Anda di halaman 1dari 7

 ANALISA STRUKTUR MIKRO

MATERI
I.   TUJUAN PERCOBAAN
1.      Memahami struktur mikro suatu logam dan kaitannya dengan diagram fasanya.
2.      Mempelajari pengaruh proses (deformasi dan perlakuan panas) terhadap struktur
mikro.
3.      Melihat fenomena-fenomena khas pada berbagai material secara mikroskopi.

II. TEORI DASAR


                        Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat
diamati melalui teknik metalografi. Struktur mikro suatu logam dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Mikroskop yang dapat digunakan yaitu mikoroskop optik dan
mikroskop elektron. Sebelum dilihat dengan mikroskop, permukaan logam harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian reaksikan dengan reagen kimia untuk
mempermudah pengamatan. Proses ini dinamakan etching / ETSA.
Untuk mengetahui sifat dari suatu logam, kita dapat melihat struktur
mikronya. Setiap logam dengan jenis berbeda memiliki struktur mikro yang berbeda.
Dengan melalui diagram fasa, kita dapat meramalkan struktur mikronya dan dapat
mengetahui fasa yang akan diperoleh pada komposisi dan temperatur tertentu. Dan dari
struktur mikro kita dapat melihat :
a.   Ukuran dan bentuk butir
b.   Distribusi fasa yang terdapat dalam material khususnya logam
c.   Pengotor yang terdapat dalam material

Dari struktur mikro kita juga dapat memprediksi sifat mekanik dari suatu material sesuai
dengan yang kita inginkan.

III.   DATA PERCOBAAN


IV.  ANALISIS DAN PEMBAHASAN
                        Dalam percobaan ini, struktur mikro yang dilihat sebanyak 12 buah
sampel dengan menggunakan mikroskop optik. Hasil penggambaran struktur mikro
secara manual kemudian dibandingkan dengan yang ada di literatur.

1.         Baja karbon rendah


Untuk baja karbon rendah, hasil penggambaran sebagai data hampir sama
dengan literatur. Baja karbon rendah mengandung kurang  dari 0,2% karbon. Struktur
mikronya mengandung perlit (α + Fe3C) dan ferit (α). Paduan baja karbon rendah relatif
lunak tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan yang tinggi. Baja karbon rendah sangat
sulit untuk dibentuk menjadi martensit.

2.         Baja karbon medium

Pada baja karbon medium, hasil penggambaran sebagai data hamper sama dengan
yang ada di literatur. Baja karbon medium memiliki kadar karbon 0,3%-0,5%. Pada
gambar mulai terlihat jelas perlit yang berwarna hitam. Terdapat juga fasa 1 yang
sempat menginti dan tumbuh.. Baja karbon medium sangat baik bila dibentuk menjadi
martensit. Biasanya digunakan sebagai profil.

3.         Baja karbon tinggi

Pada baja karbon tinggi, hasil penggambaran sebagai data hampir sama
dengan literatur walaupun terlihat ada perbedaan skala dengan literatur. Baja karbon
medium memiliki kadar karbon lebih dari 0,5%. Struktur perlit terlihat semakin banyak
dan jelas. Karena kadar karbonnya tinggi, kekerasan baja karbon tinggi melebihi baja
karbon lainnya (diasumsikan laju pendinginan berlangsung lambat). Biasanya
digunakan untuk baja perkakas rel kereta api.

1.  Baja coating Zn


Pada struktur terlihat ada yang berwarna hitam yang menunjukkan sebagai
komposisi Zn yang menutupi beberapa matriks dari baja.

5.  Aluminium 2024

Pada Aluminium 2024, hasil penggambaran sebagai data mirip dengan yang
ada di literatur. Daerah terang merupakan larutan padat Aluminium. Daerah gelapnya
merupakan unsur paduan lainnya. Aluminium dan paduannya memiliki ketahanan
korosi yang sangat baik.

6.  Aluminium 6xxx ekstrusi

Hasil pengamatan pada Aluminium 6xxx hasil ekstrusi ini sangat berbeda
dengan Aluminium 2024. Pada Aluminium ini kita dapat melihat bentuk matriksnya
berupa gumpalan-gumpalan tidak seperti Aluminium 2024 yang berupa garis-garis.
Sama seperti Aluminium 2024, daerah terang adalah unsur Aluminium dan daerah
gelap merupakan unsure paduan yang terlihat lebih mendominasi struktur mikro dari
Aluminium 6xxx hasil ekstrusi ini.

7.  Besi cor malleable


Besi cor malleable adalah besi cor putih yang telah mengalami perlakuan
panas dengan suhu berkisar antara 800-900 0 C, menyebabkan penguraian sementit
menjadi grafit. Hasil gambar pengamatan sebagai data sama seperti gambar pada
literature. Pada gambar dari literatur ataupun manual, terlihat jelas struktur grafitnya
yang berwarna hitam. Pada gambar juga dapat dilihat bahwa matriksnya adalah ferit.

8. Besi cor kelabu

Hasil gambar sebagai data besi cor kelabu terlihat agak berbeda karena
perbedaan skala yang ada tetapi sudah terlihat kesamaannya. Besi cor kelabu memiliki
grafit berbentuk serpih, sehingga memiliki konsentrasi tegagan pada ujung-ujung
grafitnya yang mengakibatkan internal strength naikkekerasan dan kekuatan
meningkat. Permukaan patahan berwarna kelabu. Pada gambar,  dapat terlihat struktur
grafit yang berwarna hitam dengan matriks ferit. Pada data kurang terlihat jelas dan
lebih terlihat seperti ada matriks yang menggelembung.

9.  Besi cor nodular


Hasil gambar sebagai data pada besi cor nodular hamper sama dengan
literature. Dari gambar dapat dilihat bahwa besi cor nodular memiliki grafit berbentuk
bulat dan itu yang menyebabkan keuletan besi cor nodular tinggi. Matriksnya bisa
berupa perlit atau ferit., tetapi pada gambar terlihat bahwa matriksnya adalah ferit.

10.  Besi cor putih

Hasil gambar sebagai data terlihat sama dengan literature. Besi cor putih
memiliki kekerasan yang tinggi dibandingkan besi cor lainnya. Kekerasannya
disebabkan oleh atom karbon yang tidak sempat keluar membentuk grafit, sehingga
masih berupa sementit. Permukaan patahannya akan berwarna putih seperti pada
gambar.

11. Struktur lasan

Hasil gambar sebagai data terlihat berbeda dengan literatur. Hal itu
disebabkan karena perbedaan skala pembesaran atau karena pengotor yang membuat
butir menjadi tidak terlihat jelas karena terhalang. Struktur mikro dari suatu logam akan
berubah setelah mengalami pengelasan. Pada gambar dapat dilihat bentuk butir yang
memanjang adalah columnar zone(karena adanya heat flow menyebabkan
pertumbuhan butir memanjang, dan adanya butir-butir baru yang tumbuh  tepat pada
daerah lasan karena heat flow nya yang homogen.

12. Baja tahan karat austenitik


Hasil gambar sebagai data sudah terlihat sama dengan literature. Baja tahan
karat memiliki paduan Cr sekitar 11%, hal ini mengakibatkan adanya bagian warna
kuning seperti pada gambar, yang merupakan pengaruh dari unsur krom. Baja tahan
karat austenitik bersifat non magnetik dan memiliki ketahanan korosi yang tinggi. Baja
ini jika ingin diperkuat atau diperkeras menggunakan proses pengerjaan dingin karena
tidak dapat melalui proses pengerjaan panas.

V. KESIMPULAN

1.      Struktur mikro suatu logam dapat diramalkan melalui diagram fasanya. Dengan
melihat diagram fasa, kita dapat mengetahui komposisi dari paduan, dan juga
mengetahui pada temperatur berapa butir akan tumbuh.
2.      Setelah mengalami proses deformasi dan perlakuan panas, butir-butir akan mengalami
perubahan bentuk dan ukuran. Misalnya, setelah mengalami proses annealing besi cor
putih dapat berubah menjadi besi cor nodular.
3.      Pada analisa struktur mikro, terdapat fenomena-fenomena yang terjadi, contohnya
      Twinning. Dengan melihat struktur mikro kita dapat meramalkan sifat
      dari suatu logam.
4.   Perbedaan data dengan literature dapat disebabkan oleh perbedaan skala pembesaran
yang digunakan dan adanya pengotor pada material yang digunakan sebagai data.
5.   Baja tahan karat austenitic memiliki ketahanan korosi yang tinggi karena terdapat
kandungan Cr yang tinggi.

VII. DAFTAR PUSTAKA


      -     Callister, W.D., Material Science and Engineering An Introduction, 6thEdition,
John Wiley & Sons, New York, 2003.
-           www.Key-to-Steel.com

Anda mungkin juga menyukai