Anda di halaman 1dari 12

MEMPERBAIKI SISTEM PENDIDIKAN BELAJAR MENGAJAR DI

SAAT PANDEMI COVID-19

Oleh :
Risna Yanti

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran ilmu pengetahuan, keterampilan,

kedisiplinan dan kebiasaan yang dilakukan melalui pengajaran, pelatihan, atau

penelitian.Pendidikan juga merupakan suatu wadah untuk menggali potensi dalam

diri masing-masing manusia atau cara mendidik seseorang melalui belajar

mengajar. Selain itu pendidikan juga bisa menjadi tolak ukur seseorang untuk

mencapai sebuah cita-cita atau sebuah keinginan yang diinginkan di masa yang

akan datang kelak dikemudian hari dia akan menjadi apa yang dia mau melalui

proses pendidikan yang dia tempuh.

Pendidikan (education) adalah ”directed learning” yaitu sebagai suatu proses


pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran,
karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan
yang ingin dicapai dapat dipenuhi (Suharyanto, 2004, hlm. 2).

Seperti yang kita ketahui pendidikan itu sangatlah penting bagi

keberlangsungan hidup nantinya. Akan tetapi balik lagi kepembahasan awal yang

jadi permasalahan adalah gara-gara adanya pandemi covid-19 sistem pendidikan

di indonesia itu bisa dikatakan menurun drastis karena pandemi tersebut. Memang

sebelum adanya pandemi ini pendidikan tidak begitu baik tapi tidak separah

sekarang yang harus belajar dalam batasan New normal tatap muka yang harus

mentaati protol kesehatan, seperti jarak jauh dan jarak fisik (physical distancing).

Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah


suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan
sumber belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari
pemanfaatan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas.

1
2

Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan


belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena
metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif
dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan
dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software), serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan
sumber-sumber belajar online (Dwi, dkk. 2020, hlm. 30).

Sebab dari adanya covid-19 ini memunculkan sistem belajar baru yaitu sistem

pendidikan belajar mengajar menggunakan via daring. Ada sebab pasti ada akibat,

apa akibatnya yaitu bisa kita lihat sendiri sekarang kita berada dikawasan atau di

suatu ruang yang takut akan virus, dan akibat nya kita harus menggunakan sistem

new normal, social distancing yang mana kita mentaati semua protokol kesehatan.

Wajib dan harus selalu memakai masker. Di samping itu kita balik lagi ke

permasalahan pendidikan yang mana permasalahan itu dimulai dari sistem Belajar

Mengajar tidak sedikit pula anak khusus nya orangtua siswa yang banyak

mengeluh akan belajar mengajar via daring ini karena mungkin kurang efektif

cara belajar ataupun mengajarnya sehingga si Anak tidak paham atau kurang

memahami materi yang sudah di sampaikan.

Strategi belajar di rumah merupakan langkah kontrol yang berguna dalam


mengurangi respons infeksi siswa atau mahasiswa. Situasi yang tidak pernah
terduga sebelumnya membuat setiap sekolah, orang tua, dan siswa atau
mahasiswa mengupayakan untuk kegiatan belajar tetap berjalan meskipun
melalui pembelajaran online. Perubahan pembelajaran tatap muka menjadi
pembelajaran online secara mendadak membuat pembelajaran tidak dapat
berjalan dengan maksimal. Banyak kendala dalam pembelajaran online yang
sebelumnya tidak pernah dipersiapkan secara matang (Irawati, 2020,
hlm.136).

Tantangan dan keluhan dari adanya belajar online saat pandemi covid-19

Proses pembelajaran dari rumah melalui PJJ (Pembelajaran jarak jauh) tetap

dapat memanalisir kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan


3

minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Untuk mewujudkan hal tersebut

diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai, ketersediaan sumber

belajar, serta dukungan dan jaringan yang stabil sehingga komunikasi antar

peserta didik dan pendidik dapat efektif dan terlaksana dengan baik. Kondisi PJJ

saat ini belum dapat disebut stabil atau bisa disebut juga belum dan kurang

keefektifan dalam belajar sebab masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi.

Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan PJJ mengingat

pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar kegiatan pendidikan tetap dapat

terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Sebagian besar proses PJJ saat ini masih memanfaatkan fasilitas grup
Whatsapp dalam perangkat smart phone. Guru maupun dosen memberikan
tugas kepada para peserta didik melalui grup Whatsapp, baik melalui grup
orang tua siswa maupun grup kelas masing-masing.Waktu belajar sesuai
dengan jadwal mata pelajaran harian. Materi belajar dipelajari secara mandiri
kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan tugas harian. Diskusi terkait materi
yang dipelajari dilakukan melalui grup tersebut. Untuk mengadakan tatap
muka virtual dapat menggunakan aplikasi Google Classroom, Zoom, atau
media lainnya. Dengan fitur ini, guru bisa memantau kehadiran dan keaktifan
peserta didik (Arifa, 2020, hlm. 14).

Akan tetapi keluhan belajar online ini bukan hanya dirasakan oleh siswa atau

mahasiswa saja melainkan juga dirasakan oleh kebanyakan orangtua yang

keberatan dari belajar online atau belajar via daring ini. Sebenarnya ini tuh tidak

bisa dipungkiri saya sendiri yang juga merasakan dampak dari belajar tanpa

mengunakan sistem tatap muka atau biasa orang sebut dengan belajar online.

Kebijakan dari kementrian pendidikan ini yang mengharuskan kita untuk belajar

diliburkan sementara atau belajar dirumah, karena untuk memanalisir berkurang

nya angka yang terkena virus corona.


4

Banyak siswa menjawab sulit berkonsentrasi pada kelas untuk jangka waktu
yang lama. Tema lain yang diidentifikasi dalam respons ketidakpuasan adalah
penyediaan data yang tidak mencukupi,ketidakpuasan dengan penggantian
tugas,kendala pada proyek tim,berkurangnya prestasi akademik,desain kelas
yang tidak siap, berkurangnya pemahaman kelas,ketidakpuasan terhadap
kelas ,ketidakpuasan terhadap kelas, penilaian, ketidakpuasan administratif,
ketidakpuasan dengan pembentukan hubungan, dan ketidakpuasan dengan
lingkungan pendidikan (Handayani, 2020, hlm. 17)

Belajar online ini memberatkan atau tidaknya yaitu sebenarnya pendapat ini

tuh ditengah-tengah karena keduanya betul ada yang memberatkan ada juga yang

tidak. Pada dasarnya soal memberatkan atau tidak itu bagaimana individu

masing-masing. Karena ada beberapa orangtua yang memang paham bagaimana

tata cara dan apa yang harus dilakukan ketika si anak diharus kan belajar atau

menggunakan kelas online seperti menggunakan aplikasi yang sudah ditentukan

oleh pihak sekolah.

Sementara mayoritas orangtua di Indonesia mungkin kurang paham karena

untuk tahun ini adalah pertama kalinya kita sekolah,kuliah dari SD, SMP, SMA

sampe jenjang perkuliahan belajar secara online. Jadi itu cukup memberatkan,tapi

apabila dipresentasikan secara garis besar banyak sekali yang keberatan dengan

belajar online ini karena berakibat pada orangtua siswa/siswi yang beranggapan

bahwa anaknya tidak sekolah ini mungkin kebanyakan dari masyarakat awam

karena memang mereka mengira anaknya hanya diam di rumah tidak berangkat ke

sekolah, Belajar menggunakan hp, tidak efektif dan lain-lain itu juga mungkin

membutuhkan adaptasi dan penyesuaian kembali.

Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan,


keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang
undang-udang atau peraturan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
5

Coronavirus Disease (Covid- 19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang
mengenyam pendidikan di Indonesia. Disamping keharusan belajar dalam
jaringan yang menjadi kendala lainnya adalah kurangnya fasilitas penunjang
pembelajaran online seperti yang dialami oleh beberapa murid di SD
Banyuajuh 6 kamal memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala dalam
proses berlangsungnya pembelajaran, namun usaha tetap harus dilakukan
semaksimal mungkin, mengingat, sebagai orang tua wajib memberikan yang
terbaik untuk anak- anaknya termasuk harta berupa pendidikan. Disisi lain,
tingkat semangat belajar murid juga memicu akan efektif atau tidaknya
pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih
melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang
banyak murid yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar
yang diharapkan tidaklah efektif (Dwi, dkk. 2020, hlm. 30).

Terlepas dari itu, masalah bajet atau kuota juga termasuk memberatkan

walaupun sebenarnya sama saja antara belajar online harus ada kuota ataupun

Belajar offline harus ada uang jajan. Tapi mungkin tetap saja memberatkan

terlebih subsidi pemerintah yang tidak merata. Memang ada sekolah-sekolah yang

sudah diberi kuota pengganti untuk belajar online, ada juga yang belum. Nah itu

juga sangat memberatkan sekali orangtua karena kita belajar online itu tidak

hanya memakai 1 atau 2 Aplikasi saja. Sarana dan Prasarana tersebut diantaranya

adalah Smartphone (handphone pintar), komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan

internet yang digunakan sebagai media dalam berlangsungnya pembelajaran

berbasis e-learning. Namun, tidak semua keluarga/orang tua mampu memenuhi

sarana dan prasana tersebut mengingat status perkonomian yang tidak merata.

Sehingga Proses pembelajaran berbasis e-learning tidak tersampaikan dengan

sempurna. Menyikapi hal di atas, banyak dosen yang akhirnya mengubah mode

pembelajarannya dari pembelajaran konvensional dalam ruang kelas menjadi

pembelajaran online yang dapat diikuti mahasiswa dari mana saja. Pembelajaran

online ini dilaksanakan baik menggunakan layanan web maupun aplikasi


6

pembelajaran. Pembelajaran secara sinkron dilakukan melalui konferensi video.

Melalui pembelajaran ini dosen dan mahasiswa bertemu dan berkomunikasi

secara real time menggunakan applikasi Zoom atau Google Meet. Sementara itu,

pembelajaran secara asinkron dilakukan menggunakan applikasi seperti Google

Classroom, WhatsApp dan Email. Dosen/guru mengunggah konten pembelajaran

seperti bahan bacaan, video pembelajaran, ataupun tautan materi yang tersedia di

web ke applikasi pembelajaran yang digunakan. Mahasiswa dapat memberikan

tanggapan atau pertanyaan melalui fitur chat yang disediakan ataupun

menggunakan WhatsApp (Firman, 2020, hlm, 16) .

Tapi disisi lain seperti yang kita ketahui internet diera globalisasi 4.0 ini

merupakan suatu teknologi yang bisa menghubungkan berbagai data dan

informasi secara mendunia. Yang mana setiap orang bisa mengaksesnya dari

berbagai hal apapun, kapanpun, dan dimanapun. Internet juga dalam bidang

pendidikan mampu membantu mutu kualitas bangsa, karena dengan adanya

internet bisa memudahkan mencari informasi baik itu dalam mengerjakan tugas

ataupun dalam memudahkan mencari pengetahuan baru yang tidak ada dibuku

bisa terjawab dalam internet.

Sistem pembelajaran ini semestinya dimanfaatkan dengan baik khususnya

sejak ditemukannya media komunikasi multimedia ini. Karena sifat internet yang

dapat dihubungi kapan saja, itu berarti siswa dapat memanfaatkan program

pendidikan yang disediakan di internet kapan saja sesuai dengan waktu luang

mereka, sehingga ruang dan kendala waktu yang mereka hadapi dalam

menemukan sumber belajar dapat diatasi (Pujilestari, 2020, hlm. 50).


7

Ada aplikasi yang menggunakan google classroom, google meet, zoom, itupun

harus memerlukan kuota yang lumayan menguras uang apalagi sedang pandemi

seperti ini untuk membeli bahan sandang/pangan bahan pokok atau yang lain nya

saja mereka sudah tidak mampu karena banyak para pekerja yang di PHK, di

rumahkan,dan banyak juga yang pengangguran untuk para pekerja buruh biasa.

Jadi wajarlah orang tua banyak mengeluh atas adanya belajar online ini. Ditambah

lagi kekhawatiran orangtua terhadap pengaruh internet jaman era modern ini

banyak yang disalahgunakan. Memang metode belajar Daring ini sifatnya hanya

menjadi solusi sementara karena metode ini harus ditempuh karena kondisi wabah

Pandemi Covid 19 yang berdampak terhadap stabilitas pendidikan di Indonesia

bahkan Dunia. Sehebat apapun metode belajar Daring masih hebat belajar secara

tatap muka, karena belajar secara langsung tatap muka akan menambah semangat,

gairah, mudah, berkah karena interaksi antara murid dengan guru, serta dapat

memudahkan siswa ataupun mahasiswa dalam memahami materi yang sudah

dijelaskan oleh guru/dosen. Tapi dengan terpaksa akibat karena adanya pandemi

covid-19 ini pemerintah memberi himbauan untuk semua aktivitas yang biasanya

kita lakukan diluar dengan segala aktivitas dan kegiatan harus dibatasi ataupun

diberhentikan sejenak agar memanalisir penyebaran covid-19 ini (A -ittifaqiah &

Al-, 2020, hlm. 66).

Sedangkan untuk muridnya sendiri yang memberatkannya yaitu karena

memang materi jarang masuk atau kurang paham dan kurang dimengerti. Tidak

stabil sistem belajarnya itu juga termasuk keluhan yang banyak dikeluhkan oleh

siswa atau para mahasiswa. Lalu bagaimana si Anak atau siswa ini mengerti etika
8

belajar online supaya efektif, sementara kebanyakan dari kita selaku siswa atau

mahasiswa kurang paham dan selalu di beri tugas.

Sebenarnya mungkin Guru/Dosen memberi tugas karena kurangnya agenda

tatap muka, makanya untuk dapat lebih memahami materi dikasih lah tugas agar

kita punya kegiatan dirumah untuk berpikir dan lebih memahami materi yang

sudah disampaikan. Akan tetapi pada esensinya adalah justru tugas yang diberikan

malah meberatkan karena kita harus mengerjakan suatu hal yang tidak kita

mengerti. Tanpa kita dapat bimbingan lebih dari Guru ataupun Dosen karena tidak

tatap muka langsung.

Setelah kita lihat sisi negatifnya dari belajar online, kita juga bisa lihat

manfaat dari belajar online yaitu sisi positifnya kita dapat mencegah, memutus

mata rantai covid-19 karena kita diharuskan belajar online (belajar di rumah itu

secara garis besar untuk dapat memanalisir atau mencegah menyebarnya virus ini

dengan cara sosial distancing, physical distancing dan selalu stay at home terus.

Walaupun memang kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengenali,

memperbaiki dan mencegah covid-19.

Dalam kalangan masyarakat tertentu khususnya masyarakat awam banyak

sekali orang-orang yang menganggap jika covid-19 ini tidak berbahaya dan

bahkan tidak ada karena mungkin mereka tidak pernah melihat orang-orang

disekitarnya terkena virus tersebut. Kita lebih peka, lebih mengetahui, lebih

mengenali, menggali lagi apa itu digital dan teknologi karena mungkin sebelum

nya dalam sehari hari kita tidak begitu sering ,jarang, bahkan tidak sama sekali

menggunakannya. Memang dulu pernah ada di SMA pelajaran yang sering kita
9

sebut TIK atau multimedia, itupun hanya 1 Minggu sekali, disamping itu pun kita

juga bisa menggunakan sosial media dengan baik. Seperti aplikasi WhatsApp,

Facebook, Instagram, Twitter dan masih banyak lagi, akan tetapi dalam sistem

pembelajaran itu jarang untuk sekolah sehari-hari seperti sebelum adanya covid-

19.

Maka dengan adanya covid-19 ini, belajar dirumah, belajar via daring, kita

bisa menemukan Pengetahuan baru, dan kita bisa mencoba beberapa aplikasi

belajar yang mungkin tidak pernah kita temui sebelumnya, yang tadinya tidak

pernah kita pake jadi bisa kita pergunakan dengan pengetahuan yang baru kita

kenali yaitu karena adanya internet. Seperti yang kita biasa pakai sekarang-

sekarang ini khususnya diperguruan tinggi manfaat dari belajar online ada

berbagai aplikasi, contoh aplikasi yang sering kita pakai saja yaitu zoom meeting

Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk pembelajaran saja tetapi bisa digunakan

untuk urusan perkantoran maupun urusan lainnya. Aplikasi ini gratis jadi dapat

digunakan oleh siapapun dengan batas waktu empat puluh menit dan tidak ada

batasan waktu jika akun kita berbayar. Dalam aplikasi Zoom Meeting ini kita bisa

berkomunikasi langsung dengan siapapun lewat video. Oleh karena itu, memang

cocok digunakan sebagai media pembelajaran (Haqien et al., 2020, hlm. 52). Itu

juga termasuk sebagai ilmu yang akan bermanfaat bagi keberlangsungan kita

sebagai penerus bangsa dengan memanfaatkan teknologi diiera modern 4.0 ini.

Dimana kita mendapatkan pengetahuan baru, pengalaman, dan wawasan baru.

Lalu Apa yang harus kita lakukan supaya kita tau etika dan kita paham dalam

dilakukannya pembelajaran online ini agar tidak salah mengartikan etika sedang
10

belajar dirumah online maupun belajar disekolah seperti apa terutama dalam masa

pandemi covid-19 saat ini :

1. Lakukan training

Yaitu dikasih tau dulu tata cara belajar online. Contohnya, “anak-anak hari senin

ini kita akan memulai belajar online,kita akan menggunakan aplikasi apa,

penggunaanya bagaimana, terus kalo ada yang tidak dipahami kita harus

bagaimana.” Walaupun memang sekarang ini adalah jaman di gital, jaman era

modern globalisasi 4.0 yang mana kebanyakan dari kita sudah tau kurang lebihnya

cara menggunakan internet itu, akan tetapi kalo misalkan dalam dunia

kependidikan ini baru-baru di Indonesia. Apalagi anak-anak sekarang khususnya

dikalangan anak SD,suka menyalahgunakan kecanggihan dari adanya internet.

Selain itu juga kecepatan setiap individu itu berbeda-beda makanya butuh training

latihan, adaptasi, dan penyesuaian.

2. Adanya Motivasi

Yaitu kita harus mempunyai motivasi belajar yang mana itu bisa menumbuhkan

rasa semangat dalam diri walaupun dirumah lebih enak dan nyantai dalam

pengerjaan tugas tapi ada sisi negatif nya juga yaitu bermalas-malasan

membuang-buang waktu, leha-leha dengan gadget dan lain sebagainya. Makanya

diperlukan nya motivasi dorongan untuk belajar khusus nya dari orangtua, teman

dekat, sahabat, guru/dosen, ataupun bisa juga dari lingkungan sekitar.

3. Budaya literasi atau membaca

Kebanyakan dari mereka siswa ataupun mahasiswa yang sering mengeluh dengan

tugas yang diberikan oleh guru, dosen, itu susah karena mungkin tidak paham
11

karena belajar online itu kurang efektif. Kita hanya mengerjakan, mencari,

mengolah, menganalisis sesuatu yang sebenarnya kita itu tidak paham apa yang

kita kerjakan, makanya perlunya menerapkan budaya literasi atau membaca.


12

DAFTAR PUSTAKA

Al-ittifaqiah, M. A., & Al-, M. A. (2020). Dampak positif dan negatif metode
belajar daring bagi orang tua. Dampak Positif Dan Negati Belajar Online,
13(01), 65–83.
C, B. D., Amelia, A., Hasanah, U., & Putra, A. M. (n.d.). Analisis Keefektifan
Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19.
Dwi, B., Amelia, A., Hasanah, U., & Putra, A. M. (2020). Analisis Keefektifan
Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 2(1), 3.
Eskploratif, S. (2020). Keuntungan , Kendala dan Solusi Pembelajaran Online
Selama Pandemi Covid-19 : Studi Ekploratif di SMPN 3 Bae Kudus Lina
Handayani. Handayani, 1(2), 15–23.
Firman. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Bioma, 2(1), 14–20.
Haqien, D., Rahman, A. A., & Sejarah, P. (2020). PEMANFAATAN ZOOM
MEETING UNTUK PROSES PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI
COVID-19. 5(1).
Irawati, D. Y. (2020). Evaluasi Kualitas Pembelajaran Online Selama Pandemi
Covid-19 : Studi Kasus di Fakultas Teknik , Universitas Katolik Darma
Cendika. 9(2).
Kedua, L. K. (2020). TANTANGAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN BELAJAR
DARI RUMAH DALAM MASA DARURAT COVID-19.
Pujilestari, Y. (2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem
Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. 4, 49–56.
Suharyanto, A., Studi, P., Komunikasi, I., & Area, U. M. (n.d.). Jurnal
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Pendidikan dan Proses Pembudayaan dalam
Keluarga. 162–165.

Anda mungkin juga menyukai