Anda di halaman 1dari 7

Medan Magnet

Medan magnet adalah suatu daerah di sekitar magnet di mana masih ada pengaruh gaya magnet.

Adanya medan magnet ini dapat kita tunjukkan dengan menggunakan serbuk besi dan dapat pula menggunakan
kompas.
1. Letakkan sebuah magnet batang.
2. Di atas magnet tersebut, letakkan sehelai kertas putih (misal kertas karton).
3. Taburkan serbuk besi merata di atas kertas itu.
4. Kemudian ketuk-ketuk kertas itu beberapa kali.
Perhatikan dengan cermat bagaimana letak serbuk besi. Ternyata serbuk besi akan membentuk pola seperti
Gambar di bawah ini.

Apabila kita perhatikan Gambar di atas. Serbuk besi terlihat mengikuti suatu pola yang
berbentuk seperti Gambar di bawah ini.

Garis-garis yang terletak pada Gambar tersebut di atas disebut garis-garis gaya magnet.

Pengertian garis gaya magnet


Berdasarkan pengamatan Gambar di atas, maka dapat diambil kesimpulan tentang garis gaya magnet.
1. Garis gaya magnet adalah arah medan magnet yang berupa garis-garis yang menghubungkan kutub-kutub
magnet.
2. Garis gaya magnet memiliki arah meninggalkan kutub utara dan menuju kutub selatan.
3. Garis gaya magnet selalu tidak berpotongan.
4. Tempat di mana garis gayanya rapat maka menunjukkan bahwa medan magnetnya juga kuat begitu pula
sebaliknya.
Perhatikan gambar berikut

Bumi adalah magnet raksasa

Mengapa ujung jarum kompas yang berhuruf "U" selalu menunjuk ke arah
utara? Jawabannya adalah karena bumi itu sendiri adalah sebuah "magnet".
Kutub utara bumi dapat dianggap sebagai kutub selatan magnet bumi,
sedangkan kutub selatan bumi dapat dianggap sebagai kutub utara magnet
bumi. Itulah sebabnya ujung utara jarum kompas selalu menunjuk ke arah
utara.

Jika kamu menaburkan serbuk besi di atas sebuah magnet maka serbuk besi
akan menyusun dirinya mengikuti bentuk medan magnet. Medan magnet ini
serupa dengan medan magnet yang mengelilingi bumi. Bersyukurlah karena
ada medan magnet bumi yang melindungi kita dari partikel dan gelombang
yang berbahaya.

 teori dinamo yang juga menjelaskan tentang kemagnetan bumi, lho. Pada teori ini, inti luar bumi yang bersifat
cair mengandung arus listrik. Nah, sejumlah muatan listrik tersebut lalu berputar mengelilingi sumbunya dan
menghasilkan medan magnet. Kebayang nggak, nih? Kalau masih bingung, coba deh kamu perhatikan gambar
berikut ini.

Struktur bumi tersusun dari beberapa lapisan, yaitu inti bumi, mantel bumi, dan kerak bumi. Inti bumi terbagi
menjadi dua, yaitu inti dalam yang bersifat padat dan inti luar yang bersifat cair. Ketika bumi berotasi, partikel
bermuatan listrik dalam cairan inti luar bumi ikut bergerak dan menghasilkan medan magnet.

Nah, kembali ke persoalan jarum kompas tadi. Karena bumi bersifat magnetik, maka timbul gaya tarik menarik
antara magnet bumi dengan jarum kompas, akibatnya kompas selalu menunjukan arah utara dan selatan.
Ketika menggunakan kompas, coba kalian perhatiin lebih detail deh. Kok kayaknya ada yang aneh ya?
Ternyata, jarum utara kompas nggak menunjuk tepat ke arah utara lho. Ada penyimpangan pada jarum kompas
tersebut yang membentuk sudut bernama sudut deklinasi. Hmm… lalu apa itu sudut deklinasi?

Sudut deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan arah utara
magnet/selatan geografis. Sudut deklinasi akan bernilai positif jika kutub utara kompas menyimpang ke timur
dan bernilai negatif jika kutub utara kompas menyimpang ke barat. Misalnya, suatu objek yang berada di atas
kutub utara memiliki sudut deklinasi +90°, sedangkan jika objek berada di atas kutub selatan maka sudut
deklinasinya -90°.

Selain terdapat sudut deklinasi, ternyata ada juga penyimpangan jarum kompas lainnya seperti gambar di
bawah.

Kalian tahu nggak, kenapa sih kedudukan jarum kompas tidak mendatar? Hal tersebut dikarenakan arah garis
gaya medan magnet bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi (bidang horizontal). Posisi jarum kompas
ternyata agak miring pada sudut tertentu. Sudut itu dinamakan sudut inklinasi. Lalu, apa itu sudut inklinasi?

Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara ujung jarum kompas dengan arah horizontal
permukaan bumi. Sudut inklinasi bernilai positif, jika kutub utara jarum kompas berada di sebelah atas garis
mendatar dan bernilai negatif jika kutub utara jarum kompas berada di bawah garis mendatar. Misalnya, suatu
objek yang berada di kutub utara memiliki sudut deklinasi -90°, sedangkan jika objek berada di kutub selatan
maka sudut deklinasinya +90°.

Pada teori kemagnetan bumi ini, kita dapat mengetahui beberapa fakta unik nih tentang jarum kompas. Pertama,
alasan jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara dan selatan adalah karena adanya gaya tarik menarik antara
jarum kompas dengan magnet bumi. Kedua, pada jarum kompas ternyata terdapat penyimpangan yang dapat
membentuk sudut, yaitu  sudut deklinasi dan inklinasi.

Hewan memanfaatkan medan magnet untuk berimigrasi (baca buku paket untuk penjelasan lebih mendalam)

Ada beberapa hewan yang melakukan migrasi dengan memanfaatkan medan magnet bumi, yakni:

1. Migrasi Burung
2. Migrasi Salmon
3. Migrasi Penyu
4. Migrasi Lobster Duri
5. Magnet dalam Tubuh Bakteri

Induksi Magnet
Konsep induksi magnet ber awal dari tidak terkendalinya putaran jarum kompas yang ada di kapal laut saat petir
menyambar.

Gambar : Kapal Laut Disambar Petir

Hans Christian Oersted (1820) membuktikan bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet.
Caranya adalah dengan mengamati pergerakan jarum kompas saat diletakkan di dekat kabel yang dialiri arus
listrik. Percobaan ini kemudian dikenal dengan Percobaan Oersted.
Arah medan magnet dan arah arus dapat di tunjukkan dengan menggunakan tangan kanan menunjukkan arus
listrik dan B menunjukan medan magnet.

Arah Panah yang Mengelilingi Kawat Menunjukkan \Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus
Jika pada kawat lurus, medan magnet terbentuk melingkari arah arus, bagaimana dengan kabel yang dibentuk
melingkar dan kumparan?
Perhatikan gambar di bawah ini!

Arah Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus


Pada kumparan (a), medan magnet tampak melingkari kabel, tetapi pada kumparan (b), medan magnetnya
seolah=olah membentuk kutub utara dan selatan pada ujung-ujungnya, persis seperti pada magnet batang.
Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik adalah proses ketika konduktor yang diletakkan di suatu medan magnet yang
bergerak/berubah (atau konduktornya yang digerakkan melewati medan magnet yang diam) menyebabkan
terproduksinya voltase disepanjang konduktor. Proses induksi elektromagnetik ini menghasilkan arus listrik

Michael Faraday merupakan ilmuwan yang menemukan fenomena ini pada tahun 1831 dan James Clerk
Maxwell merupakan ilmuwan yang mendeskripsikannya secara matematik sebagai Hukum Induksi Faraday.
Nama formal persamaan yang mendefinisikan karakteristik induksi medan elektromagnetik dari fluks magnetik
(perubahan pada medan magnet) disebut sebagai Hukum Faraday, yang kemudian digeneralisasikan menjadi
persamaan Maxwell-Faraday, satu dari empat persamaan pada teori elektromagnetik oleh James Clerk Maxwell;
persamaan ini mendefinisikan hubungan antara perubahan medan listrik dan medan magnet. Selain itu, terdapat
Hukum Lorentz yang mendeskripsikan arah dari medan induksi.
Proses induksi elektromagnetik dapat bekerja pula secara kebalikannya, jadi pergerakan arus listrik dapat
menghasilkan sebuah medan magnetik. Faktanya, sebuah magnet biasa memiliki medan magnet akibat gerakan
individual elektron-elektron dalam atom-atom penyusun magnet; elektron-elektron tersebut bergerak secara
seragam sehingga menghasilkan medan magnet uniform.
Induksi elektromagnetik telah diterapkan pada berbagai teknologi seperti komponen-komponen elektrikal:
induktor dan transformator, dan alat-alat yang sangat krusial: motor elektrik dan generator.

Penerapan Induksi Elektromagnetik


Induksi elektromagnetik sangatlah krusial penerapan fenomena inilah yang mampu menghasilkan listrik (dan
sebaliknya) sehingga kita dapat menjalani kehidupan di era modern.
Generator
Generator merupakan alat yang mempu mengubah putaran poros menjadi arus listrik dengan menggunakan
prinsip induksi elektromagnetik. Bagian generator yang berputar disebut rotor, dan bagian diam disebut stator.
Terdapat dua tipe generator, yaitu generator AC (arus searah) dan generator DC (arus bolak-balik).

Gambar. Prinsip Kerja Generator AC


[sumber gambar: http://macao.communications.museum/]
Dinamo (motor listrik)
Dinamo merupakan alat yang bekerja kebalikan dari generator. Dinamo mampu mengubah arus listrik menjadi
putaran poros yang mampu menggerakkan berbagai alat. Nama bagian-bagian dinamo sama seperti generator,
begitu pula tipe-tipe dinamo.
Transfomator Listrik (trafo)
Trafo merupakan alat yang mampu mengubah arus listrik dan juga voltasenya. Kegunaan ini sangatlah penting
karena sangat dibutuhkan baik dalam pendistribusian listrik maupun dalam berbagai alat elektrik.
Gaya Lorentz
Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) merupakan ilmuwan Belanda yang memiliki kontribusi besar pada
bidang fisika dan fisika kuantum. Berdasarkan hasil kerja ilmuwan-ilmuwan sebelumnya, Lorentz mengoreksi
dan merampungkan hukum gaya elektromagnetik yang sekarang menyandang namanya.
Gaya lorentz merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya magnetik pada suatu medan elektromagnetik.
Gaya Lorentz ditimbulkan karena adanya muatan listrik yang bergerak atau karena adanya arus listrik dalam
suatu medan magnet. Arah dari gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (I) dan induksi
magnetik yang ada (B).
Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik

Ketika sebuah kawat dengan panjang  dialiri arus listrik sebesar l dan diletakkan pada suatu medan magnetik
sebesar I, maka akan timbul gaya Lorentz pada kawat tersebut. Dengan mengombinasikan gaya Lorentz dan
definisi arus listrik, maka dapat dihitung besarnya gaya Lorentz pada kawat yang lurus dan stasioner yaitu:

F = I x LxB
di mana:

L merupakan panjang kawat (m)


I merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat (Ampere)
B merupakan kuat medan magnet (Tesla)

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan pada gambar dibawah ini:

Kaidah tangan kanan pertama menggunakan tiga jari tangan kanan dimana:
Ibu jari = arah arus listrik (I)
Jari telunjuk = arah medan magnet (B)
Jari tengah = arah gaya Lorentz (F)
Kaidah tangan kanan kedua menggunakan telapak tangan kanan yang terbuka dan lebih mudah gunakan terlebih
lagi jika sudut   dimana:
Ibu jari = arah arus listrik (I)
Keempat jari lain = arah medan magnet (B)
Telapak tangan = arah gaya Lorentz (F)
Besarnya sudut α tidak mempengaruhi arah gaya Lorentz karena arah gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan
arah arus listrik dan medan magnetik.

Gaya Lorentz pada Kawat Sejajar yang Berarus Listrik


Ketika terdapat dua buah kawat dengan panjang l dialiri arus listrik sebesar I yang tiap kawat diletakkan pada
suatu medan magnetik sebesar B, maka akan timbul gaya Lorentz berupa gaya tarik menarik ataupun tolak
menolak tergantung dari arah arus listrik pada tiap kawat. Jika kedua kawat memiliki arah arus yang searah,
maka akan mengalami gaya tarik menarik; apabila arah arus pada kedua kawat saling bertolak
belakang/berlawanan, maka akan mengalami gaya tolak-menolak.

Manfaat dan Aplikasi Gaya Lorentz


Manfaat dan aplikasi terbesar dari penerapan gaya Lorentz adalah motor listrik. Dengan mengalirkan arus listrik
pada kumparan di dalam medan magnet, dapat dihasilkan gaya Lorentz berupa rotasi pada motor listrik untuk
menggerakkan batang shaft yang kemudian dapat dipakai untuk segala kebutuhan.
Selain motor listrik, aplikasi gaya Lorentz diterapkan pada railguns, linear motor, loud speaker, generator
listrik, linear alternator, dan lain sebagainya.

Contoh soal
Suatu kawat berarus listrik 10 A dengan arah ke atas berada dalam sebuah medan magnetik 0,5 T
Apabila panjang kawat 10 meter, tentukan besarnya gaya Lorentz yang akan dialami kawat:
Pembahasan:
Diketahui:
I = 10 A
B = 0,5 T
l = 10 m
Ditanya:
F=…?
Maka:
F=IxLxB
F = 10 A x 10 m x 0,5 T
F = 50 N

Anda mungkin juga menyukai