Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2020 hampir di seluruh dunia digemparkan dengan wabah virus Covid-19,
sejak saat itu pandemi ini cepat menyebar hingga ke seluruh wilayah di Indonesia. Kasus Covid-
19 di Indonesia pertama kali terkonfirmasi pada awal bulan Maret, hal tersebut membuat
Indonesia menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah
penyebaran virus Covid-19.
Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk menekan penyebaran virus ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) maka semua kegiatan yang
dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda. Kemdikbud
menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah
masing-masing (Study From Home/SFH/daring), kebijakan ini kemudian dikenal dengan nama
pembelajaran daring/dalam jaringan.
Semua sektor merasakan dampak corona, dunia pendidikan salah satunya. Pembelajaran
daring yang dilakukan oleh siswa/mahasiswa memiliki sisi positif dan sisi negatif yang saling
beriringan, untuk mahasiswa secara mandiri harus aktif mengikuti update informasi mengenai
mata kuliah mereka, pemberian tugas/quiz, dan juga penyediaan materinya, platform yang dapat
dimanfaatkan antara lain google classroom, video conference, telepon atau live chat, zoom,
webex, googlemeet, maupun whatsapp group. Selain itu, pembelajaran ini akan membentuk jiwa
kemandirian belajar, dan juga mendorong interaksi antar mahasiswa, terutama untuk mahasiswa
yang biasanya tidak aktif berbicara maka akan dapat lebih leluasa menyampaikan
pendapat/pertanyaannya via tulisan jika dilakukan pembelajaran daring. Untuk sisi negatif dalam
pembelajaran daring yaitu jaringan internet yang lemot, sistem pembelajaran daring dapat
berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya, ketika jaringan internetnya
jelek/buruk, maka secara otomatis proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) online pasti
terhambat, kuota internet terbatas, orang tua yang terkena dampak COVID-19 pasti akan
kesulitan untuk membeli kuota internet, terutama orang tua yang secara ekonomi tidak memadai,
dan yang paling penting adalah dengan pembelajaran daring siswa/mahasiswa diharuskan terus
menerus menatap layar komputer/pc, dan gawai, hal ini menyebabkan adanya gangguan terhadap
kesehatan mata,
Menurut Dr. Anil Kumar, dokter mata, banyak pelajar yang mulai mengeluhkan sensasi
terbakar, mata berair dan sakit kepala. Semua kondisi yang dikeluhkan anak-anak bisa
disebabkan oleh paparan radiasi gadget terus-menerus selama berjam-jam yang membuat mata
stres. Mantan ahli bedah mata, Raghubir Ojha juga menunjukkan bahwa kelas online melalui
aplikasi Zoom, WhatsApp atau media lainnya terlalu membebani mata anak. "Kami menyebut
kondisi ini sebagai Computer Vision Syndrome. Duduk dalam satu posisi tubuh selama berjam-
jam bisa membuat sirkulasi darah di otak tersendat dan suplai oksigen berkurang," jelas
Raghubir Ojha.
Kemudian berbagai pembahasan mengenai pembelajaran daring telah banyak dibahas
sebelumnya. Jurnal dan penelitian yang membahas mengenai sisi positif dan negatif mengenai
belajar secara online ini sudah banyak ditemukan. Namun untuk dampak dari pembelajaran
daring untuk kesehatan indera penglihatan masih sedikit yang membahas hal tersebut. Jadi
peneliti akan membahas kemiripan teori maupun subjek penelitian yang dijadikan sebagai acuan
dalam penelitian ini.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh dr. Andito K. Adisasmito, SpM dalam jurnal
kesehatan menjelaskan gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada anak jika sering menggunakan
gawai adalah memicu mata minus, sehingga bisa menyebabkan anak menggunakan kacamata
sejak kecil. Penggunaan gawai yang berlebihan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan mata
saja, akan tetapi menyebabkan waktu tidur berkurang, minim aktivitas dan kurang bersosialisasi
dengan lingkungan. Dokter Andito di dalam jurnal penelitiannya membahas untuk menjaga
kesehatan mata saat belajar daring cukup dengan menggunakan 20:20:20. Selain itu hal yang
bisa dilakukan secara sederhana adalah istirahat sejenak dengan melakukan aktivitas di luar
rumah agar terpapar sinar matahari. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini
adalah sama-sama ingin membahas dampak dari pembelajaran daring terhadap kesehatan mata,
sementara perbedaan penelitian ini adalah tata cara/ trik yang bisa dilakukan untuk menjaga
kesehatan mata.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Taufik Rahman tentang jurnalnya yang berjudul
Pembelajaran Daring Di Era Covid-19, Beliau menjelaskan bahwa pembelajaran daring untuk
mahasiswa dalam menyelesaikan perkuliahan yang belum selesai, namun pembelajaran daring
sudah cukup efektif dan lancar dengan menggunakan berbagai platform aplikasi penunjang
belajar, banyak kelebihan yang bisa dirasakan adalah interaksi para mahasiswa, mahasiswa
dituntut untuk lebih aktif dalam menanyakan tugas kepada dosen maupun teman. Persamaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas kelebihan/manfaat
pembelajaran daring, sementara perbedaan penelitian ini adalah tidak membahas secara detail
kekurangan pembelajaran daring, secara khusus membahas efek/dampak dari belajar online
untuk kesehatan indera penglihatan.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti memilih judul “ Dampak pembelajaran
daring terhadap kesehatan mata pelajar”sebagai bahan penelitian dan pembahasan. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif, dengan cara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini
didapatkan melalui suatu proses pembagian questioner kepada 36 responden dengan memberikan
9 pertanyaan melalui platform GoogleForm.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa dampak dari pembelajaran daring terhadap kesehatan mata pelajar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui dampak dari pembelajaran daring terhadap kesehatan mata pelajar
1.4 Manfaat Penelitian
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi siswa/mahasiswa untuk mengetahui gejala,
ciri-ciri, maupun solusi untuk menjaga kesehatan indera penglihatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Daring


Menurut KBBI Kemendikbud, Daring adalah akronim dari dalam jaringan, artinya
terhubung melalui jejaring computer, internet, dan sebagainya. Merinci kegiatan daring
diantaranya adalah Webinar, Kelas Online, Kkn Online, hingga Kuliah Online, seluruh kegiatan
dilakukan menggunakan jaringan internet dan computer.
2. Pembelajaran daring
Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online,
menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah
tersedia. Segala bentuk materi didistribusikan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara
online. Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut
1. Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.
2. Di bawah pengendalian langsung dari sebuah system.
3. Tersedia untuk penggunaan segera atau realtime.
4. Tersambung pada suatu system dalam pengoperasiannya.
5. Bersifat fungsional dan siap melayani.
2.3 Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkikan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No. 23,1992). Oleh
karena itu kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena akan
mendasari peningkatan kualitas dan kuantitas hidup dalam masyarakat.
Jenis – jenis kesehatan manusia :
Secara umum, kesehatan manusia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kesehatan tubuh da
kesehatan mental. Dua bagian kesehatan ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan juga saking
terkait satu sama lainnya.

1. Kesehatan Tubuh/Fisik
Kesehatan tubuh merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi fisik seseorang
istilah kesehatan fisik berkaitan erat dengan masalah-masalah fisik seperti terbebas dari
luka atau terbebas dari penyakit yang tampak ( baik luka luar maupun penyakit dalam).
2. Kesehatan Mental/Jiwa
Kesehatan mental merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi jiwa atau mental
seseorang. Istilah kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan masalah stress,
kejiwaan, dan masalah-masaah terkait pikiran lainnya.
2.4 Pengertian Mata
Mata adalah bagian yang sangat penting karena merupakan salah satu panca
indera manusia. Mata merupakan alat indra penglihat, mata merupakan alat indra yang
kompleks. Apabila kita menyebutkan mata, maka dalam pikiran kita yang muncul adalah
bola mata, namun sebenarnya tidak hanya bola mata yang berperan agar kita dapat
melihat, bulu mata, alis mata, dan kelopak mata juga berperan pentinh dalam mendukung
penglihatan. Mata adalah organ yang kerjaya terkait dengan cahaya (terang gelap), warna,
dan benda yang dilihat.
2.5 Bagian-bagian Mata
Secara garis besar Mata memiliki 2 bagian utama, yaitu bagian dalam bola mata,
dan bagian luar bola mata.
1. Bagian luar Mata
a. Alis Mata
b. Kelopak Mata
c. Bulu Mata
2. Bagian dalam Mata
a. Dinding Bola Mata
- Sklera
- Kornea
- Koroid
- Retina
a. Sel Batang (Basilus)
b. Sel Kerucut (Konus)
b. Iris
c. Pupil
d. Lensa
e. Kelenjar Lakrima (kelenjar air mata)
f. Saraf Optik
g. Titik Buta
2.6 Gangguan Mata Manusia
Gangguan Mata Manusia adalah penyakit yang biasanya selalu ada di dalam mata
manusia, penyebabnya banyak.
1. Rabun Dekat ( Hipermetropi)
Rabun dekat atau Hipermetropi disebabkan karena lensa mata yang terlalu pipih,
jadi mata tidak dapat melihat benda dari jarak dekat dengan jelas. Penglihatan orang
yang mengalami rabun dekat bisa diperbaiki dengan menggunakan kacamata berlensa
cembung atau (+).
2. Rabun Jauh ( Miopi )
Kebalikan dengan rabun dekat, rabun jauh atau miopi adalah keadaan dimana
mata tidak dapat melihat benda dari jauh dengan jelas. Penyebabnya adalah kelainan
pada lensa mata dimana bayangan benda terbentuk di depan retina. Penglihatan orang
yang menderita rabun jauh dapat dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa
cekung atau (-).
3. Buta Warna
Buta Warna bukan bentuk kebutaan yang tidak bisaa melihat apapun Squad, tetapi
buta wana adalah suatu kelainan pada mata. Penyebabnya adalah ketidakmampuan
sel-sel kerucut mata menangkap suatu spectrum warna sehingga mata sulit untuk
membedakan warna tertentu.
4. Rabun Jauh-Dekat/ Rabun Tua (Presbiopi)
Rabun tua biasa dialami oleh orangtua, akibatnya penderita tidak mampu melihat
benda dengan jelas dari jarak jauh maupun dekat. Penderita presbiopi bisa dibanu
dengan kacamata berlensa rangkap. Jadi, kacamatanya ada lensa cembung dan lensa
cekungnya.
5. Astigmatisma ( Silinder)
Mata silinder adalah kondisi penglihatan mata menjadi kabur, mata silinder terjadi
karena ada penyimpangan dalam pembentukan bayangan pada lensa. Penglihatan
penderita silinder dapat ditolong dengan kacamata berlensa silinder.
2.7 Solusi Mengatasi Gangguan Mata
Beberapa cara agar pembelajaran daring tidak terlalu berdampak kepada
kesahatan indera penglihatan, dengan cara :
1. Menyesuaikan kontras dan kecerahan pada layer gadget;
2. Posisi tubuh yang benar saat penggunaan gadget (tidak sambal rebahan);
3. Jarak ideal antara mata dengan layer gadget kurang lebih 24 inchi (60cm);
4. Biasanya terdapat fitur atau fungsi di beberapa gadget seperti Filter
Cahaya/Sinar Biru dan Dark Mode;
5. Memakai kacamata anti radiasi ;
6. Terapkan aturan 20-20-20 saat memakai gadget, yaitu mengistirahatkan
mata selama 20 detik dengan mengalihkan pandangan dari layar ke objek
lain sejauh 20 kaki (6 meter), setiap 20 menit.
7. Para ahli kesehatan mata percaya bahwa kecerahan layar gadget yang ideal itu
tergantung pada cahaya ambientmu atau cahaya di sekitarmu. Aturannya,
kamu harus memastikan bahwa tingkat kecerahan layar gadgetmu harus setara
dengan cahaya di sekitarmu. Dengan begitu cahaya dari ponsel dan
disekitarmu akan berbaur dan tidak membuat mata kamu harus bekerja lebih
keras. Salah satu hal penting yang harus diingat adalah kamu harus
menghindari penggunaan gadget saat ingin tidur.
8. Cara menjaga kesehatan mata secara alami ini dilakukan dengan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Penelitian menunjukkan bahwa
makanan tinggi vitamin A, C dan E, zinc, lutein, selenium, dan omega 3,
dapat membantu mengurangi risiko masalah penglihatan terkait usia.
Berbagai sumber makanan yang mengandung nutrisi tersebut adalah sayuran
berdaun hijau, salmon, tuna, telur, kacang-kacangan, dan jeruk.
2.8 Pengertian Metode Kualitatif
Menurut Sugiyono ( 2014:9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksprimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
menggunakan angket, observasi, dan questioner.
Menurut Nasution (dalam Andi Prastowo, 2010:14) mengatakan dalam penelitian
kualitatif data dikumpulkan terutama oleh peneliti sendiri secara pribadi. Maka dikatakan bahwa
peneliti adalah kunci atau instrument utama dalam penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif sebagai
human instrument berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai data,
melakukan pengumpula data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat
kesimpulan atas temuannya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan masalah


Setelah mengkaji dan menganalisis “Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Kesehatan
Mata Pelajar”, penulis akan memaparkan pembahasan hasil analisis ditinjau dari hasil questioner
yang dibagikan kepada 36 responden, dengan memberikan 9 pertanyaan melalui platform
GoogleForm. Berikut adalah hasil survey mengenai materi penelitian :
1.

Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang mengisi
questioner tersebut, perempuan dengan persentasi 62,2%, laki-laki 37,8%. Dengan begitu bisa
disimpulkan bahwa yang paling banyak mengisi hasil survey adalah perempuan.
2.
Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang sering
menggunakan gawai adalah 100%. Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa responden semuanya
menggunakan gadget/gawai, di era milenial kini pasti semua orang tidak akan bisa terlepas dari
gawai.

3.

Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa rentang waktu setiap orang
menggunakan gadget perhari, untuk 1-5 jam memiliki persentase 16,2%, untuk 6-10 Jam
memiliki persentase 51,4%, dan untuk >10 jam memiliki persentase 32,4. Dengan begitu bisa
disimpulkan bahwa rentang waktu yang paling lama digunakan untuk menggunakan gadget 6-10
jam.
4.
Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa responden sering merasakan
mata panas atau merah, untuk yang sering merasakan panas atau merah memiliki persentase
48.6%, untuk yang tidak pernah merasakan panas atau merah memiliki persentase 24.3%, dan
untuk yang mungkin/kadang-kadang merasakan panas atau merah pada mata memiliki persentase
27%. Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa lebih banyak yang sering merasakan panas dan
merah pada mata mereka.
5.

Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa jumlah yang merasa kesehatan
matanya menurun setelah pembelajaran daring, untuk yang menjawab Ya memiliki persentase
64,9%, untuk yang menjawab Tidak memiliki persentase 13,5%, dan untuk yang
mungkin/kadang-kadang memiliki persentase 21,6%. Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa
setelah adanya pembelajaran daring/online class banyak sekali yang merasakan kesehatan
matanya menurun.
6.

Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menggunakan gadget sambil tiduran, untuk yang menjawab Ya memiliki persentase 91,9%, dan
untuk yang menjawab Tidak memiliki persentase .8.1% sangat kecil sekali. Dengan begitu bisa
disimpulkan bahwa yang sering menggunakan gadget sambil tiduran lebih banyak,dan ini
memicu rentannya mata lelah dan cepat merah.
7.

Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menggunakan gadget berjarak sekitar 24inch(60cm), untuk yang menjawab Ya memiliki
persentase 16,2%, untuk yang menjawab Tidak memiliki persentase 45,9%, dan untuk yang
menjawab Mungkin memiliki persentase 37,8%. Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa yang
menggunakan gadget berjarak sekitar 24inch jumlahnya tidak banyak.

8. Apakah terdapat keluhan kesehatan mata lainnya yang temen-temen rasakan semenjak
pembelajaran online ?
Tidak
panas katanya
jadi malas sekolah materi tidak masuk
terdapat keluhan lain,salah satu contoh kecilnya adalah apabila kita diharuskan mencari sebuah jawaban
namun tidak ada di dalam buku catatan ataupun buku dari sekolah,maka kita harus menggali informasi
melalui google menggunakan gawai ataupun perangkat keras lainnya,yang menyebabkan mata kita harus
membaca dalam ukuran font yang kecil bersamaan dengan radiasi yang terus menerus diterima oleh
mata,sehingga menyebabkan mata kelelahan dan bisa mengakibatkan kepala pusing,badan panas dan gejala
lainnya.
sakit punggung , gadapet uang jajan, laptop rusak, tugas banyak , gak ngerti, ngantuk , belum terbiasa ,
rusak hp
Kadang mata saya terasa perih dan pegal jika terlalu lama menatap layar gadget/laptop
Ngantuk aja paling sih bro
terkadang mata menjadi sedikit perih
semangat belajar menurun, cepat jenuh, kurang menguasai materi
suka tiba tiba keluar air mata
Mata jdi minus
Mata terasa berat
Tidakk kurang lebih hanya mata saja
Mungkin merasakan pusing dan perih
Pembelajaran kurang efektif
Mata lelah, pusing, penglihatan terkadang kabur
materi tidak tercerna dengan jelas, ditambah dengan masalah koneksi internet yang tidak di setiap rumah
bagus, bagi anak anak yang cenderung mengerti saat diajari secara langsung pembelajaran online adalah
rintangan yang sulit, apalagi saat pembelajaran yang materinya tidak ada di google.
kadang kalo sudah melihat layar laptop atau hp terlalu lama pandangan mata jadi sedikit buram
Mata sedikit lelah dan sedikit perih/kering
Penglihatan menjadi buram
Tidak mengerti pelajaran
mata terasa pegal dan terkadang saat menggunakan gadget penglihatan mata tiba tiba terasa blur.
Mata saya cepat lelah
Tidak ada
Sering merasa perih
Mata terasa cepat ngantuk jika kelamaan menatap layar gadget
mata sering terasa gatal dan membuat penglihatan mata sedikit kabur.
Iya
tugas yang numpuk membuat waktu tidur sedikit, bangun tidur langsung natap layar laptop bikin mata
kurang istirahat
Ya
materi menjadi sulit di pahami
Mata perih
Perih
Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa keluhan yang dialami responden setelah
mengikuti pembelajaran daring banyak sekali yang dirasakan, selain masalah teknis seperti
harus terus menerus membeli kuota, belajar tidak focus dan tidak efektif, tidak mengerti
pelajaran, tugas jadi lebih banyak, hal yang paling sering dirasakan adalah permasalahan
terhadap kesehatan fisik/badan, seperti mata minus, mata perih, penglihatan jadi buram, sakit
punggung, dan sering mengalami pusing. Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa pembelajaran
daring sangat memiliki efek yang cukup tidak bagus terhadap kesehatan fisik, terkhusus
kesehatan mata pelajar.

9. Menurut temen-temen, apa saja penyebab yang membuat kesehatan mata kita menurun
selama pembelajaran daring?

terlalu lama menggunakan gadget


Terlalu lama menatap layar hp dan melihat dia bahagia sm yg lain
tentu, karena selama daring kita menerima materi,tugas dan lain lainnya dalam bentuk video, pdf dan
sebagainya yang juga membuat kita berlama lama menerima cahaya radiasi dari gawai ataupun perangkat
keras lainnya. Hal ini sangat berbahaya , mengingat sudah terjadi beberapa kasus kebutaan selama
pembelajaran daring berlangsung .
cahaya gawai, terlalu lama
Ya tentu berpengaruh pada kesehatan mata
Terlalu lama sendiri, eh terlalu lama menatap layar terpaku aku online online online online,dan blue scre en
effect dari gadget yg menyebabkan radiasi
durasi pembelaran yg terlalu lama
terlalu banyak interaksi dengan gadget
karna menatap gadget terlalu lama
Terlalu sering dpn gadget
Kurang tau
Karena terlalu lama memakai gadget
Menurut saya tidak di karenakan kesehatan mata itu adalah Indra yang paling inti agar kita bisa melihat
keindahan dan lain lain
karena terlalu sering menatap layar monitor dan gadget terlalu lama dengan jarak yang dekat.
Durasi menggunakan zoom/ gmeet/ whatsapp yg terlalu lama dan tanpa ada jeda untuk kelas selanjutnya
Penggunaan yang cukup lama Tidak memakai kacamata anti radiasi
Menatap layar lebih dari 3 jam
bisa saja, karna selama proses daring kita selalu menggunakan hp atau laptop yang bisa membuat mata
lelah sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mata
Terlalu lama menggunakan gadget
Karena keseringan menggunakan gadget
Mata kita jadi kaku karena hanya melihat benda dengan jarak yg sama
mata lelah yang terlalu sering menatap layar gadget/laptop
Kurangnya menjaga mata dari pemakaian gadget
Karena radiasi
Terlalu dekat, terlalu banyak menerima sinar biru, dan terlalu lama.
Ya
pancaran radiasi dari gadget itu sendiri dan tingkat kontras dan brightness dari layar gadgetnya
Durasi menatap layar komputer/gadget yang terlalu lama
Iya bisa menurun
terlalu lama berada depan layar laptop, mengerjakan tugas atau membaca materi yang diberikan pe ngajar
juga membuat kita terus2an berada depan layar laptop
Yaa bisa jadi
tentu bisa
IYA
Terlalu lama melihat layar hp atau leptop
Makan tidak dijaga dan olahraga tidak teratur

Berdasarkan hasil survey di atas dapat diketahui bahwa penyebab yang membuat
kesehatan mata menurun setelah pembelajaran daring adalah karena terlalu sering menggunakan
laptop/pc/gawai terlalu lama, cahaya yang dipantulkan berakibat tidak bagus terhadap mata,
kemudian pola makan yang tidak dijaga karena terlalu asik mengerjakan tugas, atau lupa itu bisa
berakibat buruk terhadap kesehatan fisik, keluhan yang dialami responden setelah mengikuti
pembelajaran daring banyak sekali yang dirasakan.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap “ Dampak Pembelajaran Daring Terhadap


Kesehatan Mata Pelajar” maka dapat disimpulkan untuk survey pertanyaan no.2, dapat
diketahui bahwa jumlah responden yang sering menggunakan gawai adalah 100%. Berdasarkan
hasil survey untuk pertanyaan no.3 dapat diketahui bahwa rentang waktu setiap orang
menggunakan gadget perhari yaitu waktu terlama menggunakan gadget 6-10 jam, idealnya
penggunaan gadget itu maksimal 3 jam perhari. Berdasarkan hasil survey untuk pertanyaan no.4
dapat diketahui bahwa responden sering merasakan mata panas atau merah. Berdasarkan hasil
survey untuk pertanyaan no.5 dapat diketahui bahwa memang yang merasa kesehatan matanya
menurun setelah pembelajaran daring lebih banyak yang menjawab Ya. Berdasarkan hasil survey
untuk pertanyaan no.6 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menggunakan gadget
sambil tiduran lebih banyak dan ini memicu rentannya mata lebih lelah dan cepat merah.
Berdasarkan hasil survey untuk pertanyaan no.7 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menggunakan gadget berjarak sekitar 24inch(60cm) jumlahnya tidak banyak. Berdasarkan hasil
survey untuk pertanyaan no.8 dapat diketahui bahwa keluhan yang dialami responden setelah
mengikuti pembelajaran daring banyak sekali yang dirasakan, selain masalah teknis seperti
harus terus menerus membeli kuota, belajar tidak focus dan tidak efektif, tidak mengerti
pelajaran, tugas jadi lebih banyak, hal yang paling sering dirasakan adalah permasalahan
terhadap kesehatan fisik/badan, seperti mata minus, mata perih, penglihatan jadi buram, sakit
punggung, dan sering mengalami pusing. Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa pembelajaran
daring sangat memiliki efek yang cukup tidak bagus terhadap kesehatan fisik, terkhusus
kesehatan mata pelajar. Berdasarkan hasil survey untuk pertanyaan no.9 dapat diketahui bahwa
penyebab yang membuat kesehatan mata menurun setelah pembelajaran daring adalah karena
terlalu sering menggunakan laptop/pc/gawai terlalu lama, kemudian pola makan yang tidak
dijaga karena terlalu asik mengerjakan tugas, atau lupa itu bisa berakibat buruk terhadap
kesehatan fisik, keluhan yang dialami responden setelah mengikuti pembelajaran daring banyak
sekali yang dirasakan.

DAFTAR PUSTAKA

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Daring. Efektif [daring] Dapat diakses
di: https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Sadikin, Ali, dan Afreni Hamidah. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. BIODIK:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol 6(2) : 214-224
World Health Organization. Pertanyaan dan Jawaban Terkait Coronavirus [daring] Dapat diakses
di: https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
Zhafira, Nabila Hilmi, Yenny Ertika, dan Chairiyaton. 2020. Presepsi Mahasiswa Terhadap Perkuliahan
Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa Karantina Covid-19. Jurnal Bisnis dan
Kajian Strategi Manajemen, Vol 4(1) : 37-45
Kadaryanto, dkk. (2006). Biology 3 SMP KELAS IX. Penerbit : Yudhistira
A, Suyitno; Sukirman. (2008). Biology for Junior High School. Penerbit : Yudhistira
Wijaya, Agung. (2008). Biology IX. Penerbit : Grasindo.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
UU Kesehatan No. 23,1992
Prastowo, Andi. (2010). Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Diva
Press

Anda mungkin juga menyukai