PENDAHULUAN
Komputer parallel terdiri dari sejumlah proses yang saling berinteraksi. Komunikasi antar
processor dilakukan melalui interconnection network, sedangkan informasi yang dikirimkan
antar processor dapat berupa sekumpulan data binary, yang dinamakan packet. Routing adalah
suatu mekanisme untuk mennetukan rute yang dilalui oleh suatu packet yang berasal dari suatu
node sumber ke node tujuan pada jaringan tersebut. Ketika pembangunan local area network dari
satu area menjadi beberapa area dengan menggunakan beberapa router sebagai gateway, maka
manajemen jaringan resikonya akan semangkin besar dan rumit. Sehingga dibutuhkan
manajemen jaringan untuk melakukan pengaturan routing atau rute dengan jarak yang terpendek
dan cepat dalam mengirimkan packet-packet data sampai ke tujuan. Untuk mendapatkan hasil
rute atau jalur yang bagus dibutuhkan desain arsitetur jaringan dalam pembangunan local area
network multi area terutama menentukan pemakaian routing protocol dalam topologi jaringan.
Aturan router dalam melakukan proses routing tersebut dikenal istilah routing protocol. Routing
protocol terbagi dua yaitu pertama routing static dan dynamic routing. Perbedaan kedua routing
jika menggunakan static penentuan rute dilakukan manual dilakukan dengan cara di entry oleh
administrator sedangkan dynamic routing penentuan rute dilakukan secara automatis sesuai
informasi ip network yang diterima oleh router.
OSPF (Open Shortest Path First) adalah protokol yang digunakan dalam jaringan router
sistem otonomi yang lebih besar dalam preferensi untuk Routing Information Protocol (RIP),
protokol routing yang lebih tua yang dipasang di banyak jaringan perusahaan saat ini. Seperti
RIP, OSPF ditunjuk oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sebagai salah satu dari
beberapa Protokol Interior Gateway.
Beberapa kelebihan routing protokol OSPF, sehingga dalam studi kasus ini digunakan
routing protocol OSPF. Maka perlu dilakukan mengoptimalkan kinerja Protokol Routing OSPF
terutama menentukan multi area jaringan routing OSPF untuk mengoptimalkan kinerjanya dan
meminimalkan beban yang ada.
Dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan protokol
routing OSPF multi area pada jaringan Ring dengan menentukan model topologi dan area
jaringan yang tepat, sehingga dapat menekan konsumsi bandwidth. Untuk membatasi ruang
lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini, maka digunakan 14 buah router, 7 area, masing
masing area terhubung dengan 1 buah komputer. Sehingga tujuan yang akan dicapai yaitu
penerapan protokol routing OSPF pada suatu jaringan yang lebih optimal.
Topologi Jaringan
Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang masing-masing
terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk
cincin. Pada Topologi cincin, masing-masing titik/node berfungsi sebagai repeater yang akan
memperkuat sinyal disepanjang sirkulasinya, artinya masing-masing perangkat saling
bekerjasama untuk menerima sinyal dari perangkat sebelumnya kemudian meneruskannya pada
perangkat sesudahnya, proses menerima dan meneruskan sinyal data ini dibantu oleh TOKEN.
TOKEN berisi informasi bersamaan dengan data yang berasal dari komputer sumber,
token kemudian akan melewati titik/node dan akan memeriksa apakah informasi data tersebut
digunakan oleh titik/node yang bersangkutan, jika ya maka token akan memberikan data yang
diminta oleh node untuk kemudian kembali berjalan ke titik/node berikutnya dalam jaringan.
Jika tidak maka token akan melewati titik/node sambil membawa data menuju ke titik/node
berikutnya. proses ini akan terus berlangsung hingga sinyal data mencapi tujuannya. Dalam
topologi Ring dalam satu router mempunyai dua link interface yang terkoneksi dua router
berbeda, tujuan agar ketika satu link interface mengalami gangguan masih ada link lain yang
terkoneksi sehingga komunikasi data masih bisa berjalan dengan baik.
Untuk gambar topologi ring dapat dilihat pada gambar1. Topology Ring dibawah ini.
Protokol Routing
Dinamic routing adalah proses pengisian data routing pada routing table secara otomatis.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu
digunakan dynamic routing. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain dan memberikan informasi routing yang dapat mengubah
isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Sehingga router-router dapat mengetahui
keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram.
Distance vector
Algoritma routing Distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke
router. Perubahan tabel routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat
terjadi perubahan topologi. Algoritma Distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-
Ford. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung.
Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path
first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma
Distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak
mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak
router dan bagaimana mereka inter-koneksi. Link-state advertisement (LSA) adalah paket kecil
dari informasi routing yang dikirim antar router. Topological database adalah kumpulan
informasi yang dari LSA-LSA. Routing table adalah daftar rute dan interface. Ada beberapa titik
berat yang berhubungan dengan protokol link-state, antara lain:
a. Processor overhead
b. Kebutuhan memori
c. Konsumsi bandwidth
METODE
Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi dan pengumpulan data, analisis
kebutuhan dan perancangan, proses implementasi dan pengujian. Pada tahap observasi dan
pengumpulan data, dilakukan pengumpulan materi dan pembelajaran mengenai prinsip kerja
dynamic routing dan protokol routing OSPF berdasarkan hasil studi literatur yang ada.Kemudian
pada tahap analisa perancangan, dilakukan perancangan topologi jaringan Ring, pembagian ip
address untuk setiap area OSPF, menetukan parameter interface setiap router yang terhubung ke
interface router yang berbeda, menetukan paramater router ospf dengan beberapa area.
Selanjutnya proses implementasi dan pengujian dilakukan setting di computer dan router sesuai
perancangan yang telah dibuat sebelumnya, mulai dari instalasi hingga pengujian sistem
menggunakan ping dan traceroute untuk menentukan hasil rute atau jalur yang optimal.
Desain Sistem
Tahap model konseptual sistem terdiri dari desain topologi, konfigurasi area routing
OSPF dan pengujian. Untuk implementasinya digunakan Packet tracer. Packet tracer merupakan
sebuah software yang digunakan untuk melakukan simulasi jaringan. Software ini dikembangkan
oleh sebuah perusahaan yang bergerak dalam masalah jaringan yaitu Cisco.
Berikut ini dilampirkan konfigurasi routing opsf yang harus dilakukan di masing-masing
router (ditampilkan hanya 3 contoh router) yang digunakan dalam perancangan jaringan ospf ini.
Router R1 R1>en
R1#Configure Teriminal
R1(config)#Router ospf 100
R1(config-router)#network 192.168.10.28
0.0.0.3 area 0
R1(config-router)#network 192.168.20.0
0.0.0.3 area 0
R1(config-router)# network 192.168.10.0
0.0.0.3 area 0
R1(config-router)#network 192.168.12.0
0.0.0.3 area 1
Router R2 R2>en
R2#Configure Teriminal
R2(config)#Router ospf 100
R2(config-router)# network 192.168.10.4
0.0.0.3 area 0
R2(config-router)# network 192.168.10.0
0.0.0.3 area 0
R2(config-router)# network 192.168.12.4
0.0.0.3 area 1
R2(config-router)# network 192.168.2.4
0.0.0.3 area 2
Router R3 R3>en
R3#Configure Teriminal
R3(config)#Router ospf 100
R3(config-router)# network 192.168.10.4
0.0.0.3 area 0
R3(config-router)# network 192.168.10.8
0.0.0.3 area 0
R3(config-router)# network 192.168.2.0
0.0.0.3 area 2
R3(config-router)# network 192.168.3.4
0.0.0.3 area 3
Setelah melakukan setting dan konfigurasi ip address di setiap router dan computer akan
diketahui apakah koneksi dari router ke router status sudah terhubung dapat dilihat dengan
masuk ke router menggunakan command line interface show interface brief ini merupakan
aplikasi yang dijalankan menggunakan IOS operating system di router cisco.
Seperti pada tabel 2. Status Interface Router R1 akan terlihat methode status up dan
protocol up maka koneksi interface untuk fast Ethernet0/0 dengan ip address 192.168.12.2 sudah
terkoneksi dengan baik. Begitu juga dengan interface fast Ethernet0/1 yang terhubung ke
komputer status up, Serial0/0 dan Serial0/1 status sama up dan dengan protocol up artinya semua
interface dalam router R1 yang terhubung ke router R2 dan Router R8 sudah terjalin komunikasi
membentuk jaringan. Dan ini dapat dilihat ketika melakukan dengan command line interface
(CLI) sh ip ospf neighbor
Border-Routers R1
Untuk melihat status ospf border-router sebagai irisan atau intra Area dengan area 0 dapat dilihat
menggunakan CLI show ip ospf border-routers akan keluar semua tabel rute yang ada dalam
router R1.
R1#sh ip ospf border-routers
OSPF Process 100 internal Routing Table
Dengan hasil yang telah dilakukan untuk pengecekan di router R1 maka router R1 tersebut sudah
berjalan dengan baik koneksi area ospf 0 dan area ospf 1 sudah sukses membentuk suatu
jaringan, selanjutnya untuk pengecekan router R2 sampai dengan router R14 yang digunakan
untuk memastikan semua router berjalan baik, step-step yang akan dilakukan sama seperti
melakukan pengecekan pada router R1.
Pada hasil waktu packet tiba, packet tersebut dikirim dari komputer-komputer yang terhubung ke
masing-masing router dengan data 32 bytes dan dapat dilihat pada tabel.1 hasil waktu yang
dikelompokan berdasarkan dari ip source ke detination ip, sesuai masing-masing area. Untuk
perhitungan hasil waktu digunakan satuan milli second.
Source IP Destination IP
192.168.20.2 192.168.21.2 192.168.22.2 192.168.23.2 192.168.25.2 192.168.26.2 192.168.27.2
Time Milli Second
Area 0 Area 1 Area 2 Area 3 Area 4 Area 5 Area 6
192.168.20.2 15 81 91 127 171 128 98
192.168.21.2 75 11 107 130 194 168 135
192.168.22.2 120 109 15 105 175 187 160
192.168.23.2 136 130 90 8 132 175 177
192.168.25.2 145 195 152 143 11 106 132
192.168.26.2 132 164 180 171 105 15 108
192.168.27.2 106 126 148 201 138 96 14
Rata-Rata 104 117 112 126 132 125 118
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil pengujian pada topologi Ring diatas akan didapatkan sesuai tabel.1dengan area
0 mendapatkan ratat-rata hasil 102ms, area 1 hasil 117ms, area 2 hasil 112ms, area 3 hasil
126ms, Area 4 hasil 132ms, area 5 hasil 126ms, dan area 6 hasil 118ms. Untuk area ospf dengan
1 area seperti yang dilihat pada hasil area 0 semangkin cepat delay time dibandingkan dengan
menambahkan area 1 sampai dengan area 6. Hal ini menunjukan kinerja router akan semangkin
tinggi dengan process routing database semangkin banyak. Dengan demikian maka router
tersebut akan membutuhkan resource memory yang lebih besar juga.
Saran
Untuk mengembang penelitian yang telah dilakukan terkait dengan routing protocol
OSPF, bisa dilakukan dengan mebandingkan dengan model topology yang berbeda dan routing
protocol dynamic.