Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Promosi Kesehatan

Dosen : Hesti Wulandari SST. M.Keb

“RUMOR DAN FAKTA TENTANG KESEHATAN IBU


DAN ANAK, SERTAPERAN BIDAN MELAKUKAN PROMOSI KESEHATAN
PADA IBU DAN ANAK”

Oleh
Heny Febrianty
NIM : P00324019067

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2020
A. RESUME ARTIKEL
1. Dampak Persepsi Budaya terhadap Kesehatan reproduksi Ibu dan Anak di
Indonesia
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor penting untuk diperhatikan
untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu
juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan
kehamilan (antenatal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan
si ibu sendiri. Kenyataannya berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak
ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati.
Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah
gizi. Permasalahan gizi pada ibu hamil di Indonesia tidak terlepas dari faktor budaya
setempat. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-
pantangan terhadap beberapa makanan. Kepercayaan bahwa ibu hamil dan post partum
pantang mengkonsumsi makanan tertentu menyebabkan kondisi ibu post partum
kehilangan zat gizi yang berkualitas. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak
berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang
sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif
terhadap kesehatan ibu dan janin.
Kemiskinan masyarakat akan berdampak pada penurunan pengetahuan dan
informasi, dengan kondisi ini keluarga, khususnya ibu akan mengalami resiko
kekurangan gizi, menderita anemia dan akan melahirkan bayi berat badan lahir rendah.
Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di
daerah pedesaan.
Sedangkan pada anak Usia 1-3 tahun adalah periode emas untuk masa tumbuh
kembang anak. Oleh sebab itu sangat penting pola asuh dan status gizi anak diperhatikan
oleh para orang tua. Pola asuh anak mencakup “pola asuh makan” dan “pola asuh
perawatan”. Orang tua yang mampu memberikan pola asuh yang baik maka status gizi
anaknya juga akan baik, salah satu faktor yang menentukan kualitas gizi anak adalah pola
asuh, dimana para ibu memegang peranan penting dalam pengasuhan anak, yaitu sebesar
94%.
Pada awal-awal masa kehidupan anak yaitu usia 0-6 bulan dimana seharusnya
ASI adalah makananutamanya yang menyehatkan, tapi masih banyak ditemukan praktik-
praktik budaya ibu yang memberikan makanan selain ASI. Pada beberapa masyarakat
tradisional di Indonesia kita bisa melihat konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku
berkaitan dengan pola pemberian makan pada bayi yang berbeda dengan konsepsi
kesehatan modern.
Walaupun pada masyarakat tradisional pemberian ASI bukan merupakan
permasalahan yang besar karena pada umumnya ibu memberikan bayinya ASI, namun
yang menjadi permasalahan adalah pola pemberian ASI yang tidak sesuai dengan konsep
medis sehingga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan dan pertumbuhan bayi.
Disamping pola pemberian yang salah, kualitas ASI juga kurang. Hal ini disebabkan
banyaknya pantangan terhadap makanan yang dikonsumsi si ibu baik pada saat hamil
maupun sesudah melahirkan.
2. Budaya Nifas Masyarakat Indonesia : Perlukan Dipertahankan?
Seorang ibu yang baru saja menjalani proses persalinan akan memasuki masa
yang disebut masa nifas (puerperium). Masa nifas adalah fase khusus dalam kehidupan
ibu dan bayi. Bagi ibu yang bersalin untuk pertama kalinya, ia akan menyadari
perubahan dalam hidupnya yang mencakup perubahan emosi dan fisik. Terjadi
penyesuaian yang bersifat sosial karena perempuan yang bersalin untuk pertama kali
akan memikul tanggung jawab sebagai seorang ibu. Masa nifas dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Masa nifas
merupakan masa penting karena risiko morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi akan
meningkat pada masa pascapersalinan.
Bagi ibu nifas, terdapat pantangan atau mitos yang sulit diubah walaupun tidak
rasional. Ibu nifas dilarang makan ikan, telur, dan daging supaya jahitan lukanya cepat
sembuh. Hal tersebut tidak benar, justru sebaliknya, ibu nifas sangat memerlukan asupan
protein yang lebih tinggi untuk membantu penyembuhan luka. Bila asupan protein tidak
cukup, penyembuhan luka akan lambat dan berpotensi terinfeksi.
Dokter atau bidan dapat masuk dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
tempat ia bertugas. Untuk menyikapi fenomena budaya nifas di Indonesia, perlu
ditanamkan bahwa kehadiran dokter atau bidan di masyarakat bukan untuk
menggantikan posisi dukun beranak. Keduanya hadir untuk membantu seorang ibu dari
awal kehamilan hingga menjalani proses persalinan yang aman. Berangkat dari tujuan
yang sama itulah, seorang dokter atau bidan diharapkan dapat bermitra dengan dukun
beranak dan memberikan edukasi mengenai hal-hal yang aman dan yang tidak aman
dilakukan pada ibu hamil.

B. RUMOR/MITOS KESEHATAN IBU DAN ANAK DAN PERAN BIDAN DALAM


PROMOSI KESEHATAN
1. Rumor/Mitos Kesehatan Ibu dan Anak pada Suku Jawa di Daerah Onembute
a. Bagi ibu
 Di daerah saya ibu hamil dilarang keluar saat magrib atau malam hari karna di
percaya bahwa saat magrib atau jam 6 keatas banyak roh jahat yang suka
berkeliaran atau suka mengganggu ibu hamil.
 Di daerah saya ibu hamil dilarang mandi malam hari karna dapat menyebabkan si
anak kelak akan mudah terkena sawanan (bisa juga dibilang ketempelan barang
halus)
b. Bagi anak
 Anak kecil dilarang keluar saat mau magrib atau saat magrib karna katanya jika
keluar mau magrib atau saat magrib akan disembunyikan atau di culik wewe
gombel (mahluk halus).

C. PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN IBU DAN ANAK BERKAITAN


DENGAN RUMOR/MITOS YANG MERUGIKAN KESEHATAN
Bidan memberi pendididkan dan penyuluhan kesehatan pada klien (individu, keluarga,
kelopok, serta masyarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya masalah
penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan
anak, seperti:
 Bidan harus menjelaskan bahwa saat ibu keluar saat magrib atau malam hari karena
udara malam hari bisa menyebabkan berbagai penyakit untuk ibu hamil. Terutama jika
ibu sedang kurang sehat dan sudah terkena beberapa penyakit gangguan pernafasan
seperti terkena infeksi paru-paru, penyakit asma dan alergi udara dingin, ibu hamil bisa
mengalami sesak nafas yang bisa muncu dengan cepat atau lambat.
 Memberitau atau memberi penyuluhan pada ibu atau masyarakat bahwa ibu hamil saat
mandi alam itu tidak papa jika dengan suhu yang normal namun jika mandi malam
dengan suhu tidak sesuai diketahui beresiko yang memungkinkan untuk mengurangi
aliran darah ke bayi dan menyebabkan ster pada bayi.
 Memberitahu atau memberi penyuluhan bahwa bagi anak yang keluar malam karena
angin malam cendrung lebih dingin dan lembab ditakutkan anak yang terlalu sering
keluar malam bisa mengalami masuk angin itulah yang bisa mengganggu kesehatan

Anda mungkin juga menyukai