Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ZAINAL

NPM : 18093017284

KELAS : IV.B (Belopa)

JAWABAN SOAL

1. Tahapan tahapan dalam Perencanaan Pembangunan adalah

1. Penyusunan Rencana

Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu


rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat) langkah, yaitu :

1. penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik,


menyeluruh, dan terukur.
2. masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja
dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.
3. melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan
yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah
perencanaan pembangunan.
4. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

2. Penetapan Rencana

Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakannya. Menurut Undang-Undang ini, rencana pembangunan jangka panjang
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah, rencana
pembangunan jangka menengah Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Peraturan
Presiden/Kepala Daerah, dan rencana pembangunan tahunan Nasional/daerah
ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah.

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana

Tujuan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan adalah untuk menjamin


tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui
kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh
pimpinan Kementerian/Lembag/Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selanjutnya,
Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan
rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan


yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk
menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan
berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana
pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran
(output), hasil (result), manfaat (benefit) dan dampak (impact). Dalam rangka
perencanaan pembangunan, setiap Kementerian/Lembaga, baik Pusat maupun Daerah,
berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan
atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja
proyek pembangunan, Kementrian/Lembaga, baik Pusat maupun Daerah, mengikuti
pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin keseragaman
metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masing-masing jangka waktu sebuah
rencana.

2. Perencanaan sangat diperlukan dalam tahapan pembangunan karena

Dengan adanya perencanaan, diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya


pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi.

Dengan perencanaan, maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal


dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan bukan hanya dilakukan mengenai
potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-
hambatan dan resiko-resiko yang mungkin akan dihadapi. Perencanaan dalam
pembangunan ekonomi mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedikit
mungkin.

Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara


pembangunan ekonomi yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk
memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination) untuk mendapatkan hasil
pembangunan ekonomi yang terbaik pula.

Dengan perencanaan, dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan dari segi
penting atau tidaknya suatu tujuan pembangunan ekonomi, sasaran maupun kegiatan
usahanya.

Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan atau evaluasi (control or evaluation).

Perencanaan digunakan lebih sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan dengan
lebih baik. Dengan adanya perencanaan yang matang dan penuh perhitungan, diharapkan
apa yang menjadi tujuan dari pembangunan ekonomi dapat tercapai dengan cepat dan
sesuai dengan target yang diharapkan.

3. Manfaat penggunaan analisis SWOT dalam teknik perencanaan pembangunan


adalah

 Beradaptasi dengan teknologi dan zaman


Membantu pelaku usaha dalam melihat masalah-masalah yang ada serta memikirkan
solusi-solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
 Mengatasi masalah internal perusahaan
Membantu perusahaan dalam menemukan masalah yang ada dan segera
menyelesaikannya sebelum berlarut-larut.
 Memperluas jaringan dan membangun relasi bisnis
Membantu perusahaan dalam melihat peluang kerjasama dengan pihak lain.
 Menghindari kerugian
Membantu pelaku usaha dalam mencermati kelemahan dan ancaman agar dapat
merumuskan strategi yang relevan dengan keadaan perusahaan.
 Membuat inovasi dan mengembangkan perusahaan
Setiap tahunnya, akan muncul pesaing baru atau inovasi baru yang dilakukan oleh
competitor untuk memenangkan pasar. Karena itu, riset eksternal perlu dilakukan
dalam melihat tren yang sedang berlangsung serta membuat inovasi baru agar tidak
ketinggalan zaman.
 Analisa keuangan perusahaan
Membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi.
Kecanggihan teknologi yang semakin pesat melahirkan sejumlah software bisnis yang
dapat membantu pengusaha dalam mengecek kondisi keuangan perusahaan secara
cepat tanpa dibatasi jarak dan waktu.

4. Mengapa partisipasi masyarakat menjadi penting dalam merencanakan sebuah


pembangunan ?

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat sangat bergantung kepada peranan


pemerintah dan masyarakat. Keduanya harus mampu menciptakan sinergi. Tanpa
melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan secara
optimal.

Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga membutuhkan strategi


yang tepat agar dapat lebih efisien dari segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil.
Pemilihan strategi pembangunan ini penting karena akan menentukan dimana peran
pemerintah dan dimana peran masyarakat, sehingga kedua pihak mampu berperan secara
optimal dan sinergis.

Keterlibatan masyarakat luas, merupakan salah satu kunci yang sangat penting dalam
keberhasilan pembangunan. Dengan keterlibatan masyarakat ke dalam proses
pembangunan, maka pemerintah tidak lagi menerapkan sistem pembangunan yang Top
Down namun akan menerapkan sistem Bottom Up dimana usulan yang berasal dari
masyarakat akan menjadi masukan penting dalam upaya pembangunan daerah.

5. Isu strategis dalam Perencanaan Pembangunan tentang wilayah dan tata ruang
adalah :

Atas dasar kebutuhan tempat tinggal penduduk, tak jarang lahan pertanian yang subur
berubah fungsinya menjadi sebuah pemukiman atau perumahan. Tapi kalau kamu tahu
nih, selain tempat tinggal, salah satu kebutuhan pokok manusia adalah makanan. Dengan
berkurangnya lahan pertanian yang subur, otomatis sumber atau bahan dasar makanan
harus di tanam di tempat yang jauh, dan hal ini berdampak pada meningkatnya harga
makanan tersebut.

Perencanaan tata ruang dan wilayah yang buruk menjadi salah satu penyebabnya, dalam
penerapan tata ruang dan wilayah yang baik, Indonesia masih memiliki beberapa
masalah, masalahnya adalah berikut ini.

Contoh dan permasalahan:

1. Tidak adanya ketegasan hukum bagi seorang yang melanggar tata ruang.

Setiap orang yang melakukan penyimpangan perencanaan tata ruang tidak pernah atau
jarang mendapatkan sanksi. Akibatnya, penyimpangan penggunaan tata ruang dianggap
biasa dan tidak punya arti apa-apa. Kondisi ini berakibat pada kesemrawutan pelaksanaan
tata ruang wilayah.

2. Perencanaan tata ruang selalu disatukan dengan rencana pengembangan.

Perencanaan tata ruang yang disatukan dengan rencana pembangunan berakibat


kesimpangsiuran karena seharusnya perencanaan tata ruang dijadikan acuan dalam
rencana pembangunan.

3. Perencanaan tata ruang lebih banyak didominasi oleh keputusan politik.


Tidak bisa dipungkiri bahwa stabilitas politik di Indonesia masih kurang baik. Banyak
pengambil kebijakan dan keputusan memutuskan atau mengeluarkan kebijakan yang
tidak objektif. Terutama dalam bidang tata ruang. Seharusnya perencanaan tata ruang
mengacu pada objektivitas karakteristik wilayah, bukan kebijakan politik. Jika ini terjadi,
maka akan menghasilkan pemanfaatan lahan yang tidak maksimal. Biasanya hal ini
terjadi dengan kesepakatan serta pemberian uang secara sembunyi-sembunyi.

4. Belum semua daerah di Indonesia mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang sesuai dengan RTRW Nasional.

Menurut catatan kementerian pekerjaan umum, pada tahun 2015 baru 51% dari 34
provinsi di Indonesia yang mempunyai Peraturan Daerah (perda) tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW). Tanpa peraturan daerah yang jelas, pemerintah daerah akan
mengalami kesulitan dalam mengatur peruntukkan suatu wilayah dan mengambil
tindakan jika terjadi pelanggaran RTRW di daerahnya.

Permasalahan di atas adalah sebagian kecil dari permasalahan yang dapat muncul karena
penataan ruang dan perencanaan wilayah yang kurang baik. Jika penataan ruang dan
perencana wilayah dilakukan dengan tidak baik, mungkin pada masa yang akan datang,
dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, lahan pertanian bisa saja habis
untuk membangun perumahan kemudian menghasilkan krisis pangan.

Anda mungkin juga menyukai