien
  a. Gerakan Leher
  1) Fleksi-ekstensi
  2) Hiperekstensi
  3) Rotasi
  b. Gerakan Bahu
  1) Fleksi-ekstensi
  2) Abduksi – Adduksi
  3) Internal - Eksternal Rotasi
  4) Sirkumduksi
  c. Gerakan Siku
  1) Fleksi-ekstensi
  2) Pronasi - Supinasi
  d. Gerakan Pergelangan tangan
  1) Fleksi-ekstensi
  2) Hiperekstensi
  3) Abduksi – Adduksi
  e. Gerakan jari tangan
  1) Fleksi-ekstensi
  2) Hiperekstensi
  3) Abduksi – Adduksi
  4) Oposisi
  f. Gerakan Pinggul dan lutut
  1) Fleksi-ekstensi pinggul
  2) Abduksi-Adduksi kaki
  3) Rotasi pinggul internal dan eksternal
  4) Sirkumduksi
  5) Fleksi-ekstensi lutut
  g. Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki
  1) Dorsofleksi-plantar fleksi
  2) Fleksi-ekstensi jari-jari kaki
  3) Abduksi-Adduksi kaki
  4) Inversi-eversi jari-jari kaki
  3. Memantau tanda kelelahan dan heart rate pasien.
  4. Mencuci tangan
D
. Fase terminasi
  1. Mengevaluasi tindakan
  2. Menyampaikan tindak lanjut
  3. Berpamitan
  4. Dokumentasi

G. Analisis tindakan
Berdasarkan pada jurnal latihan ROM pasif dan aktif yang dilakukan sedini
mungkin dapat mencegah perlengketan jaringan, menjaga elastisas otot,
menjaga konyraktilitas otot, serta mencegah pembentukan inflamasi dalam
rongga persendian (Anggriani, 2018).
H. Bahaya dilakukannya tindakan
1. Latihan ROM tidak boleh dilakukan apabila gerakan menggangu
penyembuhan proses cedera.
2. Idealnya latihan ini dilakukan sekali sehari.
3. Lakukan masing-masing gerakan sebanyak 10 hitungan, latihan dilakukan
dalam waktu 30 menit.
4. Mulai latihan secara perlahan, dan lakukan latihan secara bertahap.
5. Usahakan sampai mencapai gerakan penuh tetapi jangan memaksakan
gerakan.
6. Jangan memaksakan suatu gerakan pada pasien, gerakan hanya sampai
pada batas yang ditoleransi pasien.
7. Jaga supaya tungkai dan lengan, anggota badan menyokong seluruh
gerakan.
8. Hentikan latihan apabila pasien merasa nyeri, dan segera konsultasikan ke
tenaga kesehatan.
9. Dilakukan dengan pelan-pelan dan hati-hati dengan melihat
respon/keadaan pasien.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


Dukungan Mobilisasi (I.05173)
1. Identifikasi adanya keluhan fisik dan nyeri.
2. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
3. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
4. Anjurkan melakukan mobilisasi sederhana seperti duduk ditempat tidur.
5. Libatkan keluarga untuk membantu
J. Hasil Yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan
DS: - Tn. G mengatakan senang belajar ROM
-Pasien mengakatan bisa berjalan mandiri dengan rambatan tetapi
kaki kiri belum kuat seingga masih diseret
- Pasien mengatakan belum bisa memegang benda
- Pasien mengatakan semua keluarga peduli dan menyemangatinya.
DO: Pasien tampak kooperatif
- TD.160/110mmHg -N.86x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

K. Pada saat dilakukan semua dilakukan sesuai dengan SOP dari mencuci
tangan hingga mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan

L. Daftar pustaka / referensi


Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani, Roni. (2018). Pengaruh ROM (Range Of
Motion) Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke
Non Hemoragic. Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2.
Hermand, T. H. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi,
2015.2017. Jakarta : EGC.

Susanti, Difran Nobel Bistara. (2019). Pengaruh Range of Motion terhadap


Kekuatan Otot pada Pasien Stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional,
Vol. 4 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai