Tugas ini disusun untuk melengkapi mata anatomi fisiologi manusia yang di ampu oleh :
Mira Febrina,M.Sc.,Apt
DISUSUN OLEH :
NIM :1901055
Kelas : SI-II B
(A) +70 mV
(B) +70 V
(C) −70 mV
(D) −70 V
(2) The following ion(s) is/are involved in the neuronal action potential:
PEMBAHASAN : dapat diketahui bahwa diluar sel tepatnya dicairan ekstrasel akan tinggi
kandungan ion Na+ ,Cl-, dan Ca 2+, sementara jika di cairan intrasel akan tinggi kandungan ion
K+. jika terjadi depolarisasi atau penuruan potensial (menuju positif) akan terjadi pensinyalan
listrik untuk mengatur permebealistasnya ada kanal ion sehingga dapat terjadi hemeostatis
(3) At the peak of the action potential, the membrane potential is:
(A) exactly at the Na+ equilibrium potential (VNa)
(B) close to but more positive than the Na+ equilibrium potential (VNa)
(C) close to but less positive than the Na+ equilibrium potential (VNa)
(D) exactly at 0 mV
Untuk mempertahankan kondisi homeostasis sel, maka diperlukan sistem transport aktif yang
akan memindahkan ion-ion tersebut melawan gradien konsentrasi. Perpindahan ion-ion tersebut
yang melawan gradien konsentrasi (dari yang jumlahnya sedikit ke yang jumlahnya banyak)
membutuhkan sebuah transporter, yaitu Na+/K+-ATPase. Kondisi seperti ini disebut resting
potential, dengan muatannya sekitar -70 mV.
Perbedaan konsentrasi yang cukup besar tersebut menyebabkan gradient konsentrasi yang sangat
besar, sehingga ion Na+ cenderung akan masuk ke dalam, sedangkan ion K+ cenderung akan
keluar sesuai dengan arah gradient konsentrasinya. Perpindahan ion-ion tersebut dari dalam ke
luar sel atau sebaliknya dilakukan dengan cara difusi fasilitasi, dengan bantuan kanal ion yaitu
kanal ion Na+ dan kanal ion K+ (Ikawati, 2008).
Jika kanal ion Na+ membuka dan menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel, maka gradient
konsentrasi Na+ di luar dan di dalam sel berkurang. Karena ion Na+ bermuatan positif, maka dia
akan menambah muatan positif di dalam kompartemen intrasel, sehingga perbedaan polaritas
menjadi berkurang. Berkurangnya perbedaan polaritas pada membrane sel antara intra dan ekstra
sel ini disebut depolarisasi membrane. Kanal ion Na+ kemudian akan menutup.
(4) At what membrane voltage do neuronal voltage-gated Na+ channels become activated?
(A) −70
(B) −50
(C) 0 mV
(D) +50 mV
Bila karena sesuatu sebab potensial membran di sisi dalam berubah menjadi kurang negatif, yaitu
manjadi sekitar antara -70 dan -50 mV, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan
konformasi dalam gerbang aktivasi, sehingga gerbang tersebut menjadi terbuka. Keadaan ini
disebut keadaan teraktivasi, yang menaikkan permeabilitas membran terhadap ion sodium
manjadi 500 sampai 5000 kali lipat, sehingga ion-ion sodium dapat dengan cepat masuk ke
dalam sel melalui kanal ini. Masuknya ion sodium ke dalam sel melalui kanal sodium terpicu-
tegangan ini menyebabkan kenaikan potensial membran dengan cepat dari -90 mV menjadi +35
mV.
Kenaikan potensial membran sel tersebut menyebabkan gerbang inaktivasi yang semula terbuka
menjadi tertutup. Penutupan ini terjadi sekitar 0,1 ms setelah terbukanya gerbang aktivasi.
Berbeda dengan gerbang aktivasi yang membuka dengan cepat, gerbang inaktivasi ini menutup
secara lambat. Tertutupnya gerbang inaktivasi mengakibatkan ion sodium tidak lagi dapat
mengalir ke dalam sel melalui kanal ini, sehingga potensial membran berubah menuju ke
keadaan istirahat. Proses ini disebut repolarisasi.
(A) −70
(B) −50
(C) 0 mV
(D) +50 mV
PEMBAHASAN : Dalam otot jantung, disamping kanal sodium terpicu-tegangan terdapat juga
kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan yang juga ikut berperan dalam proses depolarisasi. Kanal
ini permeabel terhadap ion kalsium maupun sodium. Jika kanal ini terbuka maka ion-ion kalsium
dan sodium dapat mengalir ke dalam sel. Kanal ini teraktivasi dengan lambat, yaitu memerlukan
waktu 10 sampai 20 kali lebih lama dibanding kanal sodium terpicu-tegangan. Oleh karena itu
kanal ini disebut sebagai kanal lambat, sedang kanal sodium disebut kanal cepat. Terbukanya
kanal kalsium-sodium memungkinkan ion kalsium masuk ke dalam sel. Karena ion kalsium
bermuatan positif, maka masuknya ion ini ke dalam sel mengakibatkan perpanjangan proses
depolarisasi, atau dengan kata lain terjadi penundaan proses repolarisasi.
Dalam proses repolarisasi, yang juga ikut berperan adalah kanal potasium terpicu-tegangan.
Dalam keadaan istirahat, gerbang kanal ini tertutup sehingga ion potasium tidak dapat mengalir
melalui kanal ini. Pada saat potensial membran naik dari -90 mV menuju nol, pada kanal ini
terjadi pembukaan konformasi gerbang sehingga ion potasium dapat mengalir keluar sel melalui
kanal ini. Akan tetapi, karena adanya sedikit penundaan (delay), kanal potasium ini terbuka pada
saat yang bersamaan dengan mulai tertutupnya kanal sodium. Kombinasi antara berkurangnya
ion sodium yang masuk ke dalam sel dan bertambahnya ion potasium yang keluar sel
mengakibatkan peningkatan kecepatan proses repolarisasi menuju potensial membran istirahat.
(6) The spike phase of the neuronal action potential is due to:
PEMBAHASAN : Biasanya, tahapan potensial aksi diringkas dalam lima langkah, pertama dua
di antaranya adalah kenaikan (rising) dan fase melampaui(overshoot). Tiga langkah terakhir akan
jatuh (falling), menembak rendah (undershoot), dan fase pemulihan (recovery). Beberapa
sumber, baik fisiologi atau buku pelajaran, kadang-kadang mencakup fase istirahat awal sebelum
tahap naik ketika pencacahan tahap potensial aksi, mungkin untuk menggambarkan status quo
neuron sebelum potensial aksi dimulai.
Potensial aksi adalah suatu peristiwa yang terjadi antara neuron dalam rangka untuk mengirim
pesan dari otak ke bagian-bagian tubuh yang berbeda, baik untuk tindakan sadar atau tak sadar.
Dalam arti sederhana, potensial aksi dapat digambarkan sebagai pulsa listrik pendek yang dibuat
di dalam badan sel neuron. Pulsa ini disebabkan oleh pertukaran ion positif dan negatif ketika ion
kalium dan natrium keluar dan masuk badan sel. “Percikan” dari pertukaran, maka, bergerak ke
bagian akson, atau bagian seperti batang dari neuron, menuju neuron lain, dan siklus terus
berlanjut. Dalam banyak kasus, ketika otak perlu untuk “mengirim” banyak “pesan,” potensial
aksi dapat terjadi dalam serangkaian disebut lonjakan rangkaian (spike rain).
Neuron biasanya mengandung ion kalium bermuatan positif (K+), sedangkan ion natrium (Na +),
juga bermuatan positif, berada di pinggiran neuron. Selama fase istirahat, neuron tidak aktif dan
berisi “potensial listrik” -7 – milivolt (mV). Ini muatan negatif dikelola oleh pompa natrium-
kalium neuron yang membawa dua ion K+ dalam sambil membawa tiga ion Na + keluar dari
membran. Ketika otak “mengirimkan” pesan, sejumlah besar ion Na + masuk ke neuron, dan
naik dan melampaui tahap potensial aksi terjadi. Pada tahap ini, neuron mengalami
“depolarisasi” dan menjadi bermuatan positif karena pintu masuk + ion Na.
Neuron mencapai tahap melampaui ketika muatan positif melebihi 0 mV. Semakin neuron
bermuatan positif, semakin mulai membuka saluran natrium, dan lebih ion Na + menyerbu
masuk, sehingga sulit untuk pompa kalium-natrium untuk membawa ion keluar. Untuk
mengeluarkan ion positif, saluran kalium akan terbuka segera setelah saluran natrium dekat, dan
menurun dan menembak terlalu rendah tahapan dari potensial aksi berlangsung. Dalam fase ini,
neuron mengalami “repolarisasi” dan menjadi bermuatan lebih negatif, begitu banyak sehingga
muatan akan memukul di bawah -70 mV pada tahap menembak terlalu rendah, juga dikenal
sebagai “hiperpolarisasi.”
Setelah kedua saluran potassium dan sodium dekat, fungsi pompa natrium-kalium lebih efektif
dalam membawa ion K + dan melaksanakan ion Na +. Dalam tahap pemulihan akhir, neuron
akan kembali ke kondisi normal -7 mV, sampai episode lain potensial aksi terjadi. Hal ini sangat
menarik untuk mengetahui bahwa semua tahapan ini dari potensial aksi terjadi pada waktu
sesingkat dua milidetik.
(7) The hyperpolarization phase of the action potential is due to:
PEMBAHASAN : Setiap tambalan membran yang dapat dieksitasi memiliki dua tingkat
potensial membran yang penting: potensial istirahat , yang merupakan nilai potensial yang
dipertahankan membran selama tidak ada yang mengganggu sel, dan nilai yang lebih tinggi
disebut potensial ambang . Di bukit akson dari neuron khas, potensi istirahat sekitar -70 milivolt
(mV) dan potensi ambang sekitar -55 mV.Input sinaptik ke neuron menyebabkan membrane
mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi ; yaitu, mereka menyebabkan potensi membran naik
atau turun. Potensi aksi dipicu ketika depolarisasi terakumulasi cukup untuk membawa potensi
membran ke ambang batas. Ketika potensial aksi dipicu, potensial membran tiba-tiba menembak
ke atas dan kemudian sama-sama menembak kembali ke bawah, sering berakhir di bawah level
istirahat, di mana ia tetap selama beberapa periode waktu. Bentuk potensi aksi distereotipkan; ini
berarti bahwa naik turunnya biasanya memiliki kira-kira amplitudo dan waktu yang sama untuk
semua potensial aksi dalam sel yang diberikan. (Pengecualian dibahas nanti dalam
artikel). Dalam kebanyakan neuron, seluruh proses terjadi dalam seperseribu detik. Banyak jenis
neuron yang memancarkan potensial aksi secara konstan dengan kecepatan hingga 10-100 per
detik. Namun, beberapa jenis jauh lebih tenang, dan dapat berlangsung beberapa menit atau lebih
lama tanpa memancarkan potensi aksi apa pun.
(8) Upon opening, voltage-gated K+ channels of neurons enter an inactivate state in a
manner similar to voltage-gated Na+ channels of neurons.
True
False
Bila karena sesuatu sebab potensial membran di sisi dalam berubah menjadi kurang negatif, yaitu
manjadi sekitar antara -70 dan -50 mV, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan
konformasi dalam gerbang aktivasi, sehingga gerbang tersebut menjadi terbuka. Keadaan ini
disebut keadaan teraktivasi, yang menaikkan permeabilitas membran terhadap ion sodium
manjadi 500 sampai 5000 kali lipat, sehingga ion-ion sodium dapat dengan cepat masuk ke
dalam sel melalui kanal ini. Masuknya ion sodium ke dalam sel melalui kanal sodium terpicu-
tegangan ini menyebabkan kenaikan potensial membran dengan cepat dari -90 mV menjadi +35
mV.
Kenaikan potensial membran sel tersebut menyebabkan gerbang inaktivasi yang semula terbuka
menjadi tertutup. Penutupan ini terjadi sekitar 0,1 ms setelah terbukanya gerbang aktivasi.
Berbeda dengan gerbang aktivasi yang membuka dengan cepat, gerbang inaktivasi ini menutup
secara lambat. Tertutupnya gerbang inaktivasi mengakibatkan ion sodium tidak lagi dapat
mengalir ke dalam sel melalui kanal ini, sehingga potensial membran berubah menuju ke
keadaan istirahat. Proses ini disebut repolarisasi.
Gerbang inaktivasi yang tertutup tersebut akan tetap tertutup sampai potensial membran kembali
ke atau mendekati level potensial istirahat. Oleh karena itu, biasanya kanal sodium terpicu-
tegangan tidak dapat terbuka kembali sebelum sel kembali ke keadaan repolarisasi terlebih
dahulu.
Dalam otot jantung, disamping kanal sodium terpicu-tegangan terdapat juga kanal kalsium-
sodium terpicu-tegangan yang juga ikut berperan dalam proses depolarisasi. Kanal ini permeabel
terhadap ion kalsium maupun sodium. Jika kanal ini terbuka maka ion-ion kalsium dan sodium
dapat mengalir ke dalam sel. Kanal ini teraktivasi dengan lambat, yaitu memerlukan waktu 10
sampai 20 kali lebih lama dibanding kanal sodium terpicu-tegangan. Oleh karena itu kanal ini
disebut sebagai kanal lambat, sedang kanal sodium disebut kanal cepat. Terbukanya kanal
kalsium-sodium memungkinkan ion kalsium masuk ke dalam sel. Karena ion kalsium bermuatan
positif, maka masuknya ion ini ke dalam sel mengakibatkan perpanjangan proses depolarisasi,
atau dengan kata lain terjadi penundaan proses repolarisasi.
Dalam proses repolarisasi, yang juga ikut berperan adalah kanal potasium terpicu-tegangan.
Dalam keadaan istirahat, gerbang kanal ini tertutup sehingga ion potasium tidak dapat mengalir
melalui kanal ini. Pada saat potensial membran naik dari -90 mV menuju nol, pada kanal ini
terjadi pembukaan konformasi gerbang sehingga ion potasium dapat mengalir keluar sel melalui
kanal ini. Akan tetapi, karena adanya sedikit penundaan (delay), kanal potasium ini terbuka pada
saat yang bersamaan dengan mulai tertutupnya kanal sodium. Kombinasi antara berkurangnya
ion sodium yang masuk ke dalam sel dan bertambahnya ion potasium yang keluar sel
mengakibatkan peningkatan kecepatan proses repolarisasi menuju potensial membran istirahat.
Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase
istirahat sel.
Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-
ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai
membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-
tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan
membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase
kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta
membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4, yaitu fase
Pompa Na+-K+.
(9) During this phase of the action potential, if a second stimulus is applied to the neuron
(no matter how strong the stimulus), a second action potential will not be generated.
True
False
Dalam sel-sel hewan, ada dua jenis potensial aksi utama. Satu jenis dihasilkan oleh saluran
natrium tegangan-gated, yang lain oleh saluran kalsium tegangan-gated. Potensi aksi berbasis
natrium biasanya berlangsung di bawah satu milidetik, tetapi potensi aksi berbasis kalsium dapat
berlangsung selama 100 milidetik atau lebih lama. [2] Pada beberapa jenis neuron, paku kalsium
lambat memberikan kekuatan pendorong untuk ledakan paku natrium yang dipancarkan dengan
cepat. Di sel otot jantung, di sisi lain, lonjakan natrium cepat awal memberikan "primer" untuk
memicu timbulnya lonjakan kalsium dengan cepat, yang kemudian menghasilkan kontraksi otot
(10) Which of the following is (are) directly responsible for the generation of the resting
membrane potential?
(E) A, B, and C
True
False
True
False
(A) Na+
(B) K+
(C) Ca2+
(D) H+
(E) Cl−
PEMBAHASAN :
Untuk sebagian besar ion kalium (K + ) adalah yang paling penting untuk potensi istirahat.
Karena transpor ion kalium aktif , konsentrasi kalium lebih tinggi di dalam sel daripada di
luar. Sebagian besar sel memiliki protein saluran ion selektif kalium yang tetap terbuka
sepanjang waktu. Akan ada pergerakan bersih ion kalium bermuatan positif melalui saluran
kalium ini dengan akumulasi akumulasi muatan negatif berlebih di dalam sel. Gerakan ke luar
dari ion kalium bermuatan positif adalah karena gerakan molekul acak ( difusi ) dan berlanjut
sampai muatan negatif berlebih terakumulasi di dalam sel untuk membentuk potensi membran
yang dapat menyeimbangkan perbedaan konsentrasi kalium antara di dalam dan di luar
sel. "Keseimbangan" berarti bahwa gaya listrik ( potensial ) yang dihasilkan dari
penumpukan muatan ionik, dan yang menghambat difusi ke luar, meningkat hingga sama
besarnya, tetapi berlawanan arah dengan kecenderungan pergerakan kalium difusi ke luar. Titik
keseimbangan ini merupakan potensi kesetimbangan karena fluks transmembran bersih
(atau arus ) K + adalah nol.
(14) Which of the following is a drug that inhibits neurotransmission by acting as a
depolarising neuromuscular blocker?
(A) Lidocaine
(B) Tetrodotoxin
(C) Suxamethonium
(D) Tubocurarine
Suxamethonium chloride
Efek samping yang umum termasuk tekanan darah rendah , peningkatan produksi air liur , nyeri
otot , dan ruam. Efek samping serius termasuk hipertermia maligna dan reaksi alergi . Ini tidak
dianjurkan pada orang yang berisiko kalium darah tinggi atau riwayatmiopati. Penggunaan
selama kehamilan tampaknya aman untuk bayi. Suxamethonium termasuk dalam kelompok
obat penghambat neuromuskuler dan merupakan tipe depolarisasi . Ia bekerja dengan
menghalangi aksi asetilkolin pada otot rangka .
Suxamethonium dideskripsikan pada awal tahun 1906 dan mulai digunakan secara medis pada
tahun 1951. Ini ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat-
obatan teraman dan paling efektif yang diperlukan dalam sistem kesehatan .
(15) Which of the following statements is correct with regard to ionic concentrations at the
normal resting membrane potential?
(A) higher sodium and potassium, and lower chloride inside relative to outside of
neurons.
(B) lower sodium, potassium, and chloride inside relative to outside of neurons.
(C) lower sodium and chloride, and higher potassium inside relative to outside neurons.
(D) higher sodium, potassium, and chloride inside relative to outside of neurons.
(E) lower sodium, and higher potassium and chloride inside relative to outside of
neurons.
PEMBAHASAN :
Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial
yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas
negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Berikut ini akan diuraikan bagaimana
terjadinya potensial istirahat sel tersebut.
Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion
potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda. Gambar 2 mengilustrasikan
komposisi ion di kedua sisi membran sel. Konsentrasi ion potasium (K+) di sisi dalam membran
sekitar 35 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di sisi luar. Sebaliknya, konsentrasi ion
sodium (Na+)di sisi luar membran sel sekitar 10 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di sisi
dalam. Adanya perbedaan konsentrasi ion di sisi dalam dan luar membran ini mendorong
terjadinya difusi ion-ion tersebut menembus membran sel.
Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di
sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial
membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri
terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu
akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.
Misalkan membran sel hanya permeabel terhadap ion potasium. Karena konsentrasi ion potasium
lebih tinggi di sisi dalam sel maka menurut Hukum Fick untuk difusi, ion potasium akan
bergerak menembus keluar membran sel. Gerakan ion potasium keluar membran sel ini
menimbulkan arus listrik, yang karena terjadinya melalui peristiwa difusi, maka disebut arus
difusi. Densitas (density) arus difusi bergantung pada gradien konsentrasi,
Keluarnya ion positif potasium dari dalam sel akan meninggalkan muatan negatif (anion) yang
sama besar di dalam sel. Hal ini mengakibatkan terjadinya beda potensial antara sisi dalam dan
sisi luar sel, dengan sisi dalam lebih negatif dibanding sisi luar. Adanya beda potensial ini akan
menimbulkan medan listrik dengan arah dari luar ke dalam sel. Medan listrik yang mengarah
dari luar ke dalam sel menimbulkan gaya elektrostatik yang mempengaruhi ion-ion yang ada di
sekitar membran sel. Ion potasium, karena bermuatan positif, didorong oleh gaya elektrostatik ke
arah dalam membran sel. Aliran ion potasium dari sisi luar ke sisi dalam membran sel
menimbulkan arus listrik yang disebut arus drift (drift current). Densitas arus drift bergantung
pada besarnya gradien potensial (medan listrik) di antara kedua sisi membran dan konsentrasi
ion, yang berdasarkan hukum particle drift,
Gaya elektrostatik ini akan melawan gaya difusi pada ion potasium. Interaksi kedua gaya ini
suatu saat akan mencapai kesetimbangan, yaitu besarnya gaya elektrostatik yang ditimbulkan
oleh adanya beda potensial antara kedua sisi membran sama dengan besarnya gaya difusi (atau
dengan kata lain besarnya arus drift sama dengan besarnya arus difusi). Keadaan setimbang ini
akan menghasilkan beda potensial antara kedua sisi membran bernilai konstan. Besarnya
beda potensial membran pada saat dicapai kesetimbangan
Untuk komposisi ion potasium dan suhu tubuh 310 K (37oC), maka diperoleh potensial
membran sekitar -94 mV (sisi dalam lebih negatif dibanding sisi luar membran).
Dalam kenyataannya, yang mempengaruhi nilai potensial membran tidak hanya ion potasium
saja, tetapi juga ion sodium. Pengaruh ion sodium pada potensial membran dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan Nernst. Jika dimisalkan hanya terdapat ion sodium saja, maka
akan diperoleh potensial membran sebesar +61 mV.
Ion potasium dan ion sodium secara serentak mempengaruhi besarnya potensial membran sel.
Meskipun demikian, pengaruh keduanya bukan merupakan penjumlahan secara langsung kedua
potensial membran yang diperoleh secara sendiri-sendiri tersebut. Untuk jenis ion lebih dari satu,
ada parameter lain yang juga berpengaruh pada besarnya potensial membran sel, yaitu perbedaan
permeabilitas membran terhadap masing-masing ion.
Permeabilitas membran sel terhadap ion potasium jauh lebih besar (sekitar 100 kali)
dibandingkan permeabilitas terhadap ion sodium. Hal ini mengakibatkan pengaruh ion potasium
lebih dominan dibandingkan ion sodium.