Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI

MASYARAKATPADA MATERI KIMIA POLIMER

Mira Rizki1, Dedi Irwandi1, Evi Sapinatul Bahriah1,*


1Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412 Indonesia
e-mail: 3evi@uinjkt.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi mayarakat (STM)
pada materi kimia polimer serta mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku tersebut. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan, produk,
dan evaluasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Pada tahap persiapan dihasilkan indikator buku
suplemen yang telah diintegrasikan dengan lima ranah STM untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan
buku suplemen. Pada tahap produk dihasilkan buku suplemen yang telah divalidasi oleh 3 orang dosen.
Tahap evaluasi buku suplemen diuji cobakan pada 3 orang guru kimia dan 41 orang siswa kelas XII MIA 4
SMAN 3 Karawang. Produk divalidasi dan direspon berdasarkan aspek kelayakan isi, sajian, bahasa, dan
grafika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan memiliki karakteristik
penyajian materi antara konsep dan aplikasi serta dampaknya disajikan secara seimbang dengan
mengintegrasikan ranah sains teknologi masyarakat agar pembaca lebih peduli mengenai lingkungan
tempat tinggalnya sehingga pembaca akan merasakan bahwa ilmu kimia berhubungan erat dengan
kehidupannya sehari-hari. Hasil uji coba terbatas mendapatkan total skor respon guru sebesar 80,61%
termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik. Hasil respon siswa mendapatkan total skor sebesar
82,01% termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik.

Kata kunci: Buku Suplemen; Sains Teknologi Masyarakat; Kimia Polimer; Deskriptif.

ABSTRACT
The aims of the research were to produce a science society technology (STS) based chemistry supplementary
books on polymer chemistry and to know the teacher and students’ response about the book. The research
method was descriptive qualitative including three phases; planning, producing, and evaluating. Then, the
data were analyzed descriptively. In planning phase, the result of supplement book indicator was integrated
within five STM domains in to become a reference in developing the next supplement book. In producing
phase, there were three experts who have been validated the data of supplement book. In evaluating phase,
the supplement book was examined by three chemistry teacher and forty-one students XII MIA 4 of SMAN 3
Karawang. The product had been validated and responded based on reasonable content, presentation,
language, and graphic arts. The result of the research shows the supplement book which has been developed
had characteristics in presenting the material between the concept and the application, also the impact itself
was presented equally within integrating the domain of science technology and society, so that the readers
will feel there was a relation between chemistry and their daily activity environment. The result of limited trial
was the teacher’s responses score 80.61% including to a proper category with good predicate. The result
from the students’ response was 82.01 including to a proper category with good predicate.

Keywords: Book Suplement; Science Technology Society; Polymer Chemistry; Descriptive.

DOI: http://dx.doi.org/10.15575/jta.v1i2.1233
1. PENDAHULUAN beberapa kali mengalami perubahan.
Perubahan ini berdampak pada tidak
UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem terpakainya lagi buku paket siswa dan buku
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: pegangan guru beserta perangkat lainnya
“Pendidikan adalah usaha sadar dan karena harus diganti dengan buku-buku yang
terencana untuk mewujudkan suasana belajar baru untuk menyesuaikan kurikulum yang
dan proses pembelajaran agar peserta didik sedang digunakan (Tirtaraharja, 2008, hal.
secara aktif mengembangkan potensi dirinya 236).
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Buku sebagai salah satu sumber informasi,
akhlak mulia, serta keterampilan yang disadari penting peranannya dalam proses
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan pendidikan. Kebutuhan akan buku semakin
negara. terasa di daerah-daerah yang karena
berbagai hal belum memiliki sumber
Dalam UU tersebut juga disebutkan bahwa informasi lainnya seperti media elektronik
tujuan pendidikan nasional adalah “untuk (Paembonan, 1990, hal. 23). Dalam Peraturan
berkembangnya potensi peserta didik agar Pemerintah nomor 16 tahun 2007 tentang
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa standar kompetensi guru yaitu bahwa guru
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak diharapkan mampu mengembangkan materi
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, pembelajaran secara kreatif. Berdasarkan
dan menjadi warga negara yang demokratis Peraturan Pemerintah tersebut jelas bahwa
serta bertanggung jawab” (UU No. 20 Tahun guru diharapkan mampu mengembangkan
2003). Oleh karena itupendidikan dianggap buku ajar sebagai salah satu bahan ajar
memberikan jaminan bagi peningkatan taraf dalam pembelajaran. Namun permasalahan
hidup dan pendakian ditangga sosial yang terjadi sekarang ini masih banyak guru
(Tirtaraharja, 2008, hal. 245). Sehingga yang kesulitan dalam mengembangkan
pendidikan merupakan suatu hal yang bahan ajar dan tergantung pada bahan ajar
penting untuk menentukan kemajuan suatu yang sudah tersedia. Sedangkan kebutuhan
bangsa. Pendidikan akan menghasilkan siswa akan ilmu pengetahuan tidak cukup
sumber daya manusia yang berkualitas dari hanya bersumber pada satu buku saja. Dalam
segi kognitif, spiritual, dan keterampilan. Jika pendidikan formal, buku yang baik
output dari proses pendidikan ini buruk, memperkaya dan memperluas wawasan
maka dapat dikatakan pula bangsa tersebut pengetahuan dan pengalaman peserta didik,
gagal. maka di luar pendidikan formal, buku
merupakan sumber informasi utama
Proses pembelajaran adalah proses (Paembonan, 1990, hal. 23).
penyampaian informasi melalui media
tertentu kepada penerima informasi. Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun
Terkadang terjadi kegagalan dalam proses 2008 pasal 6 (2) menyatakan bahwa selain
penyampaian informasi tersebut. Kegagalan buku teks pelajaran, pendidik dapat
tersebut terjadi karena beberapa faktor menggunakan buku panduan pendidik, buku
diantaranya kemampuan pedagodi pendidik, pengayaan, dan buku referensi dalam proses
keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara,
pendayagunaan teknologi pendidikan (bahan beberapa guru masih ada yang belum tahu
ajar), sarana dan prasarana belajar, dan tentang buku suplemen atau buku
sistem evaluasi yang diterapkan (Tirtaraharja, pengayaan, selain itu ada yang mengira
2008, hal. 234). Kurikulum merupakan suatu bahwa buku suplemen berisi latihan soal-
pedoman pendidikan atau pengajaran. soal. Buku pelajaran pelengkap atau
Kurikulum yang digunakan di Indonesia telah pengayaan dapat dikatakan buku suplemen.

48 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


Hal ini didasarkan pada pengertian buku Kurikulum 2013 adalah siswa yang telah
suplemen menurut Kurniasari (2014, hal. 463) belajar di sekolahnya harus bisa
buku suplemen adalah buku yang mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
dipergunakan untuk mendampingi atau keterampilan serta menerapkannya dalam
melengkapi buku utama. Pengertian ini berbagai situasi di sekolah dan masyarakat
sejalan dengan Menteri Pendidian Nasional (Permendikbud RI No. 69, 2013, hal. 3).
Nomor 2 Tahun 2008 pasal 1 ayat 5 bahwa Masalah pokok pendidikan saat ini adalah
“buku pengayaan adalah buku yang memuat bagaimana pendidikan dapat membekali
materi yang dapat memperkaya buku teks peserta didik dengan segala macam
pendidikan dasar, menengah, dan perguruan ketampilan yang mantap untuk dapat
tinggi”. Buku suplemen merupakan buku mengaplikasikan ilmu yang mereka terima
yang dapat memperkaya dan meningkatkan selama pendidikannya sehingga berguna
penguasaan ipteks, keterampilan, dan bagi masyarakat sekitar. Saat ini
membentuk kepribadian peserta didik, pembelajaran dan buku yang tersedia di
pendidik, pengelola pendidikan, dan sekolah hanya menjelaskan bagian
masyarakat lainnya. Buku jenis ini tidak kognitifnya saja yang dapat terpenuhi namun
semata-mata dimaksudkan hanya untuk untuk bagian psikomotor dan penerapan
peserta didik namun dapat pula digunakan dalam kehidupan sehari-hari masih kurang
oleh pihak lain atau masyarakat pada (Zul, 2015). Untuk itu, diperlukan
umumnya (Pusat Perbukuan, 2008, hal 8). pembelajaran kimia yang memberikan
Buku suplemen dibutuhkan untuk menambah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita
kreativitas dan pengetahuan siswa. Dalam hadapi dalam kehidupan ini mengandung
pembelajaran, dibutuhkan banyak sumber aspek sains, lingkungan, teknologi, dan
agar pengetahuan anak berkembang, tidak masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling
hanya aspek kognitifnya tapi juga aplikasi mempengaruhi secara timbal balik
dan penerapannya. (Nugraheni, 2013, hal. 34).

Bahan pembelajaran pada buku suplemen Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat


yang di buat harus lebih aplikatif, jadi dapat (STM) mengaitkan pembelajaran sains
lebih meningkatkan minat baca siswa, karena dengan teknologi serta manfaatnya bagi
tidak hanya sekedar konsep yang mereka masyarakat. Sehingga konsep yang telah
dapatkan tapi kegunaan untuk kehidupannya dipelajari oleh peserta didik dapat
juga. Buku suplemen tersebut harus bermanfaat untuk dirinya dan untuk
mengikuti perkembangan trend. Materi yang menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
disuguhkan di jelaskan secara jelas dan luas masyarakat tempat tinggalnya. Mengingat
dan bisa mengungkapkan masalah yang kemajuan teknologi seperti sekarang ini
terjadi di masyarakat (Saefudin, 2015). Bahasa diharapkan manusia dapat memanfaatkan
yang digunakan mudah dipahami siswa, teknologi tersebut agar dapat memelihara
gambar yang menarik dan berwarna sehingga produk teknologi dan dijadikan pedoman
anak tertarik untuk membaca (Nurlaelasari, untuk mengatasi kesulitan yang ada. Untuk
2015). Sesuai penelitian yang dilakukan oleh itu peserta didik diharapkan menjadi anggota
Kurniasari (2014, hal 463) bahwa “diperlukan masyarakat yang mampu menguasai sains
suatu inovasi bahan ajar yang mudah dan teknologi serta memanfaatkannya bagi
dipahami dengan penggunaan kata-kata kesejahteraan masyarakat (Poedjiadi, 2010,
sederhana tetapi tetap tidak hal. 96).
mengesampingkan makna yang
sesungguhnya serta menampilkan ilustrasi- Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu yang
ilustrasi yang menarik.” sangat erat hubungannya dengan kehidupan
manusia, terutama kimia polimer yang saat
Sehubungan dengan perubahan kurikulum, ini tidak hanya berhubungan dengan material
saat ini Indonesia sedang menerapkan dan tidak hanya penting secara komersil,
Kurikulum 2013. Salah satu karakteristik namun juga sudah menjadi bagian dari

49 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


keseharian kita. Namun, pembelajaran penerapan kebijakan kantong plastik
mengenai kimia polimer hanya menuntut berbayar mulai tanggal 21 Februari 2016.
siswa untuk sekedar mengetahui teori Oleh karena itu, peserta didik dan masyarakat
tentang kimia polimer saja. Bahkan dalam membutuhkan wawasan yang lebih luas dan
pembelajaran di kelas XII, materi tentang mendalam, bukan hanya mengenai konsep-
kimia polimer hanya membahas mengenai konsep ilmu pengetahuan, tetapi
jenisnya, sifatnya, dan reaksi ditambahkan mengenai pengaruh ilmu
pembentukannya. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat
alokasi waktu yang kurang memadai (Nuryanto & Binadja, 2010, hal. 553).
sehingga guru kesulitan untuk menjelaskan
materi lebih mendalam mengenai kimia Penelitian mengenai kimia polimer ini telah
polimer karena siswa lebih difokuskan untuk dilakukan oleh Hervici yang berjudul
persiapan menghadapi UN kelas XII dengan pengembangan modul kimia polimer
materi yang banyak (Zul, 2015). Buku pada berbasis kontekstual sebagai sumber belajar
materi kimia polimer umumnya hanya mandiri peserta didik SMA/MA kelas XII
memuat sedikit contoh polimer untuk semester 2 mendapatkan hasil bahwa modul
kehidupan sehari-hari (Teti, 2015). Buku yang kimia polimer berbasis kontekstual yang
telah ada hanya mencakup reaksi dikembangkan layak digunakan sebagai
pembentukan polimer, penggolongan sumber belajar mandiri bagi peserta didik
polimer, sifat fisik polimer, dampak negatif kelas XII SMA/MA. Berdasarkan penilaian dari
dan penanggulangannya secara umum. 3 orang guru kimia mendapatkan skor 99
Padahal polimer merupakan bahan yang dengan persentase keidealan 90% atau
sering dijumpai dan akrab dengan kehidupan dengan kategori Baik (B). Respon 10 orang
peserta didik. Contohnya kemasan plastik peserta didik diperoleh skor 19,6 dengan
makanan, kantong belanja, tekstil untuk baju, persentase keidealan sebesar 98% atau
sendok plastik, botol susu, mainan anak-anak, dengan kategori Sangat Baik (SB). Penelitian
peralatan olahraga, dan peralatan medis. ini memiliki kekurangan yaitu modul yang
Selain itu, materi yang ada cenderung hanya digunakan hanya dinilai oleh 10 peserta didik
membahas mengenai konsep sains tapi saja dan tidak diujicobakan dalam kegiatan
belum dikaitkan dengan permasalahan dalam belajar mengajar serta penelitian yang
masyarakat atau lingkungan tempat peserta dilakukan mengenai materi kimia polimer
didik tinggal. Hal ini bisa dilihat dari belum banyak dilakukan (Hervici, 2013, hal.
kurangnya pemahaman peserta didik dan 81).
masyarakat tentang pemakaian dan bahaya
dari penggunaan kemasan pangan plastik Atas dasar masalah yang diuraikan di atas,
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya peneliti tertarik untuk mengembangkan
menggunakan kembali botol kemasan media pembelajaran berbentuk buku
minuman yang sudah dipakai, bahkan suplemen berbasis sains teknologi
mengisi ulang botol minuman dengan air masyarakat sebagai penunjang pembelajaran
panas tanpa tahu dampak negatif bagi peserta didik.
kesehatan. Selain itu, minimnya pengetahuan
dan kesadaran peserta didik dan masyarakat 2. METODE PENELITIAN
mengenai penanganan limbah plastik
menimbulkan masalah yang cukup Proses perancangan sampai evaluasi
meresahkan bagi lingkungan, karena limbah dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai
plastik yang kian bertambah setiap harinya Februari 2016. Uji coba penelitian ini
menjadikan Indonesia menjadi peringkat dilakukan di SMA Negeri 3 Karawang kelas XII
kedua dunia sebagai penghasil sampah MIA 4 semester 2 tahun ajaran 2015-2016.
plastik ke Laut setelah Tiongkok (MenLHK,
2016). Hal ini menjadikan alasan bagi Metode penelitian yang digunakan adalah
Kementrian Lingkungan Hidup dan metode deskriptif, yaitu metode yang
Kehutanan (LHK) untuk melakukan ujicoba menganalisis data yang diperoleh berupa

50 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


kata-kata, gambar, perilaku tidak dituangkan Jika skor perolehan ≥85 (kategori Layak
dalam bentuk bilangan atau angka statistik dengan predikat sangat baik); 55≤ Skor <85
tetapi dalam bentuk kualitatif yang memilliki (kategori Layak dengan predikat baik); dan
arti lebih kaya dari sekedar angka (Margono, Skor <55 (kategori Tidak layak) (Pusat
2013, hal. 39). Perbukuan, 2014, hal. 9).

Objek pada penelitian ini adalah buku 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


suplemen berbasis sains teknologi
masyarakat pada materi kimia polimer. Tahap perencanaan dilaksanakan dalam lima
Subjek penelitian yaitu: 3 orang dosen kimia; subtahapan yaitu analisis kebutuhan, analisis
3 orang Guru mata pelajaran kimia; dan 41 indikator/karakteristik buku suplemen,
orang Siswa kelas XII MIA 4 SMA Negeri 3 analisis KD dan indikator umum, analisis
Karawang. indikator buku suplemen berbasis sains
teknologi masyarakat (STM), validasi indikator
Pengembangan buku suplemen ini terbagi buku berbasis sains teknologi masyarakat,
menjadi tiga tahap, yaitu: tahap perencanaan, dan desain buku suplemen berbasis STM.
tahap produksi, dan tahap evaluasi. Adapun Tahap produksi ini dikelompokkan ke dalam
instrumen penelitian yang digunakan dalam dua subtahapan yaitu pengembangan buku
penelitian ini adalah: pedoman wawancara, suplemen dan validasi buku suplemen.
studi dokumen, lembar validasi, dan angket
respon. Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui
respon guru dan siswa mengenai buku
Data lembar validasi dihitung menggunakan suplemen yang telah dikembangkan serta
skala Guttman. Sedangkan data angket untuk mengetahui kelayakan buku suplemen
respon guru dan siswa yang dianalisis kimia berbasis sains teknologi masyarakat
menggunakan skala rating scale. Analisis pada materi kimia polimer sebagai buku
data dilakukan dengan memberi pemaparan pendamping yang mampu menambah
gambaran mengenai situasi yang diteliti wawasan kepada pembaca. Tahap evaluasi
dalam bentuk uraian naratif sesuai dengan buku suplemen ini dilakukan dengan uji coba
interpretasi dari hasil analisis data tersebut. terbatas kepada 3 orang guru mata pelajaran
Walaupun peneliti mengadakan perhitungan- kimia dan 41 siswa SMAN 3 Karawang
perhitungan statistik, maka fungsinya hanya dengan pengisian angket respon oleh guru
untuk membantu analisis data kualitatif dan siswa setelah membaca buku tersebut.
(Sanjaya, 2013, hal. 65). Data kualitatif Berikut hasil rekapitulasi angket respon guru
merupakan data yang dinyatakan dalam kata- dan siswa.
kata. Perhitungan statistik yang diperoleh
ditabulasikan kemudian dicari presentasinya
dan dianalisis menggunakan rumus(Riduwan, 88
2010, hal. 41). Setelah itu, diperhitungkan
85,73
nilai secara keseluruhan untuk mendapatkan 86
84,48
kesimpulan mengenai kelayakan yang 83,33
84
berkenaan dengan semua aspek yang dinilai
Persentase (%)

pada buku suplemen kimia yang 82 81,06


dikembangkan, dengan menggunakan aturan 80,21
perhitungan penilaian yang ditabulasikan 80 79,17
78,86
78,05
dengan rumus sebagai berikut (Pusat 78
Perbukuan, 2014, hal. 4):
Total Skor Akhir = (Materi x 40%) + 76
(Penyajian x 30%) + (Bahasa x 20%) + (Grafika
74
x 10%) Kelayakan Sajian Bahasa Grafika
Isi
Aspek Penilaian
Guru Siswa

51 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


Gambar 1. Persentase Rata-Rata Tiap Aspek yang umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari (Jannah & Dwiningsih, 2013, hal.
Gambar 1 dapat dilihat bahwa persentase 177).
rata-rata angket tiap aspek pada guru untuk
aspek kelayakan isi sebesar 80,21%, aspek Aspek yang tertinggi kedua adalah aspek
sajian 79,17%, aspek bahasa 83,33%, aspek grafika dengan rata-rata persentase aspek
grafika 81,06%. Setiap aspek memiliki skor sebesar 82,06% dengan kategori layak
komponen masing-masing yaitu skor pada dengan predikat baik. Butir pernyataan
aspek kelayakan isi adalah 40%, aspek sajian tertinggi pada aspek grafika adalah desain
30%, aspek bahasa 20%, dan aspek grafika buku secara keseluruhan menarik serta jenis
10%. Hasil rata-rata aspek yang didapatkan dan ukuran huruf yang digunakan pada
kemudian dikalikan dengan skor komponen seluruh isi buku menarik dan konsisten
sehingga didapatkan skor akhir sebesar dengan persentase sebesar 100%. Hal ini
80,61%. Berdasarkan rubrik penilaian buku dikarenakan materi disajikan secara menarik
suplemen dari PusKurBuk apabila total skor dan memiliki tingkat kegrafikaan yang baik
akhir lebih dari 55 dan kurang dari 85 maka serta penggunaan jenis huruf yang tidak
buku pengayaan dinyatakan layak dengan terlalu banyak dan konsisten. Hal ini sesuai
predikat baik. dengan pendapat (Widodo, 2008, hal. 52)
bahwa konsistensi harus dipenuhi dalam hal
Persentase rata-rata angket tiap aspek pada bentuk dan huruf dari setiap halaman.
siswa menunjukkan hasil yang tidak jauh Selanjutnya adalah butir pernyataan
berbeda, untuk aspek kelayakan isi 85,73%, mengenai kejelasan judul buku suplemen dan
aspek sajian 78,86%, aspek bahasa 78,05%, ilustrasi yang digunakan memiliki persentase
aspek grafika 84,48%. Dengan menggunakan 83,33% termasuk kategori layak. Hal ini sesuai
rumus yang sama pada perhitungan respon dengan pendapat Sofyan (dalam Esmiyati,
guru, maka didapatkan skor akhir sebesar 2013, hal. 183) bahwa penyusunan bahan ajar
82,011% maka termasuk kategori layak perlu dilengkapi dengan ilustrasi atau
dengan predikat baik. gambar-gambar yang secara visual dapat
memberikan gambaran nyata tentang
Data hasil perhitungan persentase respon substansi yang dipelajarinya. Selanjutnya
guru diperoleh bahwa skor akhir sebesar adalah butir pernyataan mengenai cover
80,61% termasuk kategori layak dengan buku yang mendapatkan persentase sebesar
predikat baik. Hasil persentase tertinggi 75% dengan predikat baik. Hal ini
terdapat pada aspek bahasa sebesar 83,33% menandakan bahwa cover buku sudah sesuai
dengan kategori layak dengan predikat baik. dengan isi buku sehingga dapat menarik
Kategori layak pada aspek bahasa didapatkan minat baca dan mempermudah pembaca
karena penulisan yang digunakan pada buku untuk mengetahui isi dari buku suplemen
suplemen sesuai dengan kaidah EYD yang yang tercermin pada cover sesuai dengan
benar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang penelitian yang dilakukan Kurniasari (2014,
dilakukan Ulfah (2013, hal. 242) bahwa hal. 465). Butir pernyataan mengenai tata
penggunaan bahasa yang baik disesuaikan letak dan konsistensi penomoran memiliki
dengan kaidah tata bahasa Indonesia dan persentase sebesar 66,67% dan 58,33%. Hal
mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan ini dikarenakan konsep dasar dari penulis
(EYD), bahasa yang digunakan adalah bahasa yang memang tidak menggunakan
yang baku, komunikatif, dan mudah dipahami penomoran di bagian sub bab materi
pembaca untuk mempelajari materi pelajaran. melainkan hanya diberi nomor pada bagian
Kelayakan juga didapatkan bahwa bahasa bab saja.
sudah sesuai dengan sasaran pembaca dan
mudah dipahami. Hal ini menunjukkan bahwa Aspek kelayakan isi dengan rata-rata
bahasa yang digunakan sudah mampu persentase aspek sebesar 80,21% termasuk
membantu pembaca dalam memahami pesan kategori layak dengan predikat baik. Hasil
yang disampaikan dan menggunakan istilah persentase tertinggi adalah butir pernyataan

52 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


mengenai materi pada buku suplemen dapat pada butir pernyataan keterlibatan siswa
menambah wawasan, terbukti dengan hasil dalam pemecahan isu-isu sosial memiliki
persentase sebesar 100% menandakan bahwa persentase sebesar 66,67%. Hal ini
materi yang terdapat pada buku suplemen dikarenakan pada buku tidak ada kolom
kimia yang dikembangkan mampu pendapat untuk diisi siswa sesuai dengan
memberikan wawasan untuk pembaca. Maka karakteristik siswa bahwa tidak ada evaluasi
hal ini sesuai dengan pengertian buku dalam bentuk apapun pada buku suplemen
suplemen yaitu dimaksudkan untuk (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 65).
memperkaya wawasan, pengalaman, dan
pengetahuan pembacanya (Perbukuan Pusat, Aspek sajian mendapatkan hasil rata-rata
2008, hal. 8). Hasil persentase selanjutnya persentase aspek sebesar 79,17% termasuk
didapatkan sebesar 83,33% dengan kategori kategori layak dengan predikat baik.
layak dikarenakan materi sudah mencakup Kelayakan diperoleh dari hasil persentase
kompetensi dasar (KD), baik dalam ranah pada penyajian mudah dipahami, terbukti
kreatifitas yaitu isi materi menunjukkan dengan semua responden guru memberikan
adanya berbagai cara untuk menyelesaikan hasil sebesar 100%. Selanjutnya kelayakan
masalah, hal ini sesuai dengan tujuan diperoleh karena buku suplemen dapat
pembelajaran kimia yaitu pembelajaran kimia memotivasi siswa untuk mencari informasi
harus mampu mengembangkan kemampuan lebih jauh, hal ini karena buku suplemen yang
peserta didik melakukan penyelidikan dan dikembangkan terdapat kolom berwarna
memecahkan masalah (Firman, 2000, hal. ungu yang berisi pertanyaan seputar materi
233). Isi materi memudahkan siswa untuk yang dekat dengan kehidupan siswa, seperti
menghubungkan ilmu pengetahuan dengan “Apakah gorengan yang Anda makan
kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan menggunakan minyak yang digoreng dengan
penelitian yang dilakukan Esmiyati (2013, hal. campuran plastik?”. Serta dapat memotivasi
183) bahwa bahan ajar yang dikembangkan untuk berkreasi dan berinovasi, contohnya
memenuhi kriteria wawasan konstekstual “Cobalah manfaatkan sesuatu disekitar Anda
dengan menyajikan uraian dan contoh- yang dapat dimanfaatkan untuk melestarikan
contoh yang sebagian besar disesuaikan lingkungan agar kita dapat menghirup udara
dengan kondisi lingkungan terdekat yang segar”. kelayakan selanjutnya didapatkan dari
sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. butir pernyataan tentang penyajian yang
Kelayakan didapatkan juga dari persentase terstruktur dengan hasil 75%. Namun hasil
hasil sebesar 75% dari butir pernyataan persentase sebesar 66,67% didapatkan pada
mengenai ranah proses, hal ini menunjukkan runtunya penyajian materi dan kelengkapan
bahwa isi materi memiliki predikat baik dalam materi. Hal ini dikarenakan penulis hanya
menunjukkan proses sains sebagai membatasi materi yang dimasukkan kedalam
keterampilan yang dapat digunakan oleh buku suplemen hanya materi yang
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hasil membahas produk yang sangat sering
yang sama terdapat pada ranah sikap dipakai oleh masyarakat tanpa tahu cara
menunjukkan bahwa buku suplemen penggunaan dan dampaknya bagi kesehatan
memberikan informasi dan contoh dampak dan lingkungan yaitu plastik, karena
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi dirinya sebagaian besar proses pembuatannya
dan masyarakat. Karena pada buku melalui reaksi polimerisasi adisi dibandingkan
menjelaskan materi yang mengajak siswa dengan polimerisasi kondensasi.
untuk menyadari adanya dampak negatif dari
produk teknologi, peduli pada masyarakat, Data hasil perhitungan persentase respon
dan memelihara kelestarian lingkungan siswa diperoleh bahwa skor akhir sebesar
(Poedjiadi, 2010, hal. 132). Begitu juga 82,01% termasuk kategori layak dengan
dengan ranah aplikasi menandakan bahwa predikat baik. Berdasarkan hasil respon
buku suplemen dapat mengajak siswa agar tersebut diketahui bahwa pada aspek
terlibat dalam perkembangan teknologi kelayakan isi memenuhi kriteria layak dengan
untuk pemecahan masalah nyata. Akan tetapi predikat sangat baik dengan rata-rata aspek

53 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


sebesar 85,73% karena sebagian besar siswa bahwa bahasa yang digunakan termasuk
berpendapat bahwa buku suplemen yang predikat baik yaitu mampu untuk dimengerti
dikembangkan dapat menambah siswa sehingga siswa merasa lebih mudah
pengetahuan untuknya, serta sesuai dengan mempelajarinya, bahkan hasil ini melampaui
kondisi dikehidupan siswa sehari-hari dan penelitian yang dilakukan Saputra (2015, hal
dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di 145) yang mendapatkan kategori cukup baik.
lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyanto, dkk. (2012, hal. 56) Buku suplemen kimia polimer yang
bahwa tujuan pendekatan sains teknologi dikembangkan memiliki karakteristik sebagai
masyarakat adalah untuk menghasilkan siswa berikut: pertama: Berbasis sains teknologi
yang memiliki bekal pengetahuan agar masyarakat, yaitu mengintegrasikan dengan
mampu mengatasi permasalahan yang ada di ranah-ranah sains teknologi masyarakat yang
masyarakat dan mengambil tindakan sesuai terdiri atas ranah konsep, proses, sikap,
dengan keputusan yang diambilnya. Selain kreativitas, aplikasi dan keterkaitan.
itu buku suplemen mampu menunjang Contohnya dapat dilihat pada gambar 2
pembelajaran. sampai gambar 4.

Kelayakan buku suplemen berdasarkan


respon siswa juga didapatkan melalui aspek
grafika sebesar 84,48%. Hasil respon siswa
menunjukkan bahwa desain buku suplemen
kimia yang dikembangkan menarik untuk
dipelajari. Hasil yang sama juga didapatkan
oleh penelitian yang dilakukan Esmiyati
(2013, hal. 128) bahwa siswa menyukai modul
yang dikembangkan dan tertarik untuk
mempelajarinya. Penggunaan jenis dan
ukuran huruf yang digunakan dalam buku
suplemen menarik dan konsisten pada semua
bagian buku. Ilustrasi yang digunakan dalam
buku suplemen menarik untuk dilihat. Hal ini Gambar 2. Contoh Penerapan Ranah Konsep
sesuai dengan pendapat Fajar dalam
(Esmiyati, 2013, hal. 184) bahwa belajar
memerlukan minat dan perhatian siswa. Serta
ilustrasi yang digunakan dapat membantu
pemahaman materi, sehingga memudahkan
siswa untuk memahaminya.

Pada aspek sajian didapatkan persentase


rata-rata aspek sebesar 78,86%. Hal ini
menandakan bahwa buku suplemen yang
dikembangkan runtut dan terstruktur. selain
itu buku suplemen memiliki predikat baik
dalam memotivasi siswa untuk mencari
informasi lebih jauh serta mampu memotivasi
untuk berkreasi dan berinovasi. Karena
penyajian pada buku suplemen ini terdapat Gambar 3. Contoh Penerapan Ranah Proses
beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Dari aspek
bahasa, penulisan buku suplemen sudah
sesuai dengan kaidah EYD dan dikategorikan

54 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


Keempat: Penyajian materi antara konsep dan
aplikasi serta dampaknya disajikan secara
seimbang dengan mengintegrasikan ranah
sains teknologi masyarakat yaitu ranah
konsep terdapat pada penemuan-penemuan
jenis polimer. Ranah proses terdapat pada
proses pembuatan produk dari bahan baku
polimer. Ranah sikap terdapat pada tips-tips
penggunaan dan tindak lanjut setelah
pembaca mengetahui dampak dari
penggunaan produk polimer. Ranah
kreativitas terdapat pada materi tentang
produk baru yang dihasilkan oleh seseorang
Gambar 3. Contoh Penerapan Ranah sehingga produk tersebut dapat digunakan
Kreativitas untuk mencukupi kebutuhan masyarakat atau
menanggulangi dampak negatif dari polimer.
Ranah aplikasi dan keterkaitan terdapat pada
contoh-contoh kegunaan polimer di
kehidupan sehari-hari.

4. KESIMPULAN

Proses pengembangan buku suplemen kimia


berbasis sains teknologi masyarakat pada
materi kimia polimer ini terdiri atas tiga
tahap, yaitu: tahap perancangan
menghasilkan indikator buku suplemen kimia
yang telah diintegrasikan dengan lima ranah
STM (ranah konsep, proses, sikap, kreativitas,
aplikasi dan keterkaitan) dan desain buku
suplemen yang kemudian dijadikan acuan
dalam mengembangkan buku suplemen.
Tahap produksi menghasilkan buku
suplemen yang kemudian divalidasi dan
direvisi sehingga dihasilkan buku suplemen
final. Tahap evaluasi ialah tahap untuk
Gambar 4. Contoh Penerapan Ranah Sikap memperoleh data respon atau penilaian guru
dan siswa terhadap buku suplemen kimia
berbasis sains teknologi masyarakat pada
Kedua: Di awal buku, terdapat uraian materi kimia polimer. Karakteristik buku
mengenai kode-kode plastik agar pembaca suplemen kimia berbasis sains teknologi
termotivasi untuk membaca info/materi lebih masyarakat pada materi kimia polimer yang
jauh mengenai kode-kode plastik tersebut di dikembangkan yaitu di awal buku, terdapat
bab selanjutnya. Ketiga: Disetiap awal bab, uraian mengenai kode-kode plastik agar
diuraikan terlebih dahulu isu-isu atau pembaca termotivasi untuk membaca
permasalahan yang sedang hangat info/materi lebih jauh mengenai kode-kode
dibicarakan di masyarakat agar pembaca plastik tersebut di bab selanjutnya. Disetiap
lebih peduli mengenai lingkungan tempat awal bab, diuraikan terlebih dahulu isu-isu
tinggalnya sehingga pembaca akan atau permasalahan yang sedang hangat
merasakan bahwa ilmu kimia berhubungan dibicarakan di masyarakat agar pembaca
erat dengan kehidupannya sehari-hari. lebih peduli mengenai lingkungan tempat
tinggalnya sehingga pembaca akan

55 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


merasakan bahwa ilmu kimia berhubungan Jannah, D. F., & Dwiningsih, K. (2013).
erat dengan kehidupannya sehari-hari. Kelayakan Buku Ajar Kimia Berorientasi
Penyajian materi antara konsep dan aplikasi Quantum Learning pada Materi Kimia
serta dampaknya disajikan secara seimbang Unsur untuk kelas XII SMA. Unesa Journal
dengan mengintegrasikan ranah sains of Chemical Education Vol. 2, No. 2 ISSN
teknologi masyarakat yaitu ranah konsep 2252-9454, 163-170.
terdapat pada penemuan-penemuan jenis Kurniasari, D. A. (2014). Pengembangan Buku
polimer. Ranah proses terdapat pada proses Suplemen IPA Terpadu dengan Tema
pembuatan produk dari bahan baku polimer. Pendengaran Kelas VIII. Unnes Science
Ranah sikap terdapat pada tips-tips Education Journal 3 (2), 463.
penggunaan dan tindak lanjut setelah Margono. (2013). Metodelogi Penelitian
pembaca mengetahui dampak dari Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
penggunaan produk polimer. Ranah MenLHK. (2016, Februari 09). siaran-31-
kreativitas terdapat pada materi tentang menuju-penerapan-kebijakan-kantong-
produk baru yang dihasilkan oleh seseorang plastik-berbayar.html. Dipetik Maret 19,
sehingga produk tersebut dapat digunakan 2016, dari www.menlhk.go.id:
untuk mencukupi kebutuhan masyarakat atau www.menlhk.go.id/siaran-31-menuju-
menanggulangi dampak negatif dari polimer. penerapan-kebijakan-kantong-plastik-
Ranah aplikasi dan keterkaitan terdapat pada berbayar.html
contoh-contoh kegunaan polimer di Menteri Pendidikan Nasional Republik
kehidupan sehari-hari. Adapun persentase Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. (2008).
total skor respon guru sebesar 80,61% Buku. Jakarta: Menteri Pendidikan
termasuk dalam kategori layak dengan Nasional.
predikat baik dan respon siswa mendapatkan Najid, Annisah. (2015). Pengembangan Buku
total skor sebesar 82,01% termasuk dalam Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal
kategori layak dengan predikat baik. Kota Tangerang. (Skripsi). Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Nugraheni, Dian. (2013). Pembelajaran Bervisi
dan Berpendekatam SETS terhadap
Binadja, Achmad, & Nuryanto. (2010). Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan
Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan Berpikir Kritsis Siswa Kelas X SMAN 2
Pendekatan Salingtemas ditinjau dari Sukoharjo pada Materi Minyak Bumi.
Minat dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Jurnal Pendidikan Kimia, vol.2 no.3.
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1, Nurlaelasari, Lela. (2015, Agustus 10).
552-556. Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki,
Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis Pewawancara)
Pengembangan Bahan Ajar SMA. 25-35. Paembonan, Taya. (1990). Penerbitan dan
Firman, H. (2000). Pendidikan Kimia. In F.-U. Pengembangan Buku Pelajaran di
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan
dan Aplikasi Pendidikan Bagian III (pp. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
221-241). Bandung: PT. Imtima. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007.
Fitri, Z. (2013). Penerapan Pendekatan Sains (2007). Standar Kompetensi Guru. Jakarta:
Teknologi Masyarakat (STM) pada Materi Departemen Pendidikan Nasional.
Koloid di MAN Kuto Baro Aceh Besar. Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan
CDA vol.1 No. 1, 41-47. Nomor 69 Tahun 2013. (2013). Kerangka
Hervici, Vany Fahreza. (2013). Pengembangan Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Modul Kimia Polimer Berbasis Kontekstual Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta:
Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Didik SMA/MA Kelas XII Semester 2. Permendiknas. (2010). Panduan
(Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:
Kalijaga, Yogyakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas.

56 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57


dengan Tema Tekonologi Biogas. Jurnal
Poedjiadi, Anna. (2010). Sains Teknologi Kependidikan, Volumr 42, Nomor 1,
Lingkungan. Bandung: PT Remaja Halaman 54-60.
Rosdakarya. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pusat Perbukuan. (2014). Instrumen Penilaian Pendidian: Pendekatan Kuantitatif,
Buku Pengayaan Pengetahuan. Instrumen Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
B1. Teti. (2015, Agustus 06). Wawancara Analisis
Pusat Perbukuan. (2008). Pedoman Penulisan Kebutuhan. (M. Rizki, Pewawancara).
Buku Nonteks. Jakarta: Departemen Tirtaraharja, U. (2008). Pengantar Pendidikan.
Pendidian Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Bandung: Alfabeta. 20 Tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan
Riyanto, A. (2013). Pengembangan Buku Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
Pengayaan Keterampilan Membaca Nasional.
Bahasa Indonesia yang Bermuatan Niai Ulfa, Anik, dkk. (2013). Pengembangan LKS
Kewirausahaan. SELOKA 2 (1). IPA Berbasis Word Square Model
Saefudin, E. (2015, Agustus 10). Wawancara Keterpaduan Connected. Unnes Science
Analisis Kebutuhan. (M. Rizki, Educatoin journal, 2.
Pewawancara) Widodo, C. S. (2008). Panduan Menyusun
Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Kencana. Zul, Nurlita. (2015, Agustur 10). Wawancara
Setiawan, Denny. (2007). Pengembangan Analisis Kebutuhan. (M. Rizki,
Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Pewawancara).
Sugiyanto, Kartika, I., & Purwanto, J. (2012).
Pengembanagn Modul IPA Terpadu
Berbasis Sains teknologi Masyarakat

57 Jurnal Tadris Kimiya 1, 2 (Desember 2016): 47-57

Anda mungkin juga menyukai