Anda di halaman 1dari 9

Cerminan Hati Al-Insan

Senin, 25 Juni 2012

Oksidasi Biologi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Seperti yang telah diketahui bahwa makhluk hidup memerlukan energy yang digunakan
untuk pergerakan, pertumbuhan, sintesis biomolekul serta transport ion melintasi membrane
sel. Organisme akan menggunakan energy tersebut secara efisien untuk proses hidup. Dalam
rangka untuk menghasilkan energy, karbohidrat, lipid, asam amino dengan melalui jalur
metabolism yang berbeda akan dipecah dan menghasilkan sejumlah molekul pembawa
energy yang selanjutnya melalui proses oksidasi biologi.
Senyawa pembawa energy digolongkan menjadi 2, yaitu 1) low energy phosphates-ADP,
AMP, glukosa-1 phosphate- yang bertugas menangkap energy bebas dan high energy
phosphates (HEP)–kreatin fosfat, ATP, karbamoil fosfat, GTP, fosfoenol piruvat dan CTP-
yang membawa energy tinggi untuk diberikan kepada reaksi biokimia. Terdapat tiga sumber
utama senyawa HEP dalam konsevasi energy yaitu dari 1) proses glikolisis, 2) siklus asam
sitrat, dan 3) fosforilasi oksidatif.
NADH yang merupakan hasil dari siklus Krebs yang terjadi dalam mitokondria akan
digunakan dalam reaksi reduksi untuk menghasilkan ATP yang merupakan molekul
pembawa energy melalui proses fosforilasi oksidatif. Banyak manifestasi berkaitan dengan
adanya radikal bebas yang merupakan hasil dari proses oksidasi biologi seperti penuaan dini,
keganasan, namun mekanisme perjalanan penyakit tersebut masih sulit untuk dijelaskan.

B.    Kajian Perpustakaan


1.    Definisi
Secara kimiawi, oksidasi di definisikan sebagai pengeluaran electron dan reduksi sebagai
penangkapan electron, sebagaimana di lukiskan oleh oksidasi ion fero menjadi feri e
(elektron) Fe 2+ ¬ Fe3+ Dengan demikian, oksidasi selalu disertai reduksi aseptor electron.
Prinsip ini osidasi – reduksi ini berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan konsep
penting yang melandasi pemahaman sifat oksidasi biologi. kita ketahui bahwa banyak
oksidasi biologi dapat berlangsung tanpa peran serta molekul oksigen, misalnya :
dehidrogenasi.
Hukum termodinamika I dan II Kaidah pertama termodinamika:
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total
sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi
perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat
dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi
kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya.
Kaidah kedua termodinamika: Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus
meningkat bila proses ingin berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau
keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem
mendekati keadaan seimbang yang sejati.
Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG)
pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi (ΔS), diungkapkan dalam
persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan:
ΔH adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.
Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang lebih sama dengan ΔE, perubahan
total energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan dengan persamaan:
ΔG = ΔE – TΔS
Jika ΔG bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas (reaksi
eksergonik). Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai selesai dan tidak
bisa membalik (irreversibel).
Jika ΔG bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi
endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk terjadi
reaksi. Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi
Untuk mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan energi
bebas dari lingkungannya. Organisme autotrofik melakukan metabolisme dengan proses
eksergonik sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi cahaya  Fe3+.
Sebaliknyamatahari, bakteri tertentu menggunakan reaksi Fe2+  organisme heterotrofik,
memperoleh energi bebasnya dengan melakukan metabolisme yaitu pemecahan molekul
organik kompleks. Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas
dari proses eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang
mengandung adenin, ribosa dan 3 gugus fosfat.
Ada 3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi.
a)    Fosforilasi oksidatif Fosforilasi oksidatif adalah sumberterbesar dalam organisme
aerobik. Energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di
dalam mitokondria dengan menggunakan oksigen.
b)    Glikolisis Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua yang terjadi akibat
pembentukan laktat
c)    Siklus asam sitrat Dalam siklus asam sitrat satu
2.    Enzim Yang Terlibat Dalam Proses Oksidasi Dan Reduksi Dinamakan Oksidoreduktase
Dalam uraian berikut, enzim oksidoreduktase dipilah menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Enzim
okidase 2. Dehidrogenase 3. Hidroperoksidase 4. Oksigenase
3.    Enzim Oksidase Menggunakan Oksigen Sebagai Akseptor Hidrogen
Enzim oksidase mengatalisis pengeluaran hydrogen dari substrat dengan menggunakan
oksigen sebagai akseptor hidrogennya. Enzim-enzim tersebut membetuk air atau hydrogen
peroksida sebagai produk reaksi. Sebagi Oksidase Mengandung Tembaga Sitokrom oksidase
merupakan hemoprotein yang tersebar luas dalam banyak jaringan, dengan gugus prostetik
heme yang secara khas ditemukan dalam mioglobin, hemoglobin, serta sitrokom lain. Enzim
ini merupakan komponem terakhir pada rantai pembawa (carrier) respiratorik yang
ditemukan dalam mitokondria dan dengan demikian bertanggung jawab atas reaksi
pemindahan elektron yang dihasilkan dari oksidasi molekul substrat oleh dehidrogenase
kepada akseptornya yang terakhir, yaitu oksigen. Gas karbon monoksida, sianida, dan
hydrogen sulfide merupakan racun bagi enzim sitokrom oksidase. Sifat yang berlainan
sehubungan dengan efek karbon monoksida serta sianida. Penelitian yang lebih mutakhir
menunjukkan bahwa kedua sitokrom tersebut bergabung dengan sebuah protein tunggal, dan
kompleks tersebut dikenal sebagai sitokrom.
Oksidase Lain Merupakan Flavoprotein Enzim flavoprotein memiliki flavin mononukleotida
(FMN) atau flavin adenin dinukleotida (FAD) sebagai gugus prostetiknya. FMN dan FAD
biasanya terikat erat-tetapi tidak secara kovalen dengan masing-masing protein
apoenzimnya.banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih logam sebagai
kofaktoresensial dan dikenal dengan nama metaloflavoprotein. Enzim yang termasuk
kedalam kelompok enzim oksidase ini mencakup oksidase asam L-amino, suatu enzim terikat
–FMN yang ditemukan dalam ginjal dengan spesifisitas umum untuk deaminasi oksidatif
asam L-amino yang terdapat dialam.
Enzim xantin oksidase tersebar luas dan terdapat didalam susu,usus halus, ginjal, serta hati.
Enzim ini mengandung molibdenum dan mempunyai peranan penting dalam konversi basa
purin menjadi asam urat sebagai produk nitrogenosa akhir utama, bukan saja dari
metabolisme purin, tetapi juga dari katabolisme protein dan asam amino.Aldehid
dehidrogenase merupakan enzim terikat-FAD yang terdapat didalam hati mamalia. Enzim ini
merupakan metaloflavoprotein yang mengandung molibdenum serta besi nonheme dan
bekerja pada senyawa aldehid serta substret N-heterosiklik.
Mekanisme oksidase dan reduksi semua enzim ini bersifat sangat kompleks.meskipun
demikian, bukti-bukti menunjukkan bahwa reduksi cincin isoaloksazin berlangsung dalam 2
yahap lewat intermediat.
4.    Dehidrogenase Tidak Dapat Menggunakan Oksigen Sebagai Akseptor Hidrogen
Ada sejumlah besar enzim didalam kelompok ini. Enzim-enzim tersebut melaksanakan 2
fungsi utama: 1. pemindahan hidrogen dari substrat yang satu kepada substrat yang lain
dalam reksi oksidasi-reduksi berpasangan . enzi dehidrogenase ini bersifat sangat spesifik
untuk substratnya, tetapi sering memakai koenzim atau pembawa hidrogen yang sama seperti
enzim dehidrogenase lain, misal, NAD. Karena reaksi berlangsung reversibel, sifat-sifat ini
memudahkan senyawa ekuivalen preduksi dipindahkan secara bebas didalam sel. 2. sebagai
komponem dalam rantai respirasi pengangkutan elektron dari substrat ke oksigen.
5.    Enzim Hidroperoksidase Menggunakan Hidrogen Peroksida Atau Peroksida Organik
Sebagai Substrat
Ada dua tipe enzim yang masuk ke dalam kategori ini : peroksidase dan katalase. Kedua tipe
enzim ini ditemukan baik pada hewan maupun tumbuhan. Enzim hidroperoksidase
melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan
senyawa peroksida dapat menghasilkanradikal bebas yang selanjutnya akan merusak
membran sel dan keungkinan menimbulkan penyakit kanker serta aterosklerosis. 
6.    Enzim Oksigenase Mengatalisis Pemindahan Langsung Dan Inkorporasi Oksigen Ke
Dalam Molekul Substrat
Enzim oksigenase lebih berhubungan dengan sintesis atau penguraian berbagai tipe metabolit
dibandingkan mengambil bagian dalam reaksi yang bertujuan memberikan enegi pada sel.
Enzim-enzim dlam kelompok ini mengatalisis inkorporasi (penyatuan) oksigen kedalam
molekul substrat.peristiwa ini berlangsung melalui 2 tahap :
1.    pengikatan oksigen dengan enzim pada tapak aktif,
2.    reaksi saat oksigen yang terikat direduksi atau dipindahkan kepada substrat.
7.    Rantai Respirasi Dan Fosforilasi Oksidatif
Mitokondria telah mendapatkan nama yang tepat sebagai “pusat tenaga”sel karena di dalam
organel inilah berlangsung seagaian besar peristiwa penangkapan energy yang berasal dari
oksidasi respiratorik, system daam mitokondria yang memasangkan respirasi dengan proses
pembentukan intermediate berenergi tinggi, ATP di sebut Fosforilasi Oksidatif.
1.    Sejumlah Enzim Spesifik bertindak sebagai penanda bagi kompartemen yang dipisahkan
oleh membran Mitokondria Mitokondra mempunyai membran eksterna yang bersifat
permeabel terhadap sebagian besar Metabolit, membran eksterna yang permeabilitas nya
selektif serta tersusun dalam bentuk lipatan atau Krista, serta matriks di dalam membran
interna tersebut. Membran eksterna dapat di hilangkan melalui reaksi dengan digitonin dan
dikarakterisasi oleh keberadaan monoamine oksidase, asil – koA sintetase, gliserofosfat
asiltransferase, serta fosfolipase A 2. Adenilkinase dan keratin kinase ditemukan dalam ruang
antar membran. Fosfolipid kardiolipid teronsentrasi di dalam merman interna.
2.    Rantai Respirasi Mengumpul Dan mengoksidasi Sejumlah Zat Ekvalen Pereduksi.
Semua energy bermanfaat yang di bebaskan selama oksidasi asam lemak serta asam amino,
dan hampir seluruh energy yang di lepaskan dari oksidasi karbohidratterdapat di dalam
mitokondria sebagai unsure ekivalen pereduksi (-H atau electron). Mitokondria mengandung
seri katalisator yang dikenal sebagai rantai respirasi. Yang mengumpulkan, Mengangkut
unsure ekivalen pereduksi dan mengarahkan kepada reaksi dengan oksigen untuk membentuk
air. Yang juga terdapat dalam mitokondria adalah rangkaian mesin untuk menangkap energy
bebas yang di lepas sebagai fosfat berenergi tinggi. Mitokondria juga mengandung berbagai
system enzim yang memang pada dasarnya bertanggaung jawab memproduksi sebagian besar
unsure ekuivalen pereduksi , yaitu enzim – enzim β – oksidasi dan siklus asam sitrat. Siklus
asam sitrat merupakan metabolism umum terakhir untuk oksidasi semua bahan mekanan
utama. Rantai respirasi dalam mitokondria terdiri atas sejumlah pembawa (carier) redoks
yang berjalan dari system dehidrogenase spesifik NAD, lewat semua substrat berhubungan
dengan rantai respirasi melalui dehidrogenase spesifik NAD; sebagian substrat karena
potensial redoksnya lebih positif (missal, fumarat/suksinat) berhubungan langsungdengan
protein flavoprotein dehidrogenase, yang pada giliranya akan berhubungan dengan enzim
sitikrom pada rantai respirasi. Telah jelas bahwa terdapat sesuatu pembawa tambahan dalam
rantai respirasi yang merangkaikan flavoprotein ke sitokrom b, anggota rantai sitokrom yang
memiliki potensial redoks paling rendah. Zat ini yang di namakan ubikuinon atau Q (koenzim
Q) terdapat di dalam mitokondria dalam bentuk kuinon teroksidasi pada keadaan aerob dan
dalam bentuk kuinon tereduksi pada keadaan anaerob. Q merupakan konstituen lipid
mitokondria: lipit lipit iterutama terdapat dalam bentuk fosfolipit yang menjadi bagian
mitokondria. Di dalam kloroplas. Semua zat ini dicirikan oleh rantai sampai piliisoprenoid.
Didalam mitokondria, Q terdapat dalam jumlah sitoikimetrik berlebihan jauh lebih besar
disbanding anggota lain respirasi, hal ini sesuai dengan fungsi Q yang bekerja sebagai
komponen mobil rantai respirasi yang mengumpulkan unsure ekivalen pereduksi kompleks
flavoprotein yang lebih terfiksasi dan mengantarkan kepada sitokrom. Komponen tambahan
yang ditemukan dalam sediaan rantai respirasi adalah protein besi – sulfur (FeS ; besi
nonhem) Unsur ini berikatan dengan flavonprotein (metaloplavoprotein) dan dengan
sitokrom b. sulfur dan za besi dianggap berperan dalam mekanisme oksidoreduksi antara
flavin dengan Q yang melibatkan perubahan pada hanya satu e’ tunggal dengan atom besi
menjalani oksidoreduksi antara Fe2+ dan Fe3+.enzim dehidrogenase menganalisis proses
perpindahan electron dari substrat kepada NAD rantai tersebut. Terdapat beberapa perbedaan
dalam menyelenggarakan proses ini asam α – ketopiruvat keteloglutara ,mempunyai system
dehidrogenase kompleks yang melibatkan lipoat dan FAD, sebelum electron dipindah kepada
NAD rantai respirasi. Pemindahan electron dari enzim dehidrogenase lain seperti L(+)-3-
hidroksiasil-KoA. D(-)-3-hidrosibutirat, prolin, glutamat, malat dan isositrat dehidrogenase
berPasangan langsung dengan NAD ‘pada rantai respirasi. NADH (reduksi) pada rantai
respirasi selanjutnya diksidasidasikan oleh enzim metaloflavoprotein – NADH
dehidrogenase. Enzim ini mengandung FeS dan FMN, terikat erat pada rantai respirasi dan
menghantarkan unsure ekivalen pereduksi kepada Q. Q juga merupakan titik pengumpulan
dalam rantai respirasi bagi unsur – unsur ekivalen pereduksi yang berasal dari substrat lain
yang berikatan langsung dengan rantai respirasi lewat enzim flavoprotein dehodrogenase.
Substrat ini mencangkup suksinat, kolin, gliserol 3-fosfat, sarkosin, dimetiglisi, dan asil –
KoA. Moietas (moiety) flavin semua enzim dehidrogenase ini adalah FAD. Elektron
mengalir dari Q, melalui rangkaian sitokrom yang terlihat dalam ke molekul oksigen.
Sitokrom tersusun dalam urutan poensial redoks yang meningkat. Gugus terminal sitokrom
aa3 (sitokrom oksidase) bertanggung jawab atas penggabungan terakhir sejumlah unsu
ekivalen pereduksi dengan molekul oksigen. System enzim ini ternyata mengandung
tembaga, suatu komponen yang ditemukan dalam beberapa enzim oksidase.
3.    Rantai respirasi menyediakan sebagian besar energy yang di tangkap di dalam
metabolisme ADP merupakan molekul yang ditangkap sebagian energy bebas dalam bentuk
fosfat berenergi tinggi, yang di lepas oleh proses katabolisme. ATP yang dihasilkan akan
menghanarkan energi. Jadi, ATP dapat disebut sebagai “penukar” energy pada sel. Pada
reaksi glikolisis , terjadi pengambilan netto langsung dan gugus fosfat berenergi tinggi , yang
setara dengan kurang lebih 103,2 kj/mol glukosa. (secara invivo, ΔG untuk sintesis ATP dari
ADP telah dihitung sebesar kurang lebih 51,6 kj/mol sehingga memungkinkan terdapatnya
reaktan dalam konsentrasi aktualdi dalam sel. Nilai ini lebih besar dari pada nilai ΔG0 untuk
hidrolisis ATP yang diperoleh dibawah konsentrasi standart 1,0 mol/L). karena 1 mol glukosa
menghasilkan kurang lebih 2870 kj pada pembakaran sempurna, energy kyang ditangkap
fosforilasi dalam proses glikolisis hana sedikit. Berbagai reaksi pada asam simsus asam sitrat
pada lintasan terakhir untuk oksidasi lengkap glukosa mencangkup satu tahap fosforilasi,
yaitu perubahan suksionil Ko-A menjadi suksinat kyang memungkinkan penangkapan
tambahan hanya dua fosfat berenergi tinggi permol glukosa. Semua reaksi fosforilasi yang di
uraikan terjadi pada tngkat substrat. Pemeriksaan terhadap mitokondria utuh yang melakukan
respirasi mengungkap bahwa kalau substrat teroksidasi lewat enzim dehidrogenase yang
terikat NAD dan rantai respirasi, kurang lebih 3 mol fosfat anorganik dan akan
diinkorporasikan ke dalam 3 mol ADP untuk membentuk 3 mol ATP per mol O₂ yang di
komsusi, yaitu rasio P : Oksidasi = 3.  Sebaliknya kalau substrat dioksidasi melalui
dehidrogenase yang terikat flavoprotein , hanya 2 mol ATP yang terbentuk , yaitu P :
Oksidasi = 2. Kontrol Respiratorik Menjamn Pasokan ATP Yang Konstan Laju respiratorik
mitokondria dapat dikontrol oleh konsentrasi ADP. Hal ini terjadi karena terjadi oksidasi dan
fosforilasi berpasangan secara erat dengan kata lain, oksidasi tidak dapat berlangsung lewat
ranotai respirasi bila pada saat yang bersamaan tidak terjadi berlangsung lewat rantai respirasi
bila pada saat yang bersamaan tidak terjadi fosorilasi ADP. Chance dan wiliams
menyebutkan 5 keadaan yang dapat mengontrol laju respirasi dalam mitokondria. Umumnya,
kebanyakan sel dalam kondisi istirahat berada dalam status 4 dan respirasi di control oleh
ketersediaan ADP. Jika kita menyelenggarakan kerja, ATP di ubah menjadi ADP. Jika kita
menylenggarakan kerja, ATP diubah menjadi ADP ehingga memungkinkan terjadinya lebih
banyak resprasi yang pada gilirannya akan memperbaharui persimpanan ATP. Dalam kondisi
terentu akan terlihat bahwa konsentrasi fsfat anorganik dapat pula mempengaruhi kecepatan
kerja rantai respirasi. Dengan semakan meningkatnya respirasi (seperti terjadinya pada saat
olahraga), sel akan mendekati status 3 atau 5 jika kapasitas antai respirasi menjadi jenuh atau
jika PO₂ turun dibawah nilai Km untuk sitokrom a₃. terdapatpula kemungkinan bahwa
pengangkut ADP/ATP yangmemudahkan pemasukan ADP sitosol ke dalam dan ATP ke luar
mitokondria, menjadi suatu penentu kecepatan respirasi mitokondria.
4.    Banyak racun menghambat rantai respirasi Sebagian besar informasi tantang rantai
respirasi diperoleh dari penggunaan inhibitor, dan sebaliknya, hal ini telah memberi
pengetahan mengenai mekanisme kerja beberapa jenis racun . untuk tujuan deskriptif,
inhibitor dapat dibagi menjadi inhibitor untuk rantai respirasi sendiri, inhibitor fosforilasi
oksidatif, pemutus pasangan fosforilasi oksidatif. Inhibitor yang menghentikan respirasi
dengan menyekat rantai respirasi berkerja pada tiga tempat. Tempat pertaa dihamba oleh
olongan barbiturat seperti amobarbitual, anti biotic pirisidin A, dan intektisida serta racun
ikan rotenon. Semua inhibitor ini mencegah oksidasi substrat yang berhubungan langsung
dengan rantai respirasi lewat enzim dehidrogenaseterikat NAD, dengan menyekat
pemindahan dari FeS ke Q. dalam takaran yang cukup, pemberian inhibitor ini secara in vivo
akan berakibat fatal. Dimerkaprol dan antimisi A menghambat rantai respirasi antara stokrom
b dan sitokrom c. racun klasik seperti H₂S, karbon monoksida serta sianida menghambat
sitokrom oksidase dengan demikian dapat menghentikan respirasi secara total. Karboksin dan
TCA secara spesifik menghambat dehidrogenase ke Q, sedangkan manolat merupakan
inhibitor kompentitif enzim suksinat dehidrogenase. Anti biotic oligomisin menyebabkan
penyekatan (blockade) seluruhproses oksidasi dan fosforilasi dalam mitokondria utuh.
Pemutusan pasangan (uncoupler) bekerja memisahkan proses oksidasi dalam rantai respirasi
dari proses fosforilasi, dan hal ini dapat menjelaskan kerja toksik senyawa – senyawa in vivo.
Pemisah kedua proses tersebut akan membuat respirasi tidak terkontrol karena konsentrasi
ADP atau P₁ tidak lagi membatasi laju respirasi. Preparat pemutus pasangan yang paling
sering di gunakan adalah 2,4 dinitrofenol, tetapi juga ada beberapa senyawa lain yang bekerja
dengan cara serupa, yaitu dinitrofenol, tetapi juga ada beberapa senyawa lain yang bekerja
dengan cara serupa, yaitu dinitrokresol, petakklofenol dan CCCP (in – klorokarbonil sianida
fenilhidrazon). Senyawa terakhir ini dimiliki keaktifan sekitar 100 kali lebih besar dari pada
keaktifan dinitrofenol.
5.    Enzim ATP Sintase Yang Terletak Pada Membran Membentuk ATP Selisih potensial
elektro kimia digunakan untuk menggerakkan enzim ATP sintase dimembran yang akan
membentuk ATP pada adanya P1 + ADP dengan demikian tidak ada intermediate berenergi
tinggi yang digunakan bersama, baik oleh proses oksidasi maupun fosforilasi seperti di
syaratkan dalam hipotesis kimiawi. Tersebar pada permukaan membran interna adalah
kompleks yang melaksanakan fosforilasi dan bertanggung jawab atas produksi ATP.
C.    Harapan
Dari pembelajaran kita mengenai Oksidasi Biologi ini, maka penulis mengharapkan agar kita
semua mengetahui bagaimanakah oksidasi biologi dan hal-hal yang berkaitan dengan
oksidasi biologi tersebut. Dan dengan mempelajari hal ini, maka penulis mengharapkan agar
kita bisa menggunakan oksidasi biologi ini dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kondisi Awal


Ketika seseorang mengalami kekurangan oksigen, maka hal pertama yang akan di alami yaitu
:
•    Mudah lelah dan lesu
•    Daya tahan tubuh melemah
•    Daya ingat menurun

B.    Tindak Lanjut


1.    Agar tidak mudah lelah dan lesu
-    •    Atur pola makan Anda. Kebiasaan makan memainkan peran penting sebaik apa tubuh
kita berfungsi pada setiap tingkatan
-    •    Sarapan. Penelitian menunjukkan seseorang yang sarapan akan merasa lebih baik, baik
secara mental dan fisik daripada yang tidak sarapan
-    •    Makan setiap tiga sampai empat jam sekali. Dengan memakan tiga makanan dengan
jumlah sedikit dan dua camilan sepanjang hari dapat menjaga kadar gula darah dan tingkat
energi untuk tetap stabil sepanjang hari
-    •    Makanlah lebih banyak serat. Serat akan masuk ke dalam aliran darah Anda dengan
lambat dan tenang, sehingga akan membuat energi Anda tetap terjaga
-    •    Banyak minum. Air dapat meningkatkan fungsi utama darah dan cairan tubuh lainnya,
dan bahkan dehidrasi ringan dapat menyebabkan darah mengental, membuat jantung
memompa lebih keras sehingga menyebabkan kelelahan.
•    -    •    Ambilah nafas panjang. Konon, dengan banyak mengambil napas panjang saat
menghadapi persoalan, dapat melancarkan peredaran darah dan membantu kita berpikir
jernih.
•    -    •    Tidur atau beristirahatlah walaupun pekerjaan Anda banyak. Memberikan
kesempatan tubuh Anda beristirahat, sambil mengumpulkan energi untuk menyelesaikan
pekerjaan yang tersisisa.
2.    Meningkatkan daya tahan tubuh yang melemah
•    Hidup serasi dengan alam
•    Minum air putih (air mineral murni) minimal 2 liter per hari
•    Konsumsi makanan yang bergizi baik dan seimbang
•    Memperoleh cukup sinar matahari pagi dan udara yang bersih dan segar
•    olahraga yang teratur dan terukur
•    bekerja dan istirahat dengan seimbang, biasakan tidur teratur 7-8 jam di malam hari
•    mengendalikan emosi dan stress.
•    Menghindari alkohol, rokok dan narkoba.
3.    Meningkatkan daya ingat
•    Perhatian.
•    Gunakan seluruh panca indera anda.
•    Hubungkan dengan sesuatu.
•    Antusialah dalam melakukan sesuatu.
•    Ulangi, ulangi dan ulangi apa yang ingin anda ingat.
•    Olah ragalah yang cukup.
•    Kendalikan stress anda.
•    Tidurlah yang cukup.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.    Reaksi berlangsung spontan bila terjadi pelepasan energi bebas (tG negatif) yaitu reaksi
tersebut bersifat eksergonik, dan jika tG positif, reaksi hanya berlangsung bila diperoleh
energi bebas, reaksi ini bersifat endergonik.
2.    ATP adalah zat perantara penukar energi bebas, yang merangkaikan proses-proses yang
bersifat eksergonik dengan proses-proses yang bersifat endergonik.
3.    Enzym oksidase dan dehidrogenase memiliki peran utama dalam proses rantai
pernapasan.
4.    Komplek-komplek enzym dalam rantai pernapasan menggunakan potensial energi dari
gradien proton untuk mensintesa ATP dari ADP dan Pi. Dengan demikian jelas terlihat
bahwa rangkaian reaksi oksidasi terangkai erat dengan fosforilasi.
5.    Terdapat sejumlah senyawa kimia yang dapat menghambat rangkaian reaksi oksidasi dan
peristiwa fosforilasi atau memutus rangkaian oksidasi dan fosforilasi. 6. Terdapat protein
pengangkut khusus untuk perlintasan beberapa ion dan metabolit pada membran mitokondria.

B.    Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap
belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul
serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami
hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000.
Davis S.P., 1985, prinsip-prinsip biokimia, Jakarta (BU II)
Gernida, 1996, Biokimia, Gramedia, jakarta (BA II) 
Lehninger A, Nelson D, Cox M M. Principles of Biochemistry 2nd 1993

Diposkan oleh Cerminan Hati Al-Insan di 10.42

Anda mungkin juga menyukai