Identifikasi Rumput Laut (Seaweed) di Perairan Pantai Cemara, Jerowaru Lombok Timur
Sebagai Bahan Informasi Keanekaragaman Hayati Bagi Masyarakat
multiaksial (banyak sel di ujung thallus), alat melekat pada substrat batu di rataan
pelekat (holdfast) terdiri dari sel tunggal terumbu.
atau sel banyak, memiliki figmen fikobilin 9. Gelidiella (G. acerosa) tumbuh
yang terdiri dari fikoeretrin (warna merah), menempel pada batu. Alga ini muncul
bersifat adaptasi kromatik yaitu memiliki dipermukaan air pada saat air surut dan
penyesuaian antara proporsi pigmen dengan mengalami kekeringan. Alga ini
berbagai kualitas pencahayaan dan dapat digunakan sebagai sumber agar yang
menimbulkan berbagai warna pada thallus diperdagangkan.
seperti: warna merah tua, merah muda, 10. Gigartina (G. affinis) tumbuh
pirang, abu-abu, kuning dan hijau dalam menempel pada batu di rataan trumbu,
dinding selnya tersusun dua lapisan yaitu terutama di tempat-tempat yang masih
lapisan dalam yang keras banyak tergenang air pada saat air surut terendah.
mengandung selulosa dan lapisan luar yang 11. Gracilaria terdiri dari tujuh jenis,
terdiri dari substansiter pektik yang yakni G. arcuata, G. coronopifolia,
mengandung agar dan carrageenan G. foliifera, G. gigas, G.
(Aslan,1998). salicornia,dan G. verrucosa.
Menurut Juana (2009), tercatat 17 12. Halymenia terdiri dari dua jenis,
marga terdiri dari 34 jenis. Berikut ini marga- yakni H. durvillaei, dan H. harveyana.
marga alga merah yang ditemukan di alga ini hidup melekat pada batu karang
Indonesia diantarnya adalah: diluar rataan trumbu yang selalau
1. Acanthopora terdiri dari dua jenis yang tergenag air.
tercatat, yakni A. spicifera, dan A. 13. Hypnea terdiri dari dua jenis, yakni H.
muscoides. Alga ini hidup menempel asperi, dan H. servicornis. Alga ini
pada batu atau benda keras lainnya. hidup di habitat berpasir atau berbatu,
2. Actinotrichia (A. fragilis) terdapat di adapula yang bersifat epifit. Sebarannya
bawah pasut dan menempel pada karang luas.
mati. Sebarannya luas terdapat pula di 14. Laurencia terdiri dari tiga jenis yang
padang lamun. tercatat, yakni L. intricate, L. nidifica,
3. Ananisa (A. glomerata) tumbuh dan L. obtusa. Alga ini hidup melekat
melekat pada batu di daerah terumbu pada batu di daerah trumbu karang.
karang dan dapat hidup melimpah di 15. Rhodymenia (R. palmata) hidup
padang lamun. melekat pada substrat baru di rataan
4. Amphiroa (A. fragilissima) tumbuh terumbu.
menempel pada dasar pasir di rataan 16. Titanophora (T. pulchra) jarang
pasir atau menempel pada substrat dasar dijumpai, jenis ini terdapat di perairan
lainnya di padang lamun. Sebarannya Sulawesi.
luas. 17. Porphyra adalah alga cosmopolitan.
5. Chondrococcus (C. hornemannii) Marga alga ini terdapat mulai dari
tumbuh melekat pada substrat batu di perairan subtropik sampai daerah tropik.
ujung luar rataan trumbu yang senantiasa Alga ini dijumpai di daerah pasut (litoral),
terendam air. tepatnya di atas daerah litoral. Alga ini
6. Corallina belum diketahui jenisnya. Alga hidup di atas batuan karang pada pantai
ini tumbuh di bagian luar trumbu yang yang terbuaka serta bersalinitas tinggi.
biasanya terkena ombak langsung.
Sebarannya tidak begitu luas terdapat
antaranya di pantai selatan jawa.
7. Eucheuma adalah alga merah yang
biasa ditemukan dibawah air surut rata-
rata pada pasang-surut bulan setengah.
8. Galaxaura terdiri dari empat jenis, yakni
G. kjelmanii, G. subfruticulosa, G.
subverticallata, dan G. rugosa. Alga ini
Kingdom : Kingdom :
Plantae Divisi Plantae Divisi
: Phaeophyta : Chlorophyta
Kelas : Kelas :
Phaeophyceae Chlorophyceae
Ordo : Ordo :
Dictyotales Bryopsidales
Famili : Famili :
Dictyotaceae Codiaceae
Genus : Genus
Kingdom ::
Padina Codium Spesies
Plantae Divisi
Spesies : :: Codium
Chlorophyta
Dictyota
Kingdom : Kelas decortic
:
bartay
Plantae Divisi atum
Chlorophyceae
resian
: Phaeophyta Ordo :
Kelas a: Bryopsidales
Phaeophyceae Famili :
Ordo : Dyctyoceae
Dictyotales 3. Indeks Keanekaragaman GenusRumput:
Famili : Laut Dyctyosphaera
Dictyotaceae Berdasarkan Spesies
hasil : analisis
Genus : indeks Dyctyosphaeratable
keanekaragaman
Hormophisa 4.1.menunjukkan bahwa pada transek III
Spesies : memiliki indeks keanekaragaman (H')
Hormophisa sebesar 2,926 (Lampiran 6) pada transek IV
cuneif memiliki indeks keanekaragaman(H') sebesar
Chlorophyta Klasifikasi ormis 2,519 (Lampiran 6) adapun pada transek II
(alga hijau) memiliki indeks keanekaragman (H')
Kingdom : sebesar 2,126 (Lampiran 6) sedangkan
Plantae Divisi transek I memiliki indeks keanekaragaman
: Thallophyta (H') sebesar 1,608 (Lampiran 6).
Kelas : Tabel 4.1. Indeks Keanekaragaman
Chlorophyceae NO Lokasi Keanekaraga Keterangan
Ordo : man (H')
Siphonales 1 Transek 1 1,608 Sedang
Famili :
Caulerpaceae 2 Transek 2 2,126 Sedang
Genus : 3 Transek 3 2,926 Sedang
Kingdom
Caulerpa :
Plantae
Spesies Divisi
: 4 Transek 4 2,519 Sedang
:Caulerpa
Chlorophyta 4. Indeks Keseragaman
Kelas :coryno Berdasarkan hasil indeks
Ulvophyceae phora keseragaman tabel 4.5. menunjukkan
Ordo : bahwa indeks keseragaman paling tinggi
Ulvales dimiliki oleh transek II sebesar 0,212
Famili : (lampiran 6) selanjutnya diikuti oleh transek
Ulvaceae III dengan indeks keseragaman (E) sebesar
Genus : 0,195 (Lampiran 6) dan transek IV
Ulva dengan indeks keseragaman (E) sebesar
Spesies : Ulva 0,193 (Lampiran 6) sedangkan indeks
lactuca keseragaman (E) yang paling rendah
terdapat pada transek I yaitu sebesar 0,178 makroalga tersebut tergolong kedalam 3
(Lampiran 6). divisi yaitu Chlorophyta, Paheophyta, dan
Tabel 4.2. Ideks Keseragaman Rhodophyta. Untuk divisi Chlorophyta ada 4
NO Lokasi Keseraga Keterang jenis makroalga yaitu Caulerpa corynophora,
man (E) Ulva lactuca, Codium decorticatum,
1 Transek 1 0,178 Seragam Dyctyosphaera. Untuk divisi Paheophyta
ada 6 jenis makroalga yaitu Sargassum
2 Transek 2 0,212 Seragam crassifolium, Turbinaria ornata, Padina
3 Transek 3 0,195 Seragam australis, Sargassum duplicatum, Dictyota
bartayresian, Hormophisa cuneiformis.
4 Transek 4 0,193 Seragam Untuk divisi jenis Rhodophyta ada 5 jenis
5. Hasil Pengukuran Analisis Faktor makroalga yaitu Eucheuma cattonii,
Fisika Kimia Eucheuma spinosum, Eucheuma edule,
Pengukuran parameter fisika kimia Gracillaria foliferas dan Acanthophora
dilakukan hanya sekali saat pengambilan specifera.
sampel.Parameter fisika dan kimia yang Jenis makroalga yang banyak
digunakan dalam penelitian ini ialah suhu air, dijumpai di lokasi penelitian yaitu jenis dari
tipe substrat, salinitas dan pH. Berdasarkan divisi Pheophyta (6 jenis).Hal tesebut
pengamatan parameter fisik dan kimia dikarnakan jenis dari divisi Pheophyta
kawasan perairan paantai cemara memiliki toleransi yang baik terhadap ombak
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan suhu yang terdapat di daerah pasang surut. Jenis
antara transek 1,2,3 dan 4 yakni berkisar makroalga yang umumnya tahan terhadap
antara 29-30, salinitas 34%-35%, pH 5-7 ombak akan dapat tumbuh dengan baik,
dengan tipe substrat berlumpur,berpasir dan contohnya makroalga dari divisi Phaeophyta
berbatu karang. Berikut rincian hasil (Sargassum, Turbinaria, Padina ).
pengamatan parameter fisik dan kimia Sargassum merupakan makroalga yang
perairan pantai cemara pada Tabel 4.3.di mampu membentuk lingkungan khas,
bawah ini. dengan cara berasosiasi bersama oganisme
Tabel 4.3. Analisis Faktor Fisika Kimia laut lainnya, sehingga dapat mempertahankan
Tra Faktor Fisika/Kimia diri serta tahan hidup di perairan laut.
No nsek Suhu Ph Salinitas Substrat Saat pengambilan sampel di lokasi
(°C) penelitian dibuat sebanyak 4 transek.
1 1 29°C 6 34% Berlum Penentuan keempat transek tersebut
pur,ber berdasarkan adanya perbedaan karakteristik
pasir atau tipe substrat. Transek I dan II
memiliki substrat berpasir dan sedikit
2 2 30°C 5 35% Berlum berlumpur karna lokasi pengambilan
pur,ber sampel pada transek I dan II diambil pada
pasir zona literal atau zona yang paling dekat
dengan daratan. Transek I ditempatkan
pada lokasi perairan pantai yang masih
3 3 29°C 7 34% Batu
cukup alami karna minimnya pengaruh dari
dan
kegiatan masyarakat, sedangkan transek II
karang
ditempatkan pada lokasi yang terkena
4 4 29°C 6 34% Batu langsung pengaruh dari aktifitas masyarakat,
dan karena pada bibir pantai lokasi transek II
karang terdapat pemukiman warga. Adapun
PEMBAHASAN transek III dan IV memiliki substrat
1. Identifikasi Rumput laut berkarang dan berpasir yang masing-
Berdasarkan hasil penelitian masing di tempatkan pada zona neritik.
makroalga yang ditemukan di lokasi Transek III ditempatkan pada perairan
penelitian adalah sebanyak 15 jenis, yang masih cukup alami, sedangkan
transek IV ditempatkan pada perairan yang kecepatan arus yang lebih rendah adapun
terkena langsung aktivitas masyarakat yang lokasi transek II memiliki kecepatan arus
ada di sekitar pesisir pantai. yang lebih tinggi.
Bila dilihat dari makroalga yang Rumput laut atau makroalga lebih
ditemukan pada semua transek, spesies yang banyak akan dijumpai pada lokasi atau
memiliki jumlah tertinggi ialah Ulva substrat yang berkarang adapun substrat
lactuca 67 individu dan spesies terendah perairan pantai dalam pembentukannya
ialah Dictyota bartayresia yang ditemukan dipengaruhi oleh kecepatan arus. Menurut
hanya 1 individu, bedanya jumlah (Nybbaken, 1992). Pengendapan partikel
makroalga yang ditemukan pada masing- lumpur maupun substrat di dasar perairan
masing transek disebabkan oleh berbagai tergantung pada kecepatan arus, apabila
hal seperti daya reproduksi yang tinggi, perairan memiliki arus yang kuat maka
kemapuan beradaptasi yang lebih partikel yang mengendap adalah partikel
berkembang dan daya tahan yang lemah yang ukurannya lebih besar.sebalikknya
terhadap habitat, adanya penyakit atau pada tempat yang arusnya lemah, maka
keadaan lingkungan yang kurang yang mengendap di dasar perairan adalah
mendukung. lumpur halus.
2. Indeks keanekaragaman Pada transek III dan IV yang masing-
Dari hasil analisis nilai indeks masing di tempatkan pada zona neritik
keanekaragaman (H') pada seluruh transek, didapatkan keanekaragaman (H')2,926 pada
nilai tertinggi diperoleh pada transekIII transek III sedangkan pada transek IV di
yangmemiliki indeks keanekaragaman (H') dapatkan keanekaragaman (H')2,519
sebesar 2,926 (Lampiran 6) pada transek IV menunjukkan keanekaragaman pada transek
memiliki indeks keanekaragaman (H') III lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh
sebesar 2,519 (Lampiran 6) adapun pada adanya aktivitas nelayan pada lokasi transek
transek II memiliki indeks keanekaragman IV, sedangkan pada lokasi transek III
(H') sebesar 2,126 (Lampiran 6) minim pengaruh dari aktivitas nelayan
sedangkan transek I memiliki indeks yang ada di sekitar pantai Cemara
keanekaragaman (H') sebesar 1,608 3. Indeks Keseragaman
(Lampiran 6). Dari indeks keanekaragaman Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat
yang diperoleh menunjukkan bahwa perairan dilihat bahwa nilai keseragaman (E) paling
pantai Cemara, Jerowaru Lombok Timur tinggi dimiliki oleh transek II sebesar
memiliki nilai keanekaragaman yang sedang 0,212 (lampiran 6) selanjutnya diikuti oleh
atau stabil. keanekaragaman merupakan transek III dengan indeks keseragaman (E)
parameter yang sangat penting untuk sebesar 0,195 (Lampiran 6) dan transek IV
membandingkan berbagai komunitas biota dengan indeks keseragaman (E) sebesar
laut, terutama untuk mengetahui pegaruh 0,193 (Lampiran 6) sedangkan indeks
kualitas perairan yang memberikan ganguan keseragaman (E) yang paling rendah
jenis-jenis biota laut yang ada. terdapat pada transek I yaitu sebesar 0,178
Makroalga biasanya mempunyai (Lampiran 6).
keanekaragaman yang tinggi pada perairan Bila dilihat dari indeks keseragaman
yang masih dalam kondisi baik dan (E) dari keempat transek yang diperoleh
sebaliknya kondisi perairan yang kurang itu berarti nilai indeks keseragaman
baik akan menunjukkan keanekaragaman dikategorikan relatif seragam atau jumlah
lebih rendah. Adapun pada pengamatan individu masing-masing spesies relatif
transek I yang diindikasikan memiliki sama. dimana makroalga yang ada dapat
perairan yang masih cukup baik memiliki dipengaruhi oleh gelombang air, suhu,
keanekaragaman (H') yang lebih rendah salinitas, pH maupun faktor alam lainnya,
dibandingkan dengan transek II yang di sehingga dapat mempengaruhi tingkat
indikasikan memiliki lingkungan perairan keseragaman makroalga. Menurut (Krebs,
yang kurang baik, hal ini bisa terjadi 1985 dalam Taufik 2016) indeks
dikarnakan pada lokasi transek I memiliki keseragaman (E) berkisar antara 0-1. Jika