Anda di halaman 1dari 19

Introduction

 Pelumas: bahan/senyawa yang


digunakan untuk mengurangi
gesekan
 Pelumasan: penempatan suatu
bahan untuk mengurangi
gesekan yang timbul diantara 2
permukaan bersinggungan yang
bergerak
 Gesekan dalam suatu mesin
merupakan penyebab dari:
 keausan bahan
 kehilangan daya mesin
Fungsi pelumas
 Menjamin supaya bagian-bagian mesin
tetap bergerak.
 Mengurangi gesekan diantara dua
permukaan.
 Meratakan/menyalurkan panas yang
timbul.
 Memindahkan/menghilangkan partikel
yang tidak diinginkan.
 Menyalurkan tenaga
 Mencegah terjadinya korosi
 Tribologi:
ilmu yang mempelajari fenomena dan
mekanisme gesekan, keausan dan pelumasan antara
dua permukaan yang bergerak satu terhadap yang
lain.
 Sasaran tribologi dalam bidang teknik ialah untuk
sedapat mungkin meminimalkan keausan bahan dan
kehilangan daya.
 Pengertian lebih baik tentang gesekan
merupakan hasil penelitian para peneliti
terutama oleh Bowden dan Tabor.
Teori gesekan Bowden-Tabor:

 Permukaan halus tetap mempunyai ketidakteraturan


dalam bentuk puncak-puncak dan lembah yang menurut
skala molekul cukup besar.

Logam

Junction Puncak/asperities

Logam
Plastic deformation

• Bila 2 permukaan bersentuhan, daerah sentuhan adalah


puncak (asperity) yang terdapat pada permukaan. Luas
daerah singgung tersebut sangat kecil, maka sekecil
apapun beban, tekanan yang dialami puncak-puncak
tersebut besar sekali.
 Bila kedua permukaan bergesekan, maka puncak-
puncak akan mengalami “plastic deformation” yang
permanen, dan luas bidang sentuh menjadi lebih besar
 terbentuk “junction”/patrian antara puncak-puncak
(pressure welding).
 Patrian tersebut terbentuk karena panas yang timbul
pada waktu gesekan menyebabkan suhu melampaui
titik leleh logam.
 Gesekan dapat diidentifikasikan sebagai gaya yang
diperlukan untuk mengatasi junction pada puncak-
puncak tersebut.
 Tekanan yang dialami logam pada puncak
W
Pm (1)
A
A : Luas bidang singgung, dan W : beban

 Gaya gesek F = A S (2)


Dengan S: kekuatan geser rata-rata pada bidang singgung.
 Rumus (2) dapat berubah bentuk dengan bantuan rumus
(1) menjadi:
W
F ( )S
Pm
 Koefisien gesek (µ) adalah perbandingan antara F thd W
F S
 
W Pm
Untuk pelumasan yang efisien  µ harus sekecil
mungkin  S harus kecil.
Mekanisme Pelumasan
Logam
Bagian polar

Rantai hidrokarbon

Logam
Mekanisme Pelumasan
• Permukaan 2 logam bergesek
diberi pelumas hidrokarbon
• Melalui bagian polar molekul
Logam
hidrokarbon, pelumas ditarik
Bagian polar dengan gaya van der waals atau
Rantai hidrokarbon kimia oleh permukaan logam
secara terorientasi.
• Rantai hidrokarbon tegak lurus
pada permukaan logam.
• Bila jarak logam bertambah
Logam
besar, lapisan hidrokarbon
bertambah secara acak
• Makin panjang rantai hidrokarbon
 koefisien gesekan makin kecil.
Mekanisme Pelumasan

• Beban berat menyebabkan terjadinya “boundary


lubrication”, di mana puncak-puncak permukaan logam
dapat lebih tinggi dari tebal lapisan pelumas  terjadi
gesekan oleh puncak-puncak permukaan logam maupun
oleh pelumas.
• Dalam hal boundary lubrication, molekul pelumas harus
mempunyai:
a. hidrokarbon rantai panjang
b. gaya tarik menarik diantara rantai
c. gugus polar supaya melekat kuat pada permukaan
logam
d. gugus atau atom-atom aktif yang dapat membentuk
senyawa dengan logam (kalau beban berat). Contoh:
pelumas padat MoS2 dan grafit (c).
Mekanisme Pelumasan
Logam
Bagian polar

Rantai hidrokarbon

Logam

• Pelumas yang menempel dengan baik mempunyai sifat


kelicinan baik yang dapat ditingkatkan dengan penambahan
senyawa polar seperti asam lemak rantai panjang
• Sifat permukaan logam terhadap pelumas (melekat atau
tidak) mempengaruhi sifat kelicinan (oliness dan lubricity)
pelumas.
Klasifikasi dan Sifat Pelumas
Bahan pelumas diklasifikan sesuai penampilan:
minyak, lemak, padat.
Penggunaannya dalam mesin-mesin tergantung
kondisi operasi mesin tersebut.
Syarat-syarat umum:
 Karakteristik pelumas tidak boleh berubah terhadap
kondisi operasi mesin, berarti untuk pelumas cair
harus stabil terhadap panas dan tidak mudah
teroksidasi.
 Pelumas tak boleh bersifat racun.
 Pelumas tidak boleh menyebabkan korosi untuk
bahan logam mesin-mesin (baja,besi).
 Murah dan banyak tersedia.
Beberapa sifat pelumas yang perlu diuji:
1. Viskositas (kekentalan).
○ Tidak boleh terlalu rendah, supaya dapat
dipertahankan antara 2 permukaan yang bergerak.
○ Tidak boleh terlalu tinggi, supaya tidak menjadi
sumber gesekan.
• Beberapa catatan tentang viskositas.
– Viskositas: gaya (dalam dyne) yang diperlukan untuk
menggerakkan suatu lapisan cairan seluas 1 cm2 dengan
kecepatan 1 cm2/det terhadap lapisan lain cairan yang terletak
pada jarak 1cm jauhnya. Satuan: poise atau p (dyne cm-2 det atau
gr cm-1det-1).
– Satuan yang umum dipakai: centi poise atau cp (1 p = 100 cp).
– Viskositas turun bila suhu naik (tambah encer).
• Viscosity Index (VI): Angka yang menunjukkan variasi
viskositas terhadap suhu.
• VI rendah: viskositas turun secara drastis dengan
naiknya suhu, dan sebaliknya.
2. Flash Point & Fire Point
Bahan bakar minyak mempunyai wujud cair, dapat
mudah atau sukar menguap tergantung banyaknya uap
di atas permukaan cairan tersebut pada suhu tertentu
akan dicapai:
• Flash point: suhu terendah dimana uap minyak akan
menghasilkan kilatan api, apabila tersentuh nyala api.
• Fire point: suhu terendah pada mana uap minyak akan
menyala secara kontinu apabila kena nyala api
3. Cloud Point dan Pour Point
 Kebanyakan minyak pelumas mengandung parafin padat
terlarut, bila didinginkan berturut-turut dapat mencapai:
 Cloud point: suhu pada mana minyak mulai keruh, karena
zat terlarut mulai memisah (perlu untuk suhu operasi
terendah)
 Pour point: suhu terendah pada mana minyak masih
dapat dituangkan
 Solid point: suhu pada mana minyak menjadi beku. (penting
diketahui untuk pelumas, karena pelumas beku menimbulkan
gesekan).

4. Carbon Residue Test


• Percobaan meramalkan %C (karbon) yang diperoleh dari
pembakaran berat tertentu cuplikan (penting untuk
mengetahui residu karbon dalam mesin motor bakar).
5. Neutralization Value/Saponification Value
 Asam merupakan pencemar untuk pelumas (sumber korosi),
berasal dari:
 Hasil oksidasi minyak
 Kontaminasi SO2 dari hasil pembakaran minyak
 Zat aditif untuk memperbaiki sifat minyak
 Angka netralisasi : jumlah mg KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas di dalam 1 gram pelumas.

 Angka penyabunan : jumlah mg KOH yang diperlukan untuk


penyabunkan asam lemak dalam I gram pelumas.
6. Oxidation Stability (diukur dengan Slight-test)
 Minyak pelumas tertentu akan mengalami oksidasi pada
kondisi operasi menyebabkan terjadi endapan zat padat
yang dapat menyebabkan kemacetan mesin.
 Cara slight test: Berat tertentu pelumas dipanaskan
pada 200oC dengan O2, didinginkan, diberi pelarut naptha
dan endapan dikeringkan dan ditimbang.
 Slight-number: angka yang menunjukkan jumlah mg
endapan yang diperoleh dari berat 10 gram pelumas.

Oxidation, or the chemical union of oil and oxygen, is one of


the primary causes for decreasing the stability of hydraulic fluids.
Once the reactions begin, a catalytic effect takes place. The
chemical reactions result in formation of acids that can increase
the fluid viscosity and can cause corrosion.
The most significant contributors to oxidation include Temperature,
Pressure, Contaminants, Water, Metal Surfaces, and Agitation.
Effects of Temperature, Pressure, Contaminants, Water, Metal
Surfaces, and Agitation on rate of oxidation:
(1) Temperature
The rate of chemical reactions, including oxidation, approximately
doubles for every 10 °C (18 °F) increase in temperature. The
reaction may start at a local area where the temperature is high.
(2) Pressure
• Pressure increases  the fluid viscosity increases increase in
friction and heat generation  the operating temperature
increases , the rate of oxidation increases.
• Pressure increases  the amount of entrained air and
associated oxygen also increases  provides additional oxygen
to accelerate the oxidation reaction.
(3) Contaminants
Contaminants that accelerate the rate of oxidation : dirt, moisture,
insoluble oxidation products, or paints. A 1 percent concentration
 sufficient to cause the fluid to oxidize.
(4) Water and Metal
Certain metals, such as Copper, are known to be catalysts for
oxidation reactions, especially in the presence of water.
(5) Agitation
Contoh pelumas dan spefisikasinya

Anda mungkin juga menyukai