DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
Keperawatan IVA
Jurusan : Kesehatan
Prodi : Keperawatan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ASUHAN KEPERAWATAN
COLITIS. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua. Dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai ASUHAN
KEPERAWATAN COLITIS. Akhir kata, mungkin dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya penulis sangat harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
1.1 Definisi............................................................................................................1
1.2 Etiologi............................................................................................................1
1.3 Tanda & Gejala................................................................................................2
1.4 Patofisiologi ..........................................................................3
1.5 Klasifikasi........................................................................................................4
1.6 Komplikasi......................................................................................................4
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian.......................................................................................................5
3.1 Pengkajian.......................................................................................................10
ii
BAB I
KONSEP TEORI
1.1 Definisi
Kolitis adalah gangguan peradangan kronis idiopatik yang terjadi pada usus
besar khususnya bagian kolon desenden sampai rektum. (Muttaqin & Sari, 2013,
hal.546)
Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa
dan submukosa kolon. (White. Y., Owen, F., Sibbald, J. & Crookes, P. A.
Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. 2009.321)
Jadi, Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa
dan submukosa kolon, ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai
reaksi yang disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang dikenal seperti Shigella,
disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti dan dapat berlangsung
dalam jangka waktu yang lama.
1.2 Etiologi
Pada fenomena yang diperantarai respon imun, terdapat kelainan humoral dan
imunitas yang diperantarai sel dan/atau reaktivitas umum terhadap antigen bakteri
usus. Hilangnya toleransi terhadap flora usus normal diyakini merupakan peristiwa
1
utama dalam patogenesis penyakit inflamasi usus. Faktor kerentanan genetik
(kromosom 12 dan16) adalah faktor yang dikaitakan dengan kolitis ulseratif. Sejarah
keluarga yang positif (diamati pada 1 dari 6 keluarga) berhubungan dengan risiko
lebih tinggi untuk terjadinya penyakit. Perokok pasif dikaitkan dengan kolitis
ulseratif, sedangkan perokok justru lebih rendah untuk terjadi kolitis ulseratif.
Kondisi ini merupakan fenomena terbalik dibandingkan dengan enteritis regional
(chrons disease). Faktor konsumsi makanan, khususnya yang terbuat dari susu dapat
mengeksaserbasi (meningkatkan) respon penyakit. Pasca apendektomi mempunyai
asosiasi negative dengan kolitis ulseratif. Infeksi tertentu telah terlibat dalam penyakit
inflamasi usus, misalnya campak, infeksi microbakteri atipikal. (Muttaqin & Sari,
2013, hal. 547)
a.Enteritis regional: nyeri seperti kram, sering pada kram kuadran kanan bawah
dengan diare sering mengandung melena dan/atau steatorea
b.Anoreksia
d.Demam
e.Mual, muntah
f. Malaise
g.Peritaltik meningkat
h. Ketidakseimbangan emosional.
2
1.4 Patofisiologi
a. Akumulasi sel-T didalam lamina propia dari segmen kolon yang mengalami
peradangan. Pada pasien dengan ulseratifkolitis, ini adalah sel-T sitotoksik keepitel
kolon. Perubahan ini disertai dengan peningkatan populasi sel-B dan sel plasma,
dengan peningkatan produksi imunoglobulin-G (Ig-G) dan imunoglobulin-E (Ig-E).
b. Biopsis sampel kolon dari pasien dengan kolitis ulseratif dapat menunjukkan
peningkatan secara signifikan tingkat Platelet-Activating Factor (PAF). Pelepasan
PAF dirangsang oleh leukotrienes, endotoksin, faktor lain yang mungkin bertanggung
jawab atas peradangan mukosa, namun proses ini tidak jelas.
c. Antibody antiklonik telah terdeteksi pada pasien dengan ulseratif kolitis. Respon
awal kolitis ulseratif adalah edema yang berlanjut pada terbentuknya jaringan parut
dan pembentukan ulkus disertai adanya perdarahan. Lesi berlanjut,yang terjadi secara
bergiliran, satu lesi diikuti oleh lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum
dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Pada kondisi ini, penipisan dinding usus
3
atau ketebalan normal, tetapi dengan adanya respons inflamasi lokal yaitu edema,
serta akumulasi lemak dan hipertrofi dari lapisan otot dapat memberikan kesan
dinding usus menebal sehingga memberikan manifestasi penyempitan lumen usus dan
terjadi pemendekan dari usus. (Muttaqin & Sari, 2013,hal. 547)
1.5 Klasifikasi
Kolitis adalah suatu peradangan akut atau kronis pada kolon yang berdasarkan
penyebab dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1.6 Komplikasi
a. Ketidakseimbangan elektrolit
d. Hemoragi
e. Syok
h. Depresi
4
BAB II
2.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas pasien yang meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain.
b. Keluhan utama :
- Diare
- Nyeri perut
- Demam
- Anoreksia
- Penurunan berat badan
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
- Pembekakan pada perut
- Nyeri pada perut
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
Terdapat riwayat penyakit chorn
e. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Terdapat riwayat penyakit chorn dan radang
2. Pemeriksaan Fisik
a) Vital sign, meliputi
- Tekanan darah : Normal 120/90 mmHg
- Nadi : Diatas normal > 100 x/ menit
- Suhu : Diatas normal > 37,5°C
- Respirasi : Normal 16-20 x/menit
b) Head to toe terdiri dari:
Pemeriksaan kepala sampai dengan kaki, hanya saja pada pasien kolitis
pemeriksaan yang dilakukan dipusatkan pada bagian abdomen bawah pada
5
saat dilakukan inspeksi terlihat pembengkakan pada abdomen, terdapat nyeri tekan
pada abdomen, terdapat bunyi pekak pada saat dilakukan perkusi , bising usus lebih
dari normal.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Pasien mengatakan BAB Resiko kurang Diare
lebih dari 3 kali volume cairan dan
DO : BAB pasien lebih dari 3 kali elektrolit
k/u lemah
2 DS : Pasien mengeluh nyeri pada Infalamasi kolon Nyeri akut pada
kolon kolon
DO : Wajah meringis
k/u lemah
3 DS : Pasien mengeluh tidak Diare dan absorbsi Perubahan nutrisi
memiliki nafsu makan yang kurang kurang dari
DO : Makanan hanya dihabiskan ½ kebutuhan tubuh
dari porsi
k/u lemah
6
Diagnosa 1
Diagnosa Keperawatan : Kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
diare
Tujuan : menunjukkan hidrasi yang baik
Kriteria Hasil :
Dibuktikan oleh tanda vital stabil
Membrane mukosa lembab
Turgor kulit baik
Tidak ada muntah
Perencanaan
NO
Intervensi Rasional
Dx 1 Pantau intake dan output Memberikan informasi tentang
Kaji tanda vital (TD, nadi, status cairan atau volume
suhu) sirkulasi dan kebutuhan
Berikan cairan intravena, pengganti.
elektrolit dan vitamin K Hipotensi (termasuk postural),
Perhatikan tanda atau gejala takikardia, demam dapat
peningkatan atau berlanjutnya menunjukan respon terhadap
mual dan muntah dan efek kehilangan cairan.
Pemberian obat anti diare Mempertahankan volume
sirkulasi dan memperbaiki
ketidakseimbangan.
Muntah berkepanjangan dapat
menimbulkan defisit natrium,
kalium dan klorida.
Menurunkan kehilangan cairan
dari usus.
Diagnosa 2
7
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut pada abdomen berhubungan dengan inflamasi
kolon
Tujuan : Memperlihatkan pengendalian nyeri
Kriteria Hasil :
Klien tampak rileks
Klien tidak mengeluh nyeri lagi
Perencanaan
NO
Intervensi Rasional
Dx 2 Tingkatkan tirah baring dan atur Menurunkan tekanan intra
posisi yang nyaman abdomen : menghilangkan
Pemberian obat analgetik nyeri secara alamiah.
Dapat membantu mengurangi
nyeri
Diagnosa 3
Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah.
Tujuan : Tercapainya berat badan normal dan mempertahankannya
Kriteria Hasil :
Mual, muntah hilang
Meningkatnya nafsu makan
Berat badan ideal
Perencanaan
NO
Intervensi Rasional
Dx 3 Ciptakan lingkungan yang Untuk meningkatkan nafsu
bersih, nyaman, dan jauh dari makan dan menurunkan mual.
bau tidak sedap Dapat mengurangi mual dan
Pantau minuman seduhan saat menghilangkan gas.
makan bila toleran Berguna dalam membuat
8
Konsul dengan ahli diit dan kebutuhan nutrisi melalui rute
pendukung nutrisi yang paling tepat
9
BAB III
ASKEP KASUS
Ny. Y berusia 35 tahun, mengeluh kram berat, BAB cair lebih dari 10 kali/ hari,
demam, nyeri pada abdomen, anoreksia 3 minggu. Klien mengatakan mengalami
demam hampir 1 minggu. Setelah ditanya lebih lanjut feses berwarna gelap dan
encer sebagian terbungkus darah. Ny. Y mempunyai kebiasaan merokok 5 tahun dan
baru berhenti. Ny. Y mengatakan mudah lelah, penurunan BB, malaise dan pusing.
Klien mengatakan kurang beristirahat dan tidak menghadiri arisan karena diare dan
rasa nyeri. Setelah dilakukan TTV di dapat T : 38 ° C, N: 50x/ menit, R : 30x/ menit,
TD: 90/60 mmHg.
3.1 PENGKAJIAN
Ruang/ TT : Mawar
No Hp : 085750170907
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : RT
INFORMASI MEDIK
10
3. Riwayat penyakit sekarang : Tidak ada
4. Waktu dan tempat pengobatan terakhir : 2 hari yang lalu membeli obat di
warung.
KEADAAN UMUM
· Muka pucat.
Respon Motorik :5
Respon verbal :5
Jumlah skor : 13
11
Kesimpulan : Baik
4. Tanda Vital
[ Duduk ]
3. Ictus Cordis :
STATUS NUTRISI
1. BB : 40 Kg TB : 158 cm.
4. Lidah : [ Bersih ]
5. ELIMINASI
12
1. Abdomen : [ Datar ]
Setalah beraktivitas ].
Siang, 1 jam.
2. Masalah : Insomnia
8. SENSORI KOGNITIF
1. Pupil Kanan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 mm
Kiri : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 mm
Kiri : Positif.
3. Lensa : [ Jernih ]
13
5. Bahasa sehari- hari : [ Indonesia]
6. Berbicara : [ Normal ]
KEYAKINAN NILAI
1. Agama : Islam
Tentang :
2. Konsultasi dokter.
3. Tv.
4. Jam makan.
Analisa Data
14
kram.
DO:
- Klien tampak
gelisah.
- Klien tampak
menahan rasa sakit.
- Klien tampak
lemah.
- Klien mengatakan
feses
- terbungkus darah.
DO:
- Penurunan berat
badan.
- Feses berwarna
gelap.
- Muka pucat.
- Bibir kering.
15
09.30 sampai tidak nafsu makan. kebutuhan tubuh.
09.50
- Klien mengatakan
berat badan
menurun.
- Klien mengatakan
merasa lemah, mual.
DO:
- Penurunan BB.
- Bibir kering.
- Rambut kusam.
- Klien mengatakan
mengalami pusing.
DO:
- T : 38 °C,
- N: 50.x/M,
- R : 30x/ M,
- Klien tampak
menggigil
16
10.20 sampai tidak mengetahui penyakit.
10.50 tentang penyakit dan
pengobatannya.
DO:
- Klien banyak
bertanya mengenai
penyakit yang
dialaminya.
- Klien tidak
memgikuti intutruksi
dengan benar.
- Terjadi komplikasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Gangguan absorpsi nutrisi.
17
- Feses berwarna gelap.
- Muka pucat.
- Bibir kering.
18
kram dan diare berulang,
cairan dingin dapat
meningkatkan motilitas
usus.
· Kram hilang.
· Skala nyeri 2- 5.
19
meningkatkan atau karakteristik nyeri dapat
mrnghilangkan nyeri. menunjukkan komplikasi
mis, perforasi, toksik
· Berikan posisi yang megakolik.
nyaman.
· Menunjukkan
· Ciptakan lingkungan pencetus/ faktor pemberat
yang nyaman. atau mengidentifikasikan
· Jelaskan teknik non terjadinya komplikasi.
farmakologi untuk · Menurunkan tegangan
mengurangi nyeri. abdomen.
· Kolaborasi dalam · Dengan lingkungan
modifikasi diet, yang nyaman klien dapat
memberikan makanan dan merasa rileks dan dapat
cairan padat sesuai beristirahat dengan tenang.
toleransi.
· Teknik farmakologi
· Berikan analgesik. dapat menurunkan
· Antikolinergik. ketengangan otot,
meningkatkan relaksasi, rasa
· Anodin supositoria. control diri dan kemampuan
koping.
· Menghilangkan
spasme saluran GI dan
berlanjutnya nyeri klonik.
· Merilekskan otot
rectal, menurunkan nyeri
20
spasme.
- Bibir kering.
- Rambut kusam.
· Bibir lembab.
21
yang dapat menyebabkan · Menenangkan
kram abdomen, flatus mis, peristaltik dan
produk susu. meningkatkan energi untuk
makan.
· Kolaborasi :
Pertahankan puasa sesuai · Mulut yang bersih
indikasi. dapat meningkatkan rasa
nyaman.
· Berikan obat sesuai
indikasi, contoh : · Mencegah serangan
Donnatal, natrium dengan akut/ eksaserbasi gejala.
belladonna (Butibel),
propantelen bromide · Istirahat usus
(Probanthine). menurunkan peristaltic dan
diare dimana menyebabkan
· Besi (Imeron yang malabsorpsi/ kehilangan
disuntikkan). nutrient.
· Mencegah/ mengobati
anemia.
· Program ini
mengistirahatkan saluran GI
sementara memberikan
nutrisi penting.
3.4 Implementasi
22
09.15 klien tentang warna,
banyaknya,apakah ada darah.
23
· Memberikan analgesik,
antikolinergik, dan anodin
supositoria.
· Mengkolaborasikan dengan
ahli diet tentang nutrisi yang
diperlukan klien.
3.5 EVALUASI
· S: Klien mengatakan
24
frekuensi BAB berkurang dari
10x/ hari menjadi 5x/ hari.
· A: Masalah teratasi
sebagian.
· P: Lanjutkan intervensi
· A : Masalah teratasi
25
tdalam waktu 1 x 30 menit.
· P : Intervensi dihentikan.
· S : Klien mengatakan
nafsu makan meningkat.
· O : Peningkatan BB dari
BB semula menjadi 41 Kg.
- Bibir lembab.
- Rambut kusam.
· A : Masalah teratasi
dalam waktu 2 x 24 jam.
· P : Intervensi dihentikan.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kolitis adalah gangguan peradangan kronis idiopatik yang terjadi pada usus
besar khususnya bagian kolon desenden sampai rektum. (Muttaqin & Sari, 2013,
hal.546)
Jadi, Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa
dan submukosa kolon, ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai
reaksi yang disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang dikenal seperti Shigella,
disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti dan dapat berlangsung
dalam jangka waktu yang lama.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uki.ac.id
https://id.scribd.com
https://repo.stikesperintis.ac.id
https://academia.edu.com
https://alodokter.com
28