OLEH
NIM : A011191053
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3
Latar Belakang.............................................................................................................. 3
II. PEMBAHASAN MATERI ........................................................................................ 5
A. Sejarah Perkembangan Koperasi di Dunia ...................................................... 5
1. Sejarah Perkembangan koperasi di Inggris.............................................. 5
2. Sejarah Perkembangan Koperasi di Jerman............................................ 7
3. Sejarah Perkembangan Koperasi di Denmark ....................................... 11
4. Sejarah Perkembangan koperasi di Perancis ........................................ 12
5. Sejarah Perkembangan Koperasi di Amerika Serikat ........................... 14
6. Sejarah Perkembangan Koperasi di Jepang .......................................... 15
7. Sejarah Perkembangan Koperasi di Swedia .......................................... 16
8. Sejarah Perkembangan Koperasi di Uni Soviet ..................................... 17
9. Sejarah Perkembangan Koperasi di Amerika Selatan, Afrika,
Australia, Selandia baru............................................................................. 18
10. Sejarah Perkembangan Koperasi di Thailand, India, Timor Leste,
Filipina, dan Malaysia................................................................................. 18
B. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia ............................................. 20
1. Perkembangan Koperasi di Indonesia sebelum Kemerdekaan .......... 20
2. Perkembangan koperasi di Indonesia setelah Kemerdekaan ............ 22
III. PENUTUP ............................................................................................................... 25
Kesimpulan.................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26
2
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan
awal abad 19 di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan “Koperasi
Praindustri”. Dari sejarah perkembangannya, dimulai dari munculnya
revolusi industri di Inggris tahun 1770 yang menggantikan tenaga
manusia dengan mesin-mesin industri yang berdampak pada semakin
besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang
awalnya ingin menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata
memunculkan hegemoni baru oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte-
Egalite-Fraternite (kebebasan-persamaan-kebersamaan) yang semasa
revolusi didengung-dengungkan untuk mengobarkan semangat
perjuang rakyat berubah tanpa sedikitpun memberi dampak perubahan
pada kondisi ekonomi rakyat. Manfaat Liberte (kebebasan) hanya
menjadi milik mereka yang memiliki kapital untuk mengejar keuntungan
sebesar-besarnya. Semangat Egalite dan Fraternite (persamaan dan
persaudaraan) hanya menjadi milik lapisan masyarakat dengan strata
sosial tinggi (pemilik modal kapitalis).
3
masyarakat. Oleh karena itu, kesadaran antara kesamaan dan
kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara
berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan
bangsa sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan
yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat
pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan
koperasi serta dukungan/perlindungan yang diperlukan.
4
II. PEMBAHASAN MATERI
A. Sejarah Perkembangan Koperasi di Dunia
1. Sejarah Perkembangan koperasi di Inggris
Dampak berkembangnya industri yang sangat cepat menyebabkan
kaum buruh kesulitan dalam mempertahankan perekonomiannya.
Kondisi ini menyebabkan Robert Owen, seorang direktur pabrik tenun,
dan William King tergerak untuk memberikan pertolongan. Robert Owen
mendorong dan memberikan fasilitas bagi berdirinya koperasi bagi
buruh pabriknya dengan memberikan monopoli bagi pendirian toko-toko
di sekitar pabriknya. Sementara itu William King, seorang dokter,
mendorong buruh untuk berkoperasi. Usaha perkoperasian yang dirintis
pada tahun 1928 berkembang cepat sehingga dalam kurun waktu hanya
dua tahun jumlah koperasi meningkat pesat sehingga mencapai 10
buah.
5
Pioneers meneliti dan menemukan kelemahan dari koperasi yang
diprakarsai Owen dan King.
6
(4) Barang-barang dijual dengan harga pasar
(5) Koperasi menyediakan barang dengan kualitas yang baik dan
dengan pertimbangan yang benar (Hudiyanto, 2002).
7
berbeda. Raiffaessen terutama menekankan kepada kehidupan petani
gurem dan buruh tani, sedang Schultze terutama menekankan pada
nasib buruh tani dan pengusaha industri kecil.
a. Koperasi Raiffaessen
8
Ada kecenderungan di kalangan petani untuk gemar berhutang
karena persyaratannya yang relatif mudah, tanpa melihat
kemampuan dan kebutuhannya
Dengan model perkumpulan simpan pinjamannya ternyata para
petani belum bisa terbebas dari masalah hutang.
9
b. Koperasi herman Schulze
10
belakang dan kebiasaan pertaniannya, sedangkan pada koperasi
Schulze, latar belakang kehidupan anggotanya adalah industri
perkotaan. Atas dasar perbedaan latar belakang itu maka ada
perbedaan antara kedua model itu antara lain pada koperasi kredit
model Raiffaessen, di antara anggota terjalin kerja sama yang amat erat
sehingga segala sesuatunya bisa berjalan dengan baik. Sementara itu
pada koperasi model Schulze, administrasi yang teratur amat menonjol,
sehingga jalannya koperasi lancar.
11
menerima pembaharuan yang diyakini akan membawa ke arah
kemajuan dan kesejahteraan.
12
Di sisi lain, ideologi sosialisme yang muncul sebagai reaksi dari
kekurangan-kekurangan kapitalisme itu ternyata tidak mampu berbuat
banyak untuk merubah keadaan saat itu.
13
5. Sejarah Perkembangan Koperasi di Amerika Serikat
Keadaan sosial ekonomi Amerika Serikat pada pertengahan abad
ke-19 hampir sama dengan Inggris. Menurut catatan, jumlah Koperasi
yang tumbuh antara tahun 1863-1939, berjumlah 2600 buah. Sekitar
57% dari Koperasi-koperasi ini mengalami kegagalan.
14
Alphonso, memulai usaha simpan pinjam dengan mendirikan
semacam “Bank Rakyat” pada tahun 1900 di Levis Queebec, dengan
menggerakkan kegiatan menabung di kalangan petani maupun buruh
dan selanjutnya meminjamkan kepada sesama anggota yang
memerlukan. Perkembangan yang pesat usaha simpan pinjam melalui
“bank rakyat ” mendorong Alphonso berpikir akan perlunya landasan
hukum bagi usaha tersebut. Atas usaha keras Alphonso bersama
temannya Edward A Filene (1860-1913), pada tahun 1909, lahirlah
undang-undang pertama tentang koperasi Simpan pinjam di
Massachussets.
Sampai tahun 1915, jumlah koperasi simpan pinjam atau credit union
telah bertambah menjadi 11 unit dan tiga tahun kemudian meningkat
menjadi 42 unit.Dan sampai tahun 1934 telah bertambah menjadi sekitar
2.400 unit yang tersebar di 38 negara bagian.Pada tahun tersebut,
Presiden Roosevelt menandatangani Federal Credit Union Act.Dan
pada tahun itu pula terbentuk Federal Credit Union yang menamakan
diri sebagai National Credit Union Association, yang berkedudukan di
Madison, Wiscounsin.
Koperasi pertama kali berdiri di Negara ini pada tahun 1900 (33
tahun sesudah pembaharuan oleh Kaisar Meiji), atau bersamaan
waktunya dengan pelaksanaan Undang-undang Koperasi Industri
Kerajinan. Cikal bakal kelahiran Koperasi di Jepang mulai muncul ketika
perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman.
15
Gerakan Koperasi pertanian mengalami kemajuan yang sangat
pesat sejak tahun 1930-an, khususnya ketika penduduk Jepang
menghadapi krisis ekonomi yang melanda dunia dalam periode 1933.
Di Jepang ada dua bentuk Koperasi pertanian. Yang pertama disebut
Koperasi Pertanian Umum. Koperasi ini bekerja atas dasar serba usaha,
misalnya menyelenggarakan usaha pemasaran hasil pertanian,
menyediakan kredit untuk usaha perasuransian, pemberian bimbingan
dan penyuluhan pertanian bagi usaha tani.
16
Pada tahun 1926 Koperasi berhasil menghancurkan monopoli penjualan
tepung terigu yang dimiliki perusahan swasta.
17
Soviet koperasi hnaya merupakan alat untuk menuju tercapainya
masyarakat komunis. Ada pertanian kolektif yang dikenal dengan
kolkhozi sebagai suatu bentuk koperasi, akan tetapi usaha koperasi ini
sesungguhnya masih merupakan alat Negara Uni Soviet dan bukan
koperasi di dalam arti yang murni atau sepeerti ditafsirkan orang di
Negara-negara barat.
18
b. Perkembangan koperasi di India dimulai dengan medirikan
koperasi kredit ala Raffesian pada tahun 1907 dan menyusun UU
yang kemudian diperbaharui pada tahun 1912. Pada awal
pertumbuhan koperasi di india yang menjadi adalan adalah
koperasi perkreditan peternakan sapi perah, pabrik gula dan bank
koperasi. UU koperasi India di adopsi oleh Negara Amerika,
Afrika & Asia termasuk Indonesia.
c. Perkembangan koperasi di Timor Leste mengadopsi model
koperasi wanita Setia Budi Wanita (SBW) JawaTimur, terutama
dalam hal manajemen tanggung renteng. Koperasi di Timor Leste
merupakan salah satu pilar ekonomi Negara selain sektor publik
& swasta. Jumlah koperasi di Timur Leste sebanyak 84 unit.
Kegiatannya berimbang antara koperasi simpan pinjam dan
koperasi serba usaha. Sampai pada tahun 2017, pemerintah
menargetkan koperasi tumbuh menjadi 300 koperasi.
d. Perkembangan koperasi di Filipina dipicu oleh lahirnya kebijakan
reformaAgraria. Koperasi yang berhasil di Filipina
adalahFederasiKoperasi Mindanao (FEDCO), yang memiliki
sekitar 20 anggota koperasi& 3600 petani perorangan. Koperasi
ini mengelola hampir 5000 hektar lahan dengan komoditi pisang.
MIDECO adalah salah satu koperasi yang pendiriannya didukung
oleh LSM pada tahun 1986.
e. Perkembangan koperasi di Malaysia diperkenalkan pada tahun
1909 oleh pemerintah colonial. Penciptaan RIDA (Otorita
Pengembangan Pedesaan & Industri) pada tahun 1990
membantu menfalisitasi melalui pegembangan pedesaan yang
terintegrasi. Gerakan koperasi yang terkenal di Malaysia adalah
gerakan koperasi pengembangan perumahan.
19
B. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
1. Perkembangan Koperasi di Indonesia sebelum Kemerdekaan
20
pelaksanaan baik koperasi yang dibentuk oleh Budi Utomo maupun SDI
tidak dapat berkembang dan mengalami kegagalan, hal ini karena
lemahnya pengetahuan perkoperasian, pengalaman berusaha,
kejujuran dan kurangnya penelitian tentang bentuk koperasi yang cocok
diterapkan di Indonesia. Upaya pemerintah kolonial belanda untuk
memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia ternyata tidak
sebatas pada bidang politik saja, tapi kesemua bidang termasuk
perkoperasian. Hal ini terbukti dengan adanya undang-undang koperasi
pada tahun 1915, yang disebut “Verordening op de Cooperative
Vereenigingen” yakni undang-undang tentang perkumpulan koperasi
yang berlaku untuk segala bangsa, jadi bukan khusus untuk Indonesia
saja. Undang-undang koperasi tersebut sama dengan undang-undang
koperasi di Nederland pada tahun 1876 (kemudian diubah pada tahun
1925), dengan perubahan ini maka peraturan koperasi di indonesia juga
diubah menjadi peraturan koperasi tahun 1933 LN no.108. Di samping
itu pada tahun 1927 di Indonesia juga mengeluarkan undang-undang
no.23 tentang peraturanperaturan koperasi, namun pemerintah belanda
tidak mencabut undang-undang tersebut, sehingga terjadi dualisme
dalam bidang pembinaan perkoperasian di Indonesia. Meskipun kondisi
undang-undang di indonesia demikian, pergerakan dan upaya bangsa
indonesia untuk melepaskan diri dari kesulitan ekonomi tidak pernah
berhenti, pada tahun 1929, Partai Nasionalis Indonesia (PNI) di bawah
pimpinan Ir.Soekarno mengobarkan semangat berkoperasi kepada
kalangan pemuda. Pada periode ini sudah terdaftar 43 koperasi di
Indonesia.
21
Setelah itu pada tahun 1942, pada masa kedudukan jepang keadaan
perkoperasian di Indonesia mengalami kerugian yang besar bagi
pertumbuhan koperasi di Indonesia, hal ini disebabkan pemerintah
jepang mencabut undang-undang no.23 dan menggantikannya dengan
kumini (koperasi model jepang) yang hanya merupakan alat mereka
untuk mengumpulkan hasil bumi dan barang-barang kebutuhan jepang.
22
antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia
yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari
Koperasi serta menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di
kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat. Selanjutnya, koperasi
pertumbuhannya semakin pesat. Tetapi dengan terjadinya agresi I dan
agresi II dari pihak Belanda Pada tahun 1949 diterbitkan Peraturan
Perkoperasian yang dimuat di dalam Staatsblad No. 179. Peraturan ini
dikeluarkan pada waktu Pemerintah Federal Belanda menguasai
sebagian wilayah Indonesia yang isinya hampir sama dengan Peraturan
Koperasi yang dimuat di dalam Staatsblad No. 91 tahun 1927, dimana
ketentuan-ketentuannya sudah kurang sesuai dengan keadaan
Inidonesia sehingga tidak memberikan dampak yang berarti bagi
perkembangan koperasi.
Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun
1950 program Pemerintah semakin nyata keinginannya untuk
mengembangkan perkoperasian. Hal terealisasikan dalam program
kabinet- kabinet sehingga koperasi makin berkembang dari tahun ke
tahun baik organisasi maupun usaha.
Selanjutnya pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953
dilangsungkan kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung.
Keputusannya antara lain merubah Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DKI). Di
samping itu mewajibkan DKI membentuk Lembaga Pendidikan Koperasi
dan mendirikan Sekolah Menengah Koperasi di provinsi-provinsi.
Keputusan yang lain ialah penyampaian saran-saran kepada
Pemerintah untuk segera diterbitkannya Undang-Undang Koperasi yang
baru serta mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Pada tahun 1956 tanggal 1 sampai 5 September diselenggarakan
Kongres Koperasi yang ke III di Jakarta. Keputusan Kongres di samping
hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan perkoperasian di Indonesia,
juga mengenai hubungan Dewan Koperasi Indonesia dengan
International Cooperative Alliance (ICA).
23
Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan
Koperasi No. 79 Tahun 1958 yang dimuat di dalam Tambahan Lembar
Negara RI No. 1669. Undang-Undang ini disusun dalam suasana
UndangUndang Dasar Sementara 1950 dan mulai berlaku pada tanggal
27 Oktober 1958. Isinya lebih biak dan lebih lengkap jika dibandingkan
dengan peraturan-peraturan koperasi sebelumnya dan merupakan
Undang-Undang yang pertama tentang perkoperasian yang disusun
oleh Bangsa Indonesia sendiri dalam suasana kemerdekaan.
Koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga sekarang.
Tampilan orde baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan
cakrawala baru bagi pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian di
Indonesia, dibawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Ketetapan
MPRS no.XXIII membebaskan gerakan koperasi dalam berkiprah.
Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada
zaman orde baru hingga sekarang :
24
III. PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan koperasi di seluruh dunia disebabkan oleh tidak dapat
dipecahkannya masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme.
Koperasi lahir sebagai alat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan
dan kelemahan-kelemahan dari perekonomian yang kapitalistis ( Team
UGM, 1984). Koperasi yang lahir pertama di Inggris (1844) berusaha
mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara
kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan yang
selanjutnya menelorkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan
“Rochdale Principles”. Dalam waktu yang hampir bersamaan di Prancis
lahir koperasi yang bergerak di bidang produksi dan di Jerman lahir
koperasi yang bergerak di bidang simpan-pinjam. Lalu perkembangan ini
terus diikuti oleh negara-negara lainnya baik di eropa maupun asia.
25
DAFTAR PUSTAKA
Masngudi, 1990. ”penelitian tentang Sejarah Perkembangan Koperasi
di Indonesia”. Jakarta : Badan Penelitian Pengembangan Koperasi.
26