Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGAUDITAN

Kelompok 6
Irda ( 181111035 )
Irwan S. Ali ( 181111036 )
Levia ( 181111037 )
Marzalita Sopa Ulanda ( 181111038 )

STIE “YKP” YOGYAKARTA


JURUSAN AKUNTANSI
T.A 2020/2021
PEMBAHASAN

AUDIT PLAN, AUDIT PROGRAM,AUDIT PROCEDURES, AUDIT TEKNIK, RISIKO AUDIT, DAN
MATERIALITAS

1. AUDIT PLAN ( PERENCANAAN PEMERIKSAAN)

Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk
perikatan tersebut dari pengembangan rencana audit.

Perencanaan audit yang baik mempunyai beberapa manfaat, antara lain membantu
auditor untuk memberikan perhatian yang tepat antara area yang penting dan mengidentifikasi
serta menyelesaikan masalah yang potensial secara tepat waktu.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup


audit yang diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas satuan usaha pengalaman mengenai satuan usaha, dan pengetahuan tentang
bisnis satuan usaha. Dalam perencanaan audit ,auditor harus mempertimbangkan antara lain:

a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri dimana satuan usaha
tersebut beroperasi di dalamnya.

b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.

c. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan,termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi
pokok perusahaan.

d. Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.

e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.

f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian(adjustment).

g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,seperti risiko
kekeliruan dan ketidak beresan yang material atau adanya transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.

h. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberian tugas ( sebagai contoh
laporan keuangan konsolidas, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap
kontrak /perjanjian).
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervisi biasanya
mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan usaha dan diskusi dengan staf
lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut. contoh prosedur tersebut meliputi:

a. Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan laporan
audit tahun lalu.

b. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staf kantor akuntan yang
bertanggung jawab atas jasa non audit bagi suatu usaha.

c. Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak terhadap
satuan usaha.

d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.

e. Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris, atau komite
audit.

f. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar


Auditing yang ditetapkan ikatan akuntansi Indonesia, terutama yang baru.

g. Mengoordinasikan bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data.

h. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor intern.

i. Membuat jadwal pekerjaan audit ( time schedule )

j. Menentukan dan mengurus dinas ikan kebutuhan staf audit.

k. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi
tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisipasi dan
memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang dipandang perlu.

Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis
klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien,
struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran,distribusi dan lain-lain.

Sumber lain yang dapat digunakan oleh auditor adalah publikasi yang dikeluarkan oleh industri
laporan keuangan satuan usaha lain dalam industri,buku teks, majalah, dan perorangan yang memiliki
pengetahuan mengenai industri.
Pengetahuan tentang bisnis klien,membantu auditor dalam:

a. Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.

b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah ,di-review dan
dikumpulkan dalam organisasi.

c. Menilai kewajaran estimasi,seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,penyisihan piutang


ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.

d. Menilai kewajaran representasi manajemen.

e. Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang diterapkan dan kecukupan


pengungkapannya.

Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan
menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada
asisten, tetapi menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit ,
mereview pekerjaan yang dilaksanakan dan menyelesaikan perbedaan pendapat antara staf audit
kantor akuntan.

Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan Prosedur audit yang mereka
laksanakan. mereka harus diberitahu hal-hal yang memungkinkan berpengaruh terhadap sifat, luas,dan
saat prosedur yang harus dilaksanakan seperti sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan
penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit.

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di-review untuk menentukan Apakah pekerjaan
tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan menilai Apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan
yang disajikan dalam laporan audit.

Menurut Hayes (2014:2015 )

Rules of thumb yang biasanya digunakan dalam praktik adalah:

 5-10 % dari net income sebelum pajak

 5-10% dari current assets

 5-10% dari current liabilities

 0,5-2% dari total asset

 0.5-2% dari total revenue

 1-5% dari total equity


Menurut ISA 300-Planning an Audit of Financial Statements dalam Hayes ( 2014:18.2)

Tujuan auditor adalah untuk merencanakan audit nya agar bisa dilakukan secara efektif. auditor
harus menetapkan strategi audit menyeluruh yang mengatur scope,timming dan direction dari audit,
dan mengarahkan pengembangan audit Plan( perencanaan audit ).

Tujuan planning adalah untuk menentukan jumlah dan tipe bukti audit dan penelaah yang
diperlukan untuk memberikan auditor keyakinan bahwa tidak terdapat salah saji material dalam
laporan keuangan.

Beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam rangka menyusun audit plan:

1. Dapatkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk internal kontrolnya.

2. Tetapkan risiko salah saji material dari laporan keuangan.

3. Tentukan materiality.

4. Buat planning memorandum dan audit program yang berisi respon auditor terhadap Resiko
yang diidentifikasi.

Beberapa ISA yang berkaitan dengan risiko audit adalah:

 ISA 315 Identifikasi dan penetapan risiko salah saji material melalui pemahaman terhadap
entitas dan lingkungannya.

 ISA 330 respon auditor atas risiko yang ditetapkan.

 ISA 500 bukti audit.

Prosedur untuk mendapatkan pemahaman risiko (ISA 315):

 Tanya jawab dengan manajemen

 Prosedur analitis

 Observasi dan inspeksi


Pada umumnya audit planning memorandum berisi beberapa hal berikut:

 Informasi latar belakang perusahaan

 TuJuan audit

 Penentuan risiko penugasan

 Auditor lainnya atau tenaga ahli (expert)

 Materiality

 Inherent risk( risiko bawaan)

 Kesimpulan tentang control Environment( lingkungan pengendalian)

 Tingkat kepercayaan auditor terhadap computer information system klien

 kualitas sistem akuntansi dan internal control klien

 Pendekatan audit

 Time schedule dari pekerjaan audit

 Audit budget

Auditor harus menyusun audit plan,segara setelah Engagement letter disetujui oleh klien :

Isi dari audit plan mencakup:

1. Hal-hal mengenai klien

2. Hal-hal yang mempengaruhi klien

3. Rencana kerja auditor


1. Hal-Hal Mengenai Klien

a. Bidang usaha klien ,alamat, nomor telepon, Faksimile dan lain-lain.

b. Status hukum perusahaan (berdasarkan apa pendirian)

1. Nama pemilik

2. Permodalan

c. Accounting policy(kebijakan akuntansi)

1. Buku-buku yang digunakan:

a. Buku penjualan

b. Buku pembelian

c. Buku kas/bank

d. Buku memorial

2. Metode pembukuan

a. Manual:

 Tulis tembus
 Biasa

b. Komputer

c. Mesin pembukuan

3. Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam


menyusun budget dan pemilihan tenaga- tenaga yang akan ditugaskan di klien
tersebut).

d. laporan posisi keuangan (neraca) komparasi dan perbandingan penjualan laba rugi
tahun lalu dan sekarang. perbandingan (neraca) laporan posisi keuangan (neraca) tahun
lalu dan laporan posisi keuangan(neraca) tahun sekarang/ bulan terakhir tahun sekarang
agar diperoleh gambaran mengenai ukuran besar kecilnya perusahaan.

e. Client contact

Yaitu mengenai nama dari orang-orang yang akan sering dihubungi auditor misalnya:

1 . President Direktur

2. Controller,Chief Accountant

3. Dewan Komisaris dan Komite Audit

Selain itu perlu juga diketahui penasihat hukumnya siapa berikut alamat, nomor telepon, faks, email
address.
f. Accounting, Auditing & Tax Problem

Harus dijelaskan persoalan-persoalan yang mungkin akan dihadapi oleh klien seperti:

1. Accounting problem, misalnya:

 Perubahan metode pencatatan dari manual ke komputer

 Revaluasi fixed asset

 Perubahan metode atau tarif penyusutan

2. Auditing problem,misalnya:

 Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan

 Perubahan Accounting policy

3. Tax problem, misalnya:

 Masalah restitusi, kekurangan penyetoran

 Adanya pembukuan di dalam perusahaan

2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Klien

Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi/ surat kabar, antara lain:bussines news,
ekonomi keuangan Indonesia.

Contoh : adanya peraturan peraturan baru yang dapat mempengaruhi klien.

3. Rencana Kerja Auditor

Hal-hal yang penting antara lain:

a. Staffing

 Nama Partner

 Nama Manager

 Nama Supervisor

 Nama Senior

 Nama Asisten
b. Waktu pemeriksaan:

1. Waktu dimulainya suatu pemeriksaan

2. Berapa lama waktu pemeriksaan

3. Dead line, dalam arti laporan pemeriksaan

 Selesai kapan?
 Dikirim kemana dan waktu sampainya kapan?
 Kepada siapa report itu dikirim?

4. Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan.

Tarif yang dibebankan kepada klien antara lain:

 Tarif masing-masing sikap dan taksiran juga jam kerja masing-masing


staf, antara lain:

 Partner

 Manager

 Senior

 Junior

 Budget per section/area

( misalnya pemeriksaan piutang 60 jam), terdiri atas 10 jam incharge, 50 jam asisten

c. Jenis jasa yang diberikan

1. General Audit

2. Special Aidit

3 .Bantuan administrasi

4. menyusun laporan posisi keuangan(neraca)/laba rugi (L/R komprehensif)

5. Perpajakan
d. Bantuan bantuan yang dapat diberikan klien

1. mengisi formulir konfirmasi piutang,utang

2. Membuat schedule-schedule:

 Aging schedule

 Rincian asia tetap

 Rincian utang dan piutang

 Rincian biaya yang masih harus dibayar

e. Time schedule

Misal:

Bulan november:

1. Review internal Control

2. Tentative Audit Program ( audit program sementara)

Bulan Desember

1. Cash Count

2. Observasi persediaan

3. Dan lain-lain

Pada Time Schedule juga ditulis siapa mengerjakan dan

berapa jam kira-kira waktu yang dibutuhkan.

pada akhirnya Audit Plan dituliskan:

1. Dibuat oleh:

2. Review oleh:

3. Approved oleh:
Audit plan tersebut harus di-approved oleh partner.

Contoh audit plan bisa di lihat di Exhibit 8-1 Rencana pemeriksaan bisa juga dibuat dalam
bentuk Audit Planning Memorandum yang contohnya bisa dilihat di Exhibit 8-2.

2. AUDIT PROGRAM

Setelah Audit Plan disusun tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai auditor harus
menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan
dan dibuat secara tertulis.

Audit Program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten


mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Auditor program harus penggaris kan dengan rinci, prosedur audit yang menurut
keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.

Audit Program yang baik harus mencantumkan:

o Tujuan pemeriksaan

o Prosedur audit yang akan dijalankan

o Kesimpulan pemeriksaan

Sebagai KAP menggunakan audit program yang sudah di standarisasi dan digunakan di setiap
kliennya, sebagai lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai kondisi dan situasi di
perusahaan(tailor made). Akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance Test dan
Subtantive Test.
Contoh Audit Program untuk Compliance Test dan Subtantive Test bisa dilihat di 8-3 dan 8-4

No Schedule Saldo Tgl. Penyerahan

1. Rekonsiliasi Bank 31-12-2015 13-1-2016


2. Piutang Usaha 31-12-2015 15-1-2016

3. Piutang Karyawan 31-12-2015 13-1-2016


4. Uang Muka 31-12-2015 13-1-2016

5. Persediaan 31-12-2015 20-1-2016


6. Aset Tetap 31-12-2015 17-1-2016

7. Utang Bank 31-12-2015 17-1-2016


8. Utang Usaha 31-12-2015 25-1-2016

9. Utang Biaya 31-12-2015 23-1-2016


10 Utang lain-lain
31-12-2015 25-1-2016
.

11 Piutang Dalam Rangka Hubungan Khusus


31-12-2015 13-1-2016
.
12 Trial Balance
31-12-2015 13-1-2016
.

13 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


31-12-2015 15-1-2016
.
14 Daftar Laba Rugi
31-12-2015 15-1-2016
.

15 Penjualan
31-12-2015 15-1-2016
.
16 Daftar Gaji Dan Perhitungan PPh 21
31-12-2015 30-1-2016
.

17 SPT pph Pasal 25


31-12-2015 10-1-2016
.

Exhibit 8-2 Schedule yang akan dipersiapkan oleh perusahaan (klien)


Exhibit 8-3 Contoh Audit Planning Memorandum

kami akan melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan PT. RAFIKU untuk tahun buku yang
berakhir tanggal 3 Desember 2015. pemeriksaan ini bertujuan untuk:

 Mengemukakan pendapat atas laporan keuangan perusahaan.

 Menelaah mengenai konsistensi secara keseluruhan.

 Membuat komentar dan rekomendasi kepada manajemen mengenai pengendalian intern.

Umum

PT. RAFIKU didirikan pada tahun 1992 berdasarkan Akta Notaris Raden Ayoene Nomor 136 dan
disahkan Menteri Kehakiman dengan SK No. YA 7/27/13 tanggal 14 januari 1993 serta izin PBF no.
137/17B, Di mana perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dengan cabang-cabang di
tempat-tempat lain.

Pada bulan Mei 1994 pihak manajemen memandang perlu diadakan perwakilan atau cabang di
Pasar Minggu.

Bertepatan dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 13127/PBF/Cab-


17/VI/94 yang meluluskan permohonan PT. rafiku cabang pasar minggu sebagai pedagang besar
farmasi.

Keadaan Industri dan Pemasaran

PT. RAFIKU adalah perusahaan yang bergerak dalam distributor obat-obatan dan merupakan
distributor tunggal obat-obatan yang diproduksi oleh PT. pahala Industries, PT. sukamura Indonesia dan
PT. Dayaku.

Laporan yang akan Dibuat (Reporting Requirements)

laporan-laporan yang akan dibuat ditunjukkan untuk keperluan Manajemen perusahaan


sebagai tambahan atas persyaratan akuntans, kami harus menyiapkan surat untuk pimpinan
perusahaan(management letter) sesuai kebutuhan perusahaan.
Keadaan Administrasi

Administrasi perusahaan dilakukan secara manual. Dalam pengakuan pendapatan perusahaan


menggunakan metode pendapatan diakui atas dasar penyerahan barang sehingga penjualan dicatat
pada saat penyerahan barang kepada langganan. piutang dicatat pada saat diserahkannya produk
kepada pembeli tetapi pelunasan sebelum dilakukan.

Kebijakan Operasi Perusahbulan

Berdasarkan kebijakan perusahaan ,penjualan dilakukan secara tunai dan kredit, di mana
penjualan kredit adalah sebesar 70% dari total penjualan .untuk penjualan tunai perusahaan
memberikan potongan penjualan sebesar 2%. Sedangkan untuk penjualan kredit perusahaan
memberikan jangka waktu kredit selama 60 hari .Apabila terjadi keterlambatan pembayaran, langganan
akan dikenakan biaya bunga sebesar 2% per bulan.

Selain kebijakan di atas ada kebijakan khusus lainnya antara lain untuk produk-produk yang
bersifat rutin umumnya potongan penjualan diberikan sebesar 5% ,hal ini ditinjau dari pelanggan
sendiri. Apabila pengambilan yang kecil umumnya dijual dengan harga netto Apotek ,Sedangkan untuk
pengambilan besar perusahaan memberikan potongan penjualan sebesar 5%.

 Kebijakan kampanye dan harga khusus dari suatu produk tertentu, biasanya ditentukan
berdasarkan persetujuan kantor pusat.

 Untuk penjualan ke rumah sakit, perusahaan melakukannya dengan mengikuti tender, di mana
syarat dan kondisinya ditentukan oleh pihak rumah penjualan.

Penelaahan Analitis atas Penjualan

Dalam penalaran analitis atas penjualan,digunakan perbandingan data keuangan dengan


periode yang lalu yang disajikan sebagai berikut:

2015 2014 Naik(Turun)

Rp Rp %

Penjualan 2.053.641.400 1.824.767.800 12.55

Kenaikan penjualan sebesar 12.55% dari tahun lalu disebabkan adanya penjualan produk jenis baru.
Penelaahan Analitis atas Piutang Usaha

Dalam penelitian ini dilakukan analisis perputaran piutang usaha PT. RAFIKU selama tahun
2015 sebagai berikut:

Penjualan kredit. Rp 1.437.619.000

Piutang usaha, awal Rp 407.850.000

Piutang usaha,akhir Rp 551.201.700

Piutang usaha Rata-rata. Rp 479.526.150

Perputaran piutang usaha. = penjualan kredit bersih

Piutang rata-rata

=3x

Periode rata-rata pengumpulan piutang =360x piutang rata-rata

Usaha penjualan kredit bersih

=120 hari

Angka tersebut diatas menunjukkan cara pengumpulan piutang usaha PT. RAFIKU kurang
efisien karena hari rata-rata pengumpulan piutang usaha yang digariskan perusahaan adalah selama 75
hari.
AUDIT PROCEDURES DAN AUDIT TEKNIK, RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS, DAN EXHIBIT CONTOH
RENCANA PEMERIKSAAN (AUDIT PLAN)

8.3 AUDIT PROCEDURES DAN AUDIT TEKNIK

 Audit procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melaksanakan penyimpangan
yang dapat bekerja secara efisien dan efektif.

 AuditAudit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit


evidence) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.

 UntukUntuk itu diperlukan audit teknik, yaitu cara cara memperoleh audit evidence seperti:
konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry) dan lain-lain.

8.4 RiSIKO AUDIT DAN MATERIALITAS

Menurut SA 320.1 & 320.2 Materialitas dalam Konteks Audit

Kerangka pelaporan keuangan seringkali membahas konsep materialitas dalam konteks penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.walaupun kerangka pelaporan keuangan mungkin membahas
materialitas dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda, kerangka tersebut secara umum
menjelaskan bahwa:

 Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan penyajian


tersebut. Secara individual atau agregat, ma diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi yang diambil berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan
tersebut.

 Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai kondisi yang


melengkapinya dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian, atau kombinasi
keduanya, dan

 Pertimbangan tentang hal-hal yang material bagi pengguna laporan keuangan didasarkan pada
pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang umum yang diperlukan oleh pengguna
laporan keuangan sebagai suatu grup. Kemungkinan dampak kesalahan penyajian terhadap
pengguna laporan keuangan individual tertentu, yang kebutuhannya beragam tidak
dipertimbangkan.
Pembahasan tersebut di atas jika ada dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
menyediakan kerangka acuan bagi auditor dalam menentukan materialitas untuk audit.jika kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku tidak mencakup pembahasan tentang konsep materialitas, maka
karakteristik-karakteristik yang diuraikan dalam paragraf 2 dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi
auditor dalam menentukan materialitas.

Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan pertimbangan profesional dan dipengaruhi


oleh persepsi auditor tentang kebutuhan informasi keuangan oleh para pengguna laporan keuangan.
Dalam konteks ini adalah masuk akal bagi auditor untuk mengkonsumsikan bahwa pengguna laporan
keuangan:

a) Memiliki suatu pengetahuan memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi serta
akuntansi dan kemauan untuk mempelajari informasi yang ada dalam laporan keuangan
dan cermat.

b) Memahami bahwa laporan keuangan disusun, disajikan dan diaudit berdasarkan tingkat
materialitas tertentu.

c) Mengakui adanya ketidakpastian bawaan dalam pengukuran suatu jumlah yang


ditentukan berdasarkan penggunaan estimasi, pertimbangan dan pertimbangan atas
peristiwa masa depan, dan

d) Membuat keputusan ekonomi yang masuk akal berdasarkan informasi dalam laporan
keuangan.

Konsep materialitas diterapkan oleh auditor tahap perencanaan dan pelaksanaan audit,serta
pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam audit dan kesalahan
penyajian yang tidak dikoreksi jika ada, terhadap laporan keuangan dan pada saat merumuskan opini
dalam laporan auditor.

DalamDalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-pertimbangan tentang ukuran


kesalahan penyajian yang dipandang material. Pertimbangan-pertimbangan tersebut menyediakan
suatu basis untuk:

a. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur penilaian risiko.

b. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, dan

c. Menentukan sifat, saat, dan luas Prosedur audit lanjutan.


Menurut SA 320,5, 320.6& 320. 7

Dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan tujuan auditor adalah untuk
mendapatkan reasonable assurance bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kekurangan atau kesalahan, oleh karena itu
memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan dalam semua hal yang
material telah disusun sesuai dengan kerangka laporan keuangan yang berlaku; dan untuk melaporkan
laporan keuangan tersebut serta mengomunikasikan temuan-temuan auditor sebagaimana disyaratkan
oleh SA. Auditor memperoleh reasonable assurance dengan memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk mengurangi risiko audit ke tingkat benda yang dapat diterima.

Resiko audit adalah risiko bahwa auditor menyatakan opini yang tidak tepat ketika terdapat
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan.risiko audit merupakan fungsi gabungan risiko
kesalahan penyajian material dan risiko deteksi materialitas dan risiko audit perlu dipertimbangkan
sepanjang pelaksanaan audit khususnya pada saat:

a) Mengidentifikasi dan dan menilai resiko kesalahan penyajian material;

b) Menentukan sifat, saat dan luas Prosedur audit selanjutnya; dan

c) Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi,jika ada, terhadap laporan
keuangan dan dalam merumuskan opini dalam laporan auditor.

Penggunaan Tolak Ukur Dalam Menentukan Materialitas Untuk Laporan Keuangan Secara
Keseluruhan

Penentuan materialitas membutuhkan penggunaan pertimbangan profesional.sebagai langkah


awal dalam menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, presentase tertentu
sering kali diterapkan pada suatu tolak ukur yang telah dipilih.faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses identifikasi suatu tolak ukur yang tepat mencakup:
 Unsur-unsur laporan keuangan (sebagai contoh, aset,liabilitas,ekuitas, pendapatan
beban).

 Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pengguna laporan
keuangan suatu entitas tertentu (sebagai contoh untuk tujuan pengevakuasian kinerja
keuangan,pengguna laporan keuangan cenderung akan fokus pada laba, pendapatan
maupun aset bersih).

 Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya dan industri serta lingkungan ekonomi
yang didalamnya entitas tersebut beroperasi.

 Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (sebagai contoh, jika pendanaan sebuah
entitas hanya dari utan dan bukan dari ekuitas maka pengguna laporan keuangan akan
lebih menekankan pada aset dan klaim atas aset tersebut daripada pendapatan entitas),
dan

 Fluktuasi relatif tolak ukur tersebut.

Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, resiko audit terdiri atas:

a. Risiko [yang meliputi risiko bawaan (inherent risk) dan risiko pengendalian
(control risk)] bahwa saldo akun atau golongan transaksi mengandung salah satu
(disebabkan oleh keliruan atau kecurangan) yang dapat menjadi material
terhadap laporan keuangan apabila digabungkan dengan salah satu pada saldo
akun atau golongan transaksi lainnya, dan

b. Risiko [risiko deteksi (detection Risk)] bahwa auditor tidak akan mendeteksi
salah saji tersebut.pembahasan berikut menjelaskan risiko audit dalam konteks
tiga komponen risiko di atas. Cara yang digunakan oleh auditor untuk
mempertimbangkan komponen tersebut dan kombinasinya melibatkan
pertimbangan profesional auditor dan tergantung pada pendekatan audit yang
dilakukannya.

Contoh rencana pemeriksaan (audit plan)

PT.RENIKU

RENCANA PEMERIKSAAN

TAHUN BUKU 2015

1. Umum
PT.RENIKU didirikan berdasarkan akta notaris abadi Timothy, sarjana hukum, nomor 7,
tertanggal 13 Mei Mei 1992, dengan perubahan-perubahannya dan yang terakhir dengan akta
nomor. 47 tanggal 25 Januari 1993 yang dibuat dihadapan notaris yang sama.

Akta pendirian telah disahkan oleh menteri kehakiman republik Indonesia dengan surat
No.Y.A.7/777/93 ter tanggal 27 juli 1993 dan telah dimuat dalam berita negara republik
Indonesia tanggal 2 November 1993 No. 99, tambahan an No.797.

Maksud dan tujuan perusahaan

Perusahaan bergerak di bidang industri perajutan, pencelupan, konveksi, dan finishing.

Alamat perusahaan

Kantor :JL. Duren delima No. 79 Jakarta barat

Pabrik.:JL. Muara sakti NO. 288 Jakarta Utara

2. Susunan pengurus

Dewan komisaris

Presiden komisaris : Hasan oramahi

Komisaris : Asmawati Keisyah

Direksi

Presiden direktur : Imam Kurniawan

Direktur keuangan: Dhian Febrianasari

Direktur umum : Tarra Alea

Direktur produksi : Tierro

Direktur pemasaran : Syafruddin

3. Ekuitas
Modal dasar perusahaan berjumlah RP. 50.000.000,- yang terbagi atas tas 10.000
lembar saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp. 5.000,- per saham.

Dari jumlah tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 5.000 lembar
saham @ Rp.5.000,- atau sebesar Rp.25.000.000,- dan diambil seluruhnya oleh tuan iman
Kurniawan.

4. Kebijakan akuntansi

a. Penyajian laporan keuangan kan

laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan, laporan arus


kas disusun berdasarkan metode tidak langsung ( Indirect method).

b. Persediaan

1) Persediaan bahan baku, oli dan solar dibukakan berdasarkan harga


perolehannya penilaian persediaan akhir berdasarkan metode FIFO.

2) Persediaan barang dalam proses (WIP) dinilai berdasarkan tahap-tahap


penyelesaian dalam proses produksinya.penilaian persediaan tersebut
didasarkan atas taksiran ekuivalen unit selesai dari WIP dari masing-masing
tahap proses produksi yang bersangkutan.

3) Persediaan barang jadi dinilai berdasarkan metode rata-rata.

c. Piutang usaha

Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang ragu-ragu, tetapi langsung


membebankan ke perkiraan laba rugi, piutang yang benar-benar tak tertagih.

d. Penyertaan dalam bentuk saham

Penyertaan dalam bentuk saham yang mencapai 20% atau lebih dibukukan
berdasarkan metode equity.

e. Aset tetap

Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan dan penyusutan nya dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
aset tetap. Taksiran umur ekonomis aset tetap adalah sebagai berikut:
 Bangunan : 20 tahun

 Mesin-mesin : 10 tahun

 Kendaraan bermotor : 5 tahun

 Inventaris kantor & pabrik : 5 tahun

f. Biaya perizinan

Perizinan yang ditangguhkan diamortisir selama 5 tahun dengan metode garis lurus.

g. Liabilities/piutang dalam rangka hubungan khusus

Hubungan khusus adalah hubungan yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi keputusan atau pengelolaan perusahaan di luar hubungan afiliasi.utang
piutang ini diselenggarakan atas dasar transaksi dengan syarat syarat sebagaimana
lazimnya transaksi normal.

h. Pengakuan pendapatan

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat dilakukan penyerahan barang


kepada pembeli.

i. Transaksi dan penjabaran mata uang asing

Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam mata uang rupiah. Transaksi


dalam mata uang asing dibukukan dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya
transaksi. Saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) dijabarkan dengan kurs Bank Indonesia pada tanggal laporan
posisi keuangan (neraca). Selisih kurs yang terjadi dikreditkan (dibebankan) pada
perhitungan laba rugi tahun berjalan.

j. Taksiran pajak penghasilan

Taksiran pajak penghasilan ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak dari
tahun yang bersangkutan. Perusahaan tidak menganut deferred tax accounting Method
atas perbedaan waktu.

k. Tahun buku
Tahun buku perusahaan berjalan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember.

Buku-buku yang digunakan perusahaan:

Dalam rangka penyusunan laporan keuangan perusahaan telah menyelenggarakan antara lain:

 Buku kas

 Buku Bank

 Buku besar (G/L)

 Ayat-ayat jurnal

 Proses pembekuan masih dilakukan secara manual.

Anda mungkin juga menyukai