NIM : PO.71.24.1.20.025
Kelas : 1 Reguler A
Kompetensi ke-1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu
sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
4. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di
masyarakat.
3. Primary Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan menggunakan promosi kesehatan
serta strategi pencegahan penyakit.
5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberika asuhan kebidanan.
1. Standar I: Organisasi
5. Standar V: Fasilitas
Standar profesi bidan yang keempat membahas tentang standar pelayanan kebidanan. Standar
tersebut berisikan:
Standar Profesi bidan yang kelima membahas tentang standar praktik kebidanan. Standar
tersebut berisikan:
2. Standar II: Pengkajian, pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukansecara
sistematis dan kesimbangan.Datang yang diperoleh dicatat dan dianalisi.
Dalam salah satu diskusi beberapa bidan praktek mandiri maupun yang bekerja di beberapa rumah sakit
di Surabaya, diangkat topik pentingnya pernyataan tertulis tentang persetujuan tindakan dan penolakan
tindakan pelayanan kebidanan oleh pasien pada Sabtu lalu (3/3/2012). Ada satu hal menarik. Sebagai
contoh adalah keluhan pasien maupun keluarga tentang tanda tangan pernyataan persetujuan maupun
penolakan tindakan pelayanan kesehatan:
"Bidan sekarang gocik - gocik ( penakut ) sering merujuk pasien, tidak seperti dulu kendel - kendel
( pemberani ). Sedikit- sedikit minta teken ( tanda tangan persetujuan ), teken ini itu, ribet jadinya. Saya
mau KB saja harus teken. Jaman mertua saya dulu katanya kog tidak seperti ini ya? Wes pokoke pasien
pasrah bongkokan ( nurut apa maunya terserah deh ) sama bu Bidan.
Sementara itu, pada kondisi lain di mana kasus gawat darurat yang membahayakan keselamatan bayi
masih ditemukan keadaan berikut meskipun sudah ada Jampersal, terutama di rumah sakit Swasta: "
Tunggu keluarga dulu bu Bidan, suami
saya sedang rembugan dengan keluarganya " Atau dalam situasi yang lebih sulit lagi dimana sebenarnya
ada harapan hidup dan sehat, lalu menjadi terabaikan. Contoh kasus bayi yang mengalami masalah
misalnya kuning 24 jam pertama setelah lahir. Kasus kuning ini seharusnya perlu segera dirujuk ke
tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Saat di beri penjelasan panjang lebar akibatnya bila bayi
kuning tidak dirujuk dan tidk mendapat terapi sinar, pasien ada yang menolak. " Kami bawa pulang saja
bu Bidan, mau jemur matahari saja " Si pasien tetap bersikukuh menolak dirawat maupun dirujuk.
Dalam situasi ini, pernyataan tertulis baik persetujuan tindakan dan penolakan tindakan wajib
dikerjakan sebagai prosedur di mana seorang profesional bidan menjalankan tugas dan kewajiban
sebagai tenaga kesehatan yang sesuai dengan kompetensinya. Bidan sebagai tenaga paramedis yang
berkecimpung dalam pelayanan kesehatan di sepanjang daur kehidupan seorang perempuan bukan
sebuah profesi mudah.
Seseorang disebut bidan salah satunya didefinisikan "Seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan yang diakui oleh pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Republik Indonesia dan memiliki
kompetensi dan kualifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktek
kebidanan". Melihat ruang lingkup kerja bidan memang cukup luas, bahkan dalam keilmuannya seorang
bidan diharuskan menguasai keilmuan mulai dari kesehatan bayi baru lahir, balita, remaja, wanita usia
subur, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, masa interval, menopause, klimakterium, hingga
pelayanan bagi perempuan lanjut usia.
Begitu banyak yang menjadi tugas, tanggung jawab dan peran bidan di tengah masyarakat. Idealnya,
diharapkan seorang bidan yang telah berijasah dan mendapat ijin praktek, harus mampu dan profesional
dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan tersebut. Menengok kembali beban kerja bidan masa
lampau sangat tinggi, dimana seorang bidan masih langka dan begitu berarti bila berada ditengah
masyarakat terutama di pedesaan. Berbeda jauh dengan kondisi masa sekarang dimana banyak bidan-
bidan dengan latar belakang pendidikan yang sudah Diploma III tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Kesimpulan
Bidan yang merupakan salah satu profesi yang profesional tentunya memiliki syarat-syarat dan
standar dalam menjalankan tindakan profesinya, salah satunya adalah standar profesi bidan
yang terdiri dari lima standar yaitu :
REFERENSI
https://store.ums.ac.id/buku/kesehatan/pengantar-ilmu-kebidanan-dan-standar-profesi-
kebidanan.html
https://poltekkes-kaltim.ac.id/2013/05/24/standar-profesi-bidan-di-indonesia/
http://aliciarischa.com/2014/05/-standar-praktik-bidan-beserta_24.html?m=1