Anda di halaman 1dari 18

Nama anggota kelompok 10:

Chairun Nisa Iqromatun Dyiah Kurniasih


01 (12060123374) 02 (12060122545)

Nazzatul Fitri
03 (12060120571) 04 Refi Rindy Ani Seftriana
(12060127385)
Otak adalah organ yang sangat kompleks di dalam tatanan tubuh manusia. Ia adalah
pusat kontrol dan koordinasi segala sesuatu mulai dari gerakan jari hingga detak
jantung. Tidak hanya itu, otak juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan
dan memproses emosi. Para ahli masih memiliki banyak pertanyaan tentang peran otak
dalam berbagai emosi, tetapi mereka sukses menunjukkan asal-usul dari beberapa
temuan yang umum, termasuk ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, dan cinta. Salah
satu bagian yang berperan di dalamnya adalah sistem limbik.
Sistem Limbik
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang
otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti
kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga
sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain
hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik.
Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi
hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan
seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka
panjang.
Sistem limbik ini jelas merupakan bagian yang penting dalam
mempertahankan kehidupan manusia. Bagian otak yang
mengendalikan emosi, juga mengendalikan fungsi tubuh kita. Hal ini
menjelaskan mengapa emosi dapat secara langsung mempengaruhi
kesehatan. Sistem limbik adalah kontrol utama kita yang menggunakan
informasi dari indera penglihatan, pendengaran, sensasi tubuh, indera
peraba, dan penciuman, kemudian informasi tersebut didistribusikan ke
bagian pemikir di dalam otak kita, yaitu neokorteks.
Adanya sirkuit dari otak limbik menuju lobus prefrontal
berarti sinyal emosi yang kuat, kecemasan, amarah dan
semacamnya dapat menciptakan gangguan sarf,
menyabot kemampuan lobus prefrontal mempertahankan
ingatan kerja. Itulah sebabnya bila kita sedang kacau
secara emosional disebut “tidak bisa berpikir jernih” dan
kemurungan emosional yang terus-menerus dapat
menciptakan kecacatan pada kemampuan intelektual
seorang anak, sehingga melumpuhkan kemampuan
belajarnya.
Hipokampus dan amigdala merupakan dua bagian
penting, amigdala adalah spesialis masalah-masalah
emosional. Apabila amigdala dipisahkan dari bagian-
bagian otak lainnya maka akan mengakibatkan
ketidakmampuan dalam menangkap makna emosional
suatu peristiwa, yang biasa disebut dengan “kebutaan
afektif”.
Amigdala berfungsi sebagai gudang ingatan
emosional, sinyal yang datang dari indra-indra
memungkinkan amigdala memindai setiap pengalaman
yang dapat mengisyaratkan tanda-tanda terjadi
kesulitan. Itulah sebabnya amigdala menempati posisi
strategis dalam kehidupan mental, semacam penjaga
psikologis, menantang setiap situasi, setiap persepsi
yang memberi pesan darurat secara telegrafis ke seluruh
bagian otak.
1. Anoreksia dan Bulimia
Gangguan makan adalah penyakit serius yang ditandai dengan
gangguan pada perilaku, emosi, dan pikiran seseorang terhadap makanan.
Anoreksia dan bulimia sama-sama merupakan gangguan makan yang
didorong oleh rasa takut gemuk.
 Anoreksia Nervosa
Anoreksia ditandai dengan pembatasan konsumsi makanan secara ketat,
rasa takut gemuk, ketidakpuasan terhadap bentuk badan, dan pandangan
yang keliru tentang berat badan. Sebagai contoh, penderita anoreksia yang
sangat kurus dapat berpikir bahwa ia terlalu gemuk.
 Bulimia Nervosa
Berbeda dengan penderita anoreksia, perilaku utama seseorang dengan
bulimia adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan yang
kemudian diikuti dengan rasa bersalah atau menyesal karena ia telah
kehilangan kendali. Akibatnya, penderita bulimia akan langsung
mengeluarkan kembali makanan dari perutnya, baik itu dengan muntah
atau buang air besar yang dirangsang oleh penggunaan obat pencahar.
2. Kleptomania

Kleptomania (curi patologis) merupakan salah satu gangguan


kejiwaan yang ditandai dengan perilaku mencuri berulang. Perilaku
tersebut disertai dengan keinginan kuat yang tidak dapat dikendalikan.
Umumnya barang yang dicuri tersebut tidak berharga dan tidak
diperlukan secara pribadi oleh pelaku. Barang curian itu kemudian
dibuang, diberikan kepada orang lain, dikembalikan secara diam-diam
atau dikumpulkan.
Kleptomania termasuk ke dalam kelompok gangguan kendali
impulsif, yaitu gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit
mengendalikan emosi dan perilaku. Biasanya, kleptomania muncul di
masa remaja, tetapi juga bisa terjadi setelah dewasa. Kleptomania
dapat membuat penderitanya terganggu secara emosional. Bila terus
dibiarkan, penderita kleptomania bisa mengalami gangguan mental
serius, bahkan bisa berpikir untuk bunuh diri.
3. Pseudobulbar affect (PBA)
Adalah gangguan pada sistem saraf yang membuat seseorang tiba-tiba tertawa atau menangis
tanpa dipicu oleh sebab apa pun. Perubahan emosi yang tiba-tiba ini sering membuat penderitanya
merasa malu, cemas, mengalami depresi, hingga mengisolasi diri dari lingkungan. Berikut ini adalah
gejala-gejala yang sering dialami oleh penderita PBA :

1. Tiba-tiba menangis atau tertawa.

2. Tertawa keras saat merasa sedih atau tertekan, namun menangis saat merasa gembira.

3. Tawa atau tangisan berlangsung lebih lama dari orang normal.

4. Ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan emosi.

5. Tiba-tiba berubah frustasi atau marah-marah.

Gejala-gejala tersebut biasanya muncul tiba-tiba dan tanpa disadari. Gejala ini sering disalahartikan
dengan gangguan mental, seperti depresi dan bipolar.
4. BPD (Borderline Personality Disorder)

Adalah suatu pola menetap dari ketidakstabilan


beberapa hal sekaligus, mulai dari hubungan interpersonal,
ketidakstabilan gambaran diri, mood atau emosi, ditambah
pola tingkah laku yang impulsif (tak bisa menahan diri). Hal
tersebut tampak nyata dan biasanya dimulai pada masa
dewasa awal. BPD dapat menurunkan kualitas hidup
penderitanya. Penderitanya sering memiliki perasaan takut
ditinggalkan dan ditolak, merasa cemas, marah, dan tidak
berarti. Mereka juga cenderung menyakiti diri sendiri dan
orang lain. Selain itu, penderita BPD juga sering mengalami
perubahan mood.
5. Generalized Anxiety Disorder (GAD)
Gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD) adalah kecemasan yang
berlebihan dan berlangsung terus-menerus terhadap banyak hal. Gangguan ini berbeda dengan
kecemasan biasa. Penderita GAD biasanya sering ketakutan akan bencana alam dan terlalu berlebihan
khawatir pada kondisi keuangan, kesehatan, keluarga, pekerjaan, atau hal-hal lainnya. Mereka
mengalami kesulitan untuk mengendalikan rasa cemas. Akibatnya rasa cemas tingkat tinggi tersebut
juga akan memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Kondisi GAD lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan pria dan lebih sering ditemukan pada usia 35–59 tahun.

Penyebab pasti gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD) masih belum
diketahui dengan jelas. Beberapa faktor yang diduga turut berperan adalah:
• Aktivitas berlebihan pada area otak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan perilaku.
• Ketidakseimbangan zat kimia otak yaitu serotonin dan noradrenalin, yang terlibat dalam
pengendalian dan pengaturan mood.
• Faktor genetik, riwayat keluarga bisa meningkatkan risiko gangguan hingga lima kali lipat.
• Memiliki riwayat mengalami kejadian traumatis atau menimbulkan stres, seperti kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) atau penganiayaan anak.
• Mengalami kondisi sakit dalam jangka panjang, seperti artritis.
• Memiliki riwayat kecanduan alkohol atau narkoba.
6. Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian adalah suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki


pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari orang normal. Selain pola pikir
yang tidak sehat, kondisi yang dikategorikan sebagai penyakit mental ini juga bisa
membuat penderitanya sulit untuk merasakan, memahami, atau berinteraksi dengan orang
lain. Gangguan kepribadian dalam diri seseorang juga bisa menyebabkan masalah dalam
lingkungan sosial. Tidak jarang hubungan antara penderita gangguan kepribadian dengan
orang lain di lingkungan rumah, sekolah, bisnis, atau pekerjaan menjadi terbatas.

Menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders Fourth Edition atau
disingkat DSM – IV gangguan kepribadian digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu,
kelompok A dimana individu bersifat dan eksentrik, pada kelompok B yaitu kategori individu
yang dramatis dan emosional, mereka yang ada dalam kelompok C merupakan individu
yang mudah cemas atau ketakutan.
7. Depresi

Adalah suatu gangguan emosional berupa perasaan sedih, kesepian


maupun marah yang dipendam dan menghasilkan pola pikir yang
negatif, serta berdampak pada munculnya perilaku negatif. Gangguan
kesehatan mental ini ditandai dengan suasana hati yang terus-menerus
merasa tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, sehingga
mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari. Rasa sedih atau
tidak peduli yang dirasakan penderita depresi biasanya terjadi dalam
lebih dari 2 minggu.

Penderita depresi tidak selalu merasakan gejala yang sama,


tergantung pada keparahan depresi yang dialami. Depresi ringan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial. Pada kondisi
yang berat, penderita benar-benar tidak bisa melakukan aktivitas
sehari-hari dan membina hubungan dengan orang lain.
Ada empat gejala depresi , yaitu:

Gejala Emosional Gejala Kognitif

Gejala Fisik
Gejala Motivasional
8. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)

PTSD atau gangguan stres Kemunculan gejala yang ditimbulkan


pasca trauma adalah kondisi PTSD beragam, ada yang muncul dalam 1
kesehatan jiwa yang dipicu bulan setelah kejadian. Namun dalam
oleh peristiwa yang traumatis, beberapa kasus, gejala baru akan muncul
baik dengan mengalaminya bertahun-tahun setelah seseorang
maupun menyaksikannya. mengalami kejadian traumatis. Gejala
Kebanyakan orang yang PTSD pada umumnya dibagi menjadi 4
mengalami kejadian traumatis tipe, yaitu ingatan intrusif, avoidance atau
akan menghadapi kesulitan menghindar, perubahan negatif pada
dalam menjalani hidupnya. cara berpikir, mood, perubahan reaksi
fisik dan emosional.
THANKS!!
Referensi
• http://digilib.unimed.ac.id/25591/10/10.%20NIM.%204133141080%20CHAPTER%20II.pdf

• https://www.idntimes.com/science/discovery/amp/ganjar-firmansyah/sistem-limbik-manusia-exp-c1c2

• https://www.alodokter.com/ketahui-perbedaan-anoreksia-dengan-bulimia

• https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/APKKM/article/view/5107/4497

• https://www.alodokter.com/kenali-pseudobulbar-affect-kondisi-yang-membuat-anda-tertawa-tanpa-disadari

• https://www.klikdokter.com/penyakit/borderline-personality-disorder

• https://www.klikdokter.com/penyakit/gangguan-kecemasan-umum

• https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/513/8/UNIKOM_ 51914154_ Rafli%20Fadillah%20Akbar%20S_ 11.BAB%202.pdf

• https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-kepribadian

• https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/F11A/2016/F.131.16.0001/F.131.16.0001-05-BAB-II-20200207014723.pdf

• https://www.halodoc.com/kesehatan/ptsd

Anda mungkin juga menyukai