Anda di halaman 1dari 6

Judul Hubungan Antara Lama Persalinan

Kala II Dan Jenis Persalinan Dengan


Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir
Penulis Yuni Dwi Saptini, Weni Tri P , Anis
Nikmatul
Nama Jurnal Java Health Journal
Screening Populasi : Ibu bersalin dan bayi baru
lahir di RSUD Gambiran pada bulan
juli – september 2014
Intervensi: Lama persalinan kala II
dan jenis persalinan dengan kejadian
asfiksia pada bayi baru lahir
Control : -
Outcome : Hasil uji coba ini akan
membantu mengetahui lama persalinan
kala II dan jenis persalinan dengan
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir
Validity (Keabsahan) Hubungan antara jenis persalinan
Apakah ada pernyataan penelitian yang dengan asfiksia pada bayi baru lahir di
jelas ? jelaskan RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun
2014 menggunakan spearman rank
diperoleh nilai P = 0,002 (p < α) pada
taraf signifikasi 5% (α = 0,05),
sehingga dapat di simpulkan Ho di
tolak H1 di terima dan artinya ada
hubungan antara jenis persalinan
dengan asfiksia pada bayi baru lahir di
RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun
2014
Apa Tujuan Penelitian ini ? Tujuan utama dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui lama persalinan kala
II dan jenis persalinan dengan kejadian
asfiksia pada bayi baru lahir
Jelaskan tinjauan pustaka yang Persalinan aktif mempunyai proses
mendasari content/ isi dari penelitian yang dibagi menjadi tiga kala yang
tersebut ! berbeda. Kala satu persalinan mulai
ketika tercapai kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas, dan durasi yang
cukup untuk menghasilkan.
pendataran dan dilatasi serviks yang
progresif. Kala satu persalinan selesai
ketika serviks sudah membuka lengkap
(sekitar 10 cm) sehingga
memungkinkan kepala janin lewat.
Oleh karena itu, kala satu persalinan
disebut stadium pendataran dan dilatasi
serviks. Kala dua persalinan dimulai
ketika dilatasi serviks sudah lengkap,
dan berakhir ketika janin sudah lahir.
Kala dua persalinan disebut juga
sebagai stadium ekspulsi janin. Kala
tiga persalinan dimulai segera setelah
janin lahir, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban
janin. Kala tiga persalinan disebut juga
sebagai stadium pemisahan dan
ekspulsi plasenta.
Kala II dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam
pada primipara dan 1 jam pada
multipara. Pada proses ini his
terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama,
sekitar 2-3 menit sekali. Penyebab kala
II memanjang adalah Malposisi
(presentasi selain belakang kepala),
Makrosomia (bayi besar) atau
disproporsi kepala panggul
(CPD),Intensitas kontraksi yang tidak
adekuat, Serviks yang menetap,
Kelainan fisik ibu (misal: pinggang
pendek), Kombinasi penyebab atau
penyebab yang tidak diketahui . Akibat
dari persalinan yang lama yaitu pada
bayi antara lain : trauma, asidosis,
hipoksia pada janin, infeksi,
peningkatan mortalitas serta morbiditas
perinatal terhadap ibu antara lain yaitu :
Penurunan semangat, kelelahan,
dehidrasi, asidosis, infeksi, resiko
ruptur uterus, perlunya intervensi
bedah meningkatkan mortalitas dan
morbiditas.
Usia < 20 tahun dan > 35 tahun
memilikki resiko terhadap bayi yang
dilahirkannya. Pada usia < 20 tahun
fungsi reproduksi wanita belum
berekmbang secara sempurna, jalan
lahir mudah robek, kontraksi uterus
masih kurang baik sehingga terjadi
lama kala II dan komplikasi pasca
persalinan. Usia > 35 tahun fungsi
organ reproduksi mengalami penurunan
dibandingkan sistem reproduksi normal
sehingga menimbulkan resiko pasca
persalinan dan bayi baru lahir. Pada
primipara jalan lahir sulit untuk dilalui
sehingga mempengaruhi keadaan janin
didalam rahim. Oleh sebab itu
tindakkan yang cepat perlu dilakukan
untuk menekan angka kematian ibu dan
anak.
Seksio sesaria darurat, Kelahiran
dengan ekstraksi forsep atau vacum,
Letak sungsang atau presentasi
abnormal, Kelahiran kuang bulan,
Partus presipitatus, Korioamnionitis,
Ketuban pecah lama lama (> 18 jam
sebelum persalinan), Partus lama (>24
jam), Kala dua lama (>2jam),
Makrosemia, Bradikardia janin
persisten Frekuensi jantung yang tidak
beraturan Penggunaan anastesi umum,
Hiperstimulus uterus, Penggunaan obat
narkotika pada ibu dalam 4 jam
sebelum persalinan, Air ketuban
bercampur meconium, Prolaps tali
pusat, Solution plasenta, Plasenta
previa, Perdarahan intrapartum.
di kontraksi uterus dan setiap kali
kontraksi dapat mengakibatkan perfusi
plasenta terganggu karena tekanan
intrauteri meningkat diatas tekanan
darah dengan intensitas 50 – 60 mmHg.
Pada akhir kala 1 atau kala II saat
kontraksi berlangsung secara konsisten
90 detik, jumlah kontraksi adalah 3 – 4
kali tiap 10 menit atau terjadi tiap 2 – 3
menit sekali sehingga aliran darah ke
janin dapat berkurang atau berhenti.
Stimulasi kontraksi uterus yang
berlebihan atau kurang sempurna dan
lamanya persalinan kala II dengan
teknik mengejan yang aktif berlangsung
lebih dari 2 jam pada ibu primipara dan
jam pada multipara maka dapat
menyebabkan ibu kelelahan dan
gangguan pada sirkulasi uteroplasenter.
Apabila janin tidak mendapat waktu
antar kontraksi/ jeda saat kontraksi dan
mengejan aktif kala II pada primipara
dan multipara maka pemenuhan
oksigen akan menurun karena janin
memiliki keterbatasan toleransi
terhadap kekuatan dan durasi kontraksi,
hal ini dapat menyebabkan janin
kekurangan oksigen/asfiksia saat proses
persalinan.
Jenis penelitian apa yang digunakan Rancangan penelitian ini termasuk
dalam penelitian ini ? dalam penelitian cross sectional..
Clinical Importance ? Penelitian ini penting dilakukan karena
kita dapat mengetahui lama persalinan
kala II dan jenis persalinan dengan
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir
Menurut anda, apa manfaat hasil Berdasarkan penelitian saya mendapat
peneliti tersebut ? pengetahuan tentang lama persalinan
kala II dan jenis persalinan dengan
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir,
sehingga menjadi pedoman dalam
melaksanakan asuhan
Apa kesimpulan anda terhadap Ada hubungan yang sedang dan arah
penelitian tersebut ? positif antara jenis persalinan dengan
asfiksia pada bayi baru lahir

Anda mungkin juga menyukai