NIM : 6411420012
A. Isu Kesehatan
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan
bahwa Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, upaya tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan
pola makan, perbaikan perilaku sadar gizi dan meningkatkan akses serta mutu
pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu teknologi .Upaya
pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan dengan
perkembangan masalah gizi, penahapan dan prioritas pembangunan nasional.
Stanting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh
kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan aplikasi kemampuan
kognitif tidak berkembang, mudah sakit dan berdaya rendah, Kondisi stunting di
Kabupaten Jepara tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 12 % jika
dibandingkan tahun 2016 dan tahun 2017, yakni dari 15 % dan 16 % menjadi 27
% dan pada tahun 2019 mengalami penurunan dengan menunjukan prevalensi
19,6 %, meskipun telah mengalami penurunan prevalensi stunting sebesar 8 % di
tahun 2019, angka stunting di jepara masih terhitung tinggi dan menjadi salah
satu dari prioritas empat daerah di Jawa Tengah, sehingga perlu diambil langkah-
langkah strategis agar dapat ditekan secara maksimal hingga 0%, seperti sudah
dilakukan daerah lain.
Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah
persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya stunting.
Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak
kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja, serta asupan nutrisi yang
kurang pada saat kehamilan (Mentari & Hermansyah, 2019).
Stunting pada balita perlu mendapatkan perhatian khusus karena dapat
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan mental, dan
status kesehatan pada anak. Stunting pada anak merupakan dampak dari
defisiensi nutrien selama seribu hari pertama kehidupan. Stunting menyebabkan
penurunan kemampuan kognitif dan motorik serta penurunan performa
kerja.Stunting pada anak balita berhubungan dengan peningkatan kerentanan
anak terhadap PTM serta peningkatan risiko obesitas. Keadaan obesitas jangka
panjang dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif. Keadaan stunting juga
dapat menyebabkan buruknya kemampuan kognitif, rendahnya produktivitas,
serta meningkatnya risiko penyakit mengakibatkan kerugian jangka panjang bagi
ekonomi kabupaten jepara.
Dampak buruk kekurangan gizi menimbulkan efek yang sanagat merugikan
bagi negara indonesia dalam menghadapi bonus demografi pada tahun 2045
mendatang. Guna mengatasi masalah tersebut, masyarakat perlu dididik untuk
memahami pentingnya gizi dan kesehatan bagi ibu hamil dan anak balita dalam
menyelesaikan masalah secara terintegrasi.
B. Strategi Promosi Kesehatan
Untuk mewujudkan suatu visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien diperlukan cara dan pendekatan yang strategis, cara ini disebut strategi,
yaitu teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi
promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global
terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi Kesehatan, Bina Suasana, dan Pemberdayaan
Masyarakat. advokasi kesehatan yaitu pendekatan kepada pimpinan atau
pengambilan keputusan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan,
perlindungan dalam upaya pembangunan kesehatan. Bina suasana yaitu upaya
untuk menciptakan suasana kondusif sehingga masyarakat terdorong melakukan
PHBS. Pemberdayaan masyarakat yaitu upaya untuk memandirikan masyarakat
agar proaktif mempraktikan PHBS secara mandiri.
Berdasarkan permasalahan diatas, strategi promosi kesehatan yang
digunakan berupa peningkatan kompetensi ahli gizi Puskesmas dan Dinas
Kesehatan melalui kegiatan Pelatihan Asuhan Gizi di Puskesmas dan E-PPBGM
pada balita serta KEK pada bumil serta mengatasi permasalahan gizi lebih seperti
DM, hipertensi dan penyakit jatung yang semakin meningkat di masyarakat.
C. Rencana Promosi Kesehatan
Tujuan :
1. Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman asuhan gizi puskesmas
dan keterampilan peserta dalam pelaksanaan Aplikasi Pencatatan
Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat (E-PPGBM).
2. Khusus
Meningkatkan pengetahuan tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di
Puskesmas dan E-PPGBM
Meningkatkan Pengetahuan tentang Manajemen Gizi di puskesmas
Meningkatkan pengetahuan dasar Konsep Dasar Proses Asuhan
Gizi di Puskesmas
Meningkatkan pengetahuan tentang Proses Asuhan Gizi pada
pemantauan pertumbuhan, Status Gizi, dan Penyakit Tidak Menular
Meningkatkan pengetahuan tentang proses Asuhan Gizi pada
Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak
Meningkatkan Pengetahuan tentang proses asuhan gizi pada
Suplementasi Gizi
Meningkatkan penngetahuan tentang proses pelaksanaan E-
PPGBM di Puskesmas
Meningkatkan Pengetahuan Tentang Pencatatan, Pelaporan, serta
Monitoring dan evaluasi pada proses asuhan gizi
Sasaran Promosi Kesehatan :
Seluruh Petugas Gizi Puskesmas di kabupaten Jepara yang berjumlah 21
orang
Materi Promosi Kesehatan
Kebijakan Asuhan Gizi di Puskesmas dan E-PPGBM
Manajemen Gizi di Puskesmas
Konsep dasar Asuhan Gizi di Puskesmas
Proses Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi, dan PTM dalam
Asuhan Gizi
Proses Asuhan Gizi pada PMBA
Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi
Aplikasi E-PPGBM
Media :
Menggunakan Media berupa Slide Presentasi Materi ( PPT )
Rencana Evaluasi :
Evaluasi kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner pre-test
dan post test. Hal ini dilakukan untuk mengukur pengetahuan dan
pemahaman asuhan gizi puskesmas dan keterampilan peserta dalam
pelaksanaan Aplikasi Pencatatan Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat (E-
PPGBM). Pre-test dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan pelatihan dan
post test dilaksanakan setelah pelatihan berlangsung.
Jadwal Pelaksanaan :
Tempat : RM Maribu, Jl. Shima 20 B Jepara
Waktu : 25 , 26, dan 28 juni 2018
6411420012