Anda di halaman 1dari 7

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

A. Sifat Siklus Pendapatan


Dalam PSAK 23 (Rev 2009) disebutkan “ pendapatan adalah penghasilan yang timbul
selama dalam aktivitas normal perusahaan”. pendapatan dikenal dengan bermacam-macam
sebutan yang berbeda seperti penjualan. Penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

Dalam PSAK 23, disebutkan :


Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.

PSAK 23 jelas menyebutkan bahwa, pendapatan hanya diakui bila timbul sebagai akibat dari 3
jenis transaksi berikut ini :
1. Penjualan barang – barang yang dimaksud disini meliputi barang yang diproduksi oleh
perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang
yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali.
2. Penjualan jasa – biasanya terkait dengan kinerja perusahaan atas tugas yang telah
disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. Jasa tersebut
dapat diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.
3. Penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain – yang menimbulkan pendapatan dalam
bentuk:
 Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas, atau jumlah
tentang kepada perusahaan.
 Royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang perusahaan,
misalnya paten, merek dagang, hak cipta, dan peranti lunak komputer, dan
 Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan
prporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu.

Dalam perusahaan, seperti halnya kas, piutang merupakan akun yang tergolong penting. Karena
piutang berkaitan langsung dengan pendapatan atau hasil yang diperoleh atas produk atau jasa
yang dihasilkan. Secara umum piutang dapat diartikan sebagai hak atas uang, barang dan jasa
kepada orang lain. Pada umumnya piutang timbul dari akibat dari penjualan yang dilakukan
perusahaan secara kredit kepada pelanggan.

B. Sistem Informasi Yang Membentuk Siklus Pendapatan


Siklus pendapatan yang terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi berikut ini:
1. Sistem penjualan kredit , yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini :
 Prosedur order penjualan
 Prosedur persetujuan kredit
 Prosedur pengiriman barang
 Prosedur penagihan
 Prosedur pencatatan piutang
 Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit
 Prosedur pencatatan kos produk jasi yang dijual
2. Sistem penjualan tunai yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
 Prosedur order penjualan
 Prosedur penerimaan kas
 Prosedur penyerahan barang
 Prosedur pencatatan penerimaan kas
 Prosedur pencatatan penjualan tunai
 Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual
3. Sistem return penjualan, yang terdiri dari prosedur berikut ini;
 Prosedur penerimaan barang
 Prosedur pencatatan piutang usaha
 Prosedur pencatatan retur penjualan
4. Sistem pencadangan kerugian piutang yang terdiri dari prosedur berikut ini:
 Prosedur pembuatan bukti memorial
 Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang
5. Sistem penghapusan piutang yang terdiri dari prosedur berikut ini;
 Prosedur pembuatan bukti memorial
 Prosedur pencatatan penhapusan piutang

C. Tujuan Audit Terhadap Siklus Pendapatan


Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi
tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus
pendapatan. Asersi tersebut menunjukan derajat asersi manajemen terhadap informasi
keuangan yang secara eksplisit dinyatakan dalam laporan keuangan.

Tujuan Audit Siklus Pendapatan


Occurence (kejadian) Memverifikasi bahwa saldo piutang usaha mewakili jumlah yang
benar-benar dipinjam perusahaan pada tanggal laporan posisi
keuangan terkait.
Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi penjualan
mewakili barang yang dikirm dan jasa yang diberikan selama periode
yang termasuk dalam laporan keuangan.
Completeness Menentukan bahwa semua sejumlah yang dipinjam perusahaan pada
( kelengkapan) tanggal laporan posisi keuangan telah tersemin dalam piutang usaha.
Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang dikirm, semua
jasa yang diberikan, dan semua retur dan kompensasi untuk periode
terkait, telah tercemin dalam laporan keuangan.
Accuracy (akurasi) Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihiutng secara akurat
dan didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar.
Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file faktur
penjualan, dan file pemberitahuan pengiriman uang secara
matematis benar dan sesuai dengan akun terkait pada buku besar.
Rightsand Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat
obligations (hak dan piutang usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan yang telah dijual atau
kewajiban ) telah dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari sald piutang
usaha.
Valuation and Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih
allocation (penilaian yang dapat direalisasikan.
dan alokasi) Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak tertagih telah tepat.
Presentation and Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk
dislosure (penyajian periode terkait, telah jelaslan dengan benar dan dimasukkan dalam
dan pengungkapan) laporan keuangan.

D. Tahap Audit Akun Pendapatan


Adapun tahapan dari audit atas akun pandapatan menurut Arens (2014) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan test of control sales
Dalam melakukan test of contro sales, auditor harus mengetahui enam key control dari sales
untuk membuat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam test of control for sales.
Adapun enam key control tersebut adalah:
1. Pemisahan tugas untuk mencegah terjadinya eror atau fraud, manajemen dapat
melakukan pemisahan tugas antara staf yang bertanggung jawab atas pencatatan
penjualan dan staf yang bertanggung jawab atas penerimaan kas. Selain itu, manajemen
juga dapat menerapkan pemisahan tugas antara bagian penjualan dengan bagian
pengecekan credit limit dan pemisahan tugas antara bagian penyimpangan barang dan
penjualan.
2. Otorisasi dengan pihak terkait tiga poin utama dalam key control ini adalah kredit harus
otorisasi sebelum transaksi penjualan terjadi, barang baru dapat dikirmkan sesudah
proses otorisasi selesai, dan segala persyaratan penjualan kredit juga harus diotorisasi.
Pengendalian-pengendalian tersebut ditujukan untuk mencegah terjadinya kerugian dan
untuk memastikan bahwa harga yang tercantum pada transaksi sudah sesuai kebijakan
perusahaan.
3. Pencatatan dokumen manajemen menyiapkan dokumen rangkap dalam setiap
transaksinya. Hal ini ditujukan untuk memudahkan manajemen dalam mengendalikan
transaksi yang ada. Selain iut, pembuatan dokumen rangkap juga ditujukan untuk
mengurangi kegagalan penagihan ke pelanggan.
4. Prenumbered document manajemen melakukan penomoran terhadap dokumen
transaksi penjualan untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam penagihan atau
pencatatan penjualan.
5. Mengirimkan monthly statement harus dikendalikan oleh orang yang tidak bertanggung
jawab dalam pengelolaan kas atau pencatatan penjualan atau piutang usaha, untuk
mencegah terjadinya eror.
6. Prosedur verifikasi unternal manajemen melakukan proses verifikasi baik melalui sistem
komputer maupun pengecekan secara manual untuk memastikan bahwa proses dan
pencatatan penjualan sudah sesuai dengan tujuan auditnya.
b. Melakukan subtantive tets of transaction fo sales.
E. Pemahaman Bisnis Dan Indsutri Klien
Langkah pertama yang dilakukan adalah memperoleh pemahaman bisnis dan industri klien
dalam kaitannya dengan strategi audit, segingga akan membantu auditor dalam
mengembangkan ekspektasi tentang :
1. Total pendapatan memahami kapasitas klien, pasar dan pelanggan klien.
2. Marjin kotor dengan memamahami pangsa pasar (market share) dan keunggulan kompetitif
klien di pasar.
3. Piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata-rata untuk klien dan industri.

Disamping itu, proses menghasilkan pendapatan ini juga memerlukan beberapa beban
(seperti, harga pokok penjualan atau beban penjualan), sehingga pemahaman mengenai
pemahaman siklus pendapatan dapat membantu mengembangkan ekspektasi pengeluaran
perusahaan yang berkaitan dengan siklus transaksi biaya dan menilai rekio bahwa laba yang
mengandung salah saji yang material belum diaudit.

a. Materialitas
Total pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena dapat menimbulkan
piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang usaha yang
disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat material terhadap
neraca.
b. Resiko Inheren
Dalam menilai resiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan.

Fakto-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah saji asersi siklus


pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang terlalu tinggi dan menyatakan terlalu tinggi kas
atau piutang kotor atau terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih. Faktor-faktor lain yang
dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan :

 Voluem penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang tinggi


 Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan, seperti dengan
standar akuntansi
 Mengklasifikasikan piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena sifat
penagihannya.
 Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap
misapropriasi
 Transaksi penerimaan penjualan digunakan untuk menyembunyikan penerimaan kas.

c. Resiko Prosedur Analitis


Resiko ini merupakan unsur resiko deteksi bahwa peosedur analitis akan gagal
mendeteksi salah saji yang material yang merupakan cara yang efektif untuk
pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah yang ditempu yaitu :
 Memperoleh pemahaman tentang kapasitas klien
 Memahami pangsa pasar klien
 Menevaluasi hari perputaran piutang usaha.
F. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi
beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Disamping itu, faktor-
faktor ini juga dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen pengendalian
internal lainnya dalam mengendalikan resiko salah saji pada asersi siklus pendapatan. Faktor
lingkungan pengendalian yang penting untuk mengurangi resiko pencurangan pelaporan
keuangan dengan menyajikan terlalu tinggi pendapatan dan piutang. Mislanya, adopsi
manajemen serta ketaatan terhadap standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.

2. Penilaian Resiko
Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama dengan
penilaian inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh sebagian manajemen
untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus
pendapatan.

3. Informasi Dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)


Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang
bagaiamna:
 Penjualan diawali
 Barang dan jasa diberikan
 Piutang dicatat
 Kas diterima
 Penyesuaian penjualan dilakukan, metode pemprosesan data serta dokumen
penting dan catatan yang digunakan.

4. Pemantuan (Monitoring)
Komponen ini harus memberikan manajemen umpan balik tentang apakah pengedalian
internal yang berkaitan dengan saldo dengan transaksi siklus pendapatan telah beroperasi
seperti yang diharapkan. Auditor harus memproses pemahaman tentang umpan balik ini
dan apakah manajemen telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan informasi
yang diterima dari aktivitas pemantauan.

5. Penilaian Awal Atas Resiko Pengendalian Atas Strategi Audit Pendahuluan


Pada saat auditor memperoleh bukti tentang keefektifan operasi pengendalian internal yang
berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman. Auditor dalam kasus semacam
ini, kepastian yang terbatas mungkin diperoleh tentang keefektifan pengendalian yang
utama didasarkan atas prosedur yang mencakup pengajuan pertanyaan, observasi, dan
beberapa inspeksi atas bukti yang didokumentasikan. Banyak auditor akan menilai resiko
pengendalian untuk asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas maksimum.
G. Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit
Dokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan,
dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan,
jurnal penjualan, file induk pelanggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi pendapatan:
 Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan dan persetujaun kredit)
 Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan dan pengiriman pesanan penjualan)
 Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan)

Untuk merencanakan uadit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus
pendapatan agar dapat (1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial (2)
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material (3)
merancang pengujian subtantif.

a. Pisah batas penjualan


Sebagian besar klien perusahaan dagang dan perushaan manufaktur mencatat penjualan
berdasarkan kriteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan mencatat
faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat
pengiriman, atau setelah pengiriman.

b. Pengujian rincian saldo piutang usaha


masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kedelapan tujuan
tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan khusus pada bagian piutang usaha, hal
tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha adalah sebagai
berikut:
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya
telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
2. Piutang usaha yang dicatat ada (keberadaan)
3. Piutang usaha yang telah dicantumkan (kelengkapan)
4. Piutang usaha sudah akurat (keakuratan)
5. Piutang usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar (pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha (hak)

H. Aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas


Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas diterima dari
transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta aktiva
lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan
dari pelanggan atas penjualan kredit. Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam
pemprosessan kas adalah sebagai berikut:
 File transaksi kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan
yang diterima untuk pemprosesan, file ini digunakan untuk mempengaruhi file induk
piutang usaha
 Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai
dan penagihan piutang usaha.

Pisah Batas Penerimaan Kas

Lebih mudah menguji salah saji pisah batas penerimaan kas dengan menelusuri
penerimaan kas yang dicatat ke setoran baik periode selanjutnya pada laporan bank. Jika terjadi
penundaan selama beberapa hari, hal tersebut dapat menunjukan saji pisah batas.

Hingga tingkat tertentu, auditor juga mungkin tergantung pada konfirmasi piutang
usaha untuk mengungkapkan salah saji pisah batas penjualan, retur dan pengurangan
penjualan, serta penerimaan kas.

Akan tetapi, sering kali sulit membedakan salah saji pisah batas dengan perbedaan
waktu (timming difference ) yang normal akibat pengiriaman dan pembayaran yang masih
dalam perjalanan [ada akhir tahun.

I. Aktivitas Pengendalian Transaksi Penyesuaian Penjualan


Transaksi penyesuaian penjualan meliputi pemberian potongan tunai, pemberian retur
penjualan dan pengurangan harga serta penentuan piutang tak tertagih. Untuk pengendalian
aktivitas pengendaliaanya maka diperlukan otorisasi terhadap transaksi penyesuaian penjualan,
penghitungan independent atasbarang-barang, penggunaan dokumen dan catatan yang tepat
serta pemisahan tugas otorisasi.
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai uang dari nilai transaksi ini tidaklah
material. Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan oleh kesalahan
dan penyelewengan dalam pemprosesan transaksi ini perlu dipertimbangkan. Perhatian
utamanya tertuju, pada kemungkinan pencatatan transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk
menyembunyikan penyelewengan dalam proses penerimaan kas. Misalnya, seorang karyawan
dapat menggelapkan kas yang diterima dari pelanggan dan menutupi penyelewengan yang
dilakukannya dengan menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh buti tentang keefktifan
penrencanaan dan operasi sistem pengendalian internal perusahaan. resiko inheren yang
berkaitan dengan transaksi penerimaan kas adalah tinggi akibat kemungkinan pemimpin oleh
karyawan melalui pengalihan penerimaan kas. Jika prosedur analitis menunjukan kenaikan
jumlah hari piytang beredar, maka hal ini mungkin dapat kas, dan dampak transaksi penerimaan
kas terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur pengendalian yang berkaitan
dengan penerimaan kas. Jika tujuan pengendalian telah tercapai melalui prosedur pengendalian
terprogram, maka auditor akan merencanakan lingkup pengujian yang meliputi pengujian atas
1. Pengendalian umum dengan komputer
2. Pengendalian aplikasi komputer
3. Keefektifan prosedur tindak lanjut manual

Anda mungkin juga menyukai