GEOGRAFI
KOMPETENSI GURU DAN RUANG LINGKUP
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Dra. Rosni, M.Pd
Oleh :
Kelompok 1
1. Ardiansyah
2. Dwi Sartika
3. Susi Lamria Sihombing
4. Yosia P.Sihombing
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan pada kelompok
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan dapat
bermanfaat bagi pembacanya. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan kami juga berterima kasih kepada
Dosen Pengampu yang memberikan kami kepercayaan dalam membuat makalah
ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang telah berkontruksi dalam pembuatan makalah ini.
Dan dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya,oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini bermanfaat untuk
masyarakat dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I....................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................3
C. Tujuan Masalah.............................................................................4
BAB II...................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................5
BAB III..................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................8
A.Kesimpulan....................................................................................8
B.Saran...............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai insan menjadi perhatian karena dalam peningkatan sumberdaya, manusia
menjadi dasar dari kehidupan dirinya. Tentunya keberhasilan membangun manusia sebagai insan
seutuhnya akan menentukan keberhasilan membangun manusia pada sisi lainnya, yaitu pelaku dalam
membangun diri dan lingkungannya. Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas sumberdaya manusia,
pendidikan dapat dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan sumberdaya manusia. Berkenaan
perbincangan pendidikan, dalam konteks ke Indonesiaan, maka hal tersebut identik dengan pendidikan
formal di sekolah yang paradigma, pendekatan, bentuk, pengelolaan, kurikulum dan manajemennya dari
pemerintah.
Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peran penting untuk
mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses belajarnya. Berkenaan dengan hal ini,
pemerintah menetapkan anggaran 20% dari APBN untuk kemajuan pendidikan. Sehingga negara
berharap guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan belajar siswa bisa menjadi seorang
profesional. Kata profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar
dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan tepat, sehingga dapat tercapai
tujuan pendidikan yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru malas,
misalnya menganggap silabus dan RPP terlalu konseptual, tidak terlalu relevan dengan kenyataan dalam
mengajar. Adanya ketidaksinkronan antara tuntutan profesionalisme guru dengan kenyataan, maka
seorang guru harus memahami tentang pembelajaran lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah “Kemampuan atau kecakapan”. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti “Kewenangan/Kekuasaan untuk menentukan (memutuskan
standar kompetensi sesuatu)”. Kompetensi tidak hanya terkait dengan kesuksesan seseorang dalam
menjalankan tugasnya, tetapi apakah ia juga berhasil bekerja sama dalam sebuah tim, sehingga tujuan
lembaganya tercapai sesuai harapan. Kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi,
tujuan lembaga hanya munngkin tercapai ketika individu dalam lembaga itu bekerja sebagai tim sesuai
standar yang diterapkan. Dari beberapa penjelasan mengenai kompetensi dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang
dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Ketiga aspek
kemampuan ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Kondisi fisik dan mental serta spiritual
seseorang besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja seseorang, maka tiga aspek ini harus dijaga
pula sesuai standar yang disepakati.
Sedangkan guru, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti seseorang yang memiliki
profesi mengajar. Sedangkan di dalam bahasa Arab guru bisa disebut dengan Al – Mudarris yang dapat
diartikan sebagai seseorang yang mengajar atau memberikan pengajaran. Dalam bahasa Jawa guru
adalah menunjuk pada seseorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan
masyarakatnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan
diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru harus ditiru, artinya seorang guru harus
menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru atau
pendidik adalah, setiap orang yang memiliki pengtahuan keguruan, memiliki ketrampilan yang dengan
sengaja mempengaruhi orang lain dan memikul pertanggungjawaban untuk mendidik dengan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
5
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang
berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan
ketrampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi
di peroleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan
spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme. Guru adalah profesi yang ditandai dengan dimilikinya suatu kompetensi, guru yang
berkompetensi adalah seorang yang memiliki ketrampilan serta kemampuan sebagai guru dalam
melaksanakan tugasnya. Kompetensi guru merupakan suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan
untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Kompetensi guru akan mengantarkannya menjadi guru profesional yang diidamkan oleh anak didik.
Seseorang memiliki bidang keahlian jika ia memiliki kompetensi ilmu yang memadai dan mendalam.
Kompetensi ilmu akan melahirkan kompetensi moral karena ilmu dan moral adalah dua sisi yang tidak
bisa dipisahkan. Mengingat sebuah kalimat bijak, “Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah”, tidak ada
manfaatnya bagi diri sendiri. “Ilmu tanpa amal seperti lebah tanpa madu”, selain tidak ada manfaatnya,
juga berbahaya karena berpotensi menyakiti orang lain dengan ilmunya.
6
2. Menguasai teori belajar dan 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran prinsip-prinsip pembelajaran yang
yang mendidik. mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
7
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional
dalam pembelajaran yang diampu sesuai
dengan situasi yang berkembang.
8
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
8. Menyelenggarakan penilaian 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan
dan evaluasi proses dan hasil evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
belajar. dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan
hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan
berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
norma agama, hukum, sosial, membedakan keyakinan yang dianut,
dan kebudayaan nasional suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
Indonesia. gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama
yang dianut, hukum dan sosial yang
berlaku dalam masyarakat, dan
kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.
12. Menampilkan diri sebagai 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
pribadi yang jujur, berakhlak 12.2 Berperilaku yang mencerminkan
mulia, dan teladan bagi ketakwaan dan akhlak mulia.
peserta didik dan masyarakat. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladan oleh
peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
13. Menampilkan diri sebagai 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
pribadi yang mantap, stabil, mantap dan stabil.
dewasa, arif, dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.
14. Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
tanggung jawab yang tinggi, jawab yang tinggi.
rasa bangga menjadi guru, 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada
dan rasa percaya diri. diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.
15. Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik
profesi guru.
Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak peserta didik, teman sejawat dan
diskriminatif karena lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pertimbangan jenis kelamin, pembelajaran.
agama, ras, kondisi fisik, latar 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
belakang keluarga, dan status peserta didik, teman sejawat, orang tua
sosial ekonomi. peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial-ekonomi.
10
11
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat
empatik, dan santun dengan dan komunitas ilmiah lainnya secara
sesama pendidik, tenaga santun, empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta
didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.
Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
21. Menguasai standar 21.1 Memahami standar kompetensi mata
kompetensi dan kompetensi pelajaran yang diampu.
dasar mata pelajaran yang 21.2 Memahami kompetensi dasar mata
diampu. pelajaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu.
12
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu
secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS
baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.
1
C. Pengertian Perencanaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses, cara,
perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar Sementara Bintoro Cokroamijoyo
menyebut perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan secara sistematis yang akan
dilakukan utuk mencapai tujuan tertentu. Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah
sebuah proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Sedang
Hamzah B. Uno menjelaskan perencanaan sebagai suatu cara yang memuaskan untuk membuat
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah dengan
mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Salah satu pengertian
pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat
peristiwa -peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang
bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan
mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal
harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses
internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.
2
bahan ajar, memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran, memilih dan mengembangkan
media/sumber belajar, dan mengembangkan instrumen penilaian.
Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong
penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-
teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan dari sumber-
sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem
pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan
mengacu pada sistem perencanaan itu.
3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang
senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran
dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
3
D. Komponen Perencanaan Pembelajaran
Menurut buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar karya Syaiful Bahri Djamarah &
Aswan Zain komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari:
a) Tujuan (Objective)
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan
dalam pembelajaran merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran
lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan
elat evaluasi.
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.
Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan
disampaikannya pada anak didik.
c) Metode (Method)
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode-metode mengajar mencakup:
1) Metode Proyek; yaitu cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara
keseluruhan dan bermakna.
3) Metode Tugas dan Resitasi; yaitu metode penyajian bahan di mana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
4
5) Metode Sosiodrama; yaitu mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah sosial.
8) Metode Karya Wisata; yaitu mengajak siswa belajar keluar sekolah, untuk meninjau
tempat tertentu atau objek yang lain.
9) Metode Tanya Jawab; yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
10) Metode Latihan; yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu.
11) Metode Ceramah; yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan
atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
d) Alat (Media)
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Misalnya: bagan, grafik, komputer, OHP, dan lain-lain.
e) Evaluasi (Evaluation)
5
E. Cakupan dan Urgensi Perencanaan Pembelajaran
6
4. Menentukan skala prioritas. Dalam rumusan indikator terdapat penialian yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru ketika menilai suatu mata pelajaran, bisa
memprioritaskan salah satu ranah tersebut.
5. Menentukan standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja, sasaran, dan
kegiatan usahannya. Hasil dari penentuan ini, adalah deskripsi kekurangan yang ada,
konsekuensi-konsekuensinya,dan rekomendasi untuk perbaikan.
7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peran penting
untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses belajarnya. Berkenaan dengan hal
ini, pemerintah menetapkan anggaran 20% dari APBN untuk kemajuan pendidikan. Sehingga
negara berharap guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan belajar siswa bisa menjadi
seorang profesional. Kata profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan
pembelajaran agar dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan
tepat, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Perencanaan
pembelajaran adalah suatu dokumen rasional yang disusun berdasarkan hasil analisis sistematis
tentang perkembangan peserta didik dengan tujuan agar pembelajaran lebih efektif dan efisien
sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa-siswi dan masyarakat. Perencanaan pembelajaran adalah
proses menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri atas kegiatan memilih
dan menetapkan standar kompetensi (SK), memilih dan menetapkan kompetensi dasar (KD),
mengembangkan indikator, memilih dan mengembangkan bahan ajar, memilih dan
mengembangkan strategi pembelajaran, memilih dan mengembangkan media/sumber belajar,
dan mengembangkan instrumen penilaian.
B.Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini.kami juga menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Kami berharap pembahasan makalah ini bisa
menjadi tambahan wawasan bagi pembaca dan bernniat untuk bisa melakukan perbaikan pada
beberapa masalah yang terjadi pada pendidikan dan para Guru sehingga tercipta Output
pendidikan yang berkualitas.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10