Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
berkat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir
Praktikum Geologi Umum dengan Judul Materi “Pengenalan Batuan beku dan
Batuan piroklastik”. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita, nabi Muhammad SAW.

Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan instruktur


Laboratorium Geologi Umum Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung
karena dengan ini saya dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Geologi
Umum dengan Judul Materi “PengenalanBatuan beku dan Batuan piroklastik” ini.
mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam laporan akhir ini, baik kekurangan
pada format ataupun isi laporan yang jauh dari harapan. Maka dari itu, saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan serta motivasi
yang bersifat membangun semangat untuk belajar lebih baik guna mencapai
kesempurnaan laporan ini.

Bandung, 15 Maret 2019

Kevin Zen Rizal Pratama


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………….…………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………..………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………..……………………… 1
1.2 Maksud dan Tujuan……………………….…………………… 1
1.2.1 Maksud …………………………….…………………... 1
1.2.2 Tujuan …………………………….……………………. 1

BAB 2 LANDASAN TEORI………………………….……....……………. 2


2.1 Pengenalan Geologi dan Mineral …..……………………….... 2
2.1.1 Ruang Lingkup Geologi…….…………………………. 2
2.2 Cabang ilmu Geologi ………................................................... 2
2.3 Gaya Geologi Endogen…………….…………………………… 3
2.3.1 Tektonik Lempeng ………...…………………...…….. 4
2.3.2 Gunung Api …………........……………….…..………. 5
2.3.3 Erupsi Gunung Api…….……………..……………….. 7
2.3.4 Gempa Bumi …………….………..…………………... 7
2.4 Gaya Geologi Eksogen …………………………………………. 7

BAB 3 TUGAS DAN PEMBAHASAN………...………………………... 8


3.1 Tugas…………………………………………………………...… 8
3.2 Pembahasan ….…..……………………………....…………….. 8
3.2.1 Deskripsi ……………….………………………………. 8
3.2.2 Organesa……………………………………………….. 11
BAB 4 ANALISA………………………………………………………...…… 13

BAB 5 KESIMPULAN……………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 MAKSUD
1.2.2 TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Batuan Beku


Batuan beku atau batuan igneus berasal dari bahsa Yunani yang biasa
disebut “ignis” yang berarti api. Batuan beku merupakan bentuk dari proses
pendinginan magma tanpa proses kristalisasi.
Batuan Beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.
Batuan ini pun disebut sebagai batuan inesius. Magma yang membeku adalah
magma yang mendingin dan mengeras tanpa proses kristalisasi, proses ini
terjadi dibawah permukaan sebagai jenis batuan yang disebut intrusive atau juga
plutonik, jika proses terjadi pada permukaan atas disebut sebagai batuan
ekstrusif atau batuan vulkanik.

Sumber : ilmudasar.com
Foto 1
Batuan Beku
2.2 Proses Terbentuknya Batuan Beku
Batuan Beku terbentuk karena adanya magma yang mengeras dan
mengalami pembekuan. Magma berasal dari batu setengah cair yang berada
pada mantel bumi ataupun kerak bumi.
Proses pembentukan batuan beku pun terkadang dipengaruhi oleh jenis
batuannya masing masing. Beberapa jenis batuan beku beserta proses
pembekuannya :
 Batuan beku plutonik terbentuk karena pembekuan yang terjadi oleh
pembekuan magma pada dapur magma secara perlahan-lahan hingga
batuan terdiri dari kristal besar. Seperti granit.
 Batuan beku Gang yang terjadi pada celah celah antar lapisan didalam
kulit bumi segungga proses ini berjalan cepat dan mengasilkan kristal yang
besar pula seperti batuan granit profir
 Batuan beku luar terbentuknya batuan ini ketika lava pijar menyembur,
proses ini terjadi pada sekitar kawah gunung api dan udara pada saat lava
menyembur. Proses ini berlangsung secara singkat.

2.3 Ciri-ciri dan Karakteristik batuan beku


2.3.1Warna batuan
Warna batuan beku sangatlah bervariasi karena warna dari batuan beku itu
sendiri dipengaruhi oleh komposisi penyusun mineral pada batuan tersebut.
Campuran warna mineral merupakan salah satu factor utama dalam pewarnaan
batuan beku. Mulai dari gitam, abu, putih cerah.

Sumber : ilmudasar.com
Foto 2
Warna Batuan Beku

2.3.2Tekstur Batuan Beku


Pada tekstur batuan beku bisa dilihat dari jenis mineralnya. Karena komposisi
mineral tersebut berhubungan dengan tingkat kristalisasi dan bentuk kristal.

2.3.3Tingkat Keseragaman Batuan


Apabila penyusun berukuran relative seragam, dan butir penyusun batuan
tersebut ukurannya hamper sama maka disebut Equiranular. dan jika penyusun
batuannya tidak sama maka disebut inequigranular.
2.3.4Bentuk Kristal
 Anhedral yaitu bentuk kristal yang dibatasi bidang- bidang yang tidak
teratur.
 Euhedral yaitu suatu kristal yang berebentuk sempurna, dan dibatasi oleh
bidang kristal yang jelas dan teratur.
 Subhedral yaitu bentuk kristal yang dubatasi oleh kristal yang tida begitu
jelas.

sumber : monografias.com
Gambar 1
Serie Bowen
2.4 Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Silikat
a. Batuan Beku Asam, merupakan jenis batuan beku yang kandungan
silikatnya lebih dari 66%.
b. Batuan Beku Intermediate, merupakan jenis batuan beku yang kandungan
silikatnya antara 52-66%.
c. Batuan Beku Basa, merupakan jenis batuan beku yang kandungan
silikatnya antara 45% sampai 52%.
d. Batuan Beku Ultrabasa, merupakan jenis batuan beku yang kandungan
silikatnya kurang dari 45%.
2.5 Batuan Beku Intrusif
Batuan beku intrusif adalah batuan beku hasil dari pembekuan magma
yang terjadi dari magma yang meleleh di bawah perrmukaan bumi atau dalam
arti singkat magma tersebut mengkristal sebelum mencapai ke atas permukaan
bumi. Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang
beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya.
Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya,
dibagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan

a. Bentuk Konkordan

Bentuk konkordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan


struktur batuan intrusi dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga
batas atau bidang kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan batuan
sekelilingnya. Bentuknya adalah sill, laccolith, phacolith, lopolith. Sill merupakan
intrusi yang melembar sejajar dengan lapisan batuan sekitarnya dengan
ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer. Laccolith adalah sill
dengan bentuk kubah. Lopolith adalah bentuk lain dari sill dengan ketebalan satu
per sepuluh hingga satu per dua belas dari lebar tubuhnya dengan bentuk seperti
lensa dimana bagian tengahnya melengkung ke arah bawah karena batuan di
bawahnya lentur. Phacolith adalah masa intrusi yang melensa yang terletak pada
sumbu lipatan

b. Bentuk Diskordan

Bentuk diskordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan


struktur yang memotong (tidak sejajar) dengan batuan induk yang diterobosnya.
Bentuknya adalah dike, batolith, stock. Dike adalah intrusi yang berbentuk tabular
yang memotong lapisan batuan sekitarnya. Batholith adalah intrusi yang
tersingkap di permukaan, berukuran >100 km persegi, bentuk takberaturan dan
tidak diketahui dasarnya. Stock merupakan intrusi mirip dengan batholith, dengan
ukuran yang tersingkap di permukaan <100, terbentuk pada lingkungan yang
tidak jauh dari permukaan bumi.
2.6 Tekstur dan Stuktur Batuan Beku
2.6.1Testur Batuan beku
Tekstur adalah kenampakan daripada batuan yang dapat mereflesikan
sejarah kejadiannya. Tekstur tergantung pada beberapa factor yaitu tingkat
kristalisasi, besar butir dan fabric. . Tekstur batuan beku meliputi :
a) Derajat kristalisasi
 Holokristalin : terdiri dari kristal seluruhnya.
 Hypokristalin : terdiri dari kristal dan amorf.
 Holohyalin : seluruhnya terdiri dari amorf (non kristalin)
Sedangkan gelas/amorf terbentuk karena proses pendinginan yang cepat,
viskositas magmanya tinggi (kental) dan gas keluar dari magma dengan
cepat sekali.
b) Besar butir (Granularitas).
 Phaneric, butiran yang dapat dilihat secara mata telanjang, tebagi
menjadi 3 yaitu kasar (berukuran > 5 mm.), sedang (berukuran 3 – 5 mm),
halus (berukuran 1 – 3 mm).
 Afanitic, butiran yang tidak terlihat secara jelas.
 Mikrokristalin, butiran yang sangat kecil hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop.
 Kriptokristalin, ukuran butirannya lebih halus dibandingkan dengan
mikrokristalin.
 Amorf, butiran penyusunnya berupa gelas halus menyeluruh.

c) Bentuk Kristal
Tidak semua batuan membentuk kristal yang sempurna. Pengamatan di
bawah mikroskop dapat membedakan bentuk – bentuk sebagai berikut :
 Euhedral, bentuk kristal yang sempurna.
 Subhedral, sebagian sisi kristal tidak baik.
 Anhedral, bentuk sisi kristal tak baik.
Bentuk-bentuk ini juga dipengaruhi oleh pengubahan menjadi mineral lain.
d) Hubungan antar butir
Yang dimaksud butiran disini adalah bentuk-bentuk kristal dari mineral
pembentuk batuan beku. Dapat dibedakan menjadi 2 macam :
 Equinular : Butirannya yang mempunyai
ukuran seragam.
 Inequigranular : Butiran yang mempunyai ukuran
tak seragam.
e) Kemas / Fabric
Yaitu suatu keseragaman bentuk butir daripada hubungan butir, hanya dapat
digunakan untuk batuan yang bertekstur eqigranular.
Tekstur khusus pada batuan beku dikenal beberapa istilah yaitu :
 Pumice yaitu tekstur batuan beku yang tersusun oleh vesicular
yang sangat intensif.
 Skoria yaitu batuan beku sebagai pengemban dari tekstur
vesicular intensif dengan serat yang kasar.
 Sferolitik yaitu tekstur dari tubuh batuan yang berbentuk sferik dari
mineral-mineral sferik.
 Grafit yaitu tekstur yang terbentuk dari intergrowth antara kuarsa
dan granit.
2.6.2Struktur Batuan Beku
Struktur adalah gambaran bentuk arsitektur dan bubungan dari keadaan
tekstur didalam batuan. Pada batuan beku dikenal beberapa struktur batuan
yaitu
a. Struktur Vesicular yaitu struktur batuan yang berupa pori-pori batuan
bekas keluarnya gas pada saat proses pendinginan magma.
b. Struktur Amigoidal yaitu struktur batuan beku yang hamper sama
dengan vesicular tetapi pori-pori batuan diisi oleh mineral sekunder.
c. Struktur kekar dibagi menjadi 2 yaiitu :
 Shelting joint yaitu struktur kekar dimana
pengkekarannya searah dengan aliran lava hasil erupsi gunung api.
 Columnar joint yaitu struktur kekar yang berup
kolom-kolom atau tiang-tiang tegak hipabisal berupa sill.
d. Pseudostratification (Perlapisan Semu) yaitu struktur batuan beku
akibat proses gravity selting mineral yang terbentuk lebih awal lebih besar dan
cenderung berada pada bagian bawah dari batuan beku.
e. Pillow Structure, yaitu struktur batuan beku pada lava yang terbentuk
dibawah permukaan laut.
2.7 Klasifikasi Batuan Beku
Semua klasifikasi ini pada dasrnya baik, tetapi tak satupun yang benar-
benar memenuhi keperluan klasifikasi dengan kata lain masih setiap klasifkasi
memiliki kekurangan. Oleh sebab itu biasanya dibuat kombinasi dengan :
 Klasifikasi cara kimia (komposisi kimia).
 Klasifikasi secara geologi (cara terdapatnya).
 Klasifikasi kuantitatif.
a. Klasifikasi Berdasarkan Kandungan SiO2
Berdasarkan % kandungan SiO2 :
 Batuan Beku Asam ( > 65%)
 Batuan beku Intermedier (52-65%)
 Batuan beku Basa (45-52%)
 Batuan beku Ultrabasa ( <45%).
Untuk kandungan % SiO2 tidak ada sangkut pautnya dengan kuarsa yang
terbentuk, karena feldspar juga mengandung SiO2.
b. Klasifikasi Berdasarkan Ganesa
Menurut ganesanya batuan beku dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Batuan beku Intrusif, yaitu batuan beku yang terbentuk di
bawah permukaan bumi, batuan jenis ini biasanya membentuk kristal yang
sempurna dan tekstur yang kasar : granit, granodirit, syenit, diorite dan gabro.
Kelompok ini biasanya juga disebut dengan golongan batuan Plutonik.
b. Batuan beku ekstrusif, yaitu batuan yang
terbentuk(membeku) diluar permukaan bumi pada umumnya bertekstur halus
seperti basalt, andesit, diorite.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 TUGAS
3.1.1 Mendeskripsikan 10 Batuan Beku 5 Intrusif dan 5 Ekstrusif
3.1.2 Mencari Sebaran Batuan Beku dan di plot pada peta indonesia

3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Mendeskripsikan 10 Batuan Beku 5 intrusif dan 5 ekstrusif

No. Batuan LG/BB/26/2019


Warna Black
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Equigranular
Granulitas Afanitik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Ekstrusif
Komposisi Mineral Biotite,mavik
Jenis Batuan Beku basa
Nama Batuan Basalt

No. Batuan LG/BB146/2019


Warna Pale golden Rod
Derajat Kristal -
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Inequigranular
Granulitas Afanitik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Hypabasal
Komposisi Mineral Massa dasar mavik dan felsik
Jenis Batuan Beku intermediet
Nama Batuan Andesit Porfiri

No. Batuan LG/BB/50/2019


Warna Pale Golden Rod
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Inequigranular
Granulitas Afanitik
Tekstur Khusus -
Struktur -l
Genesa Hypabisal
Komposisi Mineral Biotit, Plagioklas, Massa dasar felsit
Jenis Batuan Beku Intermediet
Nama Batuan Andesit Porfiri

No. Batuan LG/BB/147/2019


Warna Dim grey
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Inequigranular
Granulitas Faneritik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Ekstrusif
Komposisi Mineral Kuarsa, Plagioklas,Mavik
Jenis Batuan Beku asam
Nama Batuan Riolit

No. Batuan LG/BB/118/2019


Warna Grey
Derajat Kristal -
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Equigranular
Granulitas Faneritik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Ekstrusif
Komposisi Mineral Massa Dasar Velsik
Jenis Batuan Beku Intemediet
Nama Batuan Andesit

No. Batuan LG/BB/40/2019


Warna Grey
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Inequigranular
Granulitas Faneritik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Intrusif
Komposisi Mineral Plagioklas,felsik
Jenis Batuan Beku intermediet
Nama Batuan Andesit Porfiri
No. Batuan LG/BB/51/2019
Warna Bisque
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Inequigranular
Granulitas Faneritik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Intrusif
Komposisi Mineral Kuarsa, Biotit, Ortoclas
Jenis Batuan Beku Asam
Nama Batuan Granit

No. Batuan LG/BB/149/2019


Warna Bisque
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Equigranular
Granulitas Faneritik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Intrusif
Komposisi Mineral Kuarsa
Jenis Batuan Beku Asam
Nama Batuan Riolit Porfiri

No. Batuan LG/BB/139/2019


Warna Moccasin
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Inequigranular
Granulitas Faneritik
Tekstur Khusus -
Struktur Masif
Genesa Intrusif
Komposisi Mineral Hornblende,Mavic
Jenis Batuan Beku Intermediet
Nama Batuan Andesit Porfiri
No. Batuan LG/BB/237/2019
Warna Papaya whip
Derajat Kristal Holokristalin
Kemas -
Hubungan ANtar Butir Equigranular
Granulitas Faneritik
Tekstur Khusus -
Struktur Vesikuler
Genesa Intrusif
Komposisi Mineral Hornblende,Plagioklas,Mavic,Felsik
Jenis Batuan Beku Intermediet
Nama Batuan Andesit Porfiri
BAB IV
ANALISA
BAB V
KESIMPULAN

Batuan Beku adalah Batuan yang terbentuk dari sebuah proses


Pembekuan magma yang terjadi pada saat denomena gunung Meletus
berlangsung. karena adanya magma yang mengeras dan mengalami
pembekuan. Pada batuan beku terdapat penyusun penyusun lain berupa bentuk
kristal dan juga terdapat susunan mineral pembentuk batuan beku tersebut
menurut serie bowen.

Pada batuan beku pun terdapat pembagian klasifikasi seperti asam, basa,
intermediet. Dengan komposisi mineral dan bentuk kristal yang berbeda-beda.
Dari warna dan jenis batuan bekunya kita dapat mengkalsifikasikannya apakah
batuan tersebut termasuk kepada intermediet, basa atau asam.

Pada batuan beku pun dipelajari tentang struktur tekstur batuan beku serta
sayatan cara membelah batuan tersebut unutk mengetahui mineral yang
terkandung pada batuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Cah Samin, 2015 “Jenis Macam Macam Batuan sedimen ” artikelmateri.com/


jenis-macam-batuan-beku-sedimen. Diakses pada tanggal 6
Oktober 2019 Pada Pukul 15:21 WIB
Maya Sari , 2016 “Batuan Beku,Jenis, dan Proses”
ilmugeografi.com/geologi/batuan-beku. Diakses pada tanggal 6
Oktober 2019 Pukul 16:00 WIB
Maya Sari , 2016 “Batuan Beku : Pengertian, Struktur dan Klasifikasinya”
ilmugeografi.com/geologi/batuan-beku. Diakses pada tanggal 7
Oktober 2019 Pukul 18:20 WIB

Anda mungkin juga menyukai