Anda di halaman 1dari 7

Santi Kumala Dewi 18105241008

Endah Erni Suprapti 18105241022

Nur Istifariyati 18105241028

Bondan Hasto Prasetyo 18105244011

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

A. Landasan teori
Kooperatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:459) berarti bersifat
kerja sama. Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa
siswa yang bekerja sama saling membantu dalam belajar (Sherman dalam Santrock,
2008:397). Hal ini sejalan dengan pemikiran Slavin (2009:8) yang menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang terdiri dari 4 orang dalam
kelompok untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dari dua pengertian
tersebut dapat dimaknai bahwa pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran
yang terdiri dari 4-6 siswa dalam satu kelompok bekerja sama saling membantu dalam
memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan.
Arends (2008:5) menyatakan bahwa pembelajaran Kooperatif ditandai dengan
1) adanya siswa yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar, 2) terdiri
dari siswa-siswi berprestasi rendah, sedang, tinggi, 3) anggota tim terdiri dari
campuran suku, gender atau budaya, dan 4) ditandai dengan adanya pemberian reward
oleh guru baik secara kelompok maupun secara individu. Ada banyak pendekatan
dalam model Kooperatif yang dapat dipilih untuk diterapkan dalam pembelajaran.
Slavin (2009:16) menyatakan bahwa pendekatan dalam model pembelajaran
kooperatif antara lain STAD (student team achievment divison), TGT (tournament
game team), jigsaw, learning together (belajar bersama), investigasi kelompok, TAI
(team accelerated instruction), dan CIRC (cooperatif integrated reading and
composition). Selain pendekatan tersebut Arends menambahkan pendekatan yang
lain yaitu pendekatan struktural yaitu think-pair-share dan numbered head together.
Dalam pembelajaran memperbanyak tanaman dengan sambung pucuk dipilih
pendekatan kooperatif STAD untuk membahas dan mendiskusikan materi yang
bersifat konsep dan pelaksanaan kegiatan praktik di kebun percobaan. STAD dipilih
dengan alasan 1) STAD adalah salah satu pendekatan yang paling sederhana dan
merupakan model yang paling baik untuk guru baru yang menggunakan model
kooperatif, 2) secara umum pembelajaran kooperatif berorientasi pada pencapaian
tujuan pembelajaran secara berkelompok, sehingga di antara anggota kelompok
muncul empati untuk saling membantu.
http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-
kooperatif_25.html

B. Nama model
Model pembelajaran kooperatif
C. Sintaks
Sintakmatik adalah langkah-langkah tindakan atau rangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam pembelajaran. Sintakmatik merupakan urutan langkah yang harus
dilakukan oleh seorang guru dalam mengorganisasikan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan hasil penelitian penemu sebuah model. Arends (2008:21) menuliskan
sintakmatik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

Tahap 1: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan establishing set


Tahap 2: Menyampaikan presentasi
Tahap 3: Membagi siswa ke dalam kelompok kooperatif
Tahap 4: Membimbing kerja kelompok
Tahap 5: Melakukan evaluasi
Tahap 6: Memberikan penghargaan
http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-
kooperatif_25.html

FASE – FASE PERILAKU GURU

Fase 1 : present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran dan


Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.
mempersiapkan peserta didik
Fase 2 : present information Mempresentasikan informasi kepada
Menyajikan informasi peserta didik secara verbal.
Fase 3 : organize students into Memberikan penjelasan kepada peserta
learning teams didik tentang tata cara pembentukan tim
Mengorganisir peserta didik ke belajar dan membantu kelompok melakukan
dalam tim – tim belajar transisi yang efisien.
Fase  4 : assist team work and study Membantu tim- tim belajar selama peserta
Membantu kerja tim dan belajar didik mengerjakan tugasnya.
Fase 5 : test on the materials Menguji pengetahuan peserta didik
Mengevaluasi mengenai berbagai materi pembelajaran
atau kelompok- kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
 Fase 6 : provide recognition Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha
Memberikan pengakuan atau dan prestasi individu maupun kelompok.
penghargaan
Raharjo, K. 2013. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING).
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/27/model-pembelajaran-kooperatif-
cooperative-learning/

Tabel 4.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif.

TAHAP TINGKAH LAKU GURU


Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan
Menyampaikan Tujuan dan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan
Memotivasi Siswa pentingnya topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa belajar.
Tahap 2 Guru menyajikan informasi atau materi kepada
Menyajikan Informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan
bacaan
Tahap 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
Mengorganisasikan Siswa ke membentuk kelompok-kelompok belajar dan
dalam Kelompok-kelompok membimbing setiap kelompok agar melakukan
Belajar tarmisi secara efektif dan efisien.
Tahap 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
Membimbing Kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Bekerja dan Belajar
Tahap 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masimg-masing
kelompok mempre- sentasikan hasil kerjanya
Tahap 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
Memberikan Penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Nurdyansyah dan Fahyuni, E. 2016. Inovasi model pembelajaran : sesuai kurikulum
2013. Sidoarjo: Nizamia learning center.

D. Sistem sosial
Sistem sosial di dalam model pembelajaran menjelaskan peran siswa dan
guru, hubungan diantara keduanya serta norma yang mendukungnya dalam
pembelajaran. Model ini menghendaki adanya peran guru sebagai fasilitator dan
pembimbing dalam kegiatan pembelajaran siswa yang kooperatif, guru merupakan
pengendali dalam kegiatan belajar pada setiap tahapnya dan memberikan penghargaan
di akhir pembelajaran.
http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-
kooperatif_25.html

Guru berperan sebagai fasilitator, konduktor, dan moderator. Sebagai


fasilitator, guru berperan menyediakan dan mempersiapkan sumber belajar bagi
siswa, memotivasi siswa untuk belajar, dan memberikan bimbingan kepada siswanya
dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya secara optimal. Sebagai konduktor,
guru berperan untuk mengatur dan mendorong setiap siswa sehingga mereka tetap
dalam aktivitas belajar (on-task). Sebagai moderator, guru memimpin jalannya diskusi
kelas, mengatur mekanisme sehingga diskusi kelompok berjalan dengan baik, dan
mencapai hasil optimal.
Utomo, D. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Matematika
yang Berorientasi pada Kepribadian Siswa (Model PKBK) di Sekolah Dasar.
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, 18 (2): 145-152.

E. Prinsip reaksi
Prinsip reaksi dalam model pembelajaran kooperatif terlihat dari kegiatan siswa yang
saling bekerja sama. Siswa berdiskusi saling bahu-membahu menyelesaikan masalah
dalam kelompok. http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/model-
pembelajaran-kooperatif_25.html

Berbagai aktivitas guru yang perlu diwujudkan adalah (a) memberikan


perhatian pada setiap interaksi antar siswa, (b) memberikan perhatian terhadap
kelancaran kerja kelompok, (c) memberikan perhatian pada perilaku siswa dominan
dan siswa submisif, (d) mengatur mekanisme interaksi melalui pemberian peran
masing-masing anggota, (e) mengelola sumber belajar yang dapat medorong siswa
menjalankan aktivitas belajar, (f) memberikan bimbingan belajar kepada setiap
kelompok yang membutuhkan, (g) mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya, (h) menunjuk siswa secara random sebagai wakil kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, (i) memberikan respon terhadap
pertanyaan siswa atas nama kelompok, dan (j) memberikan pelatihan kepada siswa
dominan dan siswa submisif tentang bagaimana belajar secara kooperatif.
Utomo, D. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Matematika
yang Berorientasi pada Kepribadian Siswa (Model PKBK) di Sekolah Dasar.
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, 18 (2): 145-152.

F. Sistem pendukung
Sistem pendukung menjelaskan syarat-syarat yang diperlukan dalam suatu
model. Model kooperatif menghendaki kerja kelompok dengan anggota 4-6 siswa
dengan kemampuan akademik yang merata sehingga dituntut untuk duduk dalam
kelompok. Yang dibutuhkan dari seorang guru dalam pembelajaran kooperatif adalah
perhatian kepada siswa supaya tugas kooperatif berjalan dengan baik.
http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-
kooperatif_25.html

Dalam pembelajaran dengan model PKBK ini guru perlu menyiapkan sarana,
bahan, dan alat untuk mendukung model pembelajaran tersebut. Sarana, bahan, dan
alat tersebut meliputi buku siswa, rencana pembelajaran, lembar kerja siswa dan alat
evaluasi serta media pembelajaran lain yang diperlukan. Bahan dan alat pembelajaran
ini kemudian disebut dengan perangkat pembelajaran
Utomo, D. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Matematika
yang Berorientasi pada Kepribadian Siswa (Model PKBK) di Sekolah Dasar.
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, 18 (2): 145-152.

G. Dampak Instruksional
Dampak instruksional diperoleh melalui arahan-arahan dalam pembelajaran.
Arends (2008:5) mengungkapkan bahwa dampak yang diperoleh dalam pembelajaran
kooperatif setidaknya untuk mencapai 1) prestasi akademis, 2) toleransi dan
penerimaan terhadap keaneka-ragaman, dan 3) pengembangan keterampilan sosial.
Slavin (2009:33) menambahkan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman
untuk menjadi anggota masyarakat memiliki kontribusi yang memadai dalam
kehidupan sosial, dengan peningkatan pencapaian prestasi akademis siswa.
http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-
kooperatif_25.html

H. Dampak Pengiring

Dampak pengiring yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran kooperatif,


yaitu sebagai berikut.
a) Minat (interest)
Minat yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan
b) Kemandirian atau otonomi dalam belajar
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa tidak menerima pengetahuan secara pasif
dari gurunya, tetapi siswa berupaya sendiri mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya dalam kelompok-kelompok kecil. Kondisi semacam ini akan
menumbuhkan kemandirian atau otonomi siswa dalam belajar.
c) Nilai (value)
Pada pembelajaran terkandung nilai kejujuran dalam merahasiakan soal masing-
masing individu, keterbukaan dalam memberikan penjelasan kepada teman lain
dan demokrasinya terlihat ketika berdiskusi untuk menyatukan pendapat yang
berbeda.
d) Sikap Positif terhadap suatu mata pelajaran tertentu
Adanya suasana persaingan yang kompetitif antar kelompok akan membuat siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran, baik dalam mempelajari bahan ajar dan
membangun pengetahuan sendiri. Kondisi ini akan membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan.
http://hadikasmajads.blogspot.com/2014/10/model-pembelajaran-kooperatif.html

DAFTAR REFERENSI
Budi P. H. S. 2011. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF.
http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-
kooperatif_25.html
Utomo, D. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Matematika yang
Berorientasi pada Kepribadian Siswa (Model PKBK) di Sekolah Dasar. JURNAL
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, 18 (2): 145-152. URL:
https://media.neliti.com/media/publications/119381-ID-pengembangan-model-
pembelajaran-kooperat.pdf
Raharjo, K. 2013. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING).
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/27/model-pembelajaran-
kooperatif-cooperative-learning/
Nurdyansyah dan Fahyuni, E. 2016. Inovasi model pembelajaran : sesuai kurikulum
2013. Sidoarjo: Nizamia learning center.

Anda mungkin juga menyukai