Anda di halaman 1dari 9

SELOKA 5 (1) (2016)

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka

PERMASALAHAN PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN MALAM


SEPASANG LAMPION KARYA TRIYANTO TRIWIKROMO

Khifdiyatun Nafiyah  Hari Bakti Mardikantoro

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Kumpulan cerpen Malam Sepasang Lampion ini menggambarkan kehidupan tokoh perempuan yang memiliki
Diterima Februari 2016 berbagai permasalahan sosial perempuan. Dugaan relevansi permasalahan tersebut dengan realitas ketika karya
Disetujui Maret 2016 itu ditulis menguatkan anggapan bahwa karya itu sebagai cerminan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk
Dipublikasikan April mendeskripsikan dan menjelaskan permasalahan sosial perempuan dalam kumpulan cerpen ini, cara tokoh
perempuan menghadapi permasalahan, relevansi permasalahan sosial perempuan dalam kumpulan cerpen
2016
dengan realitas sosial. Pendekatan sosiologi sastra dan teori cermin Ian Watt digunakan untuk menganalisis
________________ kumpulan cerpen ini. Analisis data menggunakan metode dialektik. Penelitian ini dimulai dari analisis
Keywords: permasalahan perempuan dalam kumpulan cerpen, dilanjutkan analisis terhadap masyarakat sekitar untuk
women problems, sociology mengetahui relevansi dari keduanya. Hasil penelitian ini ditemukan tiga permasalahan sosial perempuan yaitu
of literature, Malam kejahatan, disorganisasi keluarga, dan pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat. Cara tokoh perempuan
Sepasang Lampion menghadapi permasalahan tersebut bermacam-macam, seperti pasrah, diam diri, dan marah terhadap
____________________ permasalahan tersebut. Kemudian ditemukan beberapa permasalahan sosial dalam kumpulan cerpen tersebut
relevan dengan realitas sosial saat ini maupun pada saat karya itu ditulis. Berdasarkan penelitian ini dapat
diketahui bahwa permasalahan sosial perempuan dalam kumpulan cerpen ini masih relevan dengan realitas
kehidupan perempuan.

Abstract
___________________________________________________________________
The anthology of short stories Malam Sepasang Lampion describes women lives with various social problems
faced. The allegation to the relevance of these problems with reality in the time of this research was written
strengthened the presumption that works as a reflection of society. The purposes of this research are (1)
describing and explaining women’s social problems in the anthology of short stories Malam Sepasang
Lampion, (2) describing and explaining how do women characters in the anthology of short stories Malam
Sepasang Lampion face their social problems, (3) describing and explaining the relevancies of women social
issues in the anthology of short stories Malam Sepasang Lampion to the social realities. A both of approaches
the sociology of literature and theory of mirror Ian Watt are used to analyze this anthology of short stories.
Technique of data analysis used dialectic method. This research started from the analysis of the problems of
women in the anthology of short stories, followed by an analysis of the surrounding communities to know the
relevance of both of them. The results of this study are that there were found three women's social problems,
namely crime, family disorganization, and violation of the norms of society. The ways of women characters to
face their problems are diverse, such as abandonment, silence, and anger against these problems. By the way,
there were found some social problems in the anthology of short stories that are relevant to current social
realities as well as at the time the research was written. Based on this research, it could be known that the social
problems of women in the anthology of the short stories are still relevant to the realities of women lives.
© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-6744
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
e-ISSN 2502-4493
E-mail: khiffani@gmail.com

21
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN cerpen “Genjer” bercerita tentang seorang


perempuan yang berprofesi sebagai pelacur.
Perempuan merupakan anggota Profesi tersebut seperti profesi turun- menurun
masyarakat yang banyak dijadikan bahan karena ibu Genjer juga menjalani profesi itu.
inspirasi bagi penyusunan karya sastra. Kedua, permasalahan disorganisasi keluarga
Beberapa permasalahan perempuan yang ditunjukkan pada cerpen “Anak-anak
banyak dibicarakan oleh pengarang Indonesia Mengasah Pisau”. Dalam cerpen ini, diceritakan
dan sempat menarik perhatian masyarakat, tentang ketidakharmonisan yang terjadi di
seperti permasalahan perlakuan adat terhadap keluarga Manyar. Sejak ibu Manyar meninggal,
kebebasan perempuan dalam memilih pasangan ayahnya tidak pernah peduli padanya dan hanya
hidup terdapat dalam novel Siti Nurbaya. bisa bermain perempuan. Kemudian, kakaknya
Sebaliknya, kebebasan perempuan dalam Mayang juga tidak pernah peduli dengan dirinya
menentukan sikap hidup dalam masalah seks serta adik. Akhinya Manyar tidak naik kelas,
terdapat dalam novel Saman. Selanjutnya, karena permasalahan disorganisasi keluarga
perjuangan kaum santriwati atas hegemoni laki- yang dia alami.
laki terdapat dalam novel Perempuan Berkalung Sesuai dua permasalahan sosial
Sorban, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan perempuan yang telah dipaparkan dapat
bahwa karya sastra banyak mengangkat topik diartikan bahwa permasalahan dalam kumpulan
tentang kehidupan perempuan. cerpen ini banyak terjadi dalam kehidupan
Dalam penelitian ini dibahas analisis realiatas sosial perempuan. Dalam hal ini,
tentang permasalahan sosial perempuan yang penelitian berfokus pada permasalahan sosial
terdapat dalam karya sastra berupa cerpen. Pada perempuan dalam teks dan di luar teks
dasarnya cerpen merupakan salah satu bentuk kumpulan cerpen Malam Sepasang Lampion. Hal
karya sastra prosa yang banyak mengangkat ini dilakukan karena dugaan adanya relevansi
masalah-masalah sosial. Masalah sosial tersebut permasalahan tersebut dengan realitas ketika
ditulis oleh pengarang sebagai ungkapan atas karya itu ditulis. Anggapan tersebut dikuatkan
apa yang dialami maupun pengalaman tentang dengan pendapat Watt (2001:117-118) bahwa
masalah-masalah yang telah diamati. Cerpen sastra bisa dikatakan sebagai cermin alam.
yang dipilih dalam penelitian ini adalah Namun, ada cara berbeda untuk menyampaikan
kumpulan cerpen Malam Sepasang Lampion karya pemikiran pengarang tersebut, meskipun
Triyanto Triwikromo. Alasan dipilihnya penyampaiannya lebih sulit dan secara tidak
kumpulan cerpen ini sebagai objek penelitian langsung dalam bentuk sastra. Hal ini dapat
karena pengarang cerpen tersebut telah beberapa dipahami bahwa karya sastra sebagai cerminan
kali mendapatkan penghargaan dan karyanya masyarakat sehingga karya tersebut jelas relevan
sering diterbitkan di media cetak. Selain itu, dengan realitas sosial. Walaupun karya sastra
kumpulan cerpen Triyanto ini banyak adalah hasil imajinasi pengarang, namun isi di
membahas topik tentang permasalahan sosial dalam karya tersebut tidak lepas dari fakta sosial
perempuan, seperti permasalahan pelanggaran yang menginspirasinya. Penciptaan karya sastra
terhadap norma-norma masyarakat, masalah tidak lepas dari fakta-fakta sosial, problem sosial
disorganisasi keluarga dan lain-lain. Hal itu, dan kemasyarakatan di sekitar pengarangnya.
dapat dilihat pada paparan cerpen yang menjadi Hubungan antara pengarang dengan kelas
bagian dari kumpulan cerpen itu. sosialnya, status sosial dan ideologinya, kondisi
Pertama, permasalahan pelanggaran ekonomi dalam profesinya, dan model pembaca
terhadap norma masyarakat ditunjukkan pada yang ditujunya. Mereka memandang bahwa
cerpen “Ragaula” dan “Genjer”. Cerpen karya sastra (baik aspek isi maupun bentuknya)
“Ragaula” bercerita tentang tokoh perempuan secara mudah terkondisi oleh lingkungan dan
yang menjalani profesi sebagai pelacur dan kekuatan sosial pada periode tertentu (Abrams
dibenci oleh orang kampung. Selanjutnya, 1981:178).

22
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

Ratna (2005:60) menjelaskan bahwa sedangkan penelitian ini memilih kumpulan


adanya hubungan hakiki antara karya sastra cerpen Malam Sepasang Lampion. Selanjutnya,
dengan masyarakat. Hubungan-hubungan yang Tarrayo (2015) dalam Jurnal Internasional yang
dimaksud disebabkan oleh (1) karya sastra berjudul “The Woman in The Mirror: Imaging the
dihasilkan oleh pengarang, (2) pengarang itu Filipino Woman in Short Stories in English by
sendiri adalah anggota masyarakat, (3) Filipino Woman Authors”. Dalam penelitian
pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada tersebut, dijelaskan bahwa sifat baik yang
dalam masyarakat, dan (4) hasil karya sastra itu ditampilkan tokoh perempuan adalah memiliki
dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Dalam rasa tangung jawab. Sebagian besar tokoh
hal ini, pendapat ketiga pakar tersebut sejalan wanita kuat mempertahankan hubungannya
dengan pendapat Escarpit yang memaparkan dengan orang yang dicintai atau mampu
tentang keterkaitan antara sastra, pengarang, mempertahankan hubungan antaranggota
dan masyarakat. Dia menyatakan bahwa keluarga.
kenyataannya atau faktanya, sastra itu Berdasarkan paparan tersebut, maka
berhubungan dengan penulis, buku, dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
masyarakat, atau secara umum dapat dikatakan menemukan permasalahan sosial perempuan
berhubungan dengan pencipta, karya, dan dan mengetahui cara tokoh perempuan
publik. menghadapi permasalahan sosial, serta
Adapun penelitian tentang hubungan menunjukkan relevansi permasalahan sosial
antara karya sastra dengan masyarakat pernah perempuan dalam kumpulan cerpen ini dengan
dilakukan oleh Jarve (2002) dengan judul realitas sosial.
“Reading Liksom’s Short Story “We Got Married” in
Post-communist Estonia”. Jarve meneliti gagasan METODE PENELITIAN
hidup rendah masyarakat Estonia yang
digambarkan dalam karya tersebut. Dia Penelitian ini menggunakan pendekatan
menemukan model budaya masyarakat Estonia teoretis dan pendekatan metodologis.
cenderung berprestasi, berpendidikan, modern, Pendekatan teoretis menggunakan pendekatan
sopan santun, memiliki status sosial, sosiologi sastra dan teori cermin Ian Watt.
berkarakteristik, dan berprilaku yang dapat “Although formal realism imposed a more
dihargai dan minat baca terhadap teks tersebut absolute and impersonal optical accuracy upon
tinggi. Relevansi penelitian Jarve dengan the manner in which literature performed its
penelitian ini yaitu sama-sama meneliti cerpen ancient task of holding the mirror up to nature”
dan masyarakat. Hal yang berbeda dari kedua (Watt, 2001:117-118). Jadi menurut Watt
penelitian tersebut terdapat pada objek kajian. konsep cermin dalam sastra dilihat dari
Astriningsari (2005) melakukan penelitian kenyataan yang formal terjadi di alam sebagai
dengan judul “Citra Diri Perempuan dalam bentuk akurat dan mutlak serta impersonal.
Lima (5) Novel Karya Ahmad Tohari: Sebuah Oleh karena itu, sastra dikatakan sebagai
Pendekatan Sosiologi Sastra”. Astriningsari cermin alam. Lebih lanjut Watt sebagaimana
menemukan citra diri perempuan dilihat dari dikutip oleh Damono (2002:4-5) menjelaskan
dua aspek, yaitu aspek sosial dan aspek budaya. bahwa sosiologi sastra mengungkapkan sastra
Aspek sosial, perempuan dicitrakan sebagai sebagai cerminan masyarakat. Konsep sosiologi
perempuan “somahan” yang berkepribadian, oleh Yudiono (2009:58) sebagai sosiosastra
sedangkan aspek budaya, perempuan dicitrakan (sosiologi sastra) merupakan sebuah pendekatan
sebagai perempuan yang “nrimo ing pandum”. terhadap dunia sastra yang memanfaatkan
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian sosiologi, sebuah disiplin ilmu yang berkembang
ini yaitu sama-sama membahas permasalahan sejak abad ke-19. Ritzer sebagaimana dikutup
perempuan. Namun Astriningsari memilih oleh Faruk (2013:3) bahwa ada tiga paradigma
objek lima (5) novel karya Ahmad Tohari, yang merupakan dasar dalam sosiologi, yaitu

23
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

fakta-fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku teks, menemukan cara tokoh penghadapi gajala
sosial.Dari penjelasan Yudiono dapat dipahami sosial (permasalahan perempuan) tersebut,
bahwa sosiologi sastra merupakan interdisiplin kemudian mencatat data yang diduga sebagai
ilmu sastra dengan sosiologi. Pendekatan permasalahan sosial perempuan. Selanjutnya,
metodologis menggunakan pendekatan data yang diperoleh dari teks direlevansikan
deskriptif kualitatif. Diskriptif kualitatif dengan realitas sosial perempuan yang diperoleh
merupakan penelitian yang dilakukan melalui pengamatan dan pembacaan secara
berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang hermeneutik dokumen lain.
memang secara empiris hidup pada penutur- Metode analisis data yang digunakan
penuturnya, sehingga dihasilkan atau yang adalah metode dialektik. Metode dialektik
dicatat berupa pencarian biasa yang bersifat tersebut dapat dipahami bahwa karya sastra
seperti potret atau pemaparan apa adanya dapat dipahami dengan cara membaca teks.
(Sudaryanto 1992:62). Penelitian ini merupakan Teks dan konteks karya sastra itu hanya dapat
penelitian sosiologi sastra dengan teori cermin dipahami dengan baik melalui cara dialektik,
dan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan bergerak secara bolak balik.
kualitatif. Fokus penelitian ini adalah kumpulan Gerakan bolak-balik itu pun baru dianggap
cerpen Malam Sepasang Lampion karya Triyanto selesai jika telah dibangun koherensi antarteks
Triwikromo. Kemudian, analisis fenomena karya sastra dengan realialitas sosial.
sosiologis di luar teks digunakan untuk
memahami konsep cermin tentang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
permasalahan perempuan di dalam teks sebagai
refleksi dari kehidupan masyarakat. Pada bagian ini dipaparkan secara
Data utama dalam penelitian ini adalah berturut-turut hasil penelitian dan pembahasan
penggalan teks dari kumpulan cerpen Malam sesuai permasalahan dalam penelitian. Adapun
Sepasang Lampion karya Triyanto Triwikromo. permasalahan dalam penelitian tersebut meliputi
Selain itu, dalam penelitian ini juga akan (1) permasalahan sosial perempuan dalam
memanfaatkan data tambahan lain berupa hasil kumpulan cerpen Malam Sepasang Lampion karya
pengamatan terhadap keadaan sosial yang Triyanto Triwikromo, (2) cara tokoh perempuan
mendukung penelitian ini serta penggalan dalam kumpulan cerpen Malam Sepasang
dokumen atau arsip lain. Sumber data dalam Lampion menghadapi permasalahan tersebut,
penelitian ini berupa teks kumpulan cerpen dan (3) relevansi permasalahan sosial
Malam Sepasang Lampion, koran, dan media perempuan dalam kumpulan cerpen Malam
lainnya yang mendukung. Sepasang Lampion dengan realitas sosial.
Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini yaitu dengan cara membaca heuristik dan Permasalahan Sosial Perempuan dan Cara
hermeneutik. Teknik heuristik adalah Tokoh Perempuan Menghadapi Permasalahan
pembacaan yang didasarkan pada konvensi Hasil analisis permasalahan sosial
bahasa, yaitu untuk menafsirkan arti (sebuah) perempuan dalam kumpulan cerpen Malam
kata dengan mengandalkan penemuan sendiri Sepasang Lampion ini diketahui bahwa dalam
oleh sang penafsir. Adapun pembacaan kumpulan cerpen ini ditemukan tiga
hermeneutik adalah pembacaan berdasarkan permasalahan sosial perempuan, yaitu
konvensi sastra, yaitu cara menginterpretasikan permasalahan kejahatan, disorganisasi keluarga,
atau menerjemahkan ke dalam pemahaman dan permasalahan pelanggaran terhadap norma-
orang itu sendiri, membuat makna itu menjadi norma masyarakat. Permasalahan kejahatan
lebih jelas dan lebih dapat dimengerti muncul pada 5 cerpen yaitu cerpen “M”, “PT”,
Wicaksono (2014:58-59). Kedua teknik tersebut “S”, “SGYMM”, dan “RA”. Cerpen “M”
digunakan untuk memahami gajala sosial bercerita tentang seorang anak yang disebut-
berupa permasalahan sosial perempuan didalam sebut sebagai anak ratu ular. Cara tokoh

24
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

menghadapi permasalahan tersebut dengan psikologis, dan biologis. Kemudian,


tenang dan tidak kawatir. Cerpen “PT” ”, permasalahan kejahatan tersebut dapat terjadi
bercerita tetang seorang ibu yang pada konteks sosial perempuan, yakni pada
memperjuangkan hidup anaknya. Cara tokoh lapisan masyarakat seperti masyarakat yang
menghadapi permasalahan tersebut dengan tidak kaya, berpendidikan rendah maupun
pasrah dan dialihkan ke tokoh lain. Cerpen “S” tinggi, dan yang bersala dari kalangan terhormat
bercerita tentang penindasan terhadap maupun tidak.
perempuan PSK bernama Sarumpaes dan Sina. Selanjutnya, permasalahan disorganisasi
Cara tokoh menghadapi permasalahan tersebut keluarga muncul pada 2 cerpen yaitu cerpen
dengan pasrah dan membeberkan ke tokoh lain. “AAMP” dan “MB”. Cerpen “AAMP”
Cerpen “SGYMM” bercerita tentang seorang bercerita tentang anak perempuan yang hidup
kakak yang memperkosa dan membunuh dalam keluarga tidak harmonis. Cara tokoh
adiknya. Cara tokoh menghadapi permasalahan menghadapi permasalahan tersebut dengan
tersebut dengan menyembunyikan pelaku dan menjadi PSK dan takut. Cerpen “MB” bercerita
marah. Cerpen “RA” bercerita tentang seorang tentang kisah perselingkuhan seorang istri. Cara
bayi yang dibuang dan seorang ibu yang tokoh menghadapi permasalahan tersebut
selingkuh dengan lelaki lain karena menganggap dengan berpisah dengan suami. Faktor
suaminya impoten dan seorang ibu yang penyebab dan konteks sosial yang mendukung
mengurung anak perempuannya karena hamil munculnya permasalahan disorganisasi keluarga
tanpa suami. Cara tokoh menghadapi ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
permasalahan tersebut dengan membela diri dan
menyesal. Adapun faktor penyebab dan konteks Tabel 2. Permasalahan Sosial Disorganisasi
sosial yang mendukung munculnya Keluarga pada Cerpen
permasalahan kejahatan ini dapat dilihat pada
tabel 1 berikut.

Tabel 1. Permasalahan Sosial Kejahatan pada


Cerpen

Merujuk pada tabel 2 tersebut dapat


diketahui bahwa permasalahan disorganisasi
keluarga dapat dialami oleh seorang perempuan
yang bersumber dari faktor budaya, ekonomi,
dan psikologis. Kemudian, permasalahan
disorganisasi keluarga tersebut dapat terjadi
pada konteks sosial perempuan, yakni pada
lapisan masyarakat seperti, masyarakat yang
kaya maupun tidak kaya, yang memiliki
kehormatan, memiliki kekuasan, yang
berpendidikan rendah.
Sepuluh cerpen selanjutnya termasuk
Merujuk pada tabel tersebut dapat dalam permasalahan pelanggaran terhadap
diketahui bahwa seorang perempuan dapat norma-norma-masyarakat. Cerpen tersebut
mengalami permasalahan kejahatan yang adalah cerpen “SASC”, “MP”, “R, “LKK”,
bersumber dari faktor budaya, ekonomi, “G”, “HM”, “IADWN”, “KI”, “ADUA”, dan

25
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

“MSL”. Cerpen “SASC” bercerita tentang kisah Tabel 3. Permasalahan Sosial Pelanggaran
perselingkuhan seorang fotografer dengan terhadap Norma-Norma Masyarakat
wanita yang berumur lebih tua. Cara tokoh pada Cerpen
menghadapi permasalahan tersebut dengan
tenang dan tidak kawatir. Cerpen “MP”
bercerita tentang jalinan cinta kasih yang
ditentang masyarakat. Cara tokoh menghadapi
permasalahan tersebut dengan pergi untuk
menghindari permasalahan. Cerpen “R”
bercerita tentang seorang perempuan penari kafe
yang menjalani cinta kasih sesama jenis. Cara
tokoh menghadapi permasalahan tersebut
dengan pasrah menerima risiko dan terkejut.
Cerpen “LKK” bercerita tentang seorang gadis
kecil yang hidup di lingkungan keluarga pelacur.
Cara tokoh menghadapi permasalahan tersebut
dengan takut dan kawatir, selain itu ada yang
tidak peduli. Cerpen “G” bercerita tentang
seorang seorang anak perempuan yang
berprofesi sebagai pelacur seperti ibunya. Cara
tokoh menghadapi permasalahan tersebut
dengan menghindar dan ada yang pasrah.
Cerpen “HM” bercerita tentang seorang
perempuan Medusa yang menjalani pekerjaan Merujuk pada tabel 3 tersebut dapat
sebagai penari kafe yang menjadi idola para diketahui bahwa seorang perempuan dapat
lelaki. Cara tokoh menghadapi permasalahan mengalami permasalahan pelanggaran terhadap
tersebut cenderung biasa saja. Cerpen norma-norma masyarakat yang bersumber dari
“IADWN” bercerita tentang dua orang faktor budaya, ekonomi, psikologis, dan
perempuan yang lesbian (mencintai sesama biologis. Kemudian, permasalahan pelanggaran
jenis). Cara tokoh menghadapi permasalahan terhadap norma-norma masyarakat tersebut
tersebut dengan tetep menjalani cinta kasih dapat terjadi pada konteks sosial perempuan,
tersebut tanpa rasa takut. Cerpen “KI” bercerita yakni pada lapisan masyarakat seperti
tentang kisah cinta yang tidak wajar. Cara tokoh masyarakat yang tidak kaya maupun tidak kaya,
menghadapi permasalahan tersebut dengan berpendidikan rendah maupun tinggi, yang
menjauh dari masyarakat dan ada yang pasrah. memiliki kekuasaan maupun tidak, dan yang
Cerpen “ADUA”, bercerita tentang kisah berasal dari kalangan terhormat maupun tidak.
seorang anak perempuan yang hidup dalam Berdasarkan paparan tersebut dapat
keluarga broken home dan ibunya menjadi mewakili dua permasalahan yang menjadi
seorang lesbiyan. Cara tokoh menghadapi penelitian ini yaitu pada macam permasalahan
permasalahan tersebut dengan tetep menjalani dan cara tokoh-tokoh menghadapi
cinta kasih tersebut. Cerpen “MSL” bercerita permasalahan. Selanjutnya, kategori
tentang seorang gadis penari sebuah hiburan permasalahan ketiga pada analisis relevansi
malam. Cara tokoh menghadapi permasalahan dipaparkan sebagai berikut.
tersebut dengan tidak punya rasa takut dan
tenang menghadapi permasalahan. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

26
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

Relevansi Permasalahan Sosial Cerpen “PT” ditulis oleh pengarang tahun


Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Malam 1991. Hal ini relevan dengan koran Wawasan
Sepasang Lampion dengan Realitas Sosial tanggal 15 Desember 2015 ditemukan sebuah
Tahap selanjutnya dalam penelitian ini berita yang berjudul “ Kali kedua di Banyumas,
adalah analisis relevansi permasalahan sosial Pasien ditolak Berobat di RS” dalam berita
perempuan dalam kumpulan cerpen Malam tersebut diceritakan bahwa Deva yang mengidap
Sepasang Lampion karya Triyanto Triwikromo. penyakit gangguan gerak dari sarafnya,
Adapun permasalahan-permasalahan tersebut membutuhkan perawatan yang rutin dan biaya
diduga bercermin dari keadaan masyarakat, yang banyak, namun ditolak oleh RS karena
sehingga karya tersebut dianggap relevan hanya menggunakan Jamkesmas dalam
dengan realitas kehidupan sosial masyarakat perawatan. Setelah Gubernur Jateng memberi
saat ditulis maupun dewasa ini. Untuk ultimatum kepada pihak RS, barulah Deva
memperjelas tahap analisis relevansi ini, kembali dipanggil untuk menjalani pengobatan
dipaparkan sebagai berikut. dan perawatan kembali. Cerpen “R” ditulis oleh
Cerpen “SASC” ditulis oleh pengarang pengarang tahun 2002. Cerpen ini relevan
tahun 2002. Permasalahan utama dalam cerpen dengan berita Suara Merdeka online tanggal 4
tersebut adalah permasalahan pelanggaran Juli 2002 ditemukan sebuah artikel yang
terhadap norma-norma masyarakat. Relevan berjudul “Separo Anak Jalanan Menjadi
dengan koran koran Wawasan tanggal 15 Pelacur” dan berita berita Kompas.com tanggal
desember 2015 ditemukan sebuah berita yang 20 Mei 2015 ditemukan sebuah berita yang
berjudul “Cemburu, Selamet Nekat Bakar Diri” berjudul “Polisi Razia Ratusan PSK dan
dalam berita tersebut diceritakan bahwa Selamet Mucikari di Saritem Bandung”. Cerpen “S”
cemburu melihat selingkuhannya boncengan ditulis oleh pengarang tahun 1998. Hal ini
dengan suaminya. Setelah melihat hal tersebut, relevan dengan berita pada koran Kedaulatan
Selamet nekat membakar diri. Cerpen “MP” Rakyat tanggal 26 Januari 1998 yang berjudul
ditulis oleh pengarang tahun 1995. “Krisis Ekonomi Karena Kemaruk”, berita
Permasalahan utama dalam cerpen ini adalah tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
permasalahan pelanggaran terhadap norma- tahun 1998 dan sebelumnya dalam keadaan
norma masyarakat karena tokoh perempuan krisis ekonomi.
menjalin hubungan dengan kekasihnya tanpa Cerpen “LKK” ditulis oleh pengarang
ada ikatan pernikahan. Cerpen ini relevan tahun 1997. Hal ini relevan dengan berita
dengan berita SindoNews.com tanggal 19 Kedaulatan Rakyat tanggal 26 Januari 1998
November 2015 ditemukan sebuah berita yang yang berjudul “Krisis Ekonomi Karena
berjudul “Diduga Selingkuh, Anggota Dewan Kemaruk”, berita tersebut menunjukkan bahwa
Dilaporkan Istri ke BK”. Selanjutnya, cerpen bangsa Indonesia tahun 1998 dan sebelumnya
“M” ditulis oleh pengarang tahun 2001. Dalam dalam keadaan krisis ekonomi. Cerpen
cerpen tersebut ditemukan permasalahan sosial “AAMP” ditulis oleh pengarang tahun 1995.
utama berkaitan dengan kehidupan tokoh Dalam cerpen tersebut ditemukan permasalahan
perempuan, yaitu kejahatan. Hal tersebut sosial utama berkaitan dengan perempuan, yaitu
termasuk dalam permasalahan karena tokoh ibu permasalahan disorganisasi keluarga, karena ada
telah tega membuang anak yang sama halnya salah satu anggota yang meninggal, yaitu tokoh
dengan memutus kehidupan seseorang dan ibu. Keadaan tersebut membuat sang ayah
mengurung anaknya yang telah mengandung. berkencan dengan perempuan-perempuan.
Cerpen ini sesuai dengan koran SindoNews.com Tindakan tersebut pun menjadi pemandangan
tanggal 04 Januari 2016 ditemukan sebuah yang biasa bagi anaknya, sehingga anaknya pun
berita yang berjudul “Bayi Hasil Hubungan menjadi berprilaku aneh. Hal ini relevan dengan
Gelap dibuang ke Sungai Magetan”. Tempo.com tanggal 30 Juli 2014 ditemukan
sebuah berita yang berjudul “Bocah Cilik ini

27
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

Menderita Kecanduan Seks Akibat tinggal di Punya 3 Anak, Ternyata Suami Gay” dalam
Lokalisasi”. berita tersebut diceritakan bahwa seorang istri
Cerpen “G” ditulis oleh pengarang tahun yang sangat terpukul ketika melihat suaminya
2002. Cerpen ini relevan dengan artikel Suara tidur dengan sesama jenis, dan bahkan uami
Merdeka online tanggal 4 Juli 2002 ditemukan tersebut lebih memilih pasangan Gay daripada
sebuah artikel yang berjudul “Separo Anak menyelamatkan rumah tangganya. Cerpen
Jalanan Menjadi Pelacur” dalam berita tersebut “MSL” ditulis oleh pengarang tahun 2001.
dijelaskan bahwa sejak krisis ekonomi, Cerpen ini relevan dengan berita berjudul “Cina:
fenomena prostisusi semakin meningkat. Cerpen Lee Teng-hui “Tikus” pada kompas 23 Agustus
“HM” ditulis oleh pengarang tahun 2001 1999. Dalam berita membahas tentang konflik
relevan dengan artikel Suara Merdeka online Cina-Taiwan yang menjadi konflik antarNegara
tanggal 4 Juli 2002 yang membahas tentang dan berita SiaR 16 September 1997 berjudul
kedaan perempuan tahun 2002 dan sebelumnya “Kerusuhan Anti Cina Meletus di Ujung
dalam keadaan miskin serta memaksa mereka Pandang”.
menjalani hidup sebagai wanita penghibur Cerpen “SGYMM” ditulis oleh
seperti PSK dan penari kafe. Selain itu relevan pengarang tahun 2003. Cerpen ini relevan
juga dengan pada koran kompas.com tanggal 20 dengan koran Kompas 20 Desember 2000.
Mei 2015 ditemukan sebuah berita yang Dalam berita tersebut memceritakan kasus main
berjudul “Desakan untuk Tutup Kafe Penyedia hakim sendiri oleh masyarakat dan terjadi di Ibu
Penari Erotis Muncul lagi”. kota dan melemahnya hukum Ibu Kota dan
Selanjutnya cerpen “IADWN” ditulis pada Kompas.com tanggal 27 Juni 2015
oleh pengarang tahun 2001. Cerpen ini relevan ditemukan sebuah berita yang berjudul “Orang
dengan berita pada Liputan6.com tanggal 11 Tua Maafkan Kakak yang Membunuh
Maret 2015 ditemukan sebuah berita yang Adiknya”. Cerpen “RA” ditulis oleh pengarang
berjudul “Pernyataan Tony Abbott Menyakiti tahun 2003. Cerpen ini relevan dengan koran
Hati Suku Aborigin”. Berita tersebut jelas Kompas tahun 2000 ditemukan sebuah koran
menggambarkan bahwa suku Aborigin pada saat berjudul “Kekerasan dan Runtuhnya Hukum di
ini masih dianggap sebagai masyarakat Ibu Kota Jakarta”. Berdasarkan berita tersebut
terpinggirkan yang hidup miskin, jauh dari dapat diketahui bahwa pada waktu sekitar tahun
sekolah, dan lain-lain. Cerpen “KI” ditulis oleh 2000-2005 orang Indonesia tidak berhati nurani.
pengarang tahun 2000. Cerpen ini relevan
dengan berita online Tribun-Medan.com tanggal SIMPULAN
22 Januari 2015 ditemukan sebuah berita yang
berjudul “Tega, Perempuan ini Disuruh Kekasih Berdasarkan hasil penelitian dan
Lesbiannya Bunuh Putrinya”, dalam berita pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
tersebut diceritakan bahwa seorang ibu dibujuk Pertama, permasalahan sosial perempuan dalam
kekasih lesbiannya untuk membunuh anak kumpulan cerpen Malam Sepasang Lampion
perempuannya lantaran sang kekasih melarang ditemukan tiga permasalahan utama, yaitu
sang ibu itu dilarang mencintai anak tersebut. pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat,
Cerpen “ADUA” ditulis oleh pengarang tahun kejahatan, dan disorganisasi keluarga. Dari
2003. Cerpen ini relevan dengan koran ketujuh belas cerpen dalam kumpulan tersebut
SuaraMerdekaCetak yang dionlinekan tanggal ditemukan 58,8% membahas permasalahan
15 Oktober 2015 ditemukan sebuah berita yang perempuan yang berkaitan dengan pelanggaran
berjudul “Realitas Terbuka Perkawinan terhadap norma-norma masyarakat, 29,4%
Sejanis”. Cerpen “MB” ditulis oleh pengarang membahas permasalahan kejahatan, dan 11,8%
tahun 2003. Cerpen ini relevan dengan berita permasalahan disorganisasi keluarga.
pada Kompas.com tanggal 21 September 2011 Selanjutnya, cara tokoh perempuan menghadapi
ditemukan sebuah berita yang berjudul “Sudah permasalahan sosial perempuan dalam

28
Khifdiyatun Nafiyah / SELOKA 5 (1) (2016)

kumpulan cerpen MSL ini bermacam-macam, Sastra”. Tesis. Undip.


seperti tenang, menghindar, pasrah, dan cuek http://www.eprints.undip.ac.id/2806/1/
ditunjukkan pada cara tokoh menghadapi 169-310-1-SM.pdf (diunduh 16 Januari
permasalahan pelanggaran terhadap norma- 2015).
norma masyarakat. Pada permasalahan Damono. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi
kejahatan, cara tokoh perempuan menghadapi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.
permasalahan cenderung menghilangkan bukti, Faruk. 2013. Pengantar Sosiologi Sastra.
pasrah, membeberkan tindakan jahat, marah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dan menyesal. Kemudian pada permasalahan Jarve, Malle. 2002. “Reading Liksom ' s Short
disorganisasi keluarga, tokoh perempuan Story " We Got Married" in P ost-
menghadapi permasalahan dengan cara menjadi communist Estonia”. Comparative
PSK dan bercerai. Literature and Culture, Vol. 4, Issue 4,
Kedua, dalam penelitian ini ditemukan Desember 2002, Hal. 2-13.
relevansi permasalahan kejahatan, disorganisasi http://docs.lib.purdue.edu/cgi (diunduh
keluarga, dan pelanggaran terhadap norma- 20 Maret 2015).
norma masyarakat dalam kumpulan cerpen Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan
Malam Sepasang Lampion ini dengan keadaan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan
masyarakat ketika cerpen itu ditulis dan dewasa Fakta. Denpasar: Pustaka Pelajar.
ini. Persentase relevansi permasalahan tersebut Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik
yaitu 53% relevan dengan permasalahan Analisis Bahasa. Yogyakarta: Gajah
perempuan dengan kondisi saat ini, 29,4% Mada University Press.
relevan dengan permasalahan ketika karya itu Tarrayo, V.N. 2015. “The Woman in The
ditulis dan dewasa ini, dan 17,6% relevan Mirror: Imaging The Filipino Woman in
dengan permasalahan ketika karya itu ditulis. Short Stories in English by Filipino
Hal ini dibuktikan dengan ditemukan berita- Woman Authors”. International Journal
berita dari berbagai media baik cetak maupun of English Language and Translation
online. Studies, Vol. 3, No. 1, Hal. 109-124.
http://eltsjournal.org/pdf_files/The%20
UCAPAN TERIMA KASIH Woman%20in%20the%20Mirror-
Imaging%20the%20Filipino%20Woman
Ucapan terima kasih disampaikan kepada %20in%20Short%20Stories%20in%20Eng
(1) Direksi Program Pascasarjana Unnes; (2) lish%20by%20Filipino%20Woman%20A
Ketua Program Studi dan Sekretaris Program uthors.pdf (diunduh 20 April 2015).
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Watt, Ian P. 2001. The Rise of the Novel:
Pascasarjana Unnes; dan (3) Bapak/Ibu Dosen Studies in Defoe, Richardson and
PPs. Unnes Program Studi Pendidikan Bahasa Fielding. English: University of California
Indonesia, atas segala ilmu, bimbingan dan Press.Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi
arahan yang telah diberikan dalam proses Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
penelitian ini. Wicaksono, Andrian. 2014. Pengkajian Prosa
Fiksi. Jogja: Garudhawaca.
DAFTAR PUSTAKA Yudiono K. S. 2009. Pengkajian Kritik Sastra
Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Abrams, M H. 1981. The Mirror and The Lamp:
Romantic Theory and The Critical
Tradition. English: Oxford.
Astriningsari. 2005. “Citra Diri Perempuan
dalam Lima (5) Novel Karya Ahmad
Tohari: Sebuah Pendekatan Sosiologi

29

Anda mungkin juga menyukai