Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Air Minum


2.1.1 Definisi Air Minum
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 907/ MENKES
/S/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, antara
lain disebutkan bahwa Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsu
ng diminum. Pengertian air minum dapat dilihat juga dalam Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor:651/MPP/Kep/10/20
04 yaitu tentang persyaratan teknis Depot air minum dan perdagangannya. Dala
m keputusan tersebut dinyatakan bahwa Air minum adalah air baku yang telah
diproses dan aman untuk diminum. Dua pengertian diatas maka dapat diartikan
bahwa, Air minum adalah air yang dapat langsung diminum tanpa menyebabkan
gangguan bagi orang yang meminumnya. Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum supaya
tidak menyebabkan penyakit, harus memenuhi syarat kualitas, yaitu meliputi
persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis (Notoatmodjo 2007). Menurut Sutrisno
dan Suciastuti (2002) dalam Byna (2009) persyaratan fisik meliputi warna, bau,
rasa, temperatur, dan kekeruhan. Kekeruhan air dapat Sumber : Kemenkes 2002
Air minum berfungsi sebagai sumber asupan mineral, mengatur suhu
tubuh, pembentuk sel, dan melancarkan pencernaan. Setiap hari, rata-rata
manusia memerlukan asupan air sebanyak 2 (dua) liter. Melalui sebuah riset
diketahui bahwa kekurangan 1-2 persen air saja bisa menyebabkan gangguan
fungsi otak seperti kurangnya konsentrasi dan kemampuan berpikir. Kekurangan
air di atas 2 persen, tubuh bisa mengalami sakit kepala, letih, lemah, gangguan
pergerakan otot, hingga kematian. Kurang minum air juga dapat mengakibatkan
sejumlah penyakit, di antaranya gangguan ginjal dan infeksi salurankemih. Oleh
karena itu, kehidupan ini tidak mungkin dapat dipertahankan tanpa airKualitas
kimia adalah yang berhubungan dengan ion-ion senyawa maupun logam yang
membahayakan, seperti Hg, Pb, Ag, Cu, dan Zn. Residu dari senyawa lainnya
yag bersifat racun adalah residu pestisida, yang dapat menyebabkan perubahan
bau, rasa dan warna air (Pratiwi 2016).
Persyaratan kualitas air minum
Parameter Satuan Persyaratan

Timbale (Pb) Mg/l Maks 0,005

Tembaga (Cu) Mg/l Maks 0,5

Raksa (Hg) Mg/l Maks 0,003

Perak (Ag) Mg/l Maks 0,01

Kobalt (Co) Mg/l Maks 0,01

Sumber : Kemenkes 2002

Syarat bakteriologis air minum menurut peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, air minum tidak boleh
mengandung bakteri patogen, yang dapat menyebabkan penyakit terutama
penyakit saluran pencernaan, yaitu bakteri coliform. Standar kandungan bakteri
coliform dalam air minum 0 per 100 ml.
Persyaratan kualitas air minum secara bakteriologis
Parameter Satuan Persyaratan

Total bakteri coliform Jumlah per 100 ml sampel 0/100ml

Sumber : Kemenkes 2002

2.1.2 Jenis Air Minum


Jenis air minum, menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor :907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas air minum adalah :
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air
3. Air kemasan
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang
disajikan kepada masyarakat.
2.1.3 Sumber Air Minum
Sumber air merupakan komponen utama yang mutlak ada pada suatu
sistem penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu sistem
penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Air yang berada di permukaan bumi
ini dapat berasal dari berbagai sumber, berdasarkan letak sumbernya air dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah meliputi :
1. Air hujan, merupakan sumber utama di bumi berupa uap air yang sudah
terkondensasi dan jatuh ke bumi. Walau pada saat prespitasi merupakan air
yang paling bersih, air tersebut mangalami pencemaran ketika berada di
atmosfer.
2. Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral
3. Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih
4. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang ada di udara
misalnya NH3 CO maupun SO2
5. Air Permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau,
telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan sebagian berasal dari air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi
6. Air Tanah (ground water) bersal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah
dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang dialami air
hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah
menjadi lebih baik dan lebih murni dibadingkan air permukaan.(Daud,2008)
2.1.4 Persyaratan Air Minum
Persyaratan air minum dipengaruhi oleh kondisi negara masing masing,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada saat dunia dilanda krisis air
karena semakin menurunnya kualitas air akibat pencemaran, maka dikeluarkan
standar persyaratan kualitas air minum. Di Indonesia, standar persyaratan kualitas
air ditetapkan oleh Departemen Kesehatan mulaiTahun 1975, kemudian diperbaiki
tahun 1990 dan diperbaiki lagi tahun 2002. Persyaratan kualitas air minum
dalamSurat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat - syarat dan Pengawasan Kualitas air
minum, adalah meliputi Persyaratan : Bakteriologi, Kimiawi, Radioaktif dan Fisik.
2.1.5 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau. Selain itu juga tidak mengandung kuman pathogen dan segala
mahkluk yang membahayakan kesehatan manusia,tidak mengandung zat kimia
yang dapat mengganggu fungsi tubuh, dapat diterima secara estetis dan tidak
merugikan secara ekonomis. Atas dasar pemikiran tersebut perlu dibuat standar air
minum, yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang kontaminasi berbagai
parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada dalam air minum. Penetapan standar
ini berbeda antara satu negara dengan negara yang lain tergantung pada social
kultural termasuk kemajuan tekhnologinya. Standar suatu negara seharusnya layak
bagai keadaan sosial ekonomi dan budaya setempat. untuk negara berkembang
seperti indonesia, perlu didapat cara-cara pengolahan air yang relatif murah
sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat dikatakan baik dan
memenuhi syarat. Parameter yang disyaratkan meliputi; Parameter fisik, kimiawi,
bilogis dan radiologist.
2.1.6 Standar Air Minum
ada umumnya penentuan standart kualitas air minum tergantung pada
kondisi negara masingmasing, perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan
teknologi. Di Indonesia standart air minum yang berlaku, dibuat pada tahun 1975
yang kemudian diperbaiki Tahun 1990, dan diperbaiki kembali pada Tahun 2002.
Menurut berbagai pihak yang berwenang masih banyak penyediaan air minum yang
tidak memenuhi standart tersebut, baik karena keterbatasan tekhnologipengetahuan,
sosial ekonomi ataupun budaya. Dua standar nasional yang mengatur kualitas air
minum yaituStandar Nasional Indonesia (SNI) 013553,1996 dari DepartemenPerind
ustrian dan Perdagangan, yang menyatakan bahwa batas maksimaltotal angka kuma
n adalah 100 koloni/ml serta peraturan MenteriKesehatan nomor 907/MENKES/SK
/VII/2002, yang menyatakan bahwaair minum harus memenuhi persyaratan diantara
nya tingkat kontaminasi 0koloni / 100 ml untuk keberadaan bakteri coliform.
2.2 Air Minum Dalam Kemasan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia no. 96/M-
IDN/PER/12/2011, AMDK memiliki definisi yang jelas, yaitu air yang telah diproses,
tanpa bahan pangan lainnya dan bahan tambahan pangan, dikemas, serta aman untuk
diminum. Air minum dalam kemasan yang aman, harus memenuhi persyaratan air
minum dalam kemasan yang diatur sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Nomor SNI-01-3SS3-1996. Untuk hal tersebut diperlukan pengendalian mutu dari
awal sampai dengan akhir meliputi, bahan baku, proses produksinya, serta produk
jadi, dalam hal ini yaitu produk AMDK.
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam,Kemasan
) merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui
proses pemanasan terlebih dahulu. Air dalam kemasan mencakup air mineral dan air
demineral. Air mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral
dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral, sedangkan air demineral
merupakan air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian
seperti destilasi, reverse osmosis, dan proses setara (BSN, 2006).
Air minum dalam kemasan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu kemasan galon (19 liter) dan small/single pack. Kemasan gallon Universitas
Sumatera Utara biasanya dilakukan pengisisan ulang baik oleh produsen bermerek
maupun depot air minum isi ulang (tanpa merek), dan lebih banyak dikonsumsi oleh
konsumen yang berada di perkantoran, hotel, dan rumah tangga. Sedangkan
konsumen utama AMDK kemasan Small/single pack atau kemasan yang dapat
dibawa secara praktis seperti kemasan 1500ml /600ml (botol), 240 ml/220 ml (gelas)
dikonsumsi orang-orang yang sedang melakukan perjalanan (Arif, 2016)
2.2.1 Jenis-jenis AMDK
Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia no. 96/M-
IDN/PER/12/2011, jenis-jenis AMDK yang beredar di Indonesia, diantaranya
adalah
1. Air Mineral
Air mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral
dalam jumlah tertentu tanpa penambahan mineral.
2. Air Demineral
Air demineral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui
proses pemurnian secara distilasi, deionisasi, reverse osmosis.
3. Air Mineral Alami
Air mineral alami adalah air minum yang diperoleh langsung dari sumber
air alami atau dibor dari sumur dalam, dengan proses terkendali yang
menghindari pencemaran atau pengaruh luar atas sifat kimia, fisika, dan
mikrobiologi air mineral
4. Air Minum Embun
Air minum embun adalah air yang diperoleh dari proses pengembunan uap air
dari uadara lembab menjadi tetesan air embun yang diola lebih lanjut
menjadi air minum embun yang dikemas.
2.2.2 Proses Produksi Berbagai Jenis AMDK
1. Air Mineral
Tahap air tanah atau air permukaan pertama-tama ditampung dalam
bak ataupun tangki.Bila lokasi sumber air cukup jauh, air dapat dialirkan
menggunakan pipa atau diangkut menggunakan tangki. Pada proses
transportasi, air dapat ditambahkan desinfektan. Tahap selanjutnya adalah
penyaringan atau filtrasi.Penyaringan dilakukan dalam beberapa tahap
yakni penyaringan secara mikrofiktrasi penyaringan dengan karbon aktif,
dan penyaringan secara makro- filtrasi. Penyaringan secara makrofiltrasi
digunakan untuk menyaring partikel-partikel kasar dengan menggunakan
pasir.Penyaringan menggunakan karbon aktif digunakan untuk menyerap
bau, rasa, warna, sisa khlor, dan bahan organik.Penyaringan secara
mikrofiltrasi digunakan untuk menyaring partikel halus dengan
ukuranmaksimal 10 mikron.
Desinfeksi berfungsi untuk membunuh mikroba pathogen.
Desinfeksi dapat dilakukan dengan menggunakan ozon, penyinaran lampu
UV dengan panjang gelombang 254 nm dan intensitas minimum 10000
mw detik per cm2 dan desinfeksi menggunakan ion silver .Pengisian dan
penutupan pada kemasan yang telah dicuci dilakukan secara higenis dalam
ruang pengisian yang bersihdan saniter. Suhu ruang maksimal 25 derajat
celcius. Selanjutnya air yang telah dikemas dipak dan didistribusikan
(Florence B,2015).
Pengambilan dan penampungan air baku (air tanah
atau air permukaan)

Penyaringan/filtrasi (makrofilter,karbon
aktif,mikrofilter)

Desinfeksi (ozon, uv, atau ion silver)

Pengisian dan penutupan (dapat diisi ditambahkan


gas oksigen, karbondioksida, atau nitrogen) pada
kemasan yang telah dicuci

Pengepakan

Gambar 2.1 Proses Produksi Air Mineral (Sumber: Florence B,2015 Berdasarkan Permenprin
RI No. 96 Tahun 2011)

2.3 Definisi Kualitas Air Mineral


Kualitas air mineral merupakan suatu istilah relatif yang sangat
bergantung pada situasi. Ditinjau dari pandangan konsumen, secara subjektif
orang mengatakan kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera (fitness for
use).Produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai kecocokan
penggunaan bagi dirinya. Pandangan lain mengatakan kualitas adalah barang atau
jasa yang dapat menaikkan status pemakai. Ada juga yang mengatakan barang
atau jasa yang memberikan manfaat pada pemakai (measure of utility and
usefulness). Kualitas barang atau jasa dapat berkenaan dengan kendala,
ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya, integritasnya, kemurniannya,
individualitasnya, atau kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Uraian di atas
menunjukkan bahwa pengertiankualitas dapat berbeda-beda pada setiap orang
pada waktu khusus dimanakemampuannya (availability), kinerja (performance),
keandalan (reliability),kemudahan pemeliharaan (maintainability) dan
karakteristiknya dapat diukur (Juran, 2018).
Adapun pengertian kualitas menurut American Society for Quality dari
buku Heizer & Render (2015) : “Kualitas adalah keseluruhan fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat
atau yang tersamar”. Para ahli lainnya juga mempunyai pendapat yang berbeda
tentang pengertian kualitas, diantaranya adalah, Menurut Crosby (2016) dalam
buku pertamanya “Quality is Free” menyatakan bahwa, kualitas adalah“conforma
nce to requirement”,yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan.
Menurut Kotler (2017), “kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu
produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat”. Prawirosentono (2016), pengertian kualitas suatu
produk adalah “Keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang
dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai
dengan nilai uang yang telah dikeluarkan”. Berdasarkan definisi yang
dikemukakan, sebagaian besar mengandung unsur persamaan sebagai berikut :
produk, sesuai, distandarkan, kesesuaian, kebutuhan pasar, keadaan fisik,fungsi
dan sifat, sesuai. Dari unsur persamaan tersebut dapat di simpulkan bahwa
kualitasadalah produk yang telah distandarkan sesuai dengan kebutuhan pasar dan
standar kualitas yang telah ditentukan. Kualitas tidak bisa dipandang sebagai
suatu ukuran yang sempit, yaitu kualitas produk semata-mata. Hal itu bisa dilihat
dari beberapa pengertian tersebut diatas, dimana kualitas tidak hanya kualitas
produk saja akan tetapi sangat kompleks karena melibatkan seluruh aspek dalam
organisasi serta diluar organisasi. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas
yang diterima secara universal, namun dari beberapa definisi kualitas menurut
para ahli di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai
berikut(M.N Nasution, 2005)
a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas
pada masa mendatang
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air
Menurut Yamit (1996) terlepas dari komponen yang dijadikan obyek
pengukurankualitas, secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Fasilitas operasi, seperti kondisi fisik bangunan.
2. Peralatan dan perlengkapan (tools and equipment).
3. Bahan baku atau material.
4. Pekerja atau staf organisasi.
Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Pasar atau tingkat persaingan
Persaingan sering merupakan faktor penentu dalam menetapkan tingkat
kualitas output suatuperusahaan, makin tinggi tingkat persaingan akan
memberikan pengaruh pada perusahaan untukmenghasilkan produk yang
berkualitas. Dalam era pasar bebas yang akan datang konsumendapat berharap
untuk mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang lebih murah.
2. Tujuan organisasi (organizational objective)
Apakah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume output
tinggi, barang yang berhargarendah (low price product) atau menghasilkan
barang yang berharga mahal, eksklusif (exclusiveexpensive product).
3. Testing produk (product testing)
Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan dapat
berakibat kegagalan dalammengungkapkan kekurangan yang terdapat pada
produk.ARIKA, Pebruari 2016 Vindi Musli 60 & R. de Fretes
4. Desain produk (product design)
Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas produk itu
sendiri.
5. Proses produksi (production process)
Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan kualitas produk
yang dihasilkan.
6. Kualitas input (quality of inputs)
Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar, tenaga kerja tidak
terlatih,atauperlengkapan yang digunakan tidak tepat, maka akan berakibat
pada kualitas produk yangdihasilkan.
7. Perawatan perlengkapan (equipment maintenance)
Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang
tidak tersedia, maka kualitasproduk akan kurang dari semestinya.
8. Standar kualitas (quality standard)
Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak tampak, tidak ada
testing maupuninspeksi, maka output yang berkualitas tinggi sulit dicapai.
9. Umpan balik konsumen (customer feedback)
Jika perusahaan kurang sensitif terhadap keluhan-keluhan konsumen, kualitas
tidak akanmeningkat secara signifikan
2.5 Manajemen kualitas
2.5.1 Defenisi Manajemen Kualitas
Menurut Gaspersz dalam Ariani (2008), manajemen kualitas dapat
dikatakan sebagai “semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan
yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab, serta
mengimplementasikannya melalui alat alat manajemen kualitas”. Dalam pener
apannya, aktivitas dan fungsi manajemen tersebut harus diawasi untuk,memper
tahankan tingkat keunggulan yang diinginkan seperti penetapan kebijakan mut
u, membuat dan merencanakan mutu, jaminan dan control kualitas serta pening
katan kualitas. Kualitas yang diawasi tidak hanya sebatas kualitas produk dan
jasa yang dihasilkan melainkan kualitas perusahaan secara menyeluruh meliput
i kualitas karyawan yang bekerja sampai kualitas perusahaan di mata konsume
n. Manajemen kualitas juga digunakan untuk menanamkan kesadaran kualitas
terhadap seluruh proses dalam sebuah perusahaan dimana dibutuhkan partisipa
si dari seluruh anggota untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan ters
2.6 Sejarah Perkembangan Manajemen Kualitas
Kualitas telah dikenal sejak berabad-abad tahun yang lalu ketika bangsa Mesir
mengukir batu-batu yang digunakan untuk menyusun piramida. Menurut Ariani
(2008), pada jaman modern fungsi kualitas berkembang melalui beberapa tahap
yaitu:
1. Inspeksi (Inspection)
Konsep kualitas modern dimulai pada tahun 1920-an. Kelompok kualitas
yang utama adalah bagian inspeksi. Selama produksi para inspektur
mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi. Bagian inspeksi ini tidak
independen, biasanya mereka melapor ke pabrik. Hal ini menyebabkan
perbedaan kepentingan.
2. Pengendalian Kualitas (Quality Control)
Pada tahun 1940-an, kelompok inspeksi berkembang menjadi bagian
pengendalian kualitas. Adanya Perang Dunia II mengharuskan produk
militer yang bebas cacat. Hal ini harus dapat diantisipasi selama proses
produksi. Tanggung jawab kualitas dialihkan ke bagian quality control
yang independen. Bagian ini memiliki otonomi penuh dan terpisah dari
bagian pabrik. Para pemeriksa kualitas dibekali dengan perangkat statistik
a seperti diagram kendali dan penarikan sampel
3. Penjaminan Kualitas (Quality Assurance)
Rekomendası yang dihasilkan dari teknik-teknik statistik sering kali tidak
dapat dilayani oleh struktur pengambilan keputusan yang ada. Pengendalia
n kualitas (quality control) berkembang menjadi penjaminan kualitas
(quality assurance). Bagian penjaminan kualitas difokuskan untuk memast
ikan proses dan kualita produk melalui pelaksanaan audit operasi, pelatiha
n, analisis kinerja teknis, dan petunjuk operasi untuk peningkatan kualitas.
Penjamınan kualitas bekerja sama dengan bagian bagian lain yang bertang
gung jawab penuh terhadap kualitas kinera masing-masing bagian.
4. Manajemen Kualitas (Quality Management)
Penjaminan kualitas bekerja berdasarkan status quo, schingga upaya yang
dilakukan hanyalah memastikan pelaksanaan pengendalian kualitas, tetapi
sangat sedikit pengaruh untuk meningkatkannya. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi persaingan, aspek kualitas harus selalu dievaluasi dan dire
ncanakan perbaikannya melalui penerapan fungsi fungsi manajemen kualit
as.
5. Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management)
Dalam perkembangan manajemen kualitas ternyata bukan hanya fungsi
produksi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap kualitas.
Dalam hal ini tanggung jawab terhadap kualitas tidah cukup hanya dibeba
nkan kepada suatu bagian tertentu tetapi sudah menjadi tanggung jawab
seluruh individu di perusahaan. Pola inilah yang disebut Total Quality
Management.
6. Organisasi Belajar (Learning Organization)
Learning organization menggunakan filosofi continuous quality improvem
ent dan menggunakan konsep manajemen pengetahuan karena untuk mem
berikan yang terbaik bagi pelanggan perusahaan harus mampu mengelola
pengetahuan yang dimiliki.
7. World-Class Organization
Konsep ini berkembang mulai abad ke 20 dimana teknologi
informasi sudah dikenal luas. Oleh sebab itu dalam perkembangannya
konsep dan filosofi ini dibarengi dengan konsep e-learni
KEASLIAN PENELITIAN

No Peneliti Judul Desain penelitian Variable bebas dan Hasil


terikat
1 Bambang Analisis kualitas sumur Analitik (Cross Kualitas air Jarak sumur Ada hubungan jarak sumur
kurniawan 2017 sekitar wilayah tempat sectional ) dengan kualitas air sekitar
pembuangan akhir TPA Galuuga Cibungbulan
sampah Bogor

2 Muharti syamsul Kualitas fisik air minum Eksperimen Kualitas Air AMDK Hasil yang diperoleh pada
2010 dalam kemasan(amdk) pemeriksaan Air Minum
Suhu, warna, bau,
sebelum dan sesudah Dalam Kemasan dari
kekeruhan
terpapar oleh cahaya
20 sampel untuk setiap
Matahari di kota parameter suhu, warna dan
Makassar kekeruhan bila
dibandingkan

dengan ketentuan dari SNI


dan Permenkes
No.907/MENKES/SK/
2002 maka kualitas fisik Air
Minum Dalam Kemasan
merek J, O, S dan A masih
memenuhi

syarat.

3 Vindi Musli 2016 Analisis Kesesuaian eksperimen Kualitas AMDK Hasil penelitian
Parameter Kualitas Air laboratorium memberikan hasil yang
Suhu, warna, bau,
Minum Dalam Kemasan sama dari air minum dalam
kekeruhan
Yang Dijual Di Kota kemasan di Kota Ambon
Ambon Dengan Standar dengan
Nasional Indonesia (Sni)
karakteristik fisik, kimia
dan mikrobiologi yang
paling mendekati kualitas
standar kerja yang
digunakan

yaitu Ayudes diikuti oleh


Aiso dan yang terakhir
adalah Wish
4 Abd. Gafur (2016) Studi Kualitas Fisik Deskriptif Kualitas AMDK Keseluruhan merek AMDK
Kimia dan Biologis pada yang beredar di Kota
fisik, kimia, dan biologis
Air Minum Dalam Makassar tidak bau dan
Kemasan Berbagai tidak berasa
Merek yang Beredar di
Kota Makassar

5 Nurul Afifah Analisis Kadar Logam spektrometri serapan kualitas air isi ulang parameter kimia
Ismayanti 2019 Fe, Cr, Cd dan Pb dalam atom (SSA) menunjukkan adanya
parameter fisika dan kimia
Air Minum Isi Ulang
parameter Fe yang melebihi
Di Lingkungan Sekitar standar kualitas air minum
Kampus Universitas yang berasal dari depot R
Islam Indonesia dan K secara berturut-
turutsebesar 0,6154 mg/L
Yogyakarta
dan 0,5201 mg/L. Parameter
Menggunakan
Cr yang ada di sampel air
Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA) minum yang berasal dari
tiga depot telah memenuhi
standar
kualitas air minum

6 Kurasin Analisis kualitas air


salampessy mineral dalam kemasan

2020

Anda mungkin juga menyukai