Anda di halaman 1dari 10

Nama Peserta : dr.

Dita Nur Hapsari


Nama Wahana : RS PTPN X Jember Klinik
TOPIK : Kaki Diabetik
Tanggal (kasus) : 16/11/19 No. RM: 269701
Nama Pasien : Tn.KA Nama Pendamping: dr. Anita Fadhillah MMRS
Nama Pendamping II : dr. Rizky Imansari Nama Pembimbing: dr. Setyadi Drajat, Sp.BTKV
Objektif Presentasi
o Keilmuan o Keterampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka
o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa
o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil
o Deskripsi :

o Tujuan:
1. Menegakkan diagnosis KAKI DIABETIK
2. Manajemen dan tatalaksana awal Pasien KAKI DIABETIK
Bahan Bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan E-mail
Diskusi
Data Pasien Nama : Tn KA No Registrasi : 269701

Nama fasilitas kesehatan: RS PTPN X Jember Klinik Telp : - Terdaftar sejak : 19/11/19
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis:
Pasien datang ke IGD RS Jember Klinik dengan keluhan luka pada kaki kanan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Sejak 1 bulan yang lalu, timbul luka di punggung kaki kanan, luka semakin meluas, bernanah, dan berbau busuk. Sejak 2

1
minggu yang lalu jari-jari kaki mulai bewarna kehitaman. Sejak 2 minggu smrs pasien juga mengaku demam, dirasakan
terus menerus, dan nafsu makan semakin menurun. Keluhan lain berupa mual dan muntah diakui oleh pasien. 2 minggu
smrs, pasien sempat memeriksakan diri di puskesmas, dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dengan hasil 566
mg%. Pasien sempat disarankan untuk dirujuk saat itu ke rumah sakit untuk penanganan berikutnya, namun pasien menolak
karena takut. Pasien kemudian diberikan obat-obatan secara oral. Selama minum obat dari puskesmas, pasien merasa tidak
ada perubahan, keluhan-keluhan semakin memberat dan akhirnya pasien setuju untuk dirujuk ke rumah sakit.
Selama ini pasien mengaku terdapat keluhan rasa lapar dan haus berlebihan, serta frekuensi buang air kecil yang sangat
sering. Pada malam hari pasien bisa sampai 2 kali terbangun untuk buang air kecil. Selama ini pasien tidak pernah
memeriksakan status kesehatannya karena masalah letak rumah nya yang jauh dari puskesmas.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat asma (-)
 Penyakit jantung sebelumnya (-)
 Alergi obat (-)
 Riwayat kencing manis tidak diketahui
 Riwayat darah tinggi (-)
 Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
 Merokok (-)
 Konsumsi alkohol (-)
3. Riwayat Sosial
Pembiayaan pasien dengan Swasta

2
4. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6 = 15
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekuensi nadi : 80x/menit
Suhu : 37,8 C
Frekuensi nafas : 18x/menit
Status Generalis
Mata : Konjungtiva pucat +/+ ; Sklera ikterik -/- ; Edema palpebra -/-
Leher : JVP 5-2cmH2O, distensi vena jugular -/-, pembesaran KGB (-)
Thorax
 Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Paru : Suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/- ; wheezing -/-
Abdomen : Datar, soepel, nyeri tekan (-), defans muskular (-), hepar-lien tidak teraba membesar, Bising usus (+)
5x/menit, Shifting dullness (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema ekstremitas (-), capillary refilling time < 2 detik
Status Lokalis

Status lokalis

3
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 19.47 3,5-10 x 103 MPV 7.9 6,5-11 fL
 Status Lokalis : (Regio Pedis Dextra)
mm3
Look x: Tampak ulkus pada
0,06dorsal1.5-7.00
o pedis dextra, diameter 4 cm, dasar jaringan otot, tendon, dan tulang. Pus (+),
Eritrosit 3.94 3,8-5,8 106 Neutrofi 103/ mm 3

mmperdarahan
3 aktif
l (+). Digiti II,IV,V pedis dextra kehitaman, sugestif gangren. Terdapat kalus pada plantar pedis,
Hb 9.6 11-16,5 g/dL
disertai Limfosit
penebalan kuku1.08 1,2-3,2 103/Edema
kaki (onikodistrofi). mm3 (+)
Ht 29.64 35-50 % Monosit 0.03 0,3-4,8 L 103 mm3
o Feel : 3
Trombo 523 150-350x10 Basofil 0.1 0.0-0.10 H 103
sit mmPemeriksaan
3 Vaskular mm3
Pct 0.41 100-500 L% MCHC 32.4 Kaki Kanan31,5-35 g/dL Kaki Kiri
MCV 75 80-97 fL RDW
Arteri Dorsalis Pedis 13.8
Palpasi :10-15%
teraba Palpasi : teraba
MCH 24.4 26,5-33,5 pq PDW 35.5 6.5-11 fL
Sistolik : 160 mmHg Sistolik : 150 mmHg
ABI :160/130 = 1,2 ABI : 150/130 = 1,15
 Pemeriksaan Neurologis
Sensoris: Kesan pemeriksaan sensorik tidak normal pada kedua kaki (NB:permeriksaan sensorik tidak menggunakan
monofilamen 10 Gram, namun menggunakan kapas)
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (12-12-2019)

4
Kimia Darah
Gula darah sewaktu : 381 mg/dL
Gula darah puasa : 129 mg/dL
Gula darah 2 jam Post Prandial : 357 mg/dL
Ureum : 47 mg/dL
Kreatinin : 1.20 mg/dL
SGOT : 26 U/l
SGPT : 12 U/l

Pembekuan Darah
BT/CT : 30”/7.00”

5
6. Diagnosis
a. Kaki Diabetes Wagner IV
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
c. Anemia mikrositik hipokrom et causa Penyakit kronik

7. Tatalaksana
 Hospitalisasi + tirah baring
 IVFD Ringer Laktat 1500cc/24 jam
 Injeksi Levemir 1x12 unit SC
 Injeksi Novorapid 3x8 unit SC
 Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV
 Drip Metronidazole 3x500 mg IV
 Injeksi Asam Tranexamat 3x500 mg IV
 Injeksi Ketorolac 2x30 mg IV
 Injeksi Ranitidine 2x50 mg IV
 Rawat luka setiap hari
 Diet DM 1600 kalori
 Konsul Departemen Bedah, saran  Pro disartikulasi jari II Pedis Dextra
 KIE pasien dan keluarga

6
8. Subyektif
Pasien datang ke IGD RS Jember Klinik dengan keluhan luka pada kaki kanan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Sejak
1 bulan yang lalu, timbul luka di punggung kaki kanan, luka semakin meluas, bernanah, dan berbau busuk. Sejak 2 minggu yang
lalu jari-jari kaki mulai bewarna kehitaman. Sejak 2 minggu smrs pasien juga mengaku demam, dirasakan terus menerus, dan
nafsu makan semakin menurun. Keluhan lain berupa mual dan muntah diakui oleh pasien. 2 minggu smrs, pasien sempat
memeriksakan diri di puskesmas, dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dengan hasil 566 mg%. Pasien sempat
disarankan untuk dirujuk saat itu ke rumah sakit untuk penanganan berikutnya, namun pasien menolak karena takut. Pasien
kemudian diberikan obat-obatan secara oral. Selama minum obat dari puskesmas, pasien merasa tidak ada perubahan,
keluhan-keluhan semakin memberat dan akhirnya pasien setuju untuk dirujuk ke rumah sakit.
Selama ini pasien mengaku terdapat keluhan rasa lapar dan haus berlebihan, serta frekuensi buang air kecil yang sangat sering.
Pada malam hari pasien bisa sampai 2 kali terbangun untuk buang air kecil. Selama ini pasien tidak pernah memeriksakan
status kesehatannya karena masalah letak rumah nya yang jauh dari puskesmas.

Daftar Pustaka
1. Yunir E, Purnamasari D, Ilyas E, Widyahening IS, Mardai RA, Sukardji K. Pedoman penatalaksanaan kaki diabetik. Jakarta: Pengurus
Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2008.
2. Wounds International Group. Best practice guidelines: wound management in diabetic foot ulcers. London: Wounds International. 2013;
p. 2-20
3. Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: Interna Publishing. 2009; p. 1933-36.
4. Apelqvist J, Bakker K, Houtum WHV. Practical guidelines on the management and prevention of the diabetic foot. Diabetes Metab Res

7
Rev 2008; 24(1):181-187
5. Frykberg RG, Zgonis T, Armstrong DG, Driver VR, Giurini JM, Kravitz SR, et al. Diabetic foot disorders: a clinical practice guideline.
Journal of Foot and Ankle Surgery 2006; 45(5):6-19.
6. Rowe VL. Diabetic Ulcers Treatment & Management. 2012. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/460282-
treatment#showall. Accessed Januari 28, 2014.
7. Tongson L, Habawel DL, Evangelista R, Tan JL. Hyperbaric oxygen therapy as adjunctive treatment for diabetic foot ulcers. Wounds
International 2013; 4(4): 8-10.
8. Giglia J, Jarboe M. Lower Extremity Amputation. In: Greenfield’s Surgery: Scientific Principles and Practice [e-book]. 4th edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.2006.

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai