Tingkat: 2A
UTS ASKOM
1. Tujuan Umum:
Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerja bidan.
Tujuan Khusus:
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan komplikasi,
patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.Melaksanakan asuhan
kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan klien/keluarga. Melaksanakan asuhan
kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem reproduksi dengan melibatkan
klien/keluarga.Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan
klien/keluarga.Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan
klien/keluarga.Melaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidanan.
Fe dan vitamin lainnya yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Fe ibu hamil karena
kebutuhannya meningkat.
6. Tes Hb
Berguna untuk mendeteksi adanya protein dalam urine dan ditunjukkan pada ibu hamil
dengan riwayat tekanan darah tinggi dengan kaki bengkak. Kegunaannya untuk mendeteksi
ibu hamil ke arah preeklampsia.
Biasanya dilakukan pada ibu hamil dengan indikasi penyakit Diabetes Melitus atau adanya
riwayat penyakit gula pada keluarga. Apabila reduksi urine hasilnya (+), biasanya akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus
Gestasional.
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara dengan tujuan menjaga
kebersihan payudara, mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting (misalnya
tenggelam, atau flat nipple), merangsang kelenjar susu agar produksi ASI lancar, dan
mempersiapkan laktasi. Menurut saya hal ini sangat penting, Moms. Sejak 16 minggu hamil,
ASI saya sudah keluar. Jadi saat bayi lahir, ASI siap diminum bayi walaupun hanya sedikit.
Manfaatnya untuk mempertahankan dan memperkuat otot dinding perut, panggul, latihan
pernapasan, kontraksi relaksasi, dll.
Konseling merupakan salah satu hal yang harus diberikan oleh Bidan yang memeriksa
4. Timbangan berat badan, tinggi badan, tensi meter, stetoskop, termometer, pengisap lendir, bak
instrumen, pita pengukur, refleks hamer, apron,masker, infus set, lampu sorot, handscoon, dopler
5. KF1 (Kunjungan Nifas) 1 (Satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari
pascapersalinan.
KF2 (Kunjungan Nifas) 1 (Satu) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua puluh
delapan) hari pascapersalinan
Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda adanya penyulit.
Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan dengan asuhan pada
bayi
KF3 (Kunjungan Nifas) 1 (Satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai dengan
42 (empat puluh dua) hari pascapersalinan.
6. - Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B bertujuan untuk mencegah penyakit hepatitis B, yaitu infeksi hati yang
dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Jenis vaksin yang
digunakan adalah vaksin hepatitis B.
Vaksin tersebut diberikan pada bayi sebanyak 4 kali. Pemberian pertama dilakukan segera
setelah bayi lahir atau paling lambat 12 jam setelah kelahiran. Lalu, vaksin kembali diberikan
secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
- Imunisasi polio
Polio adalah penyakit menular akibat infeksi virus yang menyerang sistem saraf di otak dan
saraf tulang belakang. Pada kasus yang parah, polio dapat menyebabkan sesak napas,
meningitis, kelumpuhan, hingga kematian. Nah, imunisasi polio bertujuan untuk mencegah
anak tertular penyakit tersebut.
- Imunisasi BCG
Imunisasi ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari kuman penyebab penyakit tuberkulosis
atau TB. TB adalah penyakit menular berbahaya yang dapat menyerang saluran pernapasan,
tulang, otot, kulit, kelenjar getah bening, otak, saluran cerna, dan ginjal.
Imunisasi BCG termasuk dalam daftar imunisasi wajib di Indonesia, karena Indonesia masih
memiliki angka kasus TB yang tinggi. Imunisasi BCG hanya dilakukan 1 kali dan diberikan pada
bayi di usia 2 atau 3 bulan. Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan pada kulit bayi.
- Imunisasi campak
Imunisasi campak diberikan sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit campak berat
yang dapat menyebabkan pneumonia, diare, dan radang otak (ensefalitis). Imunisasi campak
diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat anak berusia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun.
Jika anak diberikan vaksin MR/MMR di usia 15 bulan, maka pemberian imunisasi campak
ulang di usia 18 bulan tidak diperlukan. Hal ini karena vaksin MR atau MMR tersebut sudah
mengandung vaksin campak.
- Imunisasi DPT-HB-HiB
Imunisasi wajib ini diberikan sebanyak 4 kali dengan jadwal pemberian berturut-turut pada
bayi di usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dosis pemberian terakhir ketika usia anak 18 bulan.
-Perencanaan