Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

I. DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolism yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
( Patofisiologi, Buku 2. Edisi 4 )
Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah / hiperglikemia.
( Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 9. 2001 )

II. ETIOLOGI
Klasifikasi DM Karakteristik
1. DM Tipe I ( IDDM ) - Awitan < 30 tahun dekstruksi sel
Insulin Dependent Diabetes Mellitus beta pancreas defisiensi insulin
Bergantung insulin.
Etiologi : Autoimune, idiopatik komplikasi
akut hiperglikemia keloasidosi
2. DM Tipe II ( NIDDM ) - Bergantung insulin sesaat Awitan
Non Insulin Dependent Diabetes > 30 tahun Resistensi insulin dan Mellitus
defisiensi insulin relative ( produksi urin
menurun ).
Etiologi : Obesitas, herediter dan
lingkungan komplikasi akut
sindroma hiperosmolar non
ketolik
3. DM Gestasional - Awitan pada kehamilan trimester II, III.
Etiologi : hormone Hcg yangg
diproduksi Di plasenta, faktor
resiko Obesitas, usia > 30
tahun,
Herediter, riwayat persalinan
Makrosomia.
4. DM Tipe lain - DM yg berkaitan dengan sindroma
Lain, yaitu : pankreasitis,obat estrogen
Glukokortiroid,infeksi.
III.GEJALA KLINIS
 Gejala yang khas : Poliuria
Polidipsia
Polipagia
Penurunan BB yang cepat tanpa penyebab
yang jelas

 Gejala klinis yang lain : Kesemutan


Keputihan
Gatal genetalia
Mata kabur
Impotensi
Cepat lelah
Infeksi sulit sembuh
Luka sulit sembuh
Mudah mengantuk
IV. PATOFISIOLOGI

Autoimune herediter obesitas virus/bahan kimiawi hormon Hcg


Yang diproduksi plasenta idiopatik

Reaksi autoimmune Resistensi & G3 Sekresi

Kerusakan sel-sel beta pancreas produksi urine

Intoleransi glukosa intoleransi glukosa lambat

P’gunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati DM tanpa teraeleksi

Glukosa produksi oleh hati gjl ringan : trihabilitas,poliuri,polidipsi

hiperglikemia resti infeksi Tidak terkontrol


resti infeksi

ginjal tdk mampu G3 metabolisme


reabsorbsi glukosa karbohidrat,protein,lemak Timbul komplikasi sindroma hipe
Rosmolarnum kitotik
Glukosorio, pngluaran me nya glukogen
Cairan & elektrolit yg brlbihan simpanan energy

Dieuriesis osmotic polipagia glukolisis


Glukoneogenesis
Dehidrasi pe masukan hipolisis
Nutrisi tdk adekuat

Poliuri, polidipsi produk sampingan Nafas aseton


Nutrisi krg
dr kbthan Badan kelon Anoreksia
tbh
Kekurangan Ketosis diabetik Mual, Muntah
volume cairan Kelelahan, Asidosis metabolik Nyeri abdomen
Kelemahan, BB
Progesif koma respirasi
G3 rasa
Intoleransi Hiperventilasi nyamam nyeri
aktivitas

G3 ktdak G3 Pola tidur


efektifan pola
nafas
Komplikasi vaskuler jangka panjang

Jantung ginjal retanupati diapetik

Macro Macro proses aterosklerosis katarak


angioputi angiapati
micro angiopati dibetik ginjal
G3 persepsi
sensori
P.D Koronir Kardiomiopati proteinuria nefriopati diabetik

Penyakit jantung koroner lebih dini,


Miocard infark silent infarction

Neuropati Tungkai

Kesemutan, lemah Macro & microangiopati

Diabetic foot
Intoleransi aktivitas
G3 exigenasi jaringan eritrosit

Hypoxia jaringan

Deformobilitas & eritrosit terganggu

Penyumbatan

Nekrosis jaringan

Gangren Diabetik

Kurang pengetahuan Tindakan amputasi

Ansietas Ketidak berdayaan HDR

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg / dl atau lebih.
 Aseton Plasma ( keton ) : positif secara mencolok.
 Asam lemak bebas dan lipid : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
 Gas darah arteri : biasanya menunjukkan PH rendah dan penurunan pada HCO3 ( asidosis
metabolik ) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
 Urine : gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolaritas meningkat.
VI. Kriteria Diagnostik Menurut WHO untuk Diabetes Mellitus pada orang dewasa yang tidak
hamil, pada sedikitnya dua kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu / random > 200 mg / dl.
2. Glukosa plasma puasa / nuclear > 140 mg / dl.
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 g
karbohidrat ( 2 jam post piandral ( pp ) > 200 mg / dl )
VII. PENATALAKSANAAN
a. Keperawatan
- Memperbaiki cairan / elektrolit dan keseimbangan asam basa.
- Memperbaiki metabolisme abnormal.
- Mencegah komplikasi.
- Memberikan informasi tentang proses penyakit.
- Berikan diet TKTP.
- Latihan jasmani.
b. Medis
- Berikan obat Hipoglikemik oral :
- Sulfonilurea
- Biguanid
- Inhibitor glukosidose
- Insulin
VIII. MASALAH KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Resiko tinggi infeksi
4. Intoleransi aktifitas
5. Gangguan ketidakefektifan pola nafas
6. Gangguan rasa nyaman nyeri
7. Gangguan persepsi sensori
8. Gangguan integritas kulit
9. Harga diri rendah

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kekurangan volume cairan sehubungan dengan pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan, dehidrasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
kekurangan volume cairan dapat dikurangi sampai terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Individu / meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml ( kecuali merupakan
kontra indikasi )
2. Memperlihatakan hidrasi yang kuat
3. Turgor kulit dan pengisian kapiler baik
4. Tanda – tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
1. Pantau tanda – tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
2. Kaji Nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrane mukosa
3. Pantau masukan dan haluaran
4. Pertahankan untuk memberian cairan paling sedikit 2500 ml/hari
5. Kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan sesuai indikasi norma salin/setengah
norma salin dengan/tanpa dekstrosa
Rasional :
1. Hipovolumia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi & takikardi
2. Merupakan indicator dari tingkat oleh dehidrasi / volume sirkulasi yang adekuat
3. Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti dan keefektifan terapi yang
diberikan
4. Mempertahankan hidrasi / volume sirkulasi
5. Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon
pasien secara individual
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan penurunan masukan
oral, mual sekunder akibat anoreksia.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan nutrisi
dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Klien menghabiskan porsi makan rumah sakit
2. Mual muntah berkurang
3. Nafsu makan meningkat
4. Penambahan BB
Intervensi :
1. Timbang BB sesuai indikasi
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien
3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual
4. Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan & elektrolit segera
5. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi
6. Kolaborasi dengan untuk pemeriksaan gula darah, laboratorium seperti indikasi darah,
aseton, PH dan HCO3 serta pemberian insulin secara teratur dengan metode IV secara
intermiten / continue.
Rasional :
1. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk absorbsi dan utilitasnya
2. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapiutik
3. Hiperglikemi & gangguan keseimbangan cairan & elektrolit dapat menurunkan
motilitas / fungsi lambung distensi / ileus paralitik
4. Pemberian makanan peroral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal
baik
5. Meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk
memahami kebutuhan nutrisi pasien
6. Analisa tempat tidur terhadap gula darah lebih akurat, gula darah akan menurun
perlahan dengan penggantian cairan dan terapi nutrisi pasien
3. Resiko tinggi infeksi sehubungan dengan Hiperglikemia, luka sulit sembuh
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan resiko
infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
1. Tidak terdapat tanda – tanda infeksi seperti dolor, rubor, kalor, tumor, dan fungsiolesa
2. TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Observasi tanda – tanda infeksi
2. Pertahankan tekhnik septic aseptic pada prosedur invasive
3. Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan
4. Berikan obat anti biotic sesuai indikasi kolaborasi dengan tim medis
Rasional :
1. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya mencetuskan keto asidosis
2. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media yang terbaik bagi
pertumbuhan kuman
3. Mencegah timbulnya infeksi silang ( nasokomial )
4. Perorgaran awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis
DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, Suzanne C : Bare Brendo G, Buku Ajar Keperawatan Mediaka Bedah, Brunner dan
Suddarth. Edisi 8 Vol 2. Jakarta, 2001.
2. Priee, Sylvia Anderion. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit, Edisi 4. Vol 2.
Jakarta, 1995.
3. Doengoes, M.E. Rencana Asuahan Keperawatan Edisi 3. Jakarta, 1999.
4. Materi kuliah KMB II Keperawatan pasien DM. oleh bapak Ners, Wahyudi Widodo,
Skep.tahun 2005.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Tn “ S “ dengan kasus
Diabetes Mellitus dan Gangren
Di Ruang Bedah RSUD M. Saleh
Probolinggo

I. IDENTITAS
Nama : Tn “ S “
Umur : 41 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Probolinggo
Pendidikan : -
No. Register : 089180707
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus dan Gangren
Tanggal MRS : 30 Desember 2007
Tanggal pengkajian : 30 Desember 2007
Sumber informasi : Klien dan Keluarga
Penanggung Biaya : -

II. KELUHAN UTAMA


Klien mengatakan nyeri pada kakinya karena ada luka yang tidak kunjung sembuh.
Skala nyeri 7 – 10.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan bahwa pada tanggal 23 desember 2007 hari minggu pukul 9 pagi,
klien tersandung sehingga luka dibagian telapak kaki kanan. Klien hanya member luka
tersebut dengan betadin namun lukanya tidak sembuh tetapi bertambah besar ( 10 x 5 ) cm an
semakin membusuk. Sehingga keluarga klien membawa klien ke RSUD Moh. Sholeh
Probolinggo. Klien juga mengatakan bahwa sebelum dibawa ke rumah sakit, klien
memeriksakan lukanya ke perawat dekat rumah hingga akhirnya dibawa ke RSUD Moh.
Sholeh di ruang bedah pada tanggal 30 Desember 2007.
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien mengatakan pernah mempunyai penyakit kencing manis kira – kira 5 tahun
yang lalu hingga sekarang. Klien mengatakan sering minum kopi yang manis dan sedikit
merokok.
V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kencing
manis dan penyakit yang menurun lainnya.
VI. GENOGRAM

X X
X X

//

KET : : Laki – laki

: Perempuan

X / : meninggal
X
: penderita / klien
//
--------------------- : tinggal serumah

VII. POLA FUNGSI KESEHATAN

a. Pola personal hygiene

Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2-3 x/ hari. Sikat gigi 3 x/ hari. Cuci rambut 2
hari sekali.

Saat sakit : Klien mengatakan tidak mandi, hanya diseka oleh keluarganya 2 /
hari, sikat gigi 2x / hari dan tidak keramas.

b. Pola nutrisi

Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 2 – 3x/ hari, 1 porsi sedang denagan sayuran
dan lauk pauk.

Saat sakit : Klien mengatakan makan 4-5x/hari dengan porsi sedang dan lauk pauk
serta sayuran

c. Pola cairan

Sebelum sakit : Klien mengatakan minum 6-8 gelas/ hari dengan meminum air putih.

Saat sakit : Klien mengatakan sering haus sehingga sering minum air putih 8-10
gelas/ hari.
d. Pola Aktivitas

Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat melakukan pekerjaan dengan baik, pada hari
libur senang berolah raga dengan berjalan kaki.

Saat sakit : Klien mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa, dengan baik, pada
hari libur senang berolah raga dengan berjalan kaki.

e. Pola Elminan

Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1-2 x / hari warna kuning dan lunak, BAK 6-8
x / hari warna kuning dan bau khas..

Saat sakit : Klien mengatakan Bab 1-2 / hari warna kuning dan lunak, BAK 6-
8/hari warna kuning dan bau khas.

f. Pola istirahat / tidur

Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur 6-8 jam/ hari, siang istirahat 2 jam dan malam
6 jam dan pukul 21.00-03.00. tidur klien selalu nyenyak.

Saat sakit : Klien mengatakan jarang bisa tidur nyenyak. Klien selalu sering
terbangun karena nyeri pada lukanya serat sering terbangun karena
haus.

g. Pola Kognitif

Sebelum sakit : Klien mengatakan proses berpikir lancar, daya ingat tinggi dan klien
mudah mengerti sesuatu.

Saat sakit : Klien mengatakan proses berpikir lancar dan tidak mengalami
penurunan.

h. Pola persepsi dan konsep dalam

Sebelum sakit : Klien mengatakan saat di rumah selalu berhubungan baik dengan istri
dan anak serta dengan tetangga sekitar.

Saat sakit : Klien mengatakan malu dan tidak percaya diri karena terdapat luka di
kakinya (10 x 5) sehingga 2 jarinya dipotong.

i. Pola Koping
Sebelum sakit : Klien mengatakan jika mempunyai masalah selalu diselesaikan dengan
musyawarah bersama keluarga.

Saat sakit : Klien mengatakan selalu cemas dengan penyakitnya dan sering
bertanya kepada tenaga kesehatan kapan sembuhnya.

j. Pola Reporduksi dan S

Sebelum sakit : Klien mengatakan berhubungan baik dengan istrinya dan mempunyai 2
orang anak, perempuan dan laki-laki.

Saat sakit : Klien mengatakan tidak dapat melakukan hubungan dengan istrinya
karena sakit.

k. Pola spiritual

Sebelum sakit : Klien mengatakan bahwa dirinya muslim dan beribadah S waktu setiap
hari.

Saat sakit : Klien mengatakan tidak dapat beribadah karena penyakit yang di
deritanya.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


 Status Kesehatan Umum
Keadaan penyakit tergolongan kronis
Kesadaran : Coposmetis
Keadaan Umum : Lemah
Suara bicara : Jelas
TTV : TD : 120 / 70 mmHg
N : 80 x . Menit
S : 36 o C
22 : 24 x / menit
 Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada oedema, warna rambut hitam, tidak ada ketombe,
rambut sedikit kusam, tidak ada nyeri tekan pada kepala.
 Mata
Bentuk simetris, komponen mata sengkep, konjungtiva merah muda, pupul ishokor 3/3
mm, sklera tidak ikterik, refleks cahaya x/x. (sklerea putih), tidak ada nyeri tekan pada
mata, tidak ada penonjolan pada bulu mata.
 Muka
Bentuk simetris, tidak ada odem, tampak gelisah.
 Telinga
Bentuk simetris, ada serumen, tidak ada sekret, dapat mendengar, tidak ada nyeri tekan
pada telinga,
 Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, sputum nasi tidak bengkok, berada di tengah, tidak
ada polip, tidak ada sekret, dapat mencium bau, tidak sianosis.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung.
 Mulut dan Faring
Inspeksi : Bentuk simetris, gigi kotor, tidak rianosis, tidak ada pembesaran tonsil.
 Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, Nadi Peraba, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
 Toraks dan Paru
Inspeksi : Bentuk toraks simetris, pergerakan toraks simetris.
Palpasi : Gerakan simetris, fremitus peraba sama.
Perkusi : Suara Redup
Auskultasi : Tidak ada mumur jantung.
 Jantung
Inspeksi : Iktus tidak tampak, pulsasi jantungtidak tampak.
Palpasi : Iktus tidak .
Perkusi : Suara Redup
Auskultasi : Tidak ada mumur jantung.
 Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simetris, umbilikus masuk ke dalam, tidak ada edema
Auskultari : peristaltik usus 12x/menit
Perkusi : bunyi timpani, tidak ada shifting dulnes
Palpari : Turgor kulit normal, tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba, ginjal tidak teraba.
 Rektum dan Anus
Tidak ada hemoroid, tidak ada tumor rektum, tidak ada edema
 Genetalia
Tidak hernia, penis normal, testis normal, pubis tebal
 Ekstremitas
Tidak dekormitas, jari-jari tremor halus
Skala :
5 5
2 5
Pemeriksaan fisik
: lab. darah
Hematologi HB : 11,3
LED : 130/132
Leukosit : 12,8
Hitung jenis : - / - / - / - / 91 / 9 / -
Hematokrit : 33 %
Trombosit : 563
Albumin : 2,4

Faal ginjal, kreatinin serum : 0,6


Bun : 11
Asam urat : 4,7
Gula darah acak : 171

: Lab darah
albumin
Terapi
 Cefotaxime 3x1 gram
 Paracetamol 3x1 tab
 Cypro 2x1 tab
 Glurenolin 1-0-0
 Aspilet 1x8 mg
 Fonsidar 1x1 tab
 Actropid 3x26 UI
 Aloumin 25 % 100 cc/hari
 Diet chom BI 1900
ANALISA DATA

Nama Klien : Ny “S” Diagnosa Medis : DM


No. Register : 02608 Ruangan : RIW

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Ds : Klien mengatakan ada luka di Luka sekunder terhadap Kerusakan


telapak kaki kanan . Luka tidak perubahan metabolik (DN) integritas kulit
sembuh  1 minggu
Do :
- Terdapat luka dikaki kanan (luka
basah) & muncul jargan baru.
Panjang  10 x 5 cm ditelapak
kaki kanan. Terdapat nekrosis
- Leukosit 12,8
- TD 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c

2. Ds : - Klien mengatakan terdapat luka


di kaki dan tidak bisa berjalan Kelemahan fisik sekunder Kerusakan
dengan normal
terhadap luka ganggren mobilitas fisik
- Klien mengarahkan lebih sering
berbaring di tempat tidur (intoleran aktivitas)

- Terdapat luka di kaki kiri (luka


Do : basah) & muncul jaringan baru,
terdapat nekrosis. Panjang luka 
10 x 5 cm di regio pedis sinistra
(ditelapak kaki kanan)
- Keadaan umum lemah
TTV :
TD : 120/70
N : 80 x/mnt
RR : 25 x/mnt
S : 36 o c 5 5
- Kekuatan otot
2 5

Klien mengatakan minder karena Gangguan konsep


3. Ds : Kehilangan bagian tubuh
terdapat luka ditelapak kaki kanan diri, citra diri
dan dua jari kakinya dipotong.

Do : - Terdapat luka ditelapak kaki


kanan (luka basah muncul
jaringan baru terdapat nekrosa,
panjang luka  10 x 5 cm
ditelapak kaki kanan
- Amputasi 4 & 5 di jari kaki kanan
- TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn “S” Diagnosa Medis : Bedah


No. Register :- Ruangan : DM + Ganggren

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI MASALAH

4 Ds : Klien mengatakan sering minum Pengeluaran cairan dan Kekurangan


karena merasa haus terus elektrolit berlebihan, volume cairan
dehidrasi
Do :
- Klien keadaan umum lemah
- Urine encer
- Klien sering minum dan haus
- Kulit/membran mukosa kering
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 20 x/mnt
S = 36 o c

- Klien mengatakan tidak nafsu


5. Ds : Penurunan masukan oral,
makan karena mual
mual sekunder akibat Perubahan nutrisi
anorekna kurang dari
kebutuhan tubuh
Do : - K/U klien lemah
- Klien mual 3x (sehari)
- Klien tidak nafsu makan
- BB menurun
Sebelum sakit : 60 kg
Setelah sakit : 55 kg
- Klien tampak kurus
TTV :
TD : 120/70
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36 o c

Resiko tinggi
6. Ds : - Klien mengatakan lukanya tidak
kunjung sembuh sudah 1minggu Luka sulit sembuh infeksi

Do : - K/U klien lemah


- Terdapat luka ganggren ditelapak
kaki kanan (10 x 5 cm)
- Luka tambah nekrosis
- Leukosit menurun 12,8
- TTV :
TD : 120/70
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36 o c
ANALISA DATA

Nama Klien : Tn “S” Diagnosa Medis : Bedah


No. Register :- Ruangan : DM + Ganggren

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI MASALAH

7. Ds : Klien mengatakan nyeri pada bagian Luka ganggren yang tidak Gangguan rasa
kaki telapak kanannya karena luka. sembuh nyaman nyeri

Do :
- K/U lemah
- Klien sering mengeluh kesakitan
- Klien tampak sering meringis
kesakitan (7-10)
- Luka ganggren pada telapak kaki
kanan (10 x 50
- Luka nekrosis
- Pemotongan bagian dua jari kaki
kanan (jari manis dan kelingking)
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c

8. Ds :
- Klien mengatakan sedikit sesak
Ansietas Gangguan
jika bernafas
ketidakaktifan pola
nafas
Do : - K/U klien lemah
- Klien tampak cemas dan tidak
tenang
- Klien sering meringis kesakitan
- Pernafasan apnoe
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c

9. Ds : - Klien mengatakan nyeri pada


telapak kaki kanannya karena Nyeri akibat luka Gangguan pola
luka sehingga sulit untuk tidur
tidur
Do : - K/U klien lemah
- Klien tampak sering terbangun
- Klien meringis kesakitan
- Klien cemas dan gelisah
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn “S” Diagnosa Medis : Bedah


No. Register :- Ruangan : DM + Ganggren

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI MASALAH

10. Ds : Klien mengatakan penglihatannya Kerusakan/penurunan Gangguan persepsi


sedikit kabur dan kurang peka fungsi sensori sensori
terhadap sesuatu di sekitarnya .
Do : - K/U lemah
- Klien melihat sedikit
memicingkan matanya
- Jika diajak berbicara harus lebih
keras (penurunan pendengaran)
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Nama Klien : Tn “S” Diagnosa Medis : DM + Anggren

No. Register :- Ruangan : Bedah

ETIOLOGI
NO DATA KEPERAWATAN TTD
DITEMUKAN TERATASI

1. Gangguan rasa nyaman nyeri 1 Januari 2008


berhubungan dengan luka ganggren
yang tidak sembuh yang ditandai
dengan :

- K/U lemah
- Klien sering mengeluh kesakitan
- Klien meringis kesakitan
- Luka ganggren pada telapak kaki
kanan (10 x 5) cm
- Luka nekrosis
- Pemotongan bagian 2 jari kaki kanan
yaitu jari manis dan jari kelingking
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c
2. 1 Januari 2008
Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan luka ganggren yang sulit
sembuh yang ditandai dengan

- K/U lemah
- Terdapat luka ganggren ditelapak
kaki kanan (10 x 5) cm
- Luka nekrosis
- Leukosit menurun
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c

3. Kekurangan volume cairan 1 Januari 2008


berhubungan dengan pengeluaran
cairan dan elektrolit berlebihan,
dehidrasi yang ditandai dengan

- K/U lemah
- Peningkatan pengeluaran urin
- Klien sering minum dan haus
- Kulit dan membran mukosa kering
- TTV : TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/mnt
Rr = 25 x/mnt
S = 36 o c

Anda mungkin juga menyukai