Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN COLITIS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

Aplisya Ester Datangmanis (1901016)


Marvani Syane Manoppo (1901018)
Adelita Indri Lasaru (1901017)
Ega S.A. Sabanari (1901015)

Keperawatan IVA

Jurusan : Kesehatan

Prodi : Keperawatan

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA


T.A : 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “ASUHAN KEPERAWATAN
COLITIS”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II.

Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua. Dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai ASUHAN
KEPERAWATAN COLITIS. Akhir kata, mungkin dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya penulis sangat harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I KONSEP TEORI

1.1 Definisi............................................................................................................1

1.2 Etiologi............................................................................................................1
1.3 Tanda & Gejala................................................................................................2
1.4 Patofisiologi ..........................................................................3
1.5 Klasifikasi........................................................................................................4
1.6 Komplikasi......................................................................................................4
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian.......................................................................................................5

2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................6

2.3 Intervensi Keperawatan...................................................................................7

BAB III ASKEP KASUS

3.1 Pengkajian.......................................................................................................10

3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................17


3.3 Intervensi Keperawatan...................................................................................18
3.4 Implementasi...................................................................................................23
3.5 Evaluasi...........................................................................................................25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

ii
BAB I

KONSEP TEORI

1.1 Definisi

Kolitis adalah gangguan peradangan kronis idiopatik yang terjadi pada usus
besar khususnya bagian kolon desenden sampai rektum. (Muttaqin & Sari, 2013,
hal.546)

Kolitis adalah penyakit inflamasi usus karena penyebab yang diketahui,


biasanya mengenal lapisan mukosa kolon, dapat ringan, kronis atau akut.
(Lestari,2009, hal. 97)

Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa
dan submukosa kolon. (White. Y., Owen, F., Sibbald, J. & Crookes, P. A.
Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. 2009.321)
Jadi, Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa
dan submukosa kolon, ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai
reaksi yang disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang dikenal seperti Shigella,
disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti dan dapat berlangsung
dalam jangka waktu yang lama.
1.2 Etiologi

Penyebab dari kolitis ulseratif sangat beragam, meliputi fenomena autoimun,


faktor genetik, perokok pasif, diet, pasca apendektomi, dan infeksi. Pada fenomena
autoimun, serum, dan mukosa auto-antibodi akan melawan sel-sel epitel usus yang
mungkin terlibat. Pada studi individu dengan kolitis ulseratif sering ditemukan
memiliki antibodi p-antineutrophil cytoplasmic.

Pada fenomena yang diperantarai respon imun, terdapat kelainan humoral dan
imunitas yang diperantarai sel dan/atau reaktivitas umum terhadap antigen bakteri
usus. Hilangnya toleransi terhadap flora usus normal diyakini merupakan peristiwa

1
utama dalam patogenesis penyakit inflamasi usus. Faktor kerentanan genetik
(kromosom 12 dan16) adalah faktor yang dikaitakan dengan kolitis ulseratif. Sejarah
keluarga yang positif (diamati pada 1 dari 6 keluarga) berhubungan dengan risiko
lebih tinggi untuk terjadinya penyakit. Perokok pasif dikaitkan dengan kolitis
ulseratif, sedangkan perokok justru lebih rendah untuk terjadi kolitis ulseratif.
Kondisi ini merupakan fenomena terbalik dibandingkan dengan enteritis regional
(chron’s disease). Faktor konsumsi makanan, khususnya yang terbuat dari susu dapat
mengeksaserbasi (meningkatkan) respon penyakit. Pasca apendektomi mempunyai
asosiasi negative dengan kolitis ulseratif. Infeksi tertentu telah terlibat dalam penyakit
inflamasi usus, misalnya campak, infeksi microbakteri atipikal. (Muttaqin & Sari,
2013, hal. 547)

1.3 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari colitis, yaitu sebagai berikut:

a.Enteritis regional: nyeri seperti kram, sering pada kram kuadran kanan bawah
dengan diare sering mengandung melena dan/atau steatorea

b.Anoreksia

c.Penurunan berat badan

d.Demam

e.Mual, muntah

f. Malaise

g.Peritaltik meningkat

h. Ketidakseimbangan emosional.

2
1.4 Patofisiologi

Kolitis hanya melibatkan mukosa; kondisi ini ditandai dengan pembentukanan


abses dan deplesi dari sel-sel goblet. Dalam kasus yang berat, submukosa mungkin
terlibat; dalam beberapa kasus, makin dalam lapisan otot dindingkolon juga
terpengaruh. Kolitis akut berat dapat mengakibatkan kolitis fulminan atau mega
kolontoksis, yang ditandai dengan penipisan dinding tipis, pembesaran, dilatasi usus
besar yang memungkinkan terjadinya perforasi.

Penyakit kronis dikaitkan dengan pembentukan pseudopolip pada sekitar 15-


20% dari kasus. Pada kondisi kronis dan berat juga dihubungkan dengan resiko
penngkatan prekanker kolon, yaitu berupakarsinoma in situ atau dispalsia. Secara
anatomis sebagian besar kasus melibatkan rektum; beberapa pasien juga mengalami
mengembangkan ileitis terminal disebabkan oleh katub dileocecal yang tidak
kompeten. Dalam kasus ini, sekitar 30 cm dari ileumterminal biasanya terpengaruh.
Selanjutnya terdapat beberapa perubahan imunologis akan terlibat, yaitu :

a. Akumulasi sel-T didalam lamina propia dari segmen kolon yang mengalami
peradangan. Pada pasien dengan ulseratifkolitis, ini adalah sel-T sitotoksik keepitel
kolon. Perubahan ini disertai dengan peningkatan populasi sel-B dan sel plasma,
dengan peningkatan produksi imunoglobulin-G (Ig-G) dan imunoglobulin-E (Ig-E).

b. Biopsis sampel kolon dari pasien dengan kolitis ulseratif dapat menunjukkan
peningkatan secara signifikan tingkat Platelet-Activating Factor (PAF). Pelepasan
PAF dirangsang oleh leukotrienes, endotoksin, faktor lain yang mungkin bertanggung
jawab atas peradangan mukosa, namun proses ini tidak jelas.

c. Antibody antiklonik telah terdeteksi pada pasien dengan ulseratif kolitis. Respon
awal kolitis ulseratif adalah edema yang berlanjut pada terbentuknya jaringan parut
dan pembentukan ulkus disertai adanya perdarahan. Lesi berlanjut,yang terjadi secara
bergiliran, satu lesi diikuti oleh lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum
dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Pada kondisi ini, penipisan dinding usus

3
atau ketebalan normal, tetapi dengan adanya respons inflamasi lokal yaitu edema,
serta akumulasi lemak dan hipertrofi dari lapisan otot dapat memberikan kesan
dinding usus menebal sehingga memberikan manifestasi penyempitan lumen usus dan
terjadi pemendekan dari usus. (Muttaqin & Sari, 2013,hal. 547)

1.5 Klasifikasi

Kolitis adalah suatu peradangan akut atau kronis pada kolon yang berdasarkan
penyebab dapat diklasifikasi sebagai berikut:

a. Kolitis infeksi misalnya shigelosis, kolitis tuberkolosa, kolitis amebik, kelotis


pseodomembran, kolitis karena virus atau bakteri atau parasit lain.

b. Kolitis non-infeksi misalnya kolitis ulseratif, penyakit chron’s, kolitis radiasi,


kolitis iskemik, kolitis mikroskopik, kolitis non-spesifik.

1.6 Komplikasi

a. Ketidakseimbangan elektrolit

b. Dehidrasi, malnutrisi dan anemia

c. Obstruksi dan perforasi usus

d. Hemoragi

e. Syok

f. Fistula dan peritonitis

g. Abses perianal, fistula, dan fisura

h. Depresi

4
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

1. Anamnesa
a. Identitas pasien yang meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain.
b. Keluhan utama :
- Diare
- Nyeri perut
- Demam
- Anoreksia
- Penurunan berat badan
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
- Pembekakan pada perut
- Nyeri pada perut
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
Terdapat riwayat penyakit chorn
e. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Terdapat riwayat penyakit chorn dan radang
2. Pemeriksaan Fisik
a) Vital sign, meliputi
- Tekanan darah : Normal 120/90 mmHg
- Nadi : Diatas normal > 100 x/ menit
- Suhu : Diatas normal > 37,5°C
- Respirasi : Normal 16-20 x/menit
b) Head to toe terdiri dari:
Pemeriksaan kepala sampai dengan kaki, hanya saja pada pasien kolitis
pemeriksaan yang dilakukan dipusatkan pada bagian abdomen bawah pada

5
saat dilakukan inspeksi terlihat pembengkakan pada abdomen, terdapat nyeri tekan
pada abdomen, terdapat bunyi pekak pada saat dilakukan perkusi , bising usus lebih
dari normal.

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Pasien mengatakan BAB Resiko kurang Diare
lebih dari 3 kali volume cairan dan
DO : BAB pasien lebih dari 3 kali elektrolit
k/u lemah
2 DS : Pasien mengeluh nyeri pada Infalamasi kolon Nyeri akut pada
kolon kolon
DO : Wajah meringis
k/u lemah
3 DS : Pasien mengeluh tidak Diare dan absorbsi Perubahan nutrisi
memiliki nafsu makan yang kurang kurang dari
DO : Makanan hanya dihabiskan ½ kebutuhan tubuh
dari porsi
k/u lemah

2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan kolitis ulserative
adalah :
1. Resiko kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
2. Nyeri akut pada abdomen berhubungan dengan inflamasi kolon
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diare dan absorbsi
yang kurang

2.3 Intervensi Keperawatan

6
Diagnosa 1
Diagnosa Keperawatan : Kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
diare
Tujuan : menunjukkan hidrasi yang baik
Kriteria Hasil :
 Dibuktikan oleh tanda vital stabil
 Membrane mukosa lembab
 Turgor kulit baik
 Tidak ada muntah

Perencanaan
NO
Intervensi Rasional
Dx 1  Pantau intake dan output  Memberikan informasi tentang
 Kaji tanda vital (TD, nadi, status cairan atau volume
suhu) sirkulasi dan kebutuhan
 Berikan cairan intravena, pengganti.
elektrolit dan vitamin K  Hipotensi (termasuk postural),
 Perhatikan tanda atau gejala takikardia, demam dapat
peningkatan atau berlanjutnya menunjukan respon terhadap
mual dan muntah dan efek kehilangan cairan.
 Pemberian obat anti diare  Mempertahankan volume
sirkulasi dan memperbaiki
ketidakseimbangan.
 Muntah berkepanjangan dapat
menimbulkan defisit natrium,
kalium dan klorida.
 Menurunkan kehilangan cairan
dari usus.

Diagnosa 2

7
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut pada abdomen berhubungan dengan inflamasi
kolon
Tujuan : Memperlihatkan pengendalian nyeri
Kriteria Hasil :
 Klien tampak rileks
 Klien tidak mengeluh nyeri lagi

Perencanaan
NO
Intervensi Rasional
Dx 2  Tingkatkan tirah baring dan atur  Menurunkan tekanan intra
posisi yang nyaman abdomen : menghilangkan
 Pemberian obat analgetik nyeri secara alamiah.
 Dapat membantu mengurangi
nyeri

Diagnosa 3
Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah.
Tujuan : Tercapainya berat badan normal dan mempertahankannya
Kriteria Hasil :
 Mual, muntah hilang
 Meningkatnya nafsu makan
 Berat badan ideal

Perencanaan
NO
Intervensi Rasional
Dx 3  Ciptakan lingkungan yang  Untuk meningkatkan nafsu
bersih, nyaman, dan jauh dari makan dan menurunkan mual.
bau tidak sedap  Dapat mengurangi mual dan
 Pantau minuman seduhan saat menghilangkan gas.
makan bila toleran  Berguna dalam membuat

8
 Konsul dengan ahli diit dan kebutuhan nutrisi melalui rute
pendukung nutrisi yang paling tepat

9
BAB III
ASKEP KASUS

Ny. Y berusia 35 tahun, mengeluh kram berat, BAB cair lebih dari 10 kali/ hari,
demam, nyeri pada abdomen, anoreksia 3 minggu. Klien mengatakan mengalami
demam hampir 1 minggu. Setelah ditanya lebih lanjut feses berwarna gelap dan
encer sebagian terbungkus darah. Ny. Y mempunyai kebiasaan merokok 5 tahun dan
baru berhenti. Ny. Y mengatakan mudah lelah, penurunan BB, malaise dan pusing.
Klien mengatakan kurang beristirahat dan tidak menghadiri arisan karena diare dan
rasa nyeri. Setelah dilakukan TTV di dapat T : 38 ° C, N: 50x/ menit, R : 30x/ menit,
TD: 90/60 mmHg.

3.1 PENGKAJIAN

Pengkajian diambil dari : Pasien

Tgl Pengkajian : 10 Oktober 2010

Nama Lengkap : Ny. Y

Tgl lahir/ Umur : 8 Agustus 1976/35 tahun

Ruang/ TT : Mawar

Diagnosa Medik : Belum ada

Alamat : Jl. Ayani 2 Gg Buntu

No Hp : 085750170907

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : RT

Status pernikahan : Kawin

INFORMASI MEDIK

1. Keluhan utama : Nyeri abdomen, BAB cair lebih dari


10x/ hari, pusing.

2. Keluhan yang menyertai : Anoreksia 12 Minggu, Penurunan BB.

10
3. Riwayat penyakit sekarang : Tidak ada

4. Waktu dan tempat pengobatan terakhir : 2 hari yang lalu membeli obat di
warung.

5. Obat terakhir yang didapat : Entrostop, paramex.

6. Pemeriksaan penunjang medis : Belum Ada

7. Alat Bantu : Kontak lensa/ Kacamata

8. Keluarga Berencana : [ Ya] :[ Suntik ]

9. Kebiasaan : Kopi : 2 gelas/ hari. Merokok 1


Batang/ hari.

10. Alergi : Ada, Makanan : Udang. Reaksi


alergi : Gatal- gatal

11. Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi.

KEADAAN UMUM

1. Keadaan sakit : Tampak sakit sedang

Data objektif dari hasil pengamatan/ inspeksi :

· Muka pucat.

· Klien tampak lemah.

· Klien merintih kesakitan.

· TTV : T : 38 °C, N: 50x/ menit, R: 30x/ menit, TD: 90/60 mmHg.

2. Tingkat kesadaran kualitatif : Compos Mentis.

3. Tingkat kesadaran kuantitatif :

Respon Motorik :5

Respon verbal :5

Respon membuka Mata :3

Jumlah skor : 13

11
Kesimpulan : Baik

4. Tanda Vital

T : 38 ° C, N : 50x/ Menit, TD : 90/60 mmHg, R : 30x/ menit.

[ Axila ] [ Lemah ] [ Lengan Kanan ]

[ Duduk ]

3. JANTUNG DAN PERNAPASAN

1. Bentuk thorax dan vertebrata : Normal

2. Pergerakan Dada : Simetris

3. Ictus Cordis :

4. Sirkulasi : [ Pusing ]. [ Kram ]

STATUS NUTRISI

1. BB : 40 Kg TB : 158 cm.

2. Rambut : [ Mudah rontok, bercabang, mudah patah, kusam].

3. Rongga Mulut : [ Stomatitis, Bersih ].

4. Lidah : [ Bersih ]

5. Gerakan mulut dan tenggorokan : [ Simetris ]

6. Kesulitan Menelan : [ Tidak Ada ]

7. Kulit : Turgor : [ Bersisik ]

8. Nafsu Makan : [ Mual, Muntah, Menurun ]

9. Kebiasaan Makan / Jenis Makan : 3x Sehari/ Gorengan, bakso.

10. Pantangan : [ Tidak Ada ]

11. Kebiasaan Minum : [ air putih : 4 gelas/ hari]

[ kopi : 2 gelas/ hari ].

5. ELIMINASI

12
1. Abdomen : [ Datar ]

[Nyeri tekan, lokasi : bagian kiri bawah]

2. Kebiasaan Defekasi : 10 x/ Sehari.

3. Masalah usus besar : [ Diare, Feses Berdarah ].

4. Masalah kandung kemih :

6. AKTIVITAS DAN LATIHAN

1. Posisi saat berdiri : [ Tegak ]

2. Posisi saat berbaring : [ Datar ]

3. Kebiasaan : Mandi : 2x/ hari.

Berpakaian : 3x/ hari

4. Olahraga yang disukai : Berenang, jogging.

5. Frekuensi olahraga : [ Sesak Napas, pusing

Setalah beraktivitas ].

TIDUR DAN ISTIRAHAT

1. Kebiasaan Tidur : Malam, 3 jam

Siang, 1 jam.

2. Masalah : Insomnia

8. SENSORI – KOGNITIF

1. Pupil Kanan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 mm

Kiri : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 mm

2. Reflek Cahaya Kanan : Positif.

Kiri : Positif.

3. Lensa : [ Jernih ]

4. Pendengaran telinga kanan/ kiri : [ Tak ada kelainan ]

13
5. Bahasa sehari- hari : [ Indonesia]

6. Berbicara : [ Normal ]

7. Status Emosi : [ Gelisah, Depresi, Takut, Khawatir].

KEYAKINAN – NILAI

1. Agama : Islam

2. Permintaan kunjungan rohaniawan saai ini : [ Ada ]

3. Harapan pasien/ keluarga : Secepatnya sembuh,

10. PENJELASAN KEPADA PASIEN DAN KELUARGA

Tentang :

1. Jam tamu pukul/ jumlah.

2. Konsultasi dokter.

3. Tv.

4. Jam makan.

5. Wc/ kamar mandi.

6. Pengaturan tempat tidur.

7. Perlengkapan yang perlu dibawa.

Analisa Data

Hari/Tanggal Symptom Etiologi Problem


Selasa, 1 Maret DS: Inflamasi jaringan Nyeri
2011 - Klien mengatakan
rasa nyeri pada
08.00 sampai
perut.
08.30
- Klien mengatakan

14
kram.

DO:

- Klien tampak
gelisah.

- Klien tampak
menahan rasa sakit.

- Klien tampak
lemah.

Selasa, 1 Maret DS: Inflamasi Usus/ Diare


2011. Malabsorpsi usus
- klien mengatakan
08.45 sampai BAB cair lebih dari
09.15 10x sehari.

- Klien mengatakan
feses

- berwarna gelap dan

- terbungkus darah.

- Adanya rasa nyeri.

DO:

- Penurunan berat
badan.

- Feses berwarna
gelap.

- Muka pucat.

- Bibir kering.

- Klien tampak lemah.

Selasa, 1 maret DS: Gangguan Perubahan nutrisi


2011. absorpsi nutrisi. kurang dari
- Klien mengatakan

15
09.30 sampai tidak nafsu makan. kebutuhan tubuh.
09.50
- Klien mengatakan
berat badan
menurun.

- Klien mengatakan
merasa lemah, mual.

DO:

- Penurunan BB.

- Klien tampak lemah,


pucat.

- Bibir kering.

- Rambut kusam.

Rabu, 2 Maret DS: Proses infeksi Hipertermi


2011.
- klien mengatakan
10.00 sampai mengalami demam
10.20 selama 1 minggu.

- Klien mengatakan
mengalami pusing.

DO:

- T : 38 °C,

- N: 50.x/M,

- R : 30x/ M,

- TD: 90/60 mmHg.

- Klien tampak
menggigil

Rabu, 2 Maret DS: Kurangnya Kurang


2011. informasi tentang pengetahuan
- klien mengatakan

16
10.20 sampai tidak mengetahui penyakit.
10.50 tentang penyakit dan
pengobatannya.

DO:

- Klien banyak
bertanya mengenai
penyakit yang
dialaminya.

- Klien tidak
memgikuti intutruksi
dengan benar.

- Terjadi komplikasi.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b/d inflamasi jaringan.

2. Diare b/d inflamasi atau malabsorpsi usus.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Gangguan absorpsi nutrisi.

3.3 Intervensi Keperawatan

Hari/ Tanggal : 1 Maret 2011 Paraf

Diagnosa : Diare b/d inflamasi atau malabsorpsi usus di Tafi


tandai dengan :

Ds :- Klien mengatakan BAB cair lebih dari 10x sehari.

- Klien mengatakan feses berwarna gelap dan


terbungkus darah.

- Klien mengatakan adanya rasa nyeri.

Do :- Penurunan berat badan.

17
- Feses berwarna gelap.

- Muka pucat.

- Bibir kering.

- Klien tampak lemah.

Tujuan & Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan Tafi


keperawatan 1x 24 jam frekuensi BAB menurun dengan
KH :

· BAB cair berhenti atau berkurang.

· Klien melaporkan penurunan frekuensi defekasi


berkurang.

· Bibir terlihat lembab.

Intervensi Rasional Paraf

· Observasi dan catat · Membantu Tafi


frekuensi defekasi, membedakan penyakit
karakteristik, jumlah dan individu dan mengkaji
faktor pencetus. beratnya episode.

· Identifikasi makanan · Meningkatkan iritasi


dan cairan yang meningkatkan istirahat usus.
mencetuskan diare, mis,
buah,bumbu, minuman · Istirahat menurunkan
karbonat, pruduk susu. mortilitas usus juga
menurunkan laju
· Tingkatkan tirah metabolisme bila infeksi
baring, berikan alat- alat di atau pendarahan sebagai
samping tempat tidur. komplikasi, defekasi tiba-
tiba dapat terjadi tanpa tanda
· Mulai pemasukan dan dapat tidak terkontrol.
cairan per oral secara
bertahap. Hindari minuman · Memberikan istirahat
dingin. kolon dengan
menghilangkan/
menurunkan rangsangan
makan/ cairan. Makan
secara bertahap mencegah

18
kram dan diare berulang,
cairan dingin dapat
meningkatkan motilitas
usus.

Hari/ Tanggal : 1 Maret 2011 Paraf

Diagnosa : Nyeri b/d inflamasi jaringan di tandai dengan Tafi

Ds :- Klien mengatakan rasa nyeri pada perut.

- Klien mengatakan kram.

Do :- Klien tampak gelisah.

- Klien tampak menahan rasa sakit.

- Klien tampak lemah.

Tujuan & Kriteria Hasil : setelah dilakukan tindakan 1x Tafi


30 menit nyeri abdomen berkurang atau hilang dengan
KH :

· Klien mengatakan nyeri berkurang/ hilang.

· Kram hilang.

· Klien dapat mendeskripsikan bagaimana


mengontrol nyeri.

· Klien dapat menerapkan metode non farmakologi


untuk mengontrol nyeri.

· Klien mengatakan kebutuhan istirahat dapat


terpenuhi.

· Skala nyeri 2- 5.

Intervensi Rasional Paraf

· Kaji laporan kram · Nyeri sebelum Tafi


abdomen/ nyeri, catat defekasi sering terjadi
lokasi, lamanya intesitas dengan tiba- tiba, dapat
(skala 0-10). berat dan terus menerus.
Perubahan pada
· Kaji faktor yang

19
meningkatkan atau karakteristik nyeri dapat
mrnghilangkan nyeri. menunjukkan komplikasi
mis, perforasi, toksik
· Berikan posisi yang megakolik.
nyaman.
· Menunjukkan
· Ciptakan lingkungan pencetus/ faktor pemberat
yang nyaman. atau mengidentifikasikan
· Jelaskan teknik non terjadinya komplikasi.
farmakologi untuk · Menurunkan tegangan
mengurangi nyeri. abdomen.
· Kolaborasi dalam · Dengan lingkungan
modifikasi diet, yang nyaman klien dapat
memberikan makanan dan merasa rileks dan dapat
cairan padat sesuai beristirahat dengan tenang.
toleransi.
· Teknik farmakologi
· Berikan analgesik. dapat menurunkan
· Antikolinergik. ketengangan otot,
meningkatkan relaksasi, rasa
· Anodin supositoria. control diri dan kemampuan
koping.

· Istirahat usus penuh


dapat menurunkan nyeri dan
kram.

· Nyeri bervariasi dari


ringan sampai berat dan
perlu penanganan untuk
memudahkan istirahat
adekuat dan penyembuhan.

· Menghilangkan
spasme saluran GI dan
berlanjutnya nyeri klonik.

· Merilekskan otot
rectal, menurunkan nyeri

20
spasme.

Hari/ Tanggal : 1 Maret 2011 Paraf

Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Tafi


tubuh b/d Gangguan absorpsi nutrisi di tandai dengan :

Ds :- Klien mengatakan tidak nafsu makan.

- Klien mengatakan berat badan menurun.

- Klien mengatakan merasa lemah, mual.

Do:- Penurunan BB.

- Klien tampak lemah, pucat.

- Bibir kering.

- Rambut kusam.

Tujuan & Kriteria Hasil : Setelah dilakukan Tafi


keperawatan 2 x 24 jam nutrisi klien terpenuhi dengan KH
:

· Menunjukkan peningkatan BB.

· Bibir lembab.

Intervensi Rasional Paraf

· Kaji kebiasaan diet, · Makanan yang Tafi


masukan makanan saat ini dimakan klien
dan kesulitan menelan. mempengaruhi status nutrisi
klien. Dengan adanya
· Dorong, tirah baring kesulitan menelan asupan
atau pembatasan aktivitas nutrisi menjadi berkurang
selama fase sakit akut. sehingga terjadi penurunan
· Anjurkan istirahat berat badan dan kelemahan.
sebelum makan. · Menurunkan
· Berikan kebersihan kebutuhan metabolik untuk
oral. mencegah penurunan kalori
dan simpanan energi.
· Hindari makanan

21
yang dapat menyebabkan · Menenangkan
kram abdomen, flatus mis, peristaltik dan
produk susu. meningkatkan energi untuk
makan.
· Kolaborasi :
Pertahankan puasa sesuai · Mulut yang bersih
indikasi. dapat meningkatkan rasa
nyaman.
· Berikan obat sesuai
indikasi, contoh : · Mencegah serangan
Donnatal, natrium dengan akut/ eksaserbasi gejala.
belladonna (Butibel),
propantelen bromide · Istirahat usus
(Probanthine). menurunkan peristaltic dan
diare dimana menyebabkan
· Besi (Imeron yang malabsorpsi/ kehilangan
disuntikkan). nutrient.

· Berikan nutrisi · Antikolinergik


parentral total, terapi IV diberikan 15- 30 menit
sesuai indikasi. sebelum makan memberikan
penghilang kram dan diare,
menurunkan motiltas gaster
dan meningkatkan waktu
untuk absorpsi nutrient.

· Mencegah/ mengobati
anemia.

· Program ini
mengistirahatkan saluran GI
sementara memberikan
nutrisi penting.

3.4 Implementasi

No. Hari/ Tanggal Waktu Implementasi Paraf


DX

1. 2 Maret 2011 09.00 · Mengobservasi karakteristik Tafi


defekasi dengan menanyakan kepada

22
09.15 klien tentang warna,
banyaknya,apakah ada darah.

· Menanyakan kepada klien


09.30 makanan apa saja yang mencetus
terjadi diare.

11.00 · Meletakkan klien dengan


posisi tirah baring yang sesuai.

· Masukan cairan oral secara


bertahap dengan melibatkan keluarga
dan menghindari minuman yang
dingin.

2. 3 Maret 2011 09.00 · Mengkaji nyeri yang dialami Tafi


klien san respon nyeri dengan
menggunakan GCS.

· Mengkaji factor pemicu nyeri


09.10 dengan menanyakan kepada klien
factor apa saja yang dapat
meningkatkan nyeri.

· letakkan posisi yang nyaman


untuk klien beristirahat.
09.20
· Menciptakan lingkungan yang
nyaman dengan cara :
09.30
- Menghindari suasana yang
ribut.
09.30
- Membatasi jumlah
pengunjung.

10.00 · Menjelaskan teknik relaksasi


yaitu : masase, napas dalam, music
ll.
11.00 · Mengkolaborasi dengan ahli
diet makanan yang lunak.

23
· Memberikan analgesik,
antikolinergik, dan anodin
supositoria.

3. 4 Maret 2011 09.00 · Mengkaji kebiasaan diet dan Tafi


adanya kesulitan menelan.
09.15
· Mendorong tirah baring dan
09.20 membatasi aktivitas klien yang
09.25 memicu nyeri.

09.40 · Mengganjurkan klien untuk


istirahat sebelum makan.
10.30
· Memberikan kebersihan oral
11.00 dengan cara menggosok gigi klien.

11.15 · Menghindari makanan yang


menyebabkan kram abdomen seperti
produk susu, pedas.

· Mengkolaborasikan dengan
ahli diet tentang nutrisi yang
diperlukan klien.

· Masukan nutrisi bisa dengan


cara nutrisi oral.

· Memberikan obat sesuai


indikasi.

3.5 EVALUASI

Hari/ Jam No. Evaluasi Paraf


Tanggal DX

3 Maret 09.30 1 Setelah dilakukan tindakan Tafi


2011 keperawatan 1x 24 jam daire
berkurang dengan :

· S: Klien mengatakan

24
frekuensi BAB berkurang dari
10x/ hari menjadi 5x/ hari.

- Klien mengatakan dapat


beristirahat.

· O : Bibir klien terlihat


lembab.

· A: Masalah teratasi
sebagian.

· P: Lanjutkan intervensi

1. Identifikasi makanan dan


cairan yang mencetuskan diare,
mis, buah,bumbu, minuman
karbonat, produk susu.

2. Tingkatkan tirah baring,


berikan alat- alat di samping
tempat tidur.

3. Mulai pemasukan cairan


per oral secara bertahap. Hindari
minuman dingin.
2

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan 1 x 30 menit nyeri
abdomen berkurang atau hilang
dengan :

· S : Klien mengatakan rasa


nyeri pada perut berkurang dan
kram berkurang.

· O : Klien tampak rileks.

· Klien dapt beristirahat


dengan tenang.

· A : Masalah teratasi

25
tdalam waktu 1 x 30 menit.

· P : Intervensi dihentikan.

3 Maret 09.30 3 Setelah dilakukan keperawatan 2 Tafi


2011 x 24 jam nutrisi klien terpenuhi
dengan :

· S : Klien mengatakan
nafsu makan meningkat.

· O : Peningkatan BB dari
BB semula menjadi 41 Kg.

- Klien tampak rileks

- Bibir lembab.

- Rambut kusam.

· A : Masalah teratasi
dalam waktu 2 x 24 jam.

· P : Intervensi dihentikan.

26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kolitis adalah gangguan peradangan kronis idiopatik yang terjadi pada usus
besar khususnya bagian kolon desenden sampai rektum. (Muttaqin & Sari, 2013,
hal.546)
Jadi, Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa
dan submukosa kolon, ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai
reaksi yang disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang dikenal seperti Shigella,
disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti dan dapat berlangsung
dalam jangka waktu yang lama.

27
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uki.ac.id
https://id.scribd.com
https://repo.stikesperintis.ac.id
https://academia.edu.com
https://alodokter.com

28

Anda mungkin juga menyukai