Anda di halaman 1dari 11

MEMPERBAIKI PEREKONOMIAN DI ERA PANDEMIC COVID-19

Oleh:
Risna Yanti

Ekonomi adalah nafas atau kehidupan karena berkaitan dengan keberlangsungan

sosial baik keluarga maupun rumah tangga yang dimana dalam aktivitasnya berhubungan

dengan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi, baik barang maupun jasa yang teratur

dalam keberlangsungannya. Maka dari itu ekonomi berperan sebagai faktor penting dalam

kehidupan manusia yang mana keberadaan ekonomi ini dapat memberikan kesempatan bagi

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat

tinggal dan masih banyak lagi manfaat dari adanya ekonomi.

Ekonomi merupakan alat yang berguna untuk merubah perilaku dari tidak cerdas
menjadi cerdas. Seperti bagaimana memanfaatkan pendapatan untuk menabung,
berinvestasi, proteksi dan memenuhi kebutuhan hidup. Membuat keputusan ekonomi
yang cerdas adalah suatu pilihan, dan pilihan ini memerlukan upaya. Selain upaya
maka individu juga perlu memahami syarat-syarat yang tepat guna membuat
keputusan ekonomi sehari-hari (Sina, 2012, hlm. 135).

Kelompok sosial ini dapat tertuju pada perusahaan, kota bahkan negara. Berarti dalam

pengertiannya yang luas secara garis besar, rumah tangga menunjuk pada kesatuan kelompok

manusia yang mana hidup menurut norma dan tata aturan tertentu.

Kondisi Pertumbuhan Perekonomian saat Pandemi covid-19

Kondisi perekonomian di Indonesia saat pandemi covid-19 ini banyak sekali

menimbukan kerugian dari segala hal yang berhubungan dengan perekonomian, ekonomi

indonesia tentunya dari distribusi, produksi, dan konsumsi. Ekonomi mulai tidak stabil seperti

biasanya, sekarang semakin hari perkembangannya semakin sangat rendah dalam segala hal,

banyak warga yang mencapai titik kemiskinan apalagi disaat pandemi seperti sekarang

banyak masyarakat yang susah untuk mencari uang. Banyak karyawan yang di PHK, hal itu

membuat tingkat kemiskinan semakin tinggi dimasa pandemi covid-19 ditambah dengan

PSBB yang membuat warga tidak bisa mencari nafkah. Perekonomian di Indonesia pun t

1
2

turun drastis dikarenakan perekonomian lumpuh dan meluluh lantah akibat dari pandemi

covid-19 atau kebanyakan orang menyebutnya dengan Corona dari China.

Ekonomi adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Dapat dipastikan
dalam keseharian kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan kebutuhan
ekonomi. Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, berpakaian, tempat
tinggal, dan lain sebagainya. Pentingnya ekonomi dalam kehidupan manusia tersebut
menuntut negara untuk mengatur kebijakan tentang perekonomian dan menjamin
perekonomian warga negara khususnya di Indonesia yang memproklamirkan diri
sebagai negara kesejahteraan (Hanoatubun, dkk, 2020, hlm. 148).

Dampak yang ditimbulkan pada aspek-aspek akibat adanya covid-19 terhadap

perkembangan ekonomi di Indonesia yang saya ketahui yaitu untuk saat ini jelas

perekonomian yang berhenti sejenak sesuai himbauan pemerintah PSBB (Pembatasan Sosial

Berskala Besar), ditambah nilai tukar rupiah terhadap dollar yang anjlok. Dampak seperti itu

dapat lebih memburuk, jika situasi ini terus menerus berangsur tidak membaik apalagi saat

ini saja sudah terlihat bagaimana dampak dari pandemi covid-19 terhadap sektor

perekonomian di Indonesia yang meraup kerugian. Menurut hardiwadoyo (2020, hlm. 83)

mengemukakan bahwa :

Pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19 telah menimbulkan kerugian ekonomi


secara nasional. Kerugian itu hanya akan tertutupi apabila krisis dapat diakhiri
sebelum menimbulkan kebangkrutan usaha secara massal. Tulisan ini dibuat sebelum
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berakhir sehingga analisis ini masih
didasarkan pada perhitungan apabila PSBB berjalan selama 1 bulan di area
Jabodetabek. Sedangkan apabila PSBB diperlama dan atau diperluas ke kota-kota
lain, maka otomatis dampak kerugian membesar, dan dapat diproyeksikan berdasar
perbandingan waktu dan luasan area. Untuk memudahkan, pembahasan kerugian
dibagi dalam kelompok kerugian nasional, sektoral, corporate, maupun individu.

Pendapatan perkapita negara pun menurun, terlebih sekarang masa pandemi covid-19

menyebabkan kita sebagai warga negara Indonesia tidak bisa beraktivitas total seperti

biasanya. Jadi pemasukan untuk kas negara juga tidak ada, Akibatnya perekonomian

menurun drastis karena adanya pandemi covid-19 ini. Perekonomian Indonesia pun ikut

merasakan bagaimana dampak dari pandemi yang secara langsung membawa dampak yang

dahsyat. Contohnya permasalahan yang sering dan marak sekali terjadi akibat pandemi ini
3

seluruh pabrik-pabrik tidak bisa ekspor-impor barang dari luar negri maupun keluar negeri,

karena negara yang menerima produk dari kita juga menutup diri, mengisolasi diri untuk

memanalisir adanya penyebaran Corona atau lebih dikenal dengan covid-19.

Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan dampak yang horor, namun juga dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap perekonomian Indonesia. Diantaranya yaitu
pasar ekspor baru selain China dapat memiliki peluang yang besar untuk masuk ke
Indonesia. Selain itu, ekonomi dalam negeri juga akan lebih terdongkrak dikarenakan
pemerintah akan lebih memperkuat produksi dalam negeri daripada menarik
keuntungan dari pihak asing. Pandemi COVID-19 juga dapat dimanfaatkan sebagai
koreksi agar investasi dapat stabil walaupun ekonomi global sedang terancam (Aditia,
dkk, 2020, hlm. 215).

Dampak buruk yang terjadi tidak hanya berpengaruh terhadap perkembangan

perekonomian saja, hampir di semua lini dan semua aspek menjadi kacau balau. Mulai dari

kesehatan pemerintahan, perekonomian, pendidikan, kemasyarakatan, dan lain-lain. Selain

itu, dampak dari covid-19 ini sangat luas sekali dari pendidikan saja sudah dibatasi tidak

boleh berkerumun dimulai dari SD, SMP, SMA, hingga jenjang perkuliahan. Maka

pemerintah juga mengeluarkan kebijakan baru di bidang pendidikan ini, yaitu dengan

menggunakan sistem belajar daring menggunakan media internet. Dan hal ini juga sangat

berpengaruh terhadap perekonomian dalam keluarga khususnya orangtua murid yang mana

untuk belajar menggunakan teknologi globalisasi 4.0 ini, karena untuk khalayak awam

kebanyakan tidak semuanya mempunyai teknologi canggih. Maka dari itu banyak orangtua,

atau pun sebagian siswa yang mengeluh atas pebelajaran ini. Ditambah ketidak efektifan

dalam belajar-mengajar, dan untuk pembagian kuota pun yang sudah diberikan oleh

pemerintah melalui sekolah yang tidak merata.

Usaha kecil dan menengah (UMKM) berada di garis depan guncangan ekonomi yang
disebabkan oleh pandemi COVID-19. Langkah- langkah penguncian (lockdown) telah
menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba- tiba, dengan penurunan permintaan dan
mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia. Dalam survei awal, lebih dari 50%
UMKM mengindikasikan bahwa mereka bisa gulung tikar dalam beberapa bulan ke
depan. Sejak itu, kebangkrutan telah menumpuk dan tingkat awal mulai runtuh.
Misalnya, pada bulan Maret, aplikasi bisnis AS turun antara 40% hingga 75%
dibandingkan tahun sebelumnya - kontraksi bahkan lebih tajam dibandingkan selama
Great Recession (Brand, dkk, 2020, hlm. 148).
4

Memang jika dilihat dari sisi positifnya akibat dari pandemi covid-19 dalam

pembelajaran online ini siswa ataupun siswi bisa memanfaatkan teknologi agar menambah

wawasan dari sumber-sumber baru. Akan tetapi dalam keadaan inilah yang menyebabkan

semua pekerjaan terhambat dan mengakibatkan krisis ekonomi disemua aspek perekonomian.

Jika dilihat dari dampak yang besarnya bisa kita lihat dampak dari adanya covid-19 ini

terhadap pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota, yang

mana ekspor dan import terhambat antar negara, adanya perlambatan terhadap ekonomi dan

aktifitas sosial karena menghindari kerumunan dengan orang, meruginya penghasilan

pemasaran, meruginya sektor pariwisata karena sepinya pengunjung ditengah wabah Corona,

dan dampak bagi kabupateh/kota yaitu terhambatnya belajar-mengajar dikalangan

pendidikan.

Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat berbagai
hambatan yang dihadapi. Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam
pelaksanaan PJJ mengingat pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar kegiatan
pendidikan tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi
saat ini. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan PJJ antara lain berkaitan dengan
kesiapan sumber daya manusia, kurang jelasnya arahan pemerintah daerah, belum
adanya kurikulum yang tepat, dan keterbatasan sarana dan prasarana, khususnya
dukungan teknologi dan jaringan internet. Kesiapan sumber daya manusia meliputi
pendidik (guru dan dosen), peserta didik, dan dukungan orang tua merupakan bagian
terpenting dalam pelaksanaan PJJ (Arifa, 2020, hlm. 15).

Selain itu dampak yang ditimbulkan dari pandemic covid-19 ini ternyata disekitar kita

saja contohnya : yaitu banyak perusahaan-perusahan, atau lebih dikenal dengan (pabrik) itu

banyak yang di rumahkan, toko-toko, ruko, tempat wisata dan lain-lain ditutup sementara dan

banyak juga yang gulung tikar karena harus mengikuti aturan pemerintah untuk melakukan

PSBB (Peraturan Sosial Berskala Besar) terutama usaha kecil seperti industri rumahan

kuliner, kerajinan, butik, warung dan sebagainya harus kehilangan Omzet penjualan, Sektor

usaha mikro, kecil dan menengah ini tentunya lebih rentan dalam menghadapi Covid-19.

Karena akibatnya tidak ada penghasilan, pemasukan tidak ada, sedangkan kebutuhan semakin
5

hari semakin bertambah. Nah disitulah keterpurukan yang dirasakan oleh saya sendiri sebagai

warga negara Indonesia yang merasakan akan dampak dari covid-19 ini terhadap merosot nya

perekonomian, begitupun mungkin dari kebanyakan orang lain diluar sana selaku warga

Indonesia juga yang merasakan akan dampak ini.

Salah satu dampak pandemic COVID-19 yang telah menhangtam UMKM adalah
sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha mikro kecil menengah terdampak
pandemi virus corona (Covid-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak Covid-
19 bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UMKM yang
paling terdampak yakni makanan dan minuman. Para pengelola koperasi merasakan
turunnya penjualan, kekurangan modal dan terhambatnya distribusi. Sementara itu,
sektor UMKM yang terguncang selama pandemi Covid- 19, selain makanan dan
minuman, adalah industri kreatif dan pertanian (Brand, dkk, 2020, hlm. 149).

Nah oleh karena itu respon dari pemerintah juga harus cepat tanggap terhadap

Permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini, maupun yang akan terjadi setelahnya.

Jangan salah langkah apalagi blunder begitu juga dengan masyarakat yang harus mendukung

upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan covid-19 ini. Jangan membandel dan

menganggap remeh terhadap permasalahan ini, saling support, saling mengingatkan dan

saling menjaga serta jangan lupa senantiasa berdoa agar semua ini cepat berlalu dan

membaik.

Berbagai kebijakan di bidang ekonomi dalam menangani Covid-19 telah dilakukan


oleh pemerintah, seperti stimulus pajak dan permodalan, restrukturisasi kredit, bahkan
diskon dan pembebasan biaya listrik rumah tangga. Namun distribusi stimulus
tersebut nyatanya belum tepat sasaran dan efektif. Hal ini dikarenakan kurangnya
sosialisasi sehingga tidak banyak yang bisa mengambil manfaatnya. Contohnya
insentif pajak yang diberikan bagi dunia usaha. Penyerapan anggaran yang relatif
masih rendah juga disebabkan tidak semua kegiatan terpusat di Kemenkes, ada juga di
Gugus Tugas Covid-19 (kini menjadi Satgas Covid-19) (Wuryandani, 2020, hlm. 22 ).

Bapak Presiden beberapa bulan lalu menyampaikan, ada yang diminta realokasi

anggaran untuk penanganan dan demi covid-19 ini, yaitu para menteri kesehatan melakukan

penghematan-penghematan. Terutama memotong semua kegiatan rapat-rapat, kegiatan

kunjungan keluar negeri, dan juga keikutsertaan pameran didalam dan diluar negeri, juga

pelaksanaan itu sendiri kita tunda sampai bulan depan, yaitu pada tahun 2021. Penghematan
6

ini memang cukup bermanfaat, selain itu kita mempokuskan kegiatan dalam juga dalam

rangka program penanganan COVID-19 ini.

Untuk mempercepat penindakan penanganan, Presiden juga mengeluarkan kebijakan


dalam bentuk Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Hal ini ditujukan untuk
pengoptimalan penanganan pandemi ini baik dalam tingkat pusat hingga daerah.
Gugus Tugas secara teknis bertugas untuk meningkatkan ketahanan nasional di
bidang kesehatan yang susunannya meliputi kementerian, non kementerian, TNI,
Polri, dan Kepala Daerah. Mengingat ternyata Covid-19 tidak hanya berdampak
kepada kesehatan melainkan juga berdampak kepada pertumbuhan ekonomi nasional
maka sebagai upaya menjaga stabilitas sektor keuangan dan penyelamatan kesehatan
serta pemulihan terhadap masyarakat terdampak, maka negara membuat kebijakan
dalam bentuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19)
dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan. Di dalam Perppu tersebut memuat
kebijakan untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional dan pemulihan masyarakat
terdampak melalui kegiatan peningkatan belanja untuk mitigasi risiko kesehatan,
melindungi masyarakat dan menjaga aktivitas usaha (Tigor, dkk, 2020, hlm. 9).

Setelah itu pemerintah sendiri sekarang akan mengadakan yang namanya perbaikan

PEN (Pemulihan ekonomi nasional), yang mana perbaikan ekonomi itu juga adalah salah satu

program pemerintah untuk memperbaiki perekonomian Indonesia yang sedang mengalami

penuruan karena adanya covid-19 ini. Disaat Pandemi Covid 19 ini Pemerintah berupaya

untuk mendukung sektor yang paling terpukul dan terimbas, salah satunya yakni UMKM

agar tetap berdiri dan bertahan untuk terus menjalankan usahanya sehingga roda

perekonomian terus berputar.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.

44/PMK03/2020 tentang isentif pajak untuk wajib pajak yang terdampak pandemi Corona

Virus Disease 19 yang mulai berlaku tanggal 27 April 2020. Selain itu dalam upaya

pemulihan ekonomi nasional, pemerintah telah mengambil kebijakan baik kebijakan fiskal

dan kebijakan moneter yang komprehensif. Pemerintah memberikan stimulus fiskal untuk

penanganan Covid 19 di berbagai sektor diantaranya sektor kesehatan, jaring pengaman


7

sosial, dukungan industri, dan kebijakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Beberapa langkah dilakukan oleh pemerintah untuk memperkecil dampak pada ketiga sektor

yaitu (kesehatan, sosial ekonomi, dan dunia usaha). Di bidang kesehatan misalnya,

pemerintah sudah memberikan dukungan peralatan bagi tenaga medis, pembuatan Rumah

Sakit darurat hingga mengupayakan Rumah Sakit rujukan untuk pasien Covid-19 (Marlinah,

2020, hlm. 74).

Selain dari pemulihan sektor usaha yang harus dilakukan pemerintah juga sekiranya

harus menurunkan harga-harga bahan pokok lainnya. Karena itu juga bisa membantu kita

rakyat biasa, sampe golongan miskin untuk membeli barang atau membeli sesuatu itu dengan

mudah dan dengan harga yang relatif murah, contoh : kalo misalkan harga diturunkan, si

penjual otomatis dagangannya akan terjual habis cepat. Dan keuntunganya kita pun selaku

pembeli akan bisa hemat karena harganya bisa terjangkau tepatnya dikeadaan yang sedang

krisis ekonomi akibat pandemi ini. Jadi kebutuhan pun bisa terpenuhi.

Penyebaran virus covid-19 ini memang sangat berpengaruh atau berdampak pada

sektor investasi, perdagangan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM. Dalam hal ini bisa

kita lihat perekonomian Indonesia tidak stabil. Situasi ini secara otomatis pula mempengaruhi

daya beli masyarakat yang menurun secara signifikan, dimana perputaran uang di tengah

masyarakat menjadi sangat minim, pada saat yang sama produksi barang pun sangat terbatas,

sehingga terjadi defisit perdagangan dalam siklus perekonomian. Maka konsep kebijakan

strategis (survive) harus mampu diciptakan oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19 ini,

agar kondisi daya beli masyarakat cukup terjaga. Konsep kebijakan yang dimungkinkan

dilakukan oleh pemerintah dalam situasi seperti ini adalah kebijakan alokasi, kebijakan

distribusi, dan kebijakan stabilisasi. Konsep tersebut sangat mungkin dilakukan oleh

pemerintah, bahkan sangat mudah, sebab terdapat peluang anggaran sebagai input talangan

dalam menambah kekuatan menangani eksternalitas ekonomi dalam masa pandemi ini
8

(kurniawansyah, dkk, 2020, hlm. 133). Lalu bagaimana cara atau yang bisa kita lakukan

sebagai warga negara yang memang merasakan dampak dari covid-19 ini, usaha dari yang

terkecil saja kita mulai melalui tahap demi tahap secara perlahan dengan mengembangkan

Umkm-Umkm atau usaha-usaha lokal dengan perlahan sehingga ekonomi di Indonesia atau

didaerah masing-masing kembali normal.

Maka dari itu Program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) ini ditujukan untuk

membantu, mendorong, meningkatkan daya beli masyarakat serta memulihkan perekonomian

Indonesia secara merata dan keseluruhan. Berfokus pada rumah tangga masyarakat yang

paling rentan atas dampak Covid 19 kemudian pada sektor usaha (UMKM). Pemerintah juga

akan fokus pada strategi untuk mengurangi risiko kontraksi ekonomi di kuartal 3 dan di

kuartal 4 tahun 2020 dengan melakukan optimalisasi atas potensi anggaran-anggaran yang

kemungkinan belum atau tidak terserap dengan melakukan re-alokasi ke program-program

yang dapat terlaksana dan selesai di tahun 2020 shingga roda kehidupan perekonomian

diharapkan bisa berputar kembali. Program PEN dimaksud adalah sebagai berikut :

Menganggarkan belanja penanganan Covid-19, melakukan perlindungan sosial melalui

Bantuan sosial kepada masyarakat berpenghasilan rendah, membantu Pemda dan Sektoral

dengan program padat karya, subsidi bunga UMKM, pembiayaan korporasi, dan insentif

usaha berupa pajak (Marlinah, 2020, hlm. 75). Selanjutnya hal yang bisa kita lakukan yaitu

dengan menstop barang- barang impor yang masuk kenegara kita agar harga barang lokal

tetap stabil dan tidak melonjak turun terus menerus, sehingga ekonomi yang ada di Indonesia

bisa kembali stabil. Walaupun kemungkinan nya sangat kecil membutuh kan proses dan

waktu yang sangat lama.

Para menteri mempokuskan kegiatan dalam memberikan bantuan berupa alat

kesehatan, kemudian meninjau kepasar, memberikan masker, hand sanitizer, disinfektan, dan

memberikan penyuluhan protokol kesehatan. Jadi untuk segala aktivitas apapun itu harus
9

dibatasi, termasuk dipasar yang merupakan tempat berkerumunnya orang-orang untuk

berbelanja. Maka diberlakukannya himbauan kebijakan dengan kebijakan pemerintah untuk

memanalisir pencegahan menyebarnya virus covid-19 ini, menjaga jarak aman, memakai

masker dan lain-lain (social distancing). Himbauan ini jugalah termasuk usaha pemerintah

yang mana harus tetap diterapkan, karena untuk menjaga perekonomian dan kesehatan agar

tidak terkena virus tersebut. Dan bisa melakukan kegiatan perdagangan agar berjalan tetap

tapi juga dengan catatan harus menjaga kesehatan.

Data menunjukan penularan yang paling banyak terjadi lewat perantara tangan.

Dalam menangani penanggulangan Covid-19 Pemerintah dan Dinas Kesehatan (DINKES)

juga memberikan bentuk himbauan kepada masyarakat untuk terus menjaga jarak aman dan

tidak berkumpul ditengah keramaian (melakukan social distancing). Pemerintah dan dinas

kesehatan telah membuat protokol isolasi diri sendiri tanpa perlu keluar rumah dan beberapa

langkah upaya dalam menangani Covid-19. Sehingga, masyarakat dapat mengantisipasi

dalam menjaga kesehatan serta menjaga diri dari serangan wabah ini (Fatimah, dkk, 2020,

hlm. 69).

Nah oleh karena itu, kita sebagai masyarakat melihat hal tersebut, kebiasaan mencuci

tangan dengan sabun seharusnya dianggap masyarakat sama pentingnya dengan upaya

pencegahan melalui metode jaga jarak atau (Social distancing). Namun, kebanyakan dari

masyarakat menyepelekan hal tersebut. Sebaiknya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun

hendaknya mulai dilakukan secara rutin dan menjadi kewajiban setiap orang dari mulai

makan, minum, menyentuh mulut, hidung, dan mata. Sebenarnya kegiatan mencuci tangan

tidak selalu harus memakai hand sanitizer, masyarakat bisa melakukan cara sederhana dengan

sabun di air yang mengalir.

Berikut Protokol isolasi diri yang telah dikeluarkan oleh DINKES : Jika sakit tetap di

rumah, hal ini dikarenakan jika sedang dalam kondisi tidak fit, tentu imun tubuh akan
10

menurun. Jadi diusahakan untuk tidak keluar rumah dan pergi ke tempat keramaian. Tindakan

ini bisa menjadi salah satu cara untuk menghindari penyebaran virus corona. Isolasi diri

sendiri Dengan mengisolasi dan memantau diri sendiri, dapat membantu banyak orang untuk

menghindari kemungkinan penularan kepada orang-orang disekitar termasuk keluarga. Yang

dilakukan saat isolasi diri Tanpa perlu ke rumah sakit, yang bisa di lakukan saat isolasi diri

sendiri adalah: a) Tinggal di rumah b) Gunakan kamar terpisah dari orang lain c) Gunakan

masker selama masa isolasi d) Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat ( Fatimah, dkk,

2020, hlm. 70). Selain himbauan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun, masyarakat

wajb melaksanakan metode jaga jrak utamanya dengan tetap tinggal di rumah, hal yang tidak

kalah penting adalah setiap masyarakat harus menyadari pentingnya sikap saling melindungi,

diam dirumah artinya melindungi orang yang kita sayang dan tentunya kita sendiri.

Upaya atau cara lain yang dapat kita lakukan untuk permasalahan perekonomian

Indonesia yang merosot karena covid-19 diantaranya yaitu : Mempunyai target untuk

memperbaiki perekonomian kita tentukan rencananya, contoh yang tadinya kita boros

sebelum pandemi dan setelah pandemi kita harus lebih hemat lagi dalam mengelola

keuangan. Kemudian, Lakukan perubahan yang telah direncanakan jangan boros, harus

hemat, dan membeli apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan. Cari penghasilan,

contoh buka usaha kecil-kecilan, usaha secara online.

Supaya dari situ kita mendapat penghasilan, walaupun tidak seberapa tapi setidaknya

sudah berusaha untuk memperbaiki nasib ekonominya. Terlebih juga kan kita sedang berada

dijaman modern kita bisa lebih memanfaatkan teknologi digital dan internet untuk usaha.

karena sekarang kan sedang masa pandemi yang serba harus menggunakan jarak jauh, maka

semua kegiatan kita dipindah alihkan ke benda tipis kecil yang namanya Handphone ataupun

laptop jadi kita bisa bekerja dari rumah tanpa harus berkerumun supaya memanalisir

penyebaran covid-19.
11

DATAR PUSTAKA

Aditia, D., Nasution, D., Sains, F. S., Pembangunan, U., Budi, P., & Utara, U. S. (2020).
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN. 5(2), 212–224

Arifa, fieka nurul. (2020). TANTANGAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN BELAJAR DARI


RUMAH DALAM MASA DARURAT COVID-19.

Brand, J., No, V., & Thaha, A. F. (2020). DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DI
INDONESIA A . PENDAHULUAN. 2(1).

Fatimah, D. (2020). No Title. Upaya Birokrasi Pemerintah Dalam Mensosialisasikan Covid-


19 Di Lingkungan Masyarakat, 2, 130–139.

Fatimah, N., F, L. A., & P, T. M. (2020). Upaya Birokrasi Pemerintah dalam


Mensosialisasikan Covid-19 di Lingkungan Masyarakat. 3(1), 64–72.

Hanoatubun, S., Kristen, U., Wacana, S., & Indonesia, P. (2020). Universitas
muhammadiyah enrekan. 2, 146–153.

L, M. (n.d.). Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 4 No 2 Bulan Juli 2021 Jurnal IKRA-ITH
Ekonomika Vol 4 No 2 Bulan Juli 2021. Marlinah. L, 4(98), 73–78.

Sina, P. G. (n.d.). ANALISIS LITERASI EKONOMI Peter Garlans Sina. 135–143.

Tigor, Helmi, M. I., Ramzy, A., Iskandar, A., Possumah, B. T., & Aqbar, K. (2020).
Optimasi Peran Negara Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019 dalam
Perspektif Hukum Tata Negara Darurat . https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i7.15379

Wuryandani, D. (2020). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI INDONESIA 2020 DAN SOLUSINYA.

Anda mungkin juga menyukai