Juklak Juknis Kpu 2019-2020
Juklak Juknis Kpu 2019-2020
NO. : 002/TAP/KPU-MMUT/XVI/10/2019
TENTANG
JUKLAK-JUKNIS
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. PENGERTIAN
1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana peIaksanaan kedaulatan
Mahasiswa dalam Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa Universitas
Trisakti.
2. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang selanjutnya disebut
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
Mahasiswa dalam Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden Mahasiswa.
3. Kongres Mahasiswa, Kepresidenan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas, Parlemen Fakultas, Badan Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan yaitu
sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa Universitas
Trisakti.
4. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa selanjutnya disebut calon
kandidat adalah peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang
mendapatkan rekomendasi dari Parlemen Fakultas dan telah memenuhi persyaratan.
5. Komisi Pemilihan Umum selanjutnya disebut KPU adalah penyelenggara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang dibentuk oleh Kongres.
6. KPPS adalah Kelompok Panitia Pemungutan Suara yang dibentuk oleh KPU sesuai
dengan wilayah kerja.
7. Panitia Pengawas Pemilu adalah Panitia Pengawas terhadap seluruh tahapan dalam
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
8. Pemilih adalah anggota Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti yang terdaftar
sebagai pemilih dalam Pemilu.
9. Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang selanjutnya disebut
Kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan
visi, misi dan program pasangan calon.
10. Tim Pelaksana Kampanye yang selanjutnya disebut Tim Kampanye adalah tim yang
dibentuk oleh Pasangan Calon Kandidat yang bertugas dan berkewenangan membantu
penyelenggaraan kampanye serta bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis
penyelenggaraan kampanye pasangan calon tersebut.
11. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih
memberikan suara pada hari pemungutan suara yang dibagi berdasarkan wilayah
kerja/Fakultas.
2. ASAS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa dilaksanakan berdasarkan asas Iangsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
3. SIFAT
1. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden MM-USAKTI bersifat kekeluargaan dan demokratis
2. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan di seluruh Universitas Trisakti sebagai
daerah pemilihan.
3. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali (DALAM
PERIODE YANG BERBEDA) pada waktu yang telah ditentukan oleh KPU.
4. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa harus sudah menghasilkan. Presiden dan
Wakil Presiden Mahasiswa terpilih setelah Pemilu berlangsung.
BAB II
HAK MEMILIH
Seluruh mahasiswa aktif dalam Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti sebagai pemilih
mempunyai hak untuk memilih yang mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti, kecuali untuk hal lain yang ditentukan
Undang-Undang ataupun Juklak Juknis.
1. Untuk dapat menggunakan hak memilih, Mahasiswa Universitas Trisakti harus terdaftar
sebagai pemilih.
2. Untuk dapat didaftar sebagai pemilih, Mahasiswa Universitas Trisakti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
Terdaftar sebagai mahasiswa aktif.
Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
Tidak sedang menjabat sebagai anggota KPU, Panwaslu, KPPS.
3. Seorang Mahasiswa Universitas Trisakti yang telah terdaftar dalam daftar pemilih
ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat
menggunakan hak memilihnya.
BAB IV
A. Bagian Pertama
KETENTUAN UMUM
B. Bagian Kedua
a. Keanggotaan
1. Keanggotaan KPU terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, dibantu seorang
wakil ketua merangkap anggota, dan para anggota.
2. Ketua dan Wakil Ketua KPU dipilih oleh anggota.
3. Setiap anggota KPU mempunyai hak suara yang sama.
b. Perangkat Pelaksanaan
1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU mempunyai sekretariat.
2. Dalam melaksanakan pemungutan suara di TPS, KPU membentuk KPPS.
c. Syarat Keanggotaan
1. Mahasiswa aktif.
2. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti.
3. Mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil.
4. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pemilu, tegaknya demokrasi
dan keadilan.
5. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem dan proses pelaksanaan Pemilu,
sistem Organisasi Mahasiswa, serta memiliki kemampuan kepemimpinan.
6. Bersedia bekerja sepenuh waktu.
f. Kewajiban Anggota
KPU berkewajiban:
1. Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara guna menyukseskan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
2. Menetapkan Standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan
pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
3. Memelihara arsip dan dokumen Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa serta
mengelola barang inventaris KPU berdasarkan peraturan perundang-undangan.
4. Menyampaikan informasi kegiatan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa
kepada Masyarakat Mahasiswa.
5. Melaporkan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa kepada
Kongres Mahasiswa selambat-lambatnya I (satu) minggu sesudah pengucapan
sumpah atau janji Presiden dan Wakil Presiden MAHASISWA.
6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Dana Kegiatan
Mahasiswa (DKM) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Melaksanakan semua tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa secara tepat waktu.
g. Pemberhentian Anggota
1. Anggota KPU berhenti antar waktu karena:
Meninggal dunia;
Mengundurkan diri;
Melanggar sumpah/janji;
Melanggar kode etik; atau
Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana terdapat pada pasal 10.
2. Pemberhentian anggota sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
Anggota KPU dan KPPS oleh Kongres Mahasiswa atas usul Parlemen Mahasiswa
dan/atau anggota KPU yang mengusulkan.
h. Kode Etik
Untuk menjaga kemandirian, integnitas, dan kredibilitas, KPU menyusun kode etik yang
bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh KPU.
1. Untuk memeriksa pengaduan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
anggota KPU, dibentuk Dewan Kehormatan KPU yang bersifat ad-hoc.
2. Keanggotaan Dewan Kehormatan KPU sebanyak 3 (tiga) orang terdiri atas seorang
ketua dan anggota-anggota yang dipilih oleh anggota KPU.
3. Dewan Kehormatan KPU merekomendasikan tindak lanjut hasil pemeriksaannya
kepada KPU.
4. Mekanisme kerja Dewan Kehormatan KPU ditetapkan oleh KPU.
i. Sumber Dana
Keuangan KPU bersumber daRI Anggaran Dana Kegiatan Mahasiswa serta Bantuan
Universitas Trisakti.
j. Sumpah Anggota
Sebelum menjalankan tugas, anggota KPU mengucapkan. Sumpah/ Janji anggota KPU,
adalah sebagai berikut:
“Demi, Allah saya bersumpah sebagai anggota KPU dengan sebaik-baiknya dan seadil-
adilnya; Bahwa saya akan menyelenggarakan Pemilihan Umum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban tidak akan tunduk pada tekanan dan
pengaruh apa pun dan pihak mana pun yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan;
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewenangan, akan bekerja dengan sungguh-
sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilihan Umum, tegaknya demokrasi
dan keadilan, serta mengutamakan kepentingan Masyarakat Mahasiswa Universitas
Trisakti daripada kepentingan pribadi atau golongan.”
C. Bagian Ketiga
D. Bagian Keempat
b. Surat Suara
1. Selama proses pencetakan surat suara berlangsung, perusahaan yang bersangkutan
hanya dibenarkan mencetak surat suara sejumlah yang ditetapkan oleh KPU dan harus
menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keselamatan surat suara.
2. KPU dapat meminta bantuan keamanan untuk mengadakan pengamanan terhadap
surat-surat selama proses pencetakan berlangsung, penyimpanan, dan pendistribusian
ke tempat tujuan.
3. Secara periodik surat suara yang telah selesai dicetak dan diverifikasi, yang sudah
dikirim dan atau yang masih tersimpan, dibuatkan berita acara yang ditanda tangani
oleh pihak percetakan dan petugas KPU serta pihak keamanan.
4. KPU menempatkan petugas KPU di lokasi pencetakan surat suara untuk menjadi
saksi dalam setiap pembuatan berita acara verifikasi dan pengiriman surat-surat pada
perusahaan pencetakan.
5. KPU mengawasi dan mengamankan desain, film separasi, dan plat cetak yang
digunakan untuk membuat surat suara, sebelum dan sesudah digunakan serta
menyegel dan menyimpannya.
6. Tata cara pelaksanaan pengamanan terhadap pencetakan, perhitungan, penyimpanan,
pengepakan, dan pendistribusian surat suara ke tempat tujuan ditetapkan dengan
keputusan KPU.
PENDAFTARAN PEMILIH
A. Peserta Pemilu
Daftar pemilih merupakan daftar mahasiswa aktif semester berjalan.
B. Keabsahan Pemilih
Pemilih yang terdaftar sebagaimana dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Rencana Studi
semester berjalan, KTM, dan KTP, serta tanda pengenal lain yang dapat membuktikan
bahwa pemilih merupakan mahasiswa aktif.
C. Hak Memilih
1. Seorang pemilih hanya didaftar 1(satu) kali dalam pemilih.
2. Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih hanya dapat menggunakan hak
pilihnya pada TPS yang sudah ditetapkan.
D. Daftar Pemilih
1. Daftar pemilih ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap.
2. Daftar pemilih tetap disahkan oleh KPU.
3. Tata cara pelaksanaan pendaftaran pemilih ditetapkan oleh KPU.
BAB VI
A. Mekanisme Pencalonan
Calon Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa diusulkan oleh tim kandidat setelah
mendapatkan rekomendasi dan Parlemen Fakultas masing-masing.
1. Calon Presiden dan/atau Calon Wakil Presiden Mahasiswa yang telah diusulkan
dalam satu pasangan oleh Tim Kandidat tidak boleh dicalonkan lagi oleh Tim Iainnya.
2. Tim mendaftarkan Pasangan Calon yang memenuhi ketentuan sebagaimana dalam
Pasal 25 ayat 3 dan 4.
B. Kelengkapan
Tim Kandidat dalam mendaftarkan Pasangan Calon ke KPU wajib menyerahkan berkas-
berkas pendukung verifikasi:
1. Surat rekomendasi DARI Parlemen Fakultas Mahasiswa yang bersangkutan mengenai
pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan/koordinator/ketua Parlemen
Mahasiswa Fakultas;
2. Surat pernyataan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan yang dicalonkan yang
ditanda tangani oleh pimpinan/koordinator/ketua Parlemen Mahasiswa Fakultas;
3. Surat pemyataan kesediaan yang bersangkutan sebagai calon Presiden dan calon
Wakil Presiden secara berpasangan;
4. Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai Pasangan Calon;
5. Surat pernyataan mengundurkan diri bagi calon yang masih menjabat dalam struktural
organisasi mahasiswa MM-USAKTI maupun luar;
6. Naskah visi, misi, dan program DARI Pasangan Calon secara tertulis.
BAB VII
KAMPANYE
A. Bagian Pertama
a. Mekanisme Pelaksanaan
1. Kampanye dilaksanakan sebagai bagian dan penyelenggaraan Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden.
2. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan waktu
yang ditentukan KPU dan berakhir maksimal 3 (tiga) hari sebelum hari
pemungutan suara.
3. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Tim
Kandidat yang dibentuk oleh Pasangan Calon yang mengusulkan Pasangan Calon.
4. Tim kandidat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didaftarkan ke KPU
bersamaan dengan pendaftaran Pasangan Calon.
5. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bersama-sama
atau secara terpisah oleh Pasangan Calon dan/atau oleh Tim Kandidat.
6. Penanggung jawab kampanye adalah Pasangan Calon, yang pelaksanaannya
dipertanggung jawabkan oleh Tim Kandidat.
7. Dalam kampanye, mahasiswa mempunyai kebebasan untuk menghadiri
kampanye.
8. Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPU
b. Metode Pelaksanaan
Kampanye dapat dilaksanakan melalui:
1. Pertemuan terbatas; sesuai dengan tanggal kampanye yang telah ditentukan KPU.
2. Tatap muka dan dialog;
3. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik;
4. Penyebaran bahan kampanye kepada umum;
5. Pemasangan alat peraga di tempat umum;
6. Rapat Umum;
7. Debat publik/debat terbuka antar calon yang difasilitasi oleh KPU; dan
8. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan Pemilu Raya.
9. Pasangan calon wajib menyampaikan visi, misi, dan program secara lisan maupun
tertulis kepada masyarakat.
10. Calon Presiden dan calon Wakil Presiden Mahasiswa berhak untuk mendapatkan
informasi atau data dan penyelenggara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pemilu Raya.
11. Penyampaian metode kampanye dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan
bersifat edukatif.
12. Penyelenggaraan kampanye dilakukan di seluruh wilayah Universitas Trisakti.
13. Ketentuan lebih lanjut tentang kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh KPU.
c. Media Pelaksanaan
1. Media cetak dan media elektronik memberikan kesempatan yang sama kepada
Pasangan Calon untuk menyampaikan tema dan metode kampanye.
2. Media elektronik dan media cetak wajib memberikan kesempatan yang sama
kepada Pasangan Calon untuk memasang iklan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden dalam rangka kampanye.
3. Penggunaan fasilitas umum dalam Iingkup Universitas Trisakti ditetapkan oleh
KPU setelah berkoordinasi dengan pihak Universitas Trisakti bidang terkait.
4. Sebagaimana pada ayat 3 (tiga) KPU memberikan kesempatan yang sama kepada
semua pasangan calon.
5. Semua yang hadir dalam pertemuan terbatas atau rapat umum yang diadakan oleh
Pasangan Calon hanya dibenarkan membawa atau menggunakan tanda gambar
dan/atau atribut Pasangan Calon yang bersangkutan.
6. KPU berkoordinasi dengan pihak Universitas Trisakti bidang terkait untuk
menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye.
7. Pemasangan alat peraga kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima) oleh
Pasangan Calon dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika,
kebersihan, dan keindahan lingkungan Universitas Trisakti atau kawasan
setempat.
8. Pemasangan alat peraga kampanye pada tempat-tempat yang menjadi milik
perseorangan atau badan swasta harus seizin pemilik tempat tersebut.
9. Alat peraga kampanye harus sudah dibersihkan paling lambat 2 (dua) hari
sebelum hari pemungutan suara oleh masing-masing calon.
10. Ketentuan Iebih lanjut tentang pelaksanaan ketentuan pasal ini ditetapkan oleh
KPU.
d. Batasan Pelaksanaan
1. Dalam kampanye dilarang:
Mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau Pasangan
Calon yang lain;
Menghasut atau mengadu domba antar perseorangan maupun antar kelompok
masyarakat;
Mengganggu ketertiban umum;
Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan
kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau
Pasangan calon yang lain;
Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Pasangan Calon lain
dan;
Menggunakan fasilitas pemerintah dan tempat ibadah.
2. Dalam kampanye, dilarang melibatkan;
Pihak rektorat, pihak dekanat serta pihak yang tidak terdaftar sebagai pemilih.
Ketua/Ketua Komisi dan anggota Kongres Mahasiswa MM-USAKTI periode
berjalan.
Presiden/Wakil Presiden Mahasiswa MM-USAKTI beserta jajaran departemen
Kabinet periode berjalan.
Ketua/Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas periode
berjalan.
Ketua/Wakil Ketua dan anggota Parlemen periode berjalan.
Ketua/Wakil Ketua, KPU dan anggota KPU dan Panwaslu periode berjalan.
3. Fungsionaris ORMAWA MM-USAKTI tingkat Universitas, Fakultas maupun
Jurusan, dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan saLah satu pasangan calon selama masa waktu kampanye.
e. Sanksi Pelaksanaan
1. Pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 merupakan tindak pelanggaran dan dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pemilu Raya.
2. Pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye yang
merupakan pelanggaran tata cara kampanye akan dikenai sanksi:
Peringatan tertulis apabila penyelenggara kampanye meIanggar larangan
walaupun belum terjadi gangguan;
Penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di
seluruh daerah pemilihan yang bersangkutan apabila terjadi gangguan
terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke daerah pemilihan lain.
3. Tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh KPU.
4. Pelanggaran atas ketentuan larangan pelaksanaan kampanye sebagaimana,
dimaksud dalam Pasal 31 dikenai sanksi penghentian kampanye selama masa
kampanye oleh KPU.
B. Bagian Kedua
a. Dana Kampanye
Dana kampanye dapat diperoleh dari:
1. Pasangan Calon.
2. Sumbangan pihak-pihak lain yang tidak mengikat yang meliput Sumbangan
perseorangan.
3. Dana kampanye digunakan oleh pasangan Calon, yang teknis pelaksanaannya
dilakukan oleh Tim Kandidat.
BAB VIII
A. Bagian Pertama
PEMUNGUTAN SUARA
a. Jadwal
Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa ditetapkan oleh KPU.
b. Mekanisme
1. Pemungutan surat dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang
berisi nomor, foto, dan nama Pasangan Calon.
2. Nomor urut Pasangan Calon ditetapkan oleh KPU berdasarkan undian.
3. Jumlah, bentuk, ukuran dan warna surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh KPU.
e. Pemungutan Suara
1. Untuk keperluan pemungutan suara dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden
disediakan kotak suara sebagai tempat surat suara yang digunakan oleh pemilih.
2. Jumlah, bahan, bentuk, ukuran, dan warna kotak suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh KPU.
f. Pemberian Suara
Pemberian suara di TPS yang telah ditentukan pada hari pemungutan suara.
g. Tugas KPPS
1. Sebelum melakasanakan pemungutan suara, KPPS melakukan:
Pembukaan kotak suara;
Pengeluaran seluruh isi kotak suara;
Pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan; serta
Penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan
2. Kegiatan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat Pasangan Calon,
Pengawas Pemilu dan Mahasiswa.
B. Bagian Kedua
PERHITUNGAN SUARA
a. Mekanisme
1. Perhitungan suara di TPS dilakukan oleh KPPS setelah pemungutan suara
berakhir.
2. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung:
Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih
tetap untuk TPS; tiap-tiap TPS dalam waktu bersamaan.
Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru
dicoblos.
3. Penggunaan surat suara tambahan dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh
koordinator KPPS atau sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota KPPS.
4. Penghitungan suara dilakukan dan selesai di TPS oleh anggota KPU dibantu
KPPS dan harus diawasi pengawas pemilu dan dapat dihadiri oleh saksi Pasangan
Calon,dan Mahasiswa.
5. Saksi Pasangan Calon harus membawa surat mandat dan Tim kandidat dan yang
bersangkutan dan menyerahkannya kepada Perwakilan KPPS disetiap TPS.
6. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi pasangan
Calon, Pengawas Pemilu, dan mahasiswa yang hadir dapat menyaksikan secara
jelas proses penghitungan suara.
7. Pasangan Calon dan Mahasiswa melalui saksi Pasangan Calon yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPPS atau
apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan Pemilu Raya.
8. Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi Pasangan Calon atau mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat diterima, KPPS seketika itu juga
mengadakan pembetulan.
9. Segera setelah selesai penghitungan suara di TPS, KPPS membuat berita acara
dan berita acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh koordinator
KPPS atau sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota KPPS serta dapat
ditandatangani oleh saksi Pasangan Calon.
10. KPPS memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi Pasangan Calon yang hadir.
11. KPPS menyerahkan berita acara, hasil perhitungan suara, surat suara, dan alat
kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada KPU
segera setelah selesai penghitungan suara.
12. Jika kondisi yang tidak kondusif maka perhitungan suara akan dilakukan dalam
ruangan yang dilaksanakan oleh anggota KPU dibantu oleh KPPS dan dapat
dihadiri oleh saksi paslon, dan panwaslu.
b. Rekapitulasi
1. Pelaksanaan seluruh rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Mahasiswa dilakukan oleh KPU berdasarkan berita acara hasil
penghitungan suara yang dilakukan oleh KPPS Fakultas.
2. Pelaksanaan rekapitulasi seluruh hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dan ditetapkan dalam rapat pleno KPU.
3. Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa dilakukan di tempat yang ditetapkan oleh KPU.
4. KPU membuat berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang ditandatangani oleh anggota KPU.
5. KPU menyampaikan salinan berita acara dan rekapitulasi cash penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah
ditandatanganinya berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara kepada:
Kongres Mahasiswa MM-USAKTI;
Presiden mahasiswa MM-USAKTI;
Tim kampanye yang mengusulkan Pasangan Calon; dan
Pasangan Calon.
6. Keberatan yang diajukan oleh atau melalui Pasangan Calon terhadap proses
rekapitulasi hasil perhitungan suara, tidak menghalangi proses pelaksanaan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa.
C. Bagian Ketiga
1. Sistem perhitungan suara yang digunakan adalah sistem distrik Proporsional: Pada
masing-masing distrik diambil jumlah presentase, dengan rumusan
Jumlah Suara
x 100 %
Jumlah Pemilih
2. Presentase suara di masing-masing distrik di jumlah dan diambil presentase
TERTINGGI sebagai pemenang Pemilu.
D. Bagian Keempat
1. Perhitungan suara dianggap sah dalam distrik apabila; Jumlah hasil perhitungan suara
lebih kecil atau sama dengan jumlah peserta pemilih tercatat.
2. Apabila jumlah hasil perhitungan suara memiliki lebih dari 5 % margin kesalahan dari
jumlah peserta pemilih yang tercatat sesuai dengan tempat pemilihan akan diadakan
rapat luar biasa KPU Pemilu Raya dan laporan hasil rapat dilampirkan dalam laporan
pertanggung jawaban.
3. Sebagaimana pada ayat 2 (dua) rekapitulasi jumlah perhitungan suara yang dianggap
tidak sah tersebut, tidak dapat diikut sertakan dalam rekapitulasi perhitungan jumlah
suara tingkat KPU.
4. Hasil perhitungan suara di suatu Fakultas atau distrik dianggap sah apabila dikuti oleh
sepersepuluh dan jumlah pemilih yang terdaftar sebagai pemilih di Fakultas atau
distrik Fakultas tersebut.
BAB IX
A. Mekanisme Penetapan
1. Penetapan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan pengumuman hasil Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden dilakukan oleh KPU setelah dilaksanakan pemungutan
dan perhitungan suara.
2. Pasangan Calon yang mendapatkan jumlah persentase terbesar dari jumlah persentase
suara yang telah direkapitulasi dari seluruh hasil perhitungan KPPS dalam Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa diumumkan sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Mahasiswa terpilih dan dibuatkan Berita Acara hasil Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Mahasiswa.
3. Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada hari yang sama oleh KPU
kepada:
a. Kongres Mahasiswa.
b. Tim kandidat yang mengusulkan pasangan calon terpilih.
c. Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
C. Mekanisme Pelantikan
1. Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan
sungguh-sungguh dan dilantik oleh Kongres dalam sidang Kongres sebelum berakhir
masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden.
2. Pengucapan sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
merupakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
3. Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) sebagai
berikut:
BAB XI
PENGAWASAN
a. Pengawas
Kongres mahasiswa sebagai lembaga tertinggi Organisasi Mahasiswa MM-USAKTI
membentuk suatu tim independen yang berfungsi sebagai pengawas Pemilihan Umum
Raya dan diberi wewenang penuh dalam menjalankan pengawasannya termasuk
dalam hal memberikan sanksi.
B. Bagian Kedua
PENEGAKAN HUKUM
c. Penyelesaian Sengketa
1. Pengawas Pemilu menyelesaikan sengketa, melalui tahapan sebagai berikut:
a. Mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa untuk musyawarah dan
mufakat;
b. Apabila tidak tercapai kesepakatan, Pengawas Pemilu menawari alternatif
penyelesaian kepada pihak-pihak yang bersengketa.
c. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak diterima oleh
pihak-pihak yang bersengketa, dengan mempertimbangkan keberatan yang
diajukan oleh pihak yang bersengketa, Pengawas Pemilu membuat keputusan
final dan mengikat.
2. Dalam hal terjadi perselisihan tentang hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 diperiksa dan diputuskan untuk tingkat
pertama dan terakhir oleh Kongres Mahasiswa.
BAB XlI
A. Bagian Pertama
JENIS PELANGGARAN
a. Pelanggaran I
1. Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar
mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang suatu hal yang diperlukan untuk
pengisian daftar pemilih.
2. Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak
pilihnya dan orang yang kehilangan hak pilihnya tersebut berkeberatan.
3. Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan surat yang menurut suatu aturan
dalam undang-undang ini diperlukan untuk menjalankan suatu perbuatan dalam
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dengan maksud untuk digunakan sendiri
atau orang lain sebagai seolah-olah surat sah atau tidak dipalsukan.
4. Setiap orang yang dengan sengaja dan mengetahui bahwa suatu surat sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah tidak sah atau dipalsukan, menggunakannya, atau
menyuruh orang lain menggunakannya sebagai surat sah.
5. Setiap orang yang dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan atau dengan
menggunakan kekuasaan yang ada padanya pada saat pendaftaran pemilih
menghalang-halangi seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden menurut undang-undang ini.
6. Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar atau
menggunakan surat palsu seolah-olah sebagai surat yang sah tentang suatu hal
yang diperlukan bagi persyaratan untuk menjadi Pasangan Calon.
b. Pelanggaran II
1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kampanye di luar jadwal waktu
yang telah ditetapkan oleh KPU untuk masing-masing Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2).
2. Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan mengenai larangan
pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.
3. Setiap pihak yang dimaksud dalam Pasal 31 yang dengan sengaja melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.
4. Setiap orang yang dengan sengaja mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu
jalannya kampanye.
c. Pelanggaran III
1. Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan dan menghalang-halangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk
memilih.
2. Setiap orang yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang, materi dan
atau dengan metode lainnya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak
pilihnya, atau memihh Pasangan Calon tertentu, atau menggunakan hak pilihnya
dengan cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah.
3. Setiap orang yang pada waktu pemungutan suara dengan sengaja mengaku dirinya
sebagai orang lain.
4. Setiap orang yang pada waktu pemungutan Suara dengan sengaja memberikan
suaranya lebih dari satu kali di satu atau lebih TPS.
5. Setiap orang yang dengan sengaja menggagalkan pemungutan suara.
d. Pelanggaran IV
1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang menyebabkan suara
seorang pemilih menjadi tidak berharga atau menyebabkan Pasangan Calon
tertentu mendapat tambahan suara atau perolehan suaranya berkurang.
2. Setiap orang yang dengan sengaja merusak atau menghilangkan hasil pemungutan
suara yang sudah disegel.
3. Setiap orang yang karena kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya hasil
pemungutan suara yang sudah disegel.
4. Setiap orang yang dengan sengaja mengubah hasil penghitungan suara dan/atau
berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara.
B. Bagian kedua
SANKSI
1. Bagi pasangan calon yang melakukan pelanggaran seperti yang diatur dalam pasal 45,
46, 47, dan 48 akan dijatuhkan sanksi berupa teguran yang berbentuk surat peringatan
sebanyak 3 (tiga) kali untuk mengkarifikasikan pelanggaran yang telah dilakukan
yang mana masing-masing surat peringatan tersebut diberikan dalam jangka waktu 1
x 24 jam dan apabila terbukti pasangan calon yang bersangkutan melakukan
pelanggaran maka dapat dijatuhi sanksi berupa pendiskualifikasian pasangan calon
tersebut dari Pemilu Raya MM-USAKTI.
2. Mekanisme pemberian surat peringatan dengan tahapan:
Surat peringatan pertama 1 x 24 jam.
Surat peringatan kedua 1 x 24 jam setelah surat peringatan pertama.
Apabila dalam waktu 1 x 24 jam setelah pemberian surat peringatan kedua maka
akan dikeluarkan surat peringatan ketiga yang berisikan pendiskualifikasian.
3. Untuk segala macam jenis pelanggaran yang terjadi di tempat pemungutan suara,
yang berwenang melakukan penindakan lebih lanjut adalah Panwaslu yang dapat
dibantu KPPS yang berada Iangsung di tempat pemungutan suara tersebut.
4. Untuk segala macam jenis pelanggaran yang belum diatur, akan dijatuhkan sanksi
sesuai dengan keputusan KPU.
5. Apabila pasangan calon yang melanggar surat perjanjian yang telah diserahkan dan
ditanda tangani diatas materai maka Fakultas pasangan calon yang melanggar tidak
diperbolehkan untuk mengeluarkan calon presiden mahasiswa dan wakil presiden
mahasiswa untuk dua periode kedepan.
6. Apabila pasangan calon yang melanggar surat perjanjian yang telah diserahkan dan
ditanda tangani diatas materai maka pasangan calon beserta tim sukses tidak
diperbolehkan untuk menjabat dalam struktural organisasi mahasiswa tingkat
universitas pada periode pelanggaran tersebut dilakukan.
BAB XIII
KETENTUAN
Segala macam bentuk Juklak-Juknis Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa tidak
berlaku lagi sejak Juklak-Juknis Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa ini
ditetapkan.
Ditetapkan,
Tempat : Ruang Rapat Lt. 1 Kepresma MM-USAKTI, Gedung C, Kampus A,
Universitas Trisakti
Hari/ tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019
Pukul : 23.15 WIB
Mengesahkan,
KOMISI PEMILIHAN UMUM
KEPRESMA MM-USAKTI
2019-2020
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol,Jakarta Barat, 11440, Gedung C Lantai 1, Kampus A, Universitas Trisakti
42