KONSEP DASAR
A. Pengertian
definisikan suatu penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi
Salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urin dari orang yang terinfeksi kuman
2005) Thypus Abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,
( Riyadi,83 : 2011 ).
Abdomonalis adalah penyakit infeksi akut yang terjadi pada saluran percernaan
dengan gejala demam lebih dari satu minggu yang disebabkan oleh kuman
Salmonella Thyposa yang dapat masuk melalui makanan, minuman yang sudah
7
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
Rongga mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, dan usus besar
gigi, lidah, serta beberapa kelenjar dan organ seperti kelenjar saliva, hati,
8
Gambar 2.2 rongga mulut, lidah, kelenjar saliva dan gigi ( muttaqin,4: 2011 )
Rongga mulut atau nama lainnya rongga bukal atau oral mempunyai
lubrikasi oleh sekresi saliva serta digesti pada beberapa material karbohidrat
dan lamak.rongga mulut ini dibatasi oleh mukosa mulut yang memiliki
9
Gambar 2.3 struktur lambung ( Muttaqin, 9: 2011 ).
Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat di bawah
terbagi atas fundus, badan, dan antrum pilorikun atau pylorus. Sebelah
kanan atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri
bagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Panjang usus
25 cm, jejunum mempunyai panjang 2,5 m dimana proses digesti kimia dan
panjang sekitar 3,5 meter. Bagian ujung ileum memiliki katup ileosecal
10
Gambar 2.5 struktur anatomi dari kolon dan rektum ( Muttaqin, 15: 2011 ).
bagian yang paling lebar. Kolon berjalan sekum ke atas menjadi kolon
yaitu bagian kolon yang paling sempit. Dari sigmoid, anatomi usus besar
dilanjutkan ke rectum.
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan
dengan enzim dan zat cair yang terbentang dari mulut sampai anus.Susunan
a. Oris ( mulut )
11
1) bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi,
2) bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi
b. Faring ( tekak )
terdiri dari bagian superior ( bagian yang sama tinggi dengan hidung ),
bagian media ( bagian yang sama tinggi dengan mulut ), dan bagian
bagian ini berbatas kedepan sampai di akar lidah bagian inferior disebuit
c. Esophagus ( kerongkongan )
12
depan tulang punggung, setelah melalui thoraks menembus diafragma
d. Ventrikulus ( lambung )
13
6) Osteum kardiak, merupakan tempat esophagus bagian abdomen
Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari system pencernaan makanan
yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6 m,
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absopsi hasil
pencernaan. Usus halus di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar dibagi
dalam beberapa bagian :
pancreas.
bagian atas adalah ( jejunum ) dengan panjang ± 2-3 meter dan illeum
dengan panjang 4-5 meter. Lekukan jejunum dan illeum melekat pada
5-6 cm. fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat
1) Sekum
14
Dibawah sekum terdapat appendiks vermivomis yang berbentuk
2) Kolon asendens
4) Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari ujung sekum,
5) Kolonn tranvesum
6) Kolon desendens
7) Kolon sigmoid
15
g. Rectum
h. Anus.
C. Etiologi
Salmonella Thyposa yang merupakan kuman gram negative, motil dan tidak
menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh
manusia maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu 70ºC
ataupun oleh antiseptic. Sampai saat ini, diketahui bahwa kuman ini hanya
16
2. Antigen H = Hauch ( menyebar ), terdapat pada flagella dan bersifat
termolabil
(Rampengan,47: 2007).
D. Patofisiologi
yang dikenal dengan 5F yaitu : Food ( makanan ), Fingers ( jari tangan/ kuku ),
Fomitus ( muntah ), Fly ( lalat ), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat di tularkan melalui perantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang
mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman Salmonella Thypii masuk
ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan
17
oleh asam lambung, sebagian masuk ke usus halus, jaringan limfoid dan
peredaran darah
limfa dan organ lain. Proses ini terjadi pada masa tunas dan berakhir saat selsel
beberapa jaringan organ tubuh terutama limfa, usus, dan kandung empedu.
usus halus. Minggu II terjadi nekrosis, minggu ke III terjadi ulserasi Plaks
Rahayuningsih,110: 2010 ).
E. Manifestasi klinis
Gejalagejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai berat, dari
kematian. Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan
dengan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi
atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epitaksis. Pada pemeriksaan
18
fisik hanya di dapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam adalah meningkat
perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. Dalam minggu
denyut nadi 8 kali per menit), lidah yang berselaput ( kotor di tengah, tepi dan
diantaranya :
b. Perforasi usus : biasa terjadi pada minggu ke III bagian distal illeum.
Perforasi yang tidak disertai peritonitis terjadi bila ada udara dirongga
c. Peritonitis : gejala akut abdomen yang ditemui nyeri perut hebat, dinding
19
Terdapat lokalisasi peradangan akibat sepsis ( Bakterinemia ) seperti
G. Penatalaksanaan
sekitarnya
total ), boleh duduk, bila tidak panas boleh berdiri dan berjalan
diruangan.
d. Diit : TKTP ( tinggi kalori tinggi protein ), tidak merangsang dan tidak
bubur saring ”, setelah demam turun diberi bubur kasar 2 hari, kemudian
nasi tim dan ( nasi biasa setelah bebas dari demam 7 hari ). Untuk
20
: 2010 ).
2. Terapi obat
a. Kloramfenikol dosis tinggi yaitu 100 mg/kg BB/ hari oral atau IM/IV bila
dianjurkan.
b. Tiamfenikol
c. Kotrimoxazol
yang sama dengan ampixillin, tetapi penyerapan per oral lebih baik
sehingga kadar obat yang tercapai 2 kali lebih tinggi, dasn lebih sedikit
21
timbulnya kekambuhan ( 2-5 % ) dan karier ( 0-5 % ). Dosis yang di
anjurkan adalah :
( T.H.Rampegan, 60 : 2010 ).
H. Pengkajian Fokus
a. Wawancara
Mengapa pasien masuk rumah sakit dan apa keluhan utama pasien,
muncul.
Apakah pasien sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang
sama
4) Riwayat psikososial
22
Kaji tanda dan gejala meningkatnya suhu tubuh terutama malam hari,
Selama sakit pasien merasakan tidak dapat istirahat karena sakit pada
7) Pemeriksaan fisik
gangguan nutrisi.
I. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
23
SGPT ( Serum Glutamic Piruvic Transminase ) pada pasien dengan
sembuh.
menjadi karier.
4. Pemeriksaan Widal :
b) Cara dengan mengencerkan serum, maka kadar zat anti dapat di tentukan,
aglutinasi.
sedangakan titer zat anti terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi
24
tidak bermakna karena titer H akan tinggi setelah dilakukan imunisasi,
25
J. Pathways Keperawatan
Respon inflamasi Respon inflamasi Sensitivitas serabut Respon inflamasi Penyebaran kuman kesaluran
lokal intestinal saraf lokal RES limfatik dan Sirkulasi darah
sistemik
Hipertermi
(Distensi) Splenomegali, dan
ketidaknyamanan hepatomegali Ke sistem saraf pusat
Mual, muntah, Penurunan abdomen
anorexia motilitas
Meningitis, ensepalopati
Nyeri
Resiko ketidak konstipasi
seimbangan nutrisi Nyeri kepala
( perub kesadaran)
Mutaqin, A. 2000
25
K. Diagnosa Keperawatan
2. Resiko defisit volume cairan b.d pemasukan yang kurang, mual, muntah/
kurang akibat mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebihan akibat
diare
usus halus.
a. Batasan karakteristik :
2) Kulit kemerahan
3) Pertambahan pernafasan
4) Takikardi
28
1) Penyakit atau trauma
2) Peningkatan metabolisme
3) Aktivitas yang berlebih
6) Dehidrasi
a) Fever treatment
Hematokrit )
29
i) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
sesuai program.
e. Temperature regulation
30
l) Berikan anti piretik jika perlu
setelah aktivitas
2. Resiko devisit volume cairan b.d pemasukan yang kurang, mual, muntah/
b. Kriteria hasil:
c. Intervensi:
dan keluarga.
pasien.
31
2) Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.
b. Kriteria hasil:
c. Intervensi:
32
3) Berikan makanan sedikit dan makanan kecil tambahan yang tepat
4) Buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol
makan.
usus halus.
b. Kriteria hasil:
c. Intervansi:
33
2) Dorong asupan harian sedikitnya 2-8 liter gelas/ hari kecuali
dikontraindikasikan
defekasi
sarapan
feses
( Carpenito,89: 2000 ).
34