Abstract
The Violence in educationis a behavior that exceed the limit and violate the rules in education.There are
a variety of cases that occurred against the background of different problems, to cause some negative
effects for the victims. Schools should have a place for children to get an education and teaching, rather
as a place for children to get violent. The purpose of this obserb was to describe the concept of non
violence education in the Qur’an and implementation in PAI. Collecting data using the method of
documentation. The results showed the first, non violence education in the QS.Ali‘Imran:159 including;
gentle, forgiving, democracy and resignation. Second, the implementation in the PAI includes the
functions and duties of teacher to be thoughtful and open and dialogical stance put forward in the
learning relevant.
Keywords: NonViolence Education, Teaching Methods PAI
Abstrak
Kekerasan dalam pendidikan merupakan perilaku yang melampaui batas dan menyalahi aturan dalam
pendidikan. Terdapat beragam kasus yang terjadi dengan latar belakang persoalan yang berbeda, hingga
menimbulkan beberapa efek negatif bagi para korbannya. Sekolah seharusnya sebagai tempat bagi
anak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran, justru sebagai tempat bagi anak mendapatkan
tindakan kekerasan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan konsep
pendidikan anti kekerasan dalam al-Qur’an dan implementasinya dalam PAI. Pengumpulan datanya
menggunakan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pertama, pendidikan anti kekerasan
dalam QS. QS.Ali‘Imran: 159 seperti; lemah lembut, pemaaf, berdemokrasi serta tawakkal. Kedua,
implementasinya dalam PAI mencakup fungsi dan tugas pendidik untuk bersikap bijaksana dan
terbuka serta mengedepankan sikap dialogis dalam metode pembelajaran yang relevan.
Kata Kunci: Pendidikan Anti Kekerasan, Metode Pengajaran PAI
171
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016
172
Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-quran dan Implementasinya ...
173
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016
174
Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-quran dan Implementasinya ...
marah. Namun di samping itu, cukup dap kualitas proses pembelajaran, maka
banyak pula bukti yang menunjukkan pendidik harus mampu meningkatkan
kelemahlembutan Nabi SAW dalam kemampuan peserta didik dalam me
menghadapi dan mengarahkan kaum nguasai keterampilan dan ilmu pe
muslimin ketika perang Uhud terjadi. ngetahuan sebagai hasil belajar yang
Persoalan pokok pendidikan anti diterimanya(Syaiful Sagala, 2013:181).
kekerasan yang terkandung dalam Terjadinya kasus-kasus kekerasan di
QS. Ali ‘Imran ayat 159 di atas adalah lingkungan pendidikan oleh pendidik
berawal dari diperintahkannya menge ialah salah satu bentuk pelanggaran
depankan musyawarah dalam segala kode etik guru sebagai penyelenggara
aspek kehidupan. Konsep musyawarah proses pendidikan yang semestinya
mempunyai nilai-nilai yang menun tidak terjadi.
jukkan bahwa pentingnnya untuk ber Secara teoritis, kekerasan terhadap
demokrasi. Dalam artian sikap seorang anak (child abuse) dapat didefinisikan se
pemimpin yang demokratis dengan ber bagai peristiwa perlukaan fisik, mental,
upaya menerima kritik dan saran dari atau seksual yang umumnya dilakukan
anggotanya dan berupaya membimbing oleh orang-orang yang mempunyai
anggotanya dengan metode yang baik tanggung jawab terhadap kesejahtera
tanpa ada unsur kekerasan. an anak. Hal itu seperti pendidik di
Pembentukan manusia secara lembaga pendidikan, yang mana hal itu
utuh melalui pendidikan merupakan semua diindikasikan sebagai kerugian
cita-cita nasional yang sejak lama telah dan ancaman terhadap kesehatan dan
disusun para guru bangsa. Karena, kesejahteraan anak. Contoh yang paling
manusia adalah makhluk unik yang jelas sebagai bentuk kekerasan terhadap
bisa dididik (menerima pendidikan) anak ialah pemukulan atau penyerangan
dan memberikan pendidikan kepada secara fisik berkali-kali sampai terjadi
sesamanya demi terwujudnya sebuah luka atau goresan (Bagong Suyanto,
nilai-nilai yang ingin dicapai dalam 2013:28).
pendidikan nasional. Nilai-nilai tersebut Berdasarkan hasil analisis terha
termaktub dalam tujuan pendidikan dap kandungan QS. Ali ‘Imran ayat
nasional yaitu menjadikan manusia 159, terdapat beberapa konsep pendi
Indonesia yang utuh dengan membantu dikan anti kekerasan yang dapat di
peserta didik untuk mengembangkan implementasikan dalam metode penga
potensi-potensi yang dimiliki (Chairul jaran pendidikan agama Islam, sebagai
Anwar, 2014:2). berikut:
Dalam melakukan pembentukan 1. Berlaku lemah lembut
manusia, pendidik dalam rangka me Kandungan dari pangkal ayat 159
laksanakan tugas profesionalnya terikat dari surah tersebut ialah sifat perintah
pada etika, baik untuk kepentingan diri untuk bersikap lemah lembut, seba
sendiri maupun untuk kepentingan yang gaimana yang terdapat dalam kutipan
lebih luas. Penerapan etika di kalangan ayatnya “Maka disebabkan rahmat dari
pendidikan memberikan dampak terha Allah-lah, engkau (Nabi Muhammad SAW)
175
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sikap tanpa mengandung unsur kekerasan
lemah lembut merupakan suatu sifat dalam proses pelaksanaannya. Hal
pada diri seseorang yang mana seseorang tersebut diperlukan sebab, kepemim
tersebut mampu bertutur kata yang tidak pinan seorang pendidik bukan hanya
menyakiti orang lain dengan perkataan faktor professional, pedagogik, dan
ataupun perbuatan, serta memberikan sosial saja akan tetapi aspek kepribadian
kemudahan dan ketenteraman kepada dan metode yang digunakan pendidik
orang lain. Sifat ini merupakan faktor dalam melakukan proses pembelajaran
subyektif yang harus dimiliki oleh setiap sangat diperhatikan.
orang dalam melakukan proses sosialisasi Pembelajaran yang berkualitas
dalam kehidupannya. adalah pembelajaran yang mampu
Dengan memiliki sifat lemah lembut meletakkan posisi guru dengan tepat
tersebut, seseorang akan tertanam rasa sehingga guru dapat memainkan pe
cintanya terhadap sesama manusia, rannya sesuai dengan kebutuhan be
terlebih utama pendidik dan peserta lajar peserta didik. Bukan dengan me
didik. Cinta dengan pengertiannya lakukan tindak kekerasan yang me
sudah merupakan fitrah yang dimiliki rugikan peserta didik. Dalam hal ini,
oleh setiap orang. Islam tidak hanya untuk menghindarkan terjadinya tin
mengakui keberadaan cinta itu pada dakan kekerasan dalam pendidikan,
diri manusia, tetapi juga mengaturnya pendidik harus sadar akan adanya
sehingga terwujud mulia. Bagi seorang tugas dan peran yang beragam dalam
muslim, sangat diperintahkan untuk proses pendidikan, diantaranya; Per
menebarkan cinta kepada Allah SWT, tama, pendidik sebagai fasilitator yak
Rasul-Nya, bahkan makhluk ciptaan- ni, guru tidaklah mengajar, tetapi me
Nya, terutama pada sesama manusia layani peserta didik untuk belajar.
(Yunahar Ilyas, 2012:24). Rasa cinta Kedua, pendidik sebagai motivator,
yang tertanam pada diri seorang yakni mendorong dan memotivasi
pendidik ketika berada dalam lembaga peserta didik untuk belajar dengan
pendidikan, akan mewujudkan sifat memperoleh hasil yang semaksimal
kelemahlembutan dalam menyeleng mungkin. Ketiga, Pendidik sebagai pe
garakan proses pembelajaran, sehingga macu, yakni pendidik menyentuh
metode kekerasan yang selama ini faktor-faktor belajar agar kompetensi
digunakan akan lambat laun hilang peserta didik dapat meningkat. Keempat,
dalam dunia pendidikan dan tercipta pendidik sebagai pemberi-inspirasi
suasana pendidikan yang penuh yakni, mengubah pandangan dan kehi
kedamaian. dupan peserta didik menjadi lebih baik
Maka, menurut hemat penulis, (Barnawi & Mohammad Arifin, 2012:
sikap lemah lembut tersebut perlu 69-70).
dimiliki dan tertanam dalam pribadi da
ri masing-masing pendidik agar dapat 2. Pemaaf
melangsungkan proses pendidikan dan Pesan berikutnya ialah memberi
pengajaran secara efektif dan efesien maaf dan membuka lembaran baru.
176
Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-quran dan Implementasinya ...
177
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016
178
Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-quran dan Implementasinya ...
dalam diri seorang pendidik. Proses tersebut bukanlah berarti berserah diri
pembelajaran tidak akan berjalan secara kepada Allah SWT tanpa melakukan
maksimal tanpa adanya peran pendidik ikhtiar apapun, akan tetapi harus
dalam memberikan pengetahuan dan ada aksi yang nyata dilakukan untuk
pemahaman materi pembelajaran. Da memperoleh apa yang diharapkannya
lam melakukan proses pembelajaran tersebut (Munawwar Khalil, 2010:27).
tersebut, pendidik terikat dalam kode Tawakkal merupakan sikap mem
etik dan peraturan tertentu yang harus bebaskan hati dari segala ketergan
dilaksanakan. tungan kepada selain Allah SWT
Nilai yang tereksplor dalam surat dan menyerahkan keputusan segala
Ali ‘Imran ayat 159 tersebut berupa sikap sesuatunya kepada-Nya. Tawakkal juga
terbuka antara pendidik dan peserta merupakan buah keimanan seseorang.
didik sehingga tercipta proses pem Setiap orang yang bertawakkal bahwa
belajaran yang aktif dan damai sesuai semua urusan kehidupan dan semua
dengan konsep dan tujuan pendidikan manfaat dan mudharat ada pada Allah
yang akan dicapai. Salah satu nilai yang SWT. Maka, sebagai seorang muslim se
harus dipenuhi dalam diri pendidik harusnya menyerahkan segala sesuatu
agar menciptakan pembelajaran yang kepada Allah SWT dan segala ridha
demokratis ialah mengaplikasikan nilai dengan segala kehendak-Nya (Yunahar
musyawarah dalam lingkungan pen Ilyas, 2012:44-45).
didikan. Nilai musyawarah tersebut Di samping menyerahkan segala
terikat dalam hubungan yang erat usaha pendidik dalam melakukan
antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran, sikap tawakkal
kegiatan belajar mengajar. Pendidik juga dalam pendidikan bisa merupakan
sebagai pemimpin ketika di kelas harus wujud ketundukan setelah melakukan
berupaya untuk berdemokratis dengan kegiatan pembelajaran keagamaan.
menciptakan interaksi dan komunikasi Nilai-nilai pendidikan anti keke
yang baik dengan peserta didik dan rasan yang terkandung di dalam QS.
berupaya menerima masukan dan saran Ali ‘Imran ayat 159 memberikan pema
dari peserta didiknya. haman dan pengetahuan kepada para
pemangku kepentingan pendidikan
4. Tawakkal agama Islam terutama pendidik, untuk
Pesan terakhir ilahi dalam konteks menentukan proses pembelajaran me
musyawarah, sebagaimana telah dije lalui kandungan yang tersirat dalam
laskan oleh M. Quraish Shihab ialah ayat tersebut. Kandungan dari konsep
(apabila telah bulat tekad, laksanakanlah dan pendidikan anti kekerasan dalam QS.
berserah dirilah kepada Allah). Tawakkal Ali ‘Imran ayat 159 telah disebutkan
adalah membebaskan hati dari segala dalam tafsir al-Misbah, dapat diketahui
ketergantungan kepada selain Allah dari pemaparan tafsir tersebut mengenai
dan menyerahkan keputusan segala sikap Nabi SAW dalam menghadapi
sesuatukepada-Nya (Yunahar Ilyas, kaum muslimin yang melakukan kesa
2012:44). Namun makna tawakkal lahan besar dalam perang Uhud.
179
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016
180
Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-quran dan Implementasinya ...
181
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016
182
Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-quran dan Implementasinya ...
183
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016
184