Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENYIAPAN LAHAN

Syalila Julsanda (J0307201056)

Kelas Paralel : 1 (Satu)

Dosen Pembimbing : Aldi Kamal Wijaya, SP., MP., MST

TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2021


A. Pengolahan Lahan
1. Mengolah Lahan
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan
daya dukungnyaterhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia.
Lingkungan fisis meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air. Sedangkan
lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan dan manusia.Setiap kegiatan pertanian
pasti membutuhkan pengolahan lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah
keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan (
struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan akan
menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi
sangat ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah. Perubahan sifat tanah
akibat pengolahan tanah juga berhubungan dengan seringnya tanah dalam keadaan
terbuka, terutama antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih riskan terhadap,
erosi, dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah. Metode atau
cara pengolahan lahan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional (konvensional),
dan secara modern.
2. Metode Pengolahan Lahan
1. Pengolahan Lahan Secara Konvensional
Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk lahan
lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak
dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan
lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini
yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual
dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan
system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang
lama dalam pengerjaannya.
2. Pengolahan Lahan Secara Modern
Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk
tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan
dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini
memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat
menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari system ini yaitu dibutuhkannya
modal yang besar dalam pengupayaannya.
Macam-macam System Pegolahan Lahan
1. Pengolahan Lahan Sempurna
Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi
seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan
siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.
2. Olah Lahan Minimum.
Pegolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan(
tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya
banyak dilakukan untuk lahan persawahan.
3. Tanpa Olah Tanah(TOT)
Pengolahan lahan pada system ini hanya meliputi penye,protan guna
membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma
mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan
sisti tajuk dalam proses penanamannya.
Pengolahan lahan juga tentunya harus memperhatikan topografi dan kontur
keadaan lahan. Semakin curam keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi yang
terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar maka humus dan zat hara dalam tanah akan
semakain banyak hilang. Berikut adalah tingkat kecuraman dan sifat tanah
1. Hampir Datar
Pada topografi ini tanah memiliki sifat diantaranya pengairan baik, mudah
diolah ancaman erosi kecil, , tidak terancam banjir. kemampuan menahan air baik,
subur, dan respon terhadap pupuk. Pada lahan seperti ini sangat cocok untuk
dijadikan sebagai lahan pertanian
2. Lereng Landai
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya struktur tanah kurang
baik, ada ancaman erosi, pengolahan harus hati-hati,
3. Lereng Miring
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya baik ditanami untuk
tanaman semusim mudah tererosi bergelombang tanahnya padas, kemampuan
menahan air rendah.
4. Lereng Miring dan Berbukit
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya lapisan tanah tipis,
kemampuan menahan air rendah sangat mudah tererosi dan, sering banjir. kandungan
garam natrium tinggi
5. Datar
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tidak cocok untuk
pertanian, selalu tergenang air dan tanahnya berbatu-batu
6.. Lereng Agak Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu-batu,
erosi kuat, tidakcocok untuk pertanian.
7. Lereng Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu, erosi
sangat kuat, perakaran sangat dangkal, hanya untuk padang rumput
8. Lereng Sangat Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya berbatu dan
kemampuan menahan air sangat rendah tidak cocok untuk pertanian, lebih sesuai
dibiarkan (alami)

Anda mungkin juga menyukai