Anda di halaman 1dari 10

Kajian

Pemilihan Hewan Coba pada Penelitian Pengembangan


Vaksin Tuberculosis
Risqa Novita
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes, Kemenkes RI
E-mail: rn_smile01@yahoo.com

Abstract

Animal has an important role in research of various tuberculosis vaccine candidates in human, as it has
similarities with human physiology, so the animals could provide a variety of information about the human
physiology. Selection of suitable experimental animals is essential in order to achieve the research objectives.
This paper outlines a wide range of experimental animals that can be used in tuberculosis vaccine development
research and their advantages and disadvantages, so that the reader can determine the appropriate experimental
animals to be used in tuberculosis research. This paper form reviewer literature obtained through Google and
Pubmed search by keyword experimental animals for tuberculosis. The results showed that dogs and primates
could be used for tuberculosis research because they have physiological function similarities to humans.
However, for large scale can be selected rabbit as a choice.

Key words : Experimental animals, Vaccine, Ttuberculosis

Abstrak

Hewan coba memiliki peran penting dalam uji coba berbagai kandidat vaksin tuberculosis di manusia
karena memiliki kemiripan fisiologi dengan manusia, sehingga hewan coba dapat memberikan berbagai
informasi mengenai sistem fisiologi manusia. Pemilihan hewan coba yang sesuai sangat penting agar tujuan
penelitian dapat tercapai. Tulisan ini menguraikan berbagai macam hewan coba yang dapat digunakan dalam
penelitian pengembangan vaksin TBC beserta kelebihan dan kekurangan, sehingga dapat ditentukan hewan coba
yang sesuai untuk dipakai dalam penelitian tuberculosis. Tulisan ini berupa reviewer literatur yang didapatkan
melalui pencarian Google dan Pubmed melalui kata kunci hewan coba untuk tuberculosis. Hasil yang
didapatkan bahwa anjing dan primata dapat dipakai untuk penelitian tuberculosis karena sangat memiliki
kemiripan fisiologis dengan manusia. Namun untuk skala besar dapat dipilih kelinci sebagai hewan coba
pilihan.

Kata Kunci : Hewan coba, Vaksin, Tuberculosis

Pendahuluan Terdapat berbagai hewan coba yang sering


digunakan di dalam percobaan,
Hewan coba digunakan di dalam diantaranya tikus, mencit, marmut,
setiap tahap uji vaksin, baik pada tahap kelinci,anjing, kera dan babi.1
pengembangan, pembuatan dan kontrol
kualitas. Pada tahap pengembangan, hewan Pemakaian hewan coba dalam uji
digunakan untuk menyeleksi ajuvan, uji kandidat vaksin Tuberculosis (TB)
imunogenitas dan keamanan, uji metode memiliki kelebihan dan kekurangan.
aplikasi dan dosis formula vaksin. Pada Beberapa kelebihan pemakaian hewan
tahap pembuatan, hewan hanya digunakan coba adalah : (1) mudah diinfeksi melalui
untuk menyeleksi vaksin viral. Pada tahap rute paru-paru dan dengan dosis kecil
kontrol kualitas, hewan digunakan untuk Mycobacterium sudah cukup infektif di
uji nomor batch yang merupakan tahap alveolus, sama seperti infeksi alami di
terpenting untuk uji toksisitas dan potensi. manusia, (2) mudah untuk mempelajari
Pemakaian hewan coba pertama kali berbagai tahapan perkembangan TB,
dilakukan oleh Robert Koch yang seperti granuloma, liquifikasi, badan
menggunakan hewan coba berupa tikus. kavitas dan hemostasis di berbagai hewan

Diterima: 04 Februari 2015 Direvisi: 21 Februari 2015 Disetujui: 24 Maret 2015 15


coba kecuali di mencit, (3) gejala klinis kata kunci animal models of tuberculosis.
TB seperti demam, penurunan berat badan, Kepustakaan diambil dari unduhan jurnal
abnormalitas gambaran X-ray dan gratis dan laman situs kesehatan
gangguan pernafasan mudah terlihat di internasional seperti World Health
hewan coba, (4) hewan coba dapat Organization (WHO), Food Agriculture
mengalami kematian akibat insufiensi Organization (FAO) dan Office
pulmonari apabila tidak diterapi, sama International des Epizootica (OIE).
halnya di manusia. Karena memiliki Kriteria inklusi rujukan adalah semua
banyak kesamaan antara hewan coba dan artikel dan teks mengenai tuberkulosis
manusia dalam hal resistensi terhadap TB, secara umum dengan total referensi
perkembangan penyakit yang berakhir sebanyak 25 buah. Pemilahan kepustakaan
dengan kematian sehingga hewan coba lalu difokuskan pada animal models.
dapat digunakan untuk mengevaluasi Kemudian penelusuran dilanjutkan dengan
berbagai kandidat vaksin TB.2 Pemilihan menyusuri animal models of tuberculosis.
hewan coba yang sesuai sangat penting Setelah melalui penelusuran melalui
agar dapat tercapai tujuan penelitian. sistematika diatas, terpilih referensi yang
Tulisan ini menguraikan berbagai macam diambil sebagai acuan penulisan ini yang
hewan coba yang dapat digunakan dalam mencakup artikel ulasan penelitian, artikel
penelitian pengembangan vaksin TB tinjauan pustaka dan 3 laman berisi artikel
beserta kelebihan dan kekurangan, ilmiah.
sehingga pembaca dapat menentukan
hewan coba yang sesuai untuk dipakai Hasil
dalam penelitian TB.
Hasil dari review artikel terlihat pada
Penelusuran kepustakaan dilakukan tabel 1 berikut dibawah ini yang mengulas
melalui internet dengan peramban Google masing-masing hewan coba beserta
dan PubMed. Penelusuran menggunakan kelebihan dan kekurangannya jika
digunakan pada penelitian TB.

16 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.4.1.2015:15-23


Pemilihan Hewan Coba « Risqa Novita)

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Pemakaian Hewan Coba dalam Uji Vaksin
Tuberkulosis

Hewan Coba Kelebihan Kekurangan

Rodensia x Dapat menguji berbagai kandidat Mekanisme perlindungan tubuh tidak


vaksin dalam jumlah banyak dan mirip dengan manusia
murah
x Dapat menggunakan berbagai reagen
x Dapat digunakan untuk uji
imunodefisien
x Tikus dan mencit memiliki respon
yang baik pada paru-paru

Marmut x Memiliki kemiripan TB dengan x Mahal


manusia x Membutuhkan reagen spesifik untuk
marmut

Kelinci x Memiliki kemiripan TB dengan x Mahal


manusia x Membutuhkan reagen spesifik untuk
kelinci

Sapi x Dapat digunakan untuk x Hanya bereaksi dengan M. bovis,


pengembangan studi pada induk bukan M. tuberculosis
alami (M.bovis) x Mahal
x Memiliki kemiripan TB dengan
manusia
x Dapat digunakan pada semua reagen

Anjing x Sensitif terhadap M. tuberculosis x Membutuhkan waktu lama untuk


daripada M. bovis menseleksi anjing yang sehat (harus
x Memiliki risiko besar penular ke lulus pemeriksaan fisik, pemeriksaan
manusia sebagai hewan kesayangan darah, uji fungsi hati dan ginjal)
x Tidak memberikan respon yang baik
pada uji intradermal (Tuberculin skin
test)

Primata x Memiliki kemiripan TB dengan x Mahal


manusia x Membutuhkan hewan coba dalam
x Dapat menggunakan berbagai ukuran sedikit
reagen

1. Rodensia rendah, kemudian berkembangbiak di paru


dan menyebar ke limpa dan hati. Infeksi
Hewan rodensia yang digunakan ini dapat dikontrol, tetapi tidak
dalan penelitian tuberculosis adalah tikus dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh
dan mencit. Tikus adalah hewan yang selular terutama sel T. Infeksi TB dapat
paling sering digunakan dan ekonomis bertahan lebih dari 1 tahun pada beberapa
sejak digunakan pertama kali oleh Robert strain mencit. Respon imun tikus
Koch. Mencit dapat mudah diinfeksi memiliki hubungan langsung dengan
Mycobacterium via aerosol dengan dosis sistem imun manusia, yaitu pada sel

17
CD4+, IL-12 dan TNF-. 6HODLQ DHURVRO cocok untuk tes skrining awal vaksin
infeksi TB dapat melalui penyuntikan sub kandidat baru, kemudian selanjutnya dapat
kutan dan intra vena. Infeksi melalui diujikan pada model binatang lain.4
aerosol dapat digunakan sebagai uji pre
klinis kandidat vaksin TB. Mencit strain 2. Marmut
balb memiliki respon yang sangat bagus
terhadap TB dan mampu bertahan 2 kali Marmut sangat sensitif terhadap
lebih kuat dibanding dengan strain DBA/2 infeksi M.tuberculosis dan memberikan
dan C3H/HeJ. perangkat penting untuk mengidentifikasi
anti-kemoterapi tuberculosis yang efektif,
Pada uji vaksin TB, mencit diberi vaksin serta memiliki peran potensial
vaksinasi TB dan mencit diperlakukan konstituen mikobakteri sebagai faktor
secara normal selama 30 hari, kemudian virulensi. Marmut sebagai hewan coba
diinfeksi dengan M. tuberculosis via kandidat vaksin TB sudah lama dikaji dan
aerosol. Infeksi bakteri berkembangbiak di cukup efisien diinfeksi melalui rute aerosol
paru dan menyebar ke organ tubuh dengan sejumlah kecil M. tuberculosis.
lainnya, terutama hati dan limpa. Empat Marmut dapat digunakan untuk
minggu kemudian mencit dieuthanasi, dan mempelajari perlindungan vaksin kandidat
jumlah koloni bakteri (CFU) dihitung di TB, meskipun pada model tikus, hanya
paru dan limpa memakai media pengurangan 1 log di paru yang dicapai
Middlebrook 7H11. Kandidat vaksin oleh vaksin BCG, sedangkan di marmut
dinilai berdasarkan kemampuan pengurangan 2-3 satuan log setelah
menurunkan jumlah koloni bakteri secara diimunisasi sehingga marmut dapat
statistik dan dibandingkan dengan kontrol dipakai sebagai spektrum yang lebih luas
salin. Pada uji ini, vaksin BCG memiliki untuk mengevaluasi khasiat dari kandidat
hasil yang bagus dan memiliki vaksin TB.5
kemampuan menurunkan jumlah koloni
bakteri sebanyak 1 log.3 Untuk pengembangan vaksin,
pengurangan atau pencegahan kerusakan
Keuntungan pemakaian mencit jaringan merupakan kriteria penting yang
adalah dapat menguji berbagai kandidat dapat mudah dinilai dalam marmut.
vaksin dengan harga yang murah dan Marmut memiliki kemiripan dengan tikus.
dapat mengetahui bagaimana mekanisme Marmut dapat hidup hingga 2 tahun.
perlindungan vaksin TB terhadap infeksi Perkembangan granuloma pada marmut
M. tuberculosis. Mencit dapat digunakan mirip dengan manusia, proses granuloma
untuk mengetahui bagaimana imunisasi setelah infeksi TB memiliki kekebalan
tipe ajuvan dan antigen spesifik yang dapat alami terhadap tuberculosis dan kekebalan
merangsang kemampuan memori sel T selular yang kuat terhadap infeksi TB
terhadap infeksi TB dengan aplikasi rute ditandai dengan terkontrolnya
uji tantang yang efektif. Pemahaman yang pertumbuhan bakteri. Pada manusia dan
benar terhadap vaksin TB termasuk marmut, limfosit berada di pinggiran
mekanisme perlindungannya memiliki cincin dan makrofag berada di tengah Hal
aspek yang penting dalam membuat vaksin penting lainnya dari marmut adalah adanya
TB yang efektif dan hal ini dapat diketahui sel raksasa Langerhans yang berinti
pada saat memakai rodensia sebagai banyak. Sel-sel yang terbentuk karena fusi
hewan coba. Beberapa penelitian makrofag dan sering terlihat dalam
menunjukkan granuloma di mencit granuloma manusia. Perkembangan
ditandai dengan agregasi limfosit di penyakit TB yang aktif pada marmut
tengah,. Oleh karena itu, tikus memiliki menyebabkan perkembangan nekrosis
keunggulan dalam studi imunologi TB dan jaringan paru-paru, penurunan berat badan

18 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.4.1.2015:15-23


Pemilihan Hewan Coba « Risqa Novita)

dan mati karena TB seperti halnya pada menguji perbedaan patogenitas antara M.
manusia. Dengan demikian, granuloma tuberculosis strain CDC 1551 dan H37Rv.
marmut menunjukkan banyak karakteristik Tuberkel dari kelinci strain CDC 1551
yang sama seperti manusia.6 yang terinfeksi lebih kecil dan
mengandung M. tuberculosis. lebih rendah
Sebagian besar kandidat vaksin dari kelinci strain H37Rv4 8.
dievaluasi pada tikus dan memberikan
hasil yang baik kemudian diuji lanjutan Kelinci memiliki kelebihan daripada
pada marmut, namun seringkali mencit dan marmut, yaitu: (1) Pada saat
menunjukkan hasil yang tidak sebagus terinfeksi dengan M. tuberculosis atau M.
pada tikus. Namun metode ini harus hati- bovis, kelinci memiliki spektrum penyakit
hati digunakan karena ada kemungkinan yang mewakili banyak tahapan spesifik TB
kehilangan beberapa kandidat yang baik di manusia. Secara umum, kelinci mampu
yang mungkin tidak menunjukkan hasil mengandung penyakit yang disebabkan
yang baik pada tikus tetapi menunjukkan oleh tuberkulosis virulen, namun terjadi
perlindungan pada marmut yang penurunan jumlah M. tuberculosis di paru
menyerupai manusia. Hal ini merupakan dan regresi lesi. Pada infeksi M. bovis,
kelemahan penggunaan marmut untuk kelinci membentuk kavitas fibrosis paru
screening urutan pertama kandidat vaksin. kronis, (2) pada granuloma kelinci,
Kelemahan lainnya adalah biaya terdapat pusat-pusat caseous, mirip
pemeliharaan marmut yang tinggi di dalam granuloma manusia. Adanya kesamaan
laboratorium Animal Biosafety Level 3 antara spektrum tuberkulosis kelinci
(ABSL-3) dibandingkan dengan dengan yang ditemukan dalam manusia.7
laboratorium hewan biasa dan terbatasnya Kelinci non lokal relatif tahan
ketersediaan reagen spesifik untuk marmut terhadap infeksi intravena dan aerosol
yang dapat menilai faktor-faktor dengan M.tuberkulosis dan umumnya
imunologi yang terlibat dalam sembuh dari infeksi pada bulan ke 4-6
perlindungan vaksin.7 seperti manusia. Secara umum, kelinci
mampu mengandung cukup bibit penyakit.
3. Kelinci Di sisi lain, kelinci lokal lebih rentan
terhadap TB daripada non lokal dan tidak
Pada kelinci yang diinfeksi dengan memiliki kemampuan untuk sembuh dari
M. tuberculosis menyebabkan kerusakan infeksi TB. Ketika kelinci lokal dan non
jaringan paru yang cukup besar sebagai lokal dibandingkan secara histologis,
reaksi dari uji tantang tersebut. Kelinci kelinci lokal menunjukkan nekrosis lebih
digunakan sebagai hewan coba dalam caseous, bakteri Tuberculosis lebih terlihat
penelitian TB sejak abad 20 karena dan lebih sedikit sel epithel, hal ini
memiliki daya tahan alami terhadap TB, menunjukkan bahwa kelinci lokal lebih
mirip dengan manusia. Penggunaan kelinci rentan terhadap TB daripada kelinci non
dalam penelitian TB telah dipakai secara lokal.8
luas oleh para peneliti. Kelinci dapat
digunakan untuk menjawab berbagai Kelinci telah digunakan untuk
pertanyaan penelitian seputar TB. Pada era evaluasi calon vaksin, imunomodulator
sebelum genom dan perbedaan antara seperti vaksin hidup yang dilemahkan (M.
sediaan biokimia yang dijelaskan, kelinci vaccae) telah diuji di kelinci melalui
dapat digunakan untuk membedakan aerosol kavitasi, namun tidak tedapat
antara M. bovis dan M. tuberculosis karena perbedaan signifikan secara statistik dalam
perbedaan yang luar biasa dalam virulensi jumlah lesi kavitas atau respon tuberculin.
M. bovis dan M. tuberculosis di kelinci. Vaksinasi dengan Mtb72F (polyprotein)
Kelinci juga telah digunakan untuk dirumuskan dalam AS02A (Mtb 72F +

19
AS01B) menunjukkan perlindungan 10 -100 Cfu tidak terlihat gejala klinis
terhadap sistem saraf pusat ( SSP ) paska yang nampak, namun ketika diinfeksi
ditantang dengan M. tuberculosis H37Rv, dengan inokulum yang lebih besar, yaitu
yang memiliki hasil sebanding dengan 3000 Cfu gejala klinis terlihat. Namun
vaksinasi BCG58. Selain itu, perlindungan pada beberapa kasus kera cynomolgous
terhadap infeksi M. tuberculosis H37Rv dapat terinfeksi dengan dosis yang sangat
SSP diberikan oleh BCG/Mtb72F dalam rendah, ketika kera diamati selama 15-20
strategi primeboost mirip dengan BCG.9 bulan menunjukkan spektrum penyakit
seperti yang terlihat pada manusia.12
Seperti hewan coba lainnya, kelinci
memiliki beberapa keterbatasan, termasuk Primata dan manusia memiliki
kurangnya reagen imunologi komersial. sistem kekebalan tubuh yang baik ditandai
Selain itu, kelinci lokal dalam jumlah kera sering digunakan untuk mengevaluasi
besar susah terpenuhi, akibatnya imunogenisitas dan keamanan kandidat
percobaan dilakukan pada kelinci non vaksin. Kera rentan terhadap infeksi M.
lokal, sehingga menimbulkan variasi yang tuberculosis dan mengalami proses infeksi
lebih besar pada hasil dalam setiap yang secara klinis dan patologis
vaksinasi kelompok. Namun demikian, menyerupai manusia. Hal ini melibatkan
keragaman ini juga akan menjadi kasus beberapa molekul dalam infeksi TB yang
ketika vaksin apapun diuji pada manusia. ada dalam manusia dan primata tetapi
Namun, pada kelinci non lokal, tidak ada pada tikus dan marmut.
sekelompok besar 15-20 ekor
menunjukkan keuntungan yang signifikan Beberapa penelitian yang telah
paska vaksin baru selama BCG.10 dilakukan menunjukkan kera Rhesus
sangat rentan terhadap TB dibandingkan
4. Primata dengan kera cynomolgous lebih resistan.
Selain itu, kera cynomolgous lebih efisien
Hewan primata adalah monyet, kera dilindungi oleh vaksinasi BCG dibanding
dan orang utan memiliki sejarah panjang kera rhesus sehingga lebih banyak
dan sudah digunakan selama bertahun- digunakan dalam evaluasi vaksin subunit
tahun untuk uji vaksin dan obat. Infeksi baru di mana perlindungan dapat diukur
TB pada monyet biasanya merupakan dari kemampuan untuk mengurangi gejala,
penyakit paru progresif dengan patologi dan beban bakteri.12
penyebaran secara hematogen.
Selanjutnya, terjadi nekrosis caseous Meskipun dalam segi ekonomis,
meluas bersama dengan pencairan bahan monyet memiliki harga yang cukup mahal,
caseous dengan pembentukan rongga. namun monyet dapat menjadi model yang
Keparahan infeksi berkurang ketika berguna untuk evaluasi calon vaksin TB
monyet diimunisasi dengan BCG63 yang dengan menunjukkan hasil yang lebih baik
dapat mencegah lesi paru. Untuk studi dibandingkan dengan model lain. Primata
tuberkulosis, baik Rhesus (Macaca memiliki keunggulan dibandingkan
mulatta) dan cynomolgous (Macaca dengan hewan coba yang lain karena
fasicularis) telah digunakan. Meskipun kesamaan dengan TB manusia, spektrum
dimungkinkan untuk menginfeksi monyet penyakit dan patologi serta ketersediaan
melalui aerosol, namun hal tersebut reagen untuk mempelajari imunologi
memerlukan peralatan khusus dan parameter. Hal ini berarti dapat lebih
membutuhkan standarisasi dosis infektif langsung diterapkan pada situasi
yang susah di monyet.11 manusia.13
Kera (cynomolgous) ketika diinfeksi
dengan dosis rendah M. tuberculosis yaitu

20 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.4.1.2015:15-23


Pemilihan Hewan Coba « Risqa Novita)

Namun, model ini memiliki daripada BCG.17-20 Gambar 1. berikut


beberapa kelemahan seperti biaya tinggi, adalah contoh tuberkel pada paru Sapi
fasilitas biosafety serta non ketersediaan akibat infeksi dari M.bovis.
hewan lokal, monyet penderita TB dapat
menular ke hewan lain termasuk monyet
lain dan personil laboratorium. Biaya
tinggi yang terlibat dalam penelitian
primata adalah biaya monyet, kebutuhan
untuk perawatan hewan yang teratur dan
ruang yang besar diperlukan per hewan.
Meskipun primata dapat menjadi model
yang menarik untuk penelitian tuberculosis
tetapi faktor-faktor ini membatasi
penggunaan model ini dalam banyak
lembaga penelitian. 14
Sumber: STATE OF MICHIGAN (2008)21
5. Sapi
Gambar 1. Lesi Tuberkulosis pada paru
Selama 15 tahun terakhir, telah Sapi Umur 2 tahun
dilakukan penelitian tentang tuberculosis
pada sapi dan para peneliti melakukan Kelemahan dari penggunaan sapi
upaya serius untuk memahami patogenesis sebagai hewan coba adalah : (1) tidak
penyakit, mengembangkan diagnostik menggunakan M.TBC , tetapi
yang lebih baik, alat dan vaksin untuk menggunakan M. bovis , karena sapi
pengendalian penyakit. Berbeda dengan adalah induk semang utama dari M. bovis
manusia, ternak dapat dilakukan uji (2) adanya kavitasi seperti manusia, dan
tantang untuk menjadi sakit dan uji coba (3) memerlukan biaya tinggi yang
dapat diselesaikan dalam waktu yang dibutuhkan untuk membesarkan ternak.
relatif singkat.16 Berbagai vaksin tuberkulosis yang
dilemahkan seperti M. strain vaksin bovis ,
Beberapa keuntungan memakai vaksin DNA serta vaksin protein telah
hewan coba sapi adalah : (1) penyakit diuji di ternak. Namun, vaksin protein
dapat dipelajari di host alami dengan tuberkulosis belum memberikan hasil yang
infeksi diperoleh terutama melalui rute diinginkan pada sapi. Alasan utama yang
pernapasan yang membantu dalam membatasi pengembangan vaksin protein
skrining vaksin, (2) penyakit secara klinis yang efektif pada sapi adalah kurangnya
dapat dikembangkan dalam kurun waktu adjuvan yang tepat yang dapat
bertahun-tahun, (3) TB pada sapi memiliki menginduksi respon seluler yang kuat pada
patologi identik dalam hal reaksi sapi. Namun, neonatal anak sapi adalah
granuloma dan kekebalan tubuh pada model yang baik untuk menguji vaksin
manusia, (4) ketersediaan sejumlah besar pada bayi karena immunokompetan saat
reagen imunologi, (5) anak sapi dapat lahir dan secara alami menjadi peka
menjadi kebal pada saat lahir, sehingga terhadap mikobakteri lingkungan di usia
vaksinasi dapat diberikan saat neonatal, (6) yang lebih muda.22-23
anak sapi peka terhadap antigen
mikobakteri pada lingkungan di usia muda 6. Anjing
seperti manusia, dan (7) BCG memiliki
daya perlindungan pada sapi sama seperti Anjing merupakan hewan yang
manusia, sehingga dapat digunakan untuk pertamakali didomestikasi oleh manusia
mendeteksi vaksin yang lebih baik Anjing didomestikasi oleh manusia pada

21
100.000 tahun yang lalu dan saat ini untuk dijadikan hewan coba vaksin TB
terdapat kurang lebih terdapat 350 ras mulai dari perkawinan indukan, dengan
anjing di dunia. Penggunaan anjing memilih calon induk sehat yang sudah
sebagai hewan coba telah dilakukan sejak divaksinasi dan bebas dari infeksi cacing.25
awal abad ke-17 hal ini dikarenakan
adanya persamaan sistem organ tubuh, Kesimpulan
otot, fisiologi dengan manusia, ukuran
Meskipun model hewan yang
tubuh anjing relatif sedang sehingga
berbeda dapat digunakan untuk penelitian
memudahkan dalam penanganan serta
tuberculosis dalam waktu panjang dan
anjing memiliki usia hidup yang lama.
memberikan informasi berharga namun
Infeksi M. tuberculosis pada anjing
tidak ada yang benar-benar mirip dengan
terdapat juga dalam bentuk menyebar,
manusia. Tidak ada model tunggal yang
sama seperti pada manusia dimana terjadi
cukup baik untuk mengevaluasi vaksin dan
berbegai bentuk infeksi, mulai dari
pemilihan model terutama tergantung pada
pulmonary hingga ke gastrointestinal.
biaya, ketersediaan, ruang serta sebagai
persyaratan keamanan hayati, memerlukan
Anjing lebih mudah terinfeksi TB
beberapa hewan model dalam satu
daripada kucing karena memiliki
penelitian kandidat vaksin TB, seperti
perbedaan pada aktivitas makrofag dalam
misalnya pemakaian tikus sebagai uji pre
fagositosis kuman TBC. Kasus TB di
klinis awal yang kemudian dapat
anjing sering ditemukan pada dokter
dilanjutkan dengan pemakaian marmut dan
hewan klinisi, umumnya dijumpai pada
anjing atau primata untuk tahap
anjing yang dipalihara dalam kondisi
selanjutnya.
sanitasi buruk, seperti kandang yang
lembab, kotor, berbau dan kurang cahaya Saran
matahari, selain itu kondisi anjing
diperburuk dengan asupan nutrisi yang Hewan primata dapat dipakai untuk
minimal. Anjing memiliki kelebihan penelitian tuberkulosis karena memiliki
sebagai hewan coba dalam penelitian kemiripan fisiologis dengan manusia.
kandidat vaksin TB karena memiliki Namun untuk skala besar dapat dipilih
respon imun yang mirip dengan kelinci sebagai hewan coba pilihan.
manusia,baik pada perkembangan
granuloma maupun pada penyebaran Daftar Rujukan
bakteri Mycobacterium ke seluruh tubuh.24 1. Acosta Armando, et al., The importance of
animal models in Tuberculosis vaccine
Anjing juga memiliki kelemahan development. Malaysian J Med Sci.
sebagai hewan coba untuk penelitian TB, 2011;18(4):5-12.
diantaranya kurang sensitif terhadap uji 2. Gupta U.V & V.M. Katoch. Animal models of
intradermal seperti Tuberculin Sensitivity tuberculosis for vaccine development. Indian J
Test.Selain itu, sebagai persyaratan untuk Med Res. 2009;129:11-18.
hewan coba penelitian TB, anjing harus
sehat dan tidak sedang mengidap berbagai 3. De Groote Mary A., et al., Comparative studies
evaluating mouse models used for efficacy
penyakit saluran pernafasan lainnya. testing of experimental drugs against
Persyaratan ini susah dicapai di dalam Mycobacterium tuberculosis. Antimicrobial
kondisi lapangan, karena anjing juga agents and chemotherapy. 2011;55(3):1237-
rentan terhadap infeksi pernafasan seperti 1247.
infeksi Distemper, Kennel Dog dan
4. Orme Ian M. Potential complications to TB
Pneumonia yang bukan disebabkan oleh vaccine testing in animal models. Indian journal
M. Tuberculosis. Namun hal ini dapat of experimental biology. 2009;47:440-447.
dicegah dengan menyediakan anjing siap

22 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.4.1.2015:15-23


Pemilihan Hewan Coba « Risqa Novita)

5. Calderon Veronica E., et al. A humanized house 17. Smith D., E. Wiegeshaus and V.
model of tuberculosis. Plos One. 2013;8(5):1- Balasubramanian. Animal models for
12. experimental Tuberculosis. Clinical infectious
diseases. 2000;31(Suppl 3):S68-70.
6. Willem Jan Van der Laan. Overview of animal
models in vaccine testing. National institute of 18. Strain Sam A.J., James McNair, and Stanley
public health and the environment, Ministry of W.J. MacDowell. Bovine tuberculosis : A
health, welfare and sport of Netherlands. 2011. review of diagnostic tests of M. bovis in cattle.
Agrifood and Bioscience Institute. 2011.
7. Husain aliabbas A., et al. Effect of repeat dose
of BCG vaccination on humoral respose in mice 19. Waters, W.R., et al., Early antibody responses
model. Indian journal of experimental biology. to experimental Mycobacterium bovis infection
2010;49:7-10. of cattle. Clin.Vaccine Immunol. 2006;13:648-
654
8. Vordermeier Martin, Steven V. Gordon, and R.
Glyn Hewinson. Mycobacterium bovis antigens 20. Buddle, B.M., Denis, M., Aldwell, F.E., Martin
for the differential diagnosis of vaccinated and Vordermeier, H., Glyn Hewinson, R., and Neil
infected cattle. Veterinary microbiology. Wedlock, D. Vaccination of cattle with
Dublin: Ireland;2012:1-26. Mycobacterium bovis BCG by a combination of
systemic and oral routes. Tuberculosis.
9. 0XUUD\ 6DOO\ .HUU\ $QQ 2¶*UDG\ HGLWRUV 7KH 2008;88:595-600.
blue books: Guideliness for the kontrol of
infectious disease. Melbourne:Victoria;2005. 21. STATE OF MICHIGAN. 2008. Emerging
Diseases Issues: Clinical Sign of Bovine TB in
10. ImmunoLab. Instruction manual : Livestock-Pictures.
Mycobacterium tuberculosis IgG Elisa http://www.michigan.gov/emerging
sensitive. ILE Tus01. Otto; 2011. diseases/0.1607. 7-186-25808-76372-go.html.

11. Health and science bulletin. The role of 22. Tarmudji dan Supar. Tuberkulosis pada Sapi,
biosafety level 3 laboratory in Bangladesh. Suatu Zoonosis. Wartazoa. 2008;18(4); 174-
2011;9(3):2-8. 186.

12. Enviromental health and safety office. 23. Tjahajati I, Asmara W, dan Soebono H.
Biological biosafety manual. George Mason Pengembangan diagnosis tuberkulosis pada
University: 2012. hewan kesayangan anjing menggunakan antigen
spesifik M.tuberculosis ESAT-6 DAN CFP-10.
13. Ben-Selma Walid, Hedi Harizi and Jalel Seminar Klaster Kesehatan dalam rangka Dies
Boukadida. Immunochromatographic IgG/IgM Natalis Universitas Gadjah Mada, Desember
test for Rapid diagnosis of active Tuberculosis. 2006, di Yogyakarta. 2006
Clinical and Vaccine immunology.
2011;18(12): 2090-2094. 24. Tjahajati Ida, W. Asmara, H. Soebono,
Pengembangan Diagnosis Tuberkulosis Pada
14. Amanna IJ, et al., Protective immunity Hewan Kesayangan Anjing Menggunakan
following vaccination: How it is Antigen Spesifik Mycobacterium tuberculosis
defined? Hum Vaccine.2008;4(4):316±319. Esat-6 dan CFP-10, Jurnal Kedokteran
Brawijaya, 2007:23: 57-63.
15. Kraft, S.L., et al. Magnetic Resonance Imaging
of Pulmonary Lesions in Guinea Pigs Infected 25. Tjahajati Ida. Vaksinasi BCG Meningkatkan
with Mycobacterium tuberculosis. Infect. Aktifitas Makrofag Dalam Sekresi Reactive
Immun. 2004;72:5963-5971. Oxygen Intermediate (ROI) pada Anjing Yang
Diinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Media
16. Manabe Yukari C., et al., The aerosol rabbit Kedokteran Hewan. 2005 : 23(3); 173-178.
model of TB latency, Reactivation and Immune
reconstituen inflamatory syndrome.
Tuberculosis. 2008:88 :187-196.

23
24 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . Vol.4.1.2015:15-23

Anda mungkin juga menyukai