Anda di halaman 1dari 12

1

3.2 Uji Triaxial (triaxial test) Pada kondisi “unconsolidated-


undrained” Tanpa pembacaan tekanan pori

3.2.1 Maksud percobaan

Maksud percoban adalah untuk menentukan


parameter geser tanah dengan alat triaxial pada
kondisi “unconsolidated-undrained” tanpa
pengukuran tekanan pori.
3.2.2 Alat dan Bahan

1. Sampel tanah Undisturbed

2. Sampel tanah yang perlu disediakan sekurang-


kurangnya 3 buah. sampel berupa silinder tanah
dengan perbandingan antara tinggi diameter yaitu 2:1
dan 3:1.
3. Diameter minimum sampel tanah adalah 3,3 cm.

4. Apabila diameter sampel tanah < 7,10 cm, butir


tanah terbesar yang diijinkan ada dalam sampel
tanah 1/10 kali diameter sampel tanah,
sedangkan bila diameter sampel tanah > 7,10
cm, butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/6
diameter sampel tanah
5. Sel triaxial dengan dinding transparan dan
perlengkapannya.
6. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan
pada cairan dalam sel dengan ketelitian 0,1 atau
0,05 - 7,5 mm/menit.
7. Alat kompresi untuk menekan benda secara
axial, dnegan kecepatan dapat diatur antara 0,05
– 7,5 mm/menit.
2

8. Arloji ukur unruk mengukur pemendekan axial


benda uji.

9. Membrane karet yang sesuai dengan ukuran benda


uji, alat peregang membrane dan gelang karet
pengikat.
10. Cetakan tanah, gergaji, alat bubut tanah, dan
sebagainya.
11. Alat-alat pemeriksa kadar air tanah.

3.2.3 Persiapan Benda Uji

1. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh asli


dari tabung contoh yang diameternya sudah sesuai
dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan
contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat
pengeluar contoh masuk tabung cetak belah.
Potong benda uji rata bagian atas dan bawahnya.
Bila perlu permukaan yang tidak rata ditambal.
Kemudian keluarkan dari tabung cetak.
2. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari
benda uji yang diinginkan, bentuk/potonglah contoh
tanah dengan pisau atau dengan gergaji kawat,
atau dibubut hingga didapat ukuran yang
diinginkan.
3. Bila contoh tanah pada buatan, maka dapat berupa:

a. Contoh tanah yang rusak (gagal dalam


persiapan/pelaksanaan percobaan) dapat
dibentuk kembali dengan memasukan kedalam
kantong plastik/karet, remas dengan jari sampai
rata seluruhnya. Hindarkan bertambahnya udara
3

dalam pori tanah. Kemudian bentuk kembali dan


padatkan dalam cetakan sehingga
kepadatannya sama dengan yang asli.
b. Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh
dengan memadatkan contoh tanah dengan
kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang
diinginkan. Pemadatan dapat dilaksanakan
dengan menumbuk tanah pada silinder
pemadatan kemudian didorong keluar dengan
alat pengeluar contoh masuk tabung contoh atau
dapat pula dengan dipotong dibubut. Pemadatan
dapat pula dilaksanakan langsung pada cetakan
belah.

c. Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijenuhkan


sebelum percobaan. Bila demikian catat dan
cantumkan pada laporan.
Ukur dengan teliti dan catat ukuran
diameter dan tinggi dari benda uji. Kemudian
timbanglah benda uji untuk menghitung berat
volume benda uji.

3.2.4 Pemasangan Benda Uji

1. a. Taruh benda uji di atas tutup bawah benda uji


(specimen cap), kemudian letakkan tutup atas
di atas benda uji. Pada percobaan
”unconsolidated-undrained” gunakan tutup-tutup
yang tidak berulbang.
b. Gunakan peregang membran (vaccum),
selubungkan membran pada benda uji. Matikan
pompa vakum, kemudian selubungkan
4

membran pada tutup atas maupun bawah


dengan gelang karet pengikat. Untuk menjamin
rapat air dapat dioleskan pelumas pekat (silicon
grease) pada tepi tutup benda uji.
2. Pasanglah benda uji yang sudah di bungkus
membran pada tumpuan dasar sel triaxial. Aturlah
agar kedudukannya benar benar sentris. Pasang
dinding sel triaxial dan dibuat bebas terhadap
benda uji. Aturlah arloji ukuran cincin beban pada
pembacaan nol.
3. a. Istilah sel triaxial dengan air dan berikan
tekanan air ini (tekanan sel) sampai harga yang
diinginkan.
b. Jalankan/atur dengan pemutar tangan agar
piston beban hampir (belum) menempel benda
uji. Baca dan catat arloji ukur cincin beban,
yang akan mengukur gaya akibat tekanan ke
atas oleh air sel dalam piston, berat piston dan
gesekan, yang dipakai sebagai koreksi pada
pembacaan selanjutnya.

3.2.5 Pembebanan

1. Jalankan mesin beban dengankecepatan 0,5 – 2%


menit. Baca dan catat pembacaan arloji ukur
cincin beban dan arloji ukur pemendekan benda uji
pada kedudukan- kedudukan pemendekan 0,1%;
0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; kemudian pada 1,0%;
1,5%; 2,0%; 2,5%; 3,0% dan setelah pemendekan
10% (jika tanah belum pecah dapat dibaca setiap
2%). Lanjutkan pembacaan ini sampai
pemendekan 15% (meski tanah sudah pecah)
5

atau jika tanah belum pecah lanjutkan pembacaan


sampai pemendekan 20%. Pembacaan yang lebih
kerap dapat/perlu dilakukan pada saat tanah
mendekati pecah.
2. Selama pembebanan amati selalu manometer
tekanan sel, dan aturlah selalu agar tekanan
hampir konstan, terkecuali bila memang
digunakan alat dengan tekanan konstan.
3. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin
beban, keluarkan air dalam sel, kemudian buka sel
dan keluarkan benda uji.
4. Bukalah membran karet dan catat/buat sketsa
bentuk pecahnya tanah.
5. Timbang dan catat benda uji.

6. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji.

Catatan :

1. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban,


keluarkan air dalam sel, kemudian buka sel dan
keluarkan benda uji.
2. Bukalah membrane karet dan catat/buat sketsa
bentuk pecahnya tanah.
3. Timbang dan catat berat benda uji.

4. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji.

3.2.6 Perhitungan

1. Hitunglah regangan axial tanah, untuk setiap


beban yang dibaca, yaitu :
6

ΔL
𝜀= (V.1)
Lο

Dimana :

∆𝐿= Perpendekan benda uji yang terbaca pada


arloji ukur.
𝐿0 = Panjang/tinggi benda uji semula

2. Hitunglah luas rata-rata penampang tanah (A)


pada setiap beban, yaitu :
Aο
A'= (V.2)
(1−ε )
Dimana :

𝐴0 = Luas penampang benda uji semula.

3. Hitung tegangan deviator pad setiap beban (1 -


3), yaitu :

P
1 - 3 = (V.3)
A'
Dimana :
P = Beban yang bekerja
4. Gambarkan hubungan antara tegangan deviator dan
regangan, dengan tegangan deviator sebagai ordinat
dan regangan sebagai absis. Cari dari grafik
initegangan deviator dan regangan yang
memecahkan benda uji, yaitu tegangan deviator
pada regangan 20%, dimana yang lebih dahulu
terjadi pada pemeriksaan.
5. a). Hitunglah tegangan utama mayor dan minor pada
7

saat pecah, yaitu :


Tegangan utama minor : 3 = tekanan sel
P
Tegangan utama mayor : 1 = +σ 3
A

b). Gambarkan lingkaran Mohr dari tegangan pada saat


pecah pada salib sumbu dengan tegangan geser
sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai absis,
sbb :
Buatlah setengah lingkaran dengan pusatnya terleak
pada sumbu tegangan normal dengan absis :
σ 1+ σ 3 σ 1−σ 3
⟮ 2
⟯ dan dengan jari-jari : ⟮ 2 ⟯

6. Gambarkan lingkaran-lingkaran Mohr dengan cara


yang sama bagi benda-benda uji lainnya yang
telah diperiksa.
7. Gambarkan garis singgung pereskutuan yang
menyinggung lingkaran Mohr. Garis ini disebut
garis selubung (Strength envelope atau Failure
envelope). Perpotongan garis selubung dengan
sumbu vertical (sumbu tegangan geser)
merupakan nilai kohesi semu (Cu) dan sudut garis
selubung dengan sumbu mendatar adalah sudut
geser intern semu (u).
8. Untuk mendapatkan nilai Cu dan u dapat pula

diperoleh dengan menggunakan grafik kordinat : ⟮

σ 1−σ 3
⟯ dengan absis ⟮ σ 1+ σ 3 ⟯. Data
2 2
pemeriksaan pada masing-masing benda uji
memberikan satu titik pada grafik ini. Tarik garis lurus
8

penghubung terbaik pada titik-titik tersebut. Apabila


garis ini memotong sumbu vertikal pada jarak b (dari
0,0) dan membentuk sudut dengan sumbu
mendatar,maka nilai Cu dan u dapat dihitung dari
hubungan dibawah ini.
Sin θu = tan α Cu = b/cos θu (V.4)

Catatan :

Untuk mereduksi pengaruh gesekan dan


adhesi terhadap pengembangan mendatar antara benda uji
dengan tutup dasar dan tutup atas dapat digunakan dua lapis
lembaran karet bulat, yang diolesi dengan pelumas pekat
(silicon grease) antara kedua karet dan antara karet dengan
tutup atas/bawah. Kaet ini dipasang di atas maupun di bawah
benda uji. Diameter karet dibuat sama dengan tutup
bawah/atas dan tebalnya minimum 0,13 mm dan maksimum
0,80 mm. jika digunakan cara ini, tinggi benda uji yang dipakai
boleh diambil antara 1,2 – 2 kali diameternya.

3.2.7 Contoh Perhitungan


a. Regangan Axial
ΔL
𝜀= Lο
0,05
𝜀= 6,750 =0,0074 0,007

b. Luas Rata-Rata Penampang Tanah


Aο
A'=
(1−ε )
64,203
A'= =64,655
(1−0,007)
9

c. Tegangan Deviator
 σ = 0,5
P 4
𝛥σ= = =0,062
A 64,655
 σ=1
P 14
𝛥σ= = =0,217
A 64,655

 σ=2
P 11
𝛥σ= = =0,170
A 64,655
3.2.8 Hasil Uji Tabel 3.4 Hasil Pengujian Triaxial

PENGUJIAN TRIAXIAL (TRIAXIAL TEST)


Pada Kondisi “UNCONSOLIDATED-UNDRAINED”
Proyek : Praktikum Kalibrasi : 0,08 kg
No. Contoh : Diameter : 3,480 cm
Kedalaman : Tinggi (Ho/Lo) : 6,750 cm
Tanggal : Luas (Ao) : 64,203 cm2
Tekanan Sel  = 0,5 =1 =2
B.Tanah Basah (Wo) 92,84 93,2 93,62
B. Tanah Kering (W3’) 47,83 50,09 48,42
Kadar Air 94,1 86,07 93,35
A =L Pemb. Dial B.Piston A= Ao/ T. Deviator Pemb. Dial B.Piston A= Ao/ T. Deviator Pemb. Dial B.Piston A= Ao/ T. Deviator
 = L/Lo
-3
(x10 ) (kN) (Kg) 1-  = P/A (kN) (Kg) 1-  = P/A (kN) (Kg) 1-  = P/A
0 0,000 0 0,000 64,203 0,000 0 0,000 64,203 0,000 0 0,000 64,203 0,000
25 0,004 3 0,240 64,460 0,047 12 0,960 64,460 0,186 9 0,720 64,460 0,140
50 0,007 4 0,320 64,655 0,062 14 1,120 64,655 0,217 11 0,880 64,655 0,170
75 0,011 5 0,400 64,917 0,077 15 1,200 64,917 0,231 12 0,960 64,917 0,185
100 0,015 5 0,400 65,180 0,077 16 1,280 65,180 0,245 14 1,120 65,180 0,215
150 0,022 8 0,640 65,647 0,122 18 1,440 65,647 0,274 16 1,280 65,647 0,244
200 0,030 9 0,720 66,188 0,136 19 1,520 66,188 0,287 18 1,440 66,188 0,272
250 0,037 9 0,720 66,669 0,135 20 1,600 66,669 0,300 19 1,520 66,669 0,285
300 0,044 10 0,800 67,157 0,149 20 1,600 67,157 0,298 21 1,680 67,157 0,313
350 0,052 11 0,880 67,724 0,162 20 1,600 67,724 0,295 22 1,760 67,724 0,325
400 0,059 12 0,960 68,228 0,176 23 1,840 64,203 0,358
450 0,067 12 0,960 68,813 0,174 24 1,920 64,460 0,372
500 0,074 13 1,040 69,333 0,188 25 2,000 64,655 0,387
26 2,080 64,203 0,405
27 2,160 64,203 0,421
Grafik Regangan & Tegangan Deviator
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.04 0.04 0.05 0.06 0.07 0.07

0,5 1 2

Grafik 3.2 Grafik Reagangan Vs Tegangan Deviator

3.2.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Diagram Mohr garis singgung persekutuan
disebut garis selubung.
2. Perpotongan garis selubung dengan sumbu vertical
(Sumbu tegang geser) merupakan nilai kohesi semu
(Cu) dan garis sudut selubung dengan sumbu
mendatar adalah sudut dalam intern semu ().
3. Dari diagram Mohr, didapat sudut geser () sebesar 4‫ﹾ‬
dan nilai kohesi (c) = 0,076
12

3.2.2 Gambar

Gambar 3.1 Alat Uji Triaxial

Gambar 3.2 Pengujian Triaxial

Anda mungkin juga menyukai