Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Mata Kuliah
LABORATORIUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Materi Praktek
PENGUKURAN IKLIM KERJA (ISBB)

Dosen
YULIANTO, BE., S.Pd., M.Kes.

Nama Mahasiswa
AULIA NUR ANNISA
NIM
P1337433219065

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PENGUKURAN IKLIM KERJA (ISBB)

A. ACARA
Pengukuran iklim kerja terhadap tekanan panas dengan parameter ISBB (Indeks
Suhu Basah dan Bola).

B. TUJUAN
1. Mengukur suhu kering di dalam dan di luar ruangan kerja.
2. Mengukur suhu basah di dalam dan di luar ruangan kerja.
3. Mengukur suhu radiasi dalam dan di luar ruangan kerja.
4. Mengukur Indeks Suhu Basah dan Bola.

C. DASAR TEORI
Manuaba (1992) mengatakan bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat
dibutuhkan oleh setiap pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif,
untuk itu sangat perlu penanganan dan perencanaan lingkungan kerja dengan baik
agar terwujud kondisi yang kondusif terhadap pekerja untuk bias melaksanakan
kegiatan dalam suasanan yang aman, nyaman dan sehat (Djamaludin Ramlan, 2006,
h.59).
Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba atau rasakan tidak hanya didapat
dari metabolisme tetapi juga dipengaruhi semakin besar pula lingkungan. Semakin
tinggi panas lingkungan semakin besar pula pengaruhnya terhadap suhu tubuh.
Tekanan panas yang berlabihan akan menjadi beban tambahan bagi pekerja
yang perlu untuk diperhatikan, sebab beban tambahan seperti panas dilingkungan
kerja dapat menyebabkan timbulnya beban fisiologi misalnya kerja jantung
bertambah.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh panas lingkungan pada tubuh, maka
para ahli berusaha mencari metode pengukuran sederhana yang dapat mencakup
pengaruh dari faktor suhu udara, kelembaban dan gerakan atau aliran udara, yang
dinyatakan dalam bentuk skala atau indeks.
Iklim kerja (panas) merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya cukup
dominan terhadap kinerja sumber daya manusia bahkan pengaruhnya tidak terbatas
pada kinerja saja melainkan dapat lebih jauh lagi, yaitu pada kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja. Untuk itu diperlukan standar mengenai pengukuran iklim
kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola. Indeks Suhu Basah dan
Bola (wet bulb globe temperature index) parameter untuk menilai tingkat iklim kerja
yang merupakan hasil perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami dan suhu
bola Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan
bola mencakup prinsip pengukuran, peralatan, prosedur kerja, penentuan titik
pengukuran dan perhitungan. Teknisi yang menggunakan metoda ini harus seorang
yang berkompetensi dalam melakukan pengukuran iklim kerja (panas). Iklim kerja
(panas) hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan
panas radiasi. Suhu basah alami (natural wet bulb temperature) adalah suhu
penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap
air di udara, suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih
rendah dari suhu kering. Suhu kering (dry bulb temperature) adalah suhu udara yang
diukur dengan termometer suhu kering. Suhu bola (globe temperature) adalah suhu
yang diukur dengan menggunakan termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan
dalam bola tembaga yang dicat hitam, sebagai indikator tingkat radiasi.
Standar pengukuran ini merupakan cara pemantauan tempat kerja yang
mempunyai potensi bahaya bagi tenaga kerja yang bersumber dari iklim kerja (panas).
Dalam penerapannya di lapangan, pengukuran indeks suhu basah dan bola
dilaksanakan bersamaan dengan perhitungan beban kerja yang di dibandingkan pada
pembatasan waktu kerja sebagaimana diatur Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018.
D. ALAT
Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang
terakreditasi untuk melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
Alat-alat yang digunakan terdiri dari:
1. Termometer suhu basah alami mempunyai kisaran – 5O C sampai dengan 50O C
dan bergraduasi maksimal 0,5O C.
2. Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran – 5O C sampai dengan 50O C dan
bergraduasi maksimal 0,5O C.
3. Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran – 5O C sampai dengan 100O C dan
bergraduasi maksimal 0,5O C.

E. BAHAN
1. Lingkungan kerja di dalam dan di luar ruangan.
2. Air
3. Kapas / kain

F. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan tiga buah termometer yang masih berfungsi dengan baik sebagai
termometer kering, termometer basah, dan termometer bola.
2. Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling,
jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci.
3. Pasangkan termometer pada bola tembaga warna hitam (diameter 15 cm, kecuali
alat yang sudah dirakit dalam satu unit), lambung termometer tepat pada titik
pusat bola tembaga.
4. Rangkaikan termometer suhu kering, termometer suhu basah, dan termometer
bola pada statif dan paparkan selama 20 menit - 30 menit..
5. Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung
termometer setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai. Letak titik pengukuran
ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan. Jumlah titik
pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari kegiatan yang
dilakukan.
6. Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift kerja,
pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.
7. Hitung dengan rumus:
a. Di luar ruangan
ISBB = (0,7 S. Basah) + (0,2 S. Bola) + (0,1 S. Kering)
b. Di dalam ruangan / diluar ruang tanpa panas radiasi :
ISBB = (0,7 S. Basah) + (0,3 S. Bola)
8. Bandingkan hasil pengukuran dengan NAB Iklim kerja

G. LANGKAH LANGKAH PENGUKURAN ISBB


1. Melakukan pengukuran iklim lingkungan kerja. Pengukuran iklim lingkungan
kerja dilakukan dengan menggunakan alat ukur dan metode yang standar. Alat
ukur yang digunakan minimal harus mengukur suhu basah alami, suhu kering, dan
suhu bola. Penghitungan nilai iklim lingkungan kerja disesuaikan dengan kondisi
lingkungan kerja dalam ruang atau luar ruang.
2. Melakukan koreksi hasil pengukuran iklim lingkungan kerja dengan pakaian
kerja Hasil pengukuran iklim lingkungan kerja dikoreksi dengan nilai koreksi
pakaian kerja sebagaimana tercantum pada Tabel 3.
3. Menentukan beban kerja berdasarkan laju metabolik. Laju metabolik yang
dimaksud adalah laju metabolik yang dikoreksi dengan berat badan pekerja.
4. Menentukan alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu siklus kerja (work-
rest regimen) Penentuan kategori alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu
sikluskerja dilakukan dengan menghitung proporsi antara waktu kerja yang
terpajan panas dengan waktu istirahat dalam satu siklus kerja, yang dinyatakan
dalam persen.
5. Menetapkan nilai NAB. Berdasarkan langkah 3 – 4, aka dapat ditetapkan nilai
iklim lingkungan kerja yang diperbolehkan sebagaimana tercantum pada Tabel 1.
6. Menetapkan kesimpulan. Kesimpulan merupakan pernyataan yang
menjelaskan apakah iklim lingkungan kerja melebihi NAB atau tidak. Kesimpulan
diperoleh dengan membandingkan antara nilai iklim lingkungan kerja yang telah
dikoreksi pakaian kerja (langkah 2) dengan NAB yang ditetapkan (langkah 5).
H. NAB IKLIM KERJA (ISBB)
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja ISBB yang diperkenankan

NAB ISBB (OC)


Pengaturan Waktu Kerja Beban Kerja
Setiap Jam Sangat
Ringan Sedang Berat
Berat
75% - 100% 31,0 28,0 - -

50% -75% 31,0 29,0 27,5 -

25% - 50% 32,0 30,0 29,0 28,0

0% - 25% 32,5 31,5 30,5 30,0


Sumber : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018
NAB iklim lingkungan kerja ditentukan berdasarkan alokasi waktu kerja dan istirahat
dalam satu siklus kerja (8 jam per hari) sertarata-rata laju metabolik pekerja. Kategori
laju metabolik, yang dihitung berdasarkan rata-rata laju metabolik pekerja, tercantum
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kategori Laju Metabolik dan Contoh Aktivitas
Kategori Laju Metabolik (W)** Contoh Aktivitas
115
Istirahat Duduk
(100 – 125)***
Duduk sambil melakukan pekerjaan ringan
180 dengan tangan, atau dengan tangan dan
Ringan (125 – 235)*** lengan, dan mengemudi.
Berdiri sambil melakukan pekerjaan ringan
dengan tangan dan sesekali berjalan
Melakukan pekerjaan sedang: dengan
tangan dan lengan, dengan lengan dan kaki,
300
Sedang dengan lengan dan pinggang, atau
(235 – 360)***
mendorong, atau menarik beban yang
ringan. Berjalan biasa.
Melakukan pekerjaan intensif: dengan
lengan dan pinggang, membawa benda,
415
Berat menggali, menggergaji secara manual,
(360 – 465)***
mendorong atau menarik benda yang berat,
dan berjalan cepat.
520 Melakukan pekerjaan sangat intensif
Sangat Berat
(> 464)*** dengan kecepatan maksimal.
Catatan :
(**) Dihitung menggunakan estimasi dengan standar berat badan 70 kg. Untuk
menghitung laju metabolik dengan berat adan yang lain, dilakukan dengan
mengalikan hasil estimasi laju metabolik dengan rasio antara berat badan
aktual pekerja dengan 70 kg.
(***) Mengacu pada ISO 8996 tahun 2004.
Hasil pengukuran iklim lingkungan kerja harus dikoreksi dengan nilai koreksi pakaian
kerja sebagaimana tercantum pada Tabel 3. Nilai yang telah dikoreksi dibandingkan
dengan nilai NAB pada Tabel 1.
Tabel 3. Nilai Koreksi Pakaian Kerja
Nilai Koreksi yang ditambahkan
Jenis Pakaian Kerja pada hasil pengukuran ISBB
(OC)
Pakaian kerja biasa (kemeja dan celana panjang 0
Coveralls 0
Pakaian kerja dua lapis +3
Coveralls dari bahan SMS polypropylene + 0,5
Coveralls dari bahan polyeolefin +1
Coveralls antu uap (penggunaan terbatas) + 11

I. HASIL PENGUKURAN
1. Dalam Ruangan atau diluar ruang tanpa panas radiasi.
O
a. Suhu basah alami = C
O
b. Suhu bola = C
O
c. Suhu kering = C
ISBB= (0,7 x S. basah) + (0,3 x S. bola)
O
ISBB= C

2. Di luar ruangan dengan panar radiasi


O
a. Suhu basah alami = C
O
b. Suhu bola = C
O
c. Suhu kering = C
ISBB = (0,7 x S. basah) + (0,2 x S. bola) + (0,1 x S. kering)
O
ISBB = C
Formulir Hasil Pengukuran Parameter ISBB
Nama Perusahaan : ............................................................
Alamat : ............................................................
No. Telp dan Fax : ............................................................
Jenis Perusahaan : ............................................................
Tanggal Pengukuran : ............................................................
Alat yang digunakan : ............................................................
Pelaksana : ............................................................
Bagian / SBA SB SK ISBB Sumber
No Jam Ket
O O O O
Lokasi C C C C Panas

O
Cuaca : C Kelembaban : %

Mengetahui, Pelaksana,

.............................................. ..............................................
J. INTERPRETASI

K. KESIMPULAN

Purwokerto, ……………,20......
Pembimbing Praktikum Praktikan,

…………………………. ……….…………………….
NIP.: NIM.:

Anda mungkin juga menyukai