BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak didik memiliki perbedaan antara yang satu
dengan yang lain. Pertumbuhan fisik mereka secara kasat mata mungkin sebagian
dapat diamati oleh indra dan kitapun dapat membuat interpretasi-interpretasi
terhadapnya. Kita terkadang memberikan pendapat bahwa si fulan secara jasmani
sehat, cukup gizi dan pertumbuhannya baik dengan hanya mendasarkan pada
pengamatan indra sesaat, walaupun tidak seratus persen interpretasi tersebut benar.
Akan tetapi tidak semua perkembangan jasmasi yang baik juga diikuti dengan
kematangan perkembangan psikologinya. Banyak kasus-kasus yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat orang-orang yang tampak sehat secara lahiriah ternyata secara
psikologis dia sakit. Untuk menginterpretasi bahwa seseorang atau siswa sedang
mengalami masalah secara psikologis, tidak cukup hanya dengan pegamatan sesaat.
Dibutuhkan penanganan yang khusus dan cermat agar seorang guru memperoleh
informasi yang lengkap mengenai anak didiknya sehingga akan memudahkannya untuk
memberikan treatment.
Dalam menghadapi siswa yang secara psikologis memiliki masalah, guru harus hati-hati
dan secara bijaksana merangkul mereka untuk dibimbing dan di arahkan agar dapat
mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Banyak factor yang melatarbelakangi
seorang siswa berprilaku menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan yang normatif.
Penelusuran terhadap factor-faktor penyebab ini akan membantu guru dalam
mendiagnosa masalah yang dihadapi serta langkah apa yang harus dilakukan dalam
membantu siswa keluar dari masalahnya. Untuk dapat melakukan semua rangkaian
kegiatan tersebut, guru harus memiliki pengetahuan mengenai psikologi anak pada
khususnya dan psikologi pendidikan pada umumnya.
Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan M. Dalyono ini yang terdiri dari 8 bab,
membahas tentang psikologi dalam ranah pendidikan. Pengetahuan tentang psikologi
pendidikan, pertumbuhan dan perkembangan anak, teori-teori psikologi tentang belajar,
kesulitan anak dalam belajar dan lainnya mengenai dasar psikologi dijelaskan secara
rinci. Pengetahuan ini tentunya sangat diprelukan bagi guru untuk dikuasai agar dapat
melakukan yang terbaik bagi anak dalam pendidikannya. Muatan isi dari pembahasan
ke delapan pokok bahasan tersebut diuraikan secara singkat pada bagian isi.
BAB II
ISI BUKU
Identitas Buka
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Pengarang : Drs. M. Dalyono
Penerbit : Rineka Cipta
Tebal Buku : 270 halaman
2. Ringkasan Buku
Bab. I Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Kejiwaan
Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa psikologi berasal dari 2 kata bahasa yunani,
yaitu psyche yang bebarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi
berarti ilmu tentang jiwa. Pada umumnya para ilmuan membagi psikologi menjadi 2
golongan, yaitu:
1. Psikologi Metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa.
2. Psikologi Empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia
dengan menggunakan pengamatan, percobaan dan pengumpulan berbagai macam
datayang ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
Adapun mengenai pendidikan ada beberapa pendapat yang dituliskan diantaranya
adalah bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan. Sehingga psikologi pendidikan dapat didefenisikan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu atau tingkah lakunya di
dalam situasi pendidikan.
Pada dasarnya ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam
proses pendidikan yang meliputi tingkah laku belajar, tingkah laku mengajar, dan
tingkah laku belajar mengajar. Inti persoalan psikologi pendidikan dengan tanpa
mengabaikan psikologi guru terletak pada siswa. Secara garis besar psikologi
pendidikan banyak ilmuan membatasi dalam 3 pokok bahasan, yaitu pokok bahasan
mengenai (1) belajar, (2) proses belajar dan (3) situasi belajar.
Di sisi lain, Crow and Crow mengemukakan ruang lingkup psikologi pendidikan antra
lain (1) sampai sejauh mana factor hereditas dan lingkungan berpengaruh terhadap
belajar, (2) sifat-sifat dari proses belajar, (3) hubungan antara tingkat kematangan
dengan kesiapan belajar, (4) signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan
individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar, (5) perubahan selama dalam
belajar, (6) hubungan prosedur mengajar dengan hasil belajar, (7) teknik bagi penilaian
kemajuan belajar, (8) pengaruh pendidikan formal dibandingkan informal terhadap
individu, (9) manfaat nilai ilmiah terhadap pendidikan bagi personel sekolah, dan (10)
pengaruh psikologi yang ditimbulkan oleh kondisi sosiologi terhadap sikap siswa.
Dari rangkaian pokok di atas tampak jelas bahwa belajar adalah masalah yang paling
vital dalam psikologi pendidikan.
5.2 Lingkungan
Secara fisiologis, lingkugan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, system saraf, darah, kelenjar-kelenjer
indoktrin dan lain-lain.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima individumulai
sejak dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa sifat-sifat
gen, selera, keinginan, minat, emosi, perasaan, kebutuhan, kapasitas intelektual, dan
lain-lain.
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
Lingkungan tersebut meliputi lingkungan (a) keluarga, (b) sekolah, (c) masyarakat dan
(d) keadaan alam sekitar.
2. Inteligensi
Pada sub ini diuraikan beberapa defenisi tentang inteligensi antara lain yang
dikemukakan oleh Super dan Cites, Garret, Bischof, dan Heidentich. Dari beberapa
pendapat tentang inteligensi maka dapat ditarik kesimpulan inteligensi merupakan
kemampuan untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam segala situasi yang baru
atau yang mengandung masalah.
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang inteligensi yaitu (1) teori “uni-factor”,
yaitu yang memandang bahwa inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan
umum, (2) teori “two factor”, yaitu teori inteligensi yang dikembangkan berdasarkan
suatu factor mental umum yang diberi kode “g” serta factor-faktor spesifik yang diberi
tanda “s”, (3) teori “multi-factor”, yaitu bahwa inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-
hubungan neural antara stimulus dan respon, (4) teori “ primary-mental-abilities”, yang
menjelaskan bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan pribadi /
kemampuan primer (5) teori “sampling”, yaitu teori yang menjelaskan bahwa inteligensi
merupakan berbagai kemampuan sampel.
Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh pembawaan,
kematangan, pembentukan, minta dan pembawaan yang khas serta kebebasan. Dan
dari banyak penelitian yang dilakukan membuktikan tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara inteligensi pria dan wanita. Walaupun antara pria dan wanita masing-
masing memiliki kelebihan. Sampai saat ini ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan
tentang pewarisan intelegensi.
3. CBSA
Dalam bab ini juga dijelaskan tentang Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), yaitu suatu
proses kegitan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan
emosional sehingga benar-benar berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Indicator untuk menilai cara belajar siswa aktif dalam KBM adalah dapat dilihat dari
sudut pandang (1) siswa, (2) guru, (3) program, (4) stuasi belajar, dan (5) sarana
belajar.
Penerapan CBSA dalam KBM melalui tahap perencanaan dan pelaksanaan termasuk
penilaian. Agar pelaksanaannya menjadi optimal, maka dalam KBM perlu
memperhatikan prinsip-prinsip belajar antara lain: (1) stimulasi belajar, (2) perhatian
dan motivasi, (3) respon yang dipelajari, (4) penguatan dan (5) pemakaian dan
pemindahan.
2. KELEMAHAN BUKU
Sangat sulit sekali bagi kami untuk menguraikan kelemahan bagi buku psikologi
karangan M Dalyono ini, karena memang jika ditinjau dari segi konten dan cara
penyajiannya menurut kami sudah sangat baik. Namun secara praktis kami menilai dari
sudut pandang kami bahwa kekurangan buku ini antara lain:
1. Tidak disajikan contoh dalam buku ini dalam menjelaskan materi tentang sesuatu
yang aplikatif sehingga tidak tampak efek dari pengetahuan psikologi itu. Sebagai
contoh tentang kesulitan belajar, akan lebih baik jika diiringi dengan contoh sekaligus
beberapa alternative pemecahannya.
2. Tidak diberikan contoh instrument untuk menyelidiki siswa yang mengalami
kesulitan belajar, misalnya instrument untuk observasi, interview dan lain-lain.
3. PENDAPAT / KOMENTAR
Buku psikologi pendidikan karangan M Dalyono ini sangat baik dimiliki oleh calon guru,
guru dan dosen untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang jelas mengenai
pentingnya psikologi pendidikan dalam upaya membantu siswa untuk dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik dari seluruh aspek psikologi. Dengan mempelajari buku
ini kita akan dapat memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar psikologi dalam
pendidikan. Dengan demikian segala upaya yang dilakukan terhadap siswa merupakan
tindakan yang didasari dengan penuh cinta.
Oleh karena dari segi konten dan cara penyajiannya cukup baik, maka buku ini banyak
memberikan manfaat bagi pengajar sehingga dicari. Hal ini dibuktikan bahwa buku ini
telah mengalami beberapa kali cetak ulang untuk memenuhi permintaan pembaca.
Pada tahun 2009 buku ini dicatak ulang untuk yang kelima kalinya.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, mengenai pembahasan isi dalam buku psikologi karangan M Dalyono ini,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Ilmu jiwa pendidikan menitikberatkan kepada proses pendidikan yang efisien,
dimana aspek-aspek psikologi di perhatikan.
2. Sudah tiba masanya sekarang pendidikan di Indonesia hendaknya lebih melayani kebutuhan dan
hakekat psikologis anak didik. Pendidikan harus mempunyai kreasi-kreasi baru yang berorientasi kepada
sifat dan hakekat anak didik.
3. Pengetahuan tentang teori-teori psikologi belajar akan sangat bermanfaat bagi guru dalam membantu
anak didik dalam menemukan cara yang terbaik bagi dirinya unruk melakukan pembelajaran yang lebih
baik.
4. Pertumbuhan pada manusia dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sebagai
suatu akibat adanya pengaruh lingkungan. Sedangkan perkembangan merujuk pada perubahan secara
kualitatif pada segi fungsional. Pertumbuhan dan perkembangan anak didik berbeda natara yang satu
dengan yang lain. Hal ini sangat tergantung oleh factor-faktor yang mempengaruhiya.
5. Inteligensi anak didik sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di kelas. Inteligensi itu
sendiri sangat dipengaruhi oleh pembawaan, kematangan, pembentukan, minta dan pembawaan yang
khas dan kebebasan. Inteligensi antara pria dan wanita pada umumnya tidak meiliki perbedaan secara
signifikan.
6. Pada dasarnya anak didik sering mengalami kesulitan dalam belajarnya. Kesulitan belajar antara
yang satu dengan yang lain tidak sama. Hal ini sangat tergantung dari factor-faktor yang
mempengaruhinya. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik dan optimal, guru harus membantu
anak didik keluar dari masalahnya dan bahkan dapat mengatasi masalahnya sendiri jika terjadi kembali.
Dengan pengetahuan psikologi, guru harus memberikan bantuan yang terbaik bagi mereka melalui
metode yang tepat dan penuh dengan cinta.