Anda di halaman 1dari 12

B.

KONSEP BALITA DENGAN KURANG GIZI

1. Pengertian

Balita adalah salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal.
Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. (Wikipedia, 2011)

Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita dengan berat badan menurut
umur (BB/U) berada di bawah garis merah pada KMS (Anonim, 2009).

Balita BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk. Akan tetapi, itu dapat menjadi
indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah gizi.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Balita


a. Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan
fungsi sistem pencernaan dan sistem organ lain dipengaruhi oleh umur.
Contohnya bayi usia kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat
tetapi setelah usia 6 bulan boleh makan makanan tambahan dan bertingkat
teksturnya mulai makan lumat, makanan lembek sampai makanan ornag dewasa.

b. Berat Badan

Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur
tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus
diberikan agar tumbuh kembang berjalan lancar.

c. Suhu Lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 — 37,5°C untuk metabolisme yang


optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh
melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism
tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar
pula masukkan energy yang diperlukan.
d. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang dilakukan
sedemikian banyak pula energi yang diperlukan.

e. Status Kesehatan

Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi
sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.

3. Klasifikasi dan Penilaian Status Gizi Balita

Membahas mengenai masalah gizi, dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu :

a. Gizi baik, yaitu keadaan gizi baik pada seseorang terjadi jika adanya
keseimbangan jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan
(required) oleh tubuh yang ditandai dengan berat badan.
b. Gizi kurang, yaitu keadaan tidak sehat (patologik) yang timbul karena tidak
cukup makan dan konsumsi energy kurang selama jangka waktu tertentu. Berat
badan yang menurun adalah tanda utama dari gizi kurang.

c. Gizi lebih, yaitu keadaan tidak sehat (patologik) yang disebabkan kebanyakan
makanan dan konsumsi energi yang lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh
untuk  jangka waktu yang panjang. Kegemukan merupakan tanda awal yang biasa
dilihat dari keadaan gizi lebih.

d. Gizi buruk, yaitu suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi,
atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata.
Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori.

Penilaian status gizi dapat diukur secara langsung dan tidak langsung yaitu :

a. Ststus gizi secara langsung


1) Antropometri, secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan kmposisi tubuh
dari berbagai tingkay umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan
untuk melihat

2) Klinis, pemeriksaan  klinis adalah metode yang sangat penting untuk


menilai status gizi masyarakat, metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak cukupan gizi.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)
seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

3) Biokimia, pemeriksaan specimen yang di uji secara laboratories yang


dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
digunakan antara lain : darah, urine,dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot.

4) Biofisik, penentuan gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi


dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.

b. Status gizi secara tidak langsung

1) Survey konsumsi makanan, metode enentuan status gizi secara tidak


langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi

2) Statistic vital, pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan
menganalisis data beberapa  statistic kesehatan angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

3) Ekologi, bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah


ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung
dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

Tabel 1. Status gizi berdasarkan indeks antropometri (Sumber : Yayah K.


Husaini, Antropometri sebagai Indeks Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Medika, No 8 tahun XXIII,1997)
Indeks
Status Gizi
BB/U TB/U BB/TB
Gizi Baik >80 % >90 % >90 %
Gizi Sedang 71 % - 80 % 81 % - 90 % 81 % - 90 %
Gizi Kurang 61 % - 70 % 71 % - 80 % 71 % - 80 %
Gizi Buruk ≤ 60% ≤ 70 % ≤ 70 %

Tabel  2. Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan

Anak Perempuan
Gizi
Umur Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi  Baik 
Lebih
(Bulan) (kg) (kg) (kg)
(kg)
0 1.7 1.8 - 2.1 2.2 - 3.9 4.0
1 2.1 2.2 - 2.7 2.8 - 5.0 5.1
2 2.6 2.7 - 3.2 3.3 - 6.0 6.1
3 3.1 3.2 - 3.8 3.9 - 6.9 7.0
4 3.6 3.7 - 4.4 4.5 - 7.6 7.7
5 4.0 4.1 - 4.9 5.0 - 8.3 8.4
6 4.5 4.6 - 5.4 5.5 - 8.9 9.0
7 4.9 5.0 - 5.8 5.9 - 9.5 9.6
8 5.3 5.4 - 6.2 6.3 - 10.0 10.1
9 5.6 5.7 - 6.5 6.6 - 10.4 10.5
10 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.8 10.9
11 6.1 6.2 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3
12 6.3 6.4 - 7.3 7.4 - 11.5 11.6
13 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.8 11.9
14 6.6 6.7 - 7.7 7.8 - 12.1 12.2
15 6.8 6.9 - 7.9 8.0 - 12.3 12.4
16 6.9 7.0 - 8.1 8.2 - 12.5 12.6
17 7.1 7.2 - 8.2 8.3 - 12.8 12.9
18 7.2 7.3 - 8.4 8.5 - 13.0 13.1
19 7.4 7.5 - 8.5 8.6 - 13.2 13.3
20 7.5 7.6 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5
21 7.6 7.7 - 8.9 9.0 - 13.7 13.8
22 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.9 14.0
23 8.0 8.1 - 9.2 9.3 - 14.1 14.2
24 8.2 8.3 - 9.3 9.4 - 14.5 14.6
25 8.3 8.4 - 9.5 9.6 - 14.8 14.9
26 8.4 8.5 - 9.7 9.8 - 15.1 15.2
27 8.6 8.7 - 9.8 9.9 - 15.5 15.6
28 8.7 8.8 - 10.0 10.1 - 15.8 15.9
29 8.8 8.9 - 10.1 10.2 - 16.0 16.1
30 8.9 9.0 - 10.2 10.3 - 16.3 16.4
31 9.0 9.1 - 10.4 10.5 - 16.6 16.7
32 9.1 9.2 - 10.5 10.6 - 16.9 17.0
33 9.3 9.4 - 10.7 10.8 - 17.1 17.2
34 9.4 9.5 - 10.8 10.9 - 17.4 17.5
35 9.5 9.6 - 10.9 11.0 - 17.7 17.8
36 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.9 18.0
37 9.7 9.8 - 11.2 11.3 - 18.2 18.3
38 9.8 9.9 - 11.3 11.4 - 18.4 18.5
39 9.9 10.0 - 11.4 11.5 - 18.6 18.7
40 10.0 10.1 - 11.5 11.6 - 18.9 19.0
41 10.1 10.2 - 11.7 11.8 - 19.1 19.2
42 10.2 10.3 - 11.8 11.9 - 19.3 19.4
43 10.3 10.4 - 11.9 12.0 - 19.5 19.6
44 10.4 10.5 - 12.0 12.1 - 19.7 19.8
45 10.5 10.6 - 12.1 12.2 - 20.0 20.1
46 10.6 10.7 - 12.2 12.3 - 20.2 20.3
47 10.7 10.8 - 12.4 12.5 - 20.4 20.5
48 10.8 10.9 - 12.5 12.6 - 20.6 20.7
49 10.8 10.9 - 12.6 12.7 - 20.8 20.9
50 10.9 11.0 - 12.7 12.8 - 21.0 21.1
51 11.0 11.1 - 12.8 12.9 - 21.2 21.3
52 11.1 11.2 - 12.9 13.0 - 21.4 21.5
53 11.2 11.3 - 13.0 13.1 - 21.6 21.7
54 11.3 11.4 - 13.1 13.2 - 21.8 21.9
55 11.4 11.5 - 13.2 13.3 - 22.1 22.2
56 11.4 11.5 - 13.3 13.4 - 22.3 22.4
57 11.5 11.6 - 13.4 13.5 - 22.5 22.6
58 11.6 11.7 - 13.5 13.6 - 22.7 22.8
59 11.7 11.8 - 13.6 13.7 - 22.9 23.0

Tabel 3. Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi pada Anak Laki-laki.

Anak Laki-laki
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih
Umur
(kg) (kg) (kg) (kg)
0 1.9 2.0 - 2.3 2.4 - 4.2 4.3
1 2.1 2.2 - 2.8 2.9 - 5.5 5.6
2 2.5 2.6 - 3.4 3.5 - 6.7 6.8
3 3.0 3.1 - 4.0 4.1 - 7.6 7.7
4 3.6 3.7 - 4.6 4.7 - 8.4 8.5
5 4.2 4.3 - 5.2 5.3 - 9.1 9.2
6 4.8 4.9 - 5.8 5.9 - 9.7 9.8
7 5.3 5.4 - 6.3 6.4 - 10.2 10.3
8 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.7 10.8
9 6.2 6.3 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3
10 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.6 11.7
11 6.8 6.9 - 7.8 7.9 - 11.9 12.0
12 7.0 7.1 - 8.0 8.1 - 12.3 12.4
13 7.2 7.3 - 8.2 8.3 - 12.6 12.7
14 7.4 7.5 - 8.4 8.5 - 12.9 13.0
15 7.5 7.6 - 8.6 8.7 - 13.1 13.2
16 7.6 7.7 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5
17 7.7 7.8 - 8.9 9.0 - 13.6 13.7
18 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.8 13.9
19 7.9 8.0 - 9.1 9.2 - 14.0 14.1
20 8.0 8.1 - 9.3 9.4 - 14.3 14.4
21 8.2 8.3 - 9.4 9.5 - 14.5 14.6
22 8.3 8.4 - 9.6 9.7 - 14.7 14.8
23 8.4 8.5 - 9.7 9.8 - 14.9 15.0
24 8.9 9.0 - 10.0 10.1 - 15.6 15.7
25 8.9 9.0 - 10.1 10.2 - 15.8 15.9
26 9.0 9.1 - 10.2 10.3 - 16.0 16.1
27 9.0 9.1 - 10.3 10.4 - 16.2 16.3
28 9.1 9.2 - 10.4 10.5 - 16.5 16.6
29 9.2 9.3 - 10.5 10.6 - 16.7 16.8
30 9.3 9.4 - 10.6 10.7 - 16.9 17.0
31 9.3 9.4 - 10.8 10.9 - 17.1 17.2
32 9.4 9.5 - 10.9 11.0 - 17.3 17.4
33 9.5 9.6 - 11.0 11.1 - 17.5 17.6
34 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.7 17.8
35 9.6 9.7 - 11.2 11.3 - 17.9 18.0
36 9.7 9.8 - 11.3 11.4 - 18.2 18.3
37 9.8 9.9 - 11.4 11.5 - 18.4 18.5
38 9.9 10.0 - 11.6 11.7 - 18.6 18.7
39 10.0 10.1 - 11.7 11.8 - 18.8 18.9
40 10.1 10.2 - 11.8 11.9 - 19.0 19.1
41 10.2 10.3 - 11.9 12.0 - 19.2 19.3
42 10.3 10.4 - 12.0 12.1 - 19.4 19.5
43 10.4 10.5 - 12.2 12.3 - 19.6 19.7
44 10.5 10.6 - 12.3 12.4 - 19.8 19.9
45 10.6 10.7 - 12.4 12.5 - 20.0 20.1
46 10.7 10.8 - 12.5 12.6 - 20.3 20.4
47 10.8 10.9 - 12.7 12.8 - 20.5 20.6
48 10.9 11.0 - 12.8 12.9 - 20.7 20.8
49 11.0 11.1 - 12.9 13.0 - 20.9 21.0
50 11.1 11.2 - 13.00 13.1 - 21.1 21.2
51 11.2 11.3 - 13.2 13.3 - 21.3 21.4
52 11.3 11.4 - 13.3 13.4 - 21.6 21.7
53 11.4 11.5 - 13.4 13.5 - 21.8 21.9
54 11.5 11.6 - 13.6 13.7 - 22.0 22.1
55 11.7 11.8 - 13.7 13.8 - 22.2 22.3
56 11.8 11.9 - 13.8 13.9 - 22.5 22.6
57 11.9 12.0 - 14.0 14.1 - 22.7 22.8
58 12.0 12.1 - 14.1 14.2 - 22.9 23.0
59 12.1 12.2 - 14.2 14.3 - 23.2 23.3
Sumber : Departemen Kesehatan RI,2006

4. Etiologi

Faktor penyebab yang dapat menimbulkan Kekurangan Energi Protein menurut


Nazirudin (1998) :

a. Sosial ekonomi yang rendah


b. Sukar atau mahalnya biaya makanan yang baik

c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi

5. Manifestasi klinis

Pada pemeriksaan klinis, penderita KEP akan memperlihatkan tanda-tanda


sebagai berikut :

a. KEP ringan

Pada KEP ringan tanda-tanda klinis belum terlalu tampak, hanya saja standar
berat yang tidak sesuai dan biasanya berat badan anak jauh dari standar baku
yang ditemukan

b. KEP berat

Pada KEP berat dibagi dalam tiga kategori yaitu, marasmus,


kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor.

1) Marasmus
a) Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit

b) Wajah seperti orang tua

c) Cengeng, rewel

d) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan


sampai tidak ada
e) Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta
penyakit kronik

f) Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang.

2) Kwashiorkor

a) Oedem umumnya di seluruh tubuh dan terutama pada kaki


(dorsum medis)

b) Wajah membulat dan sembab

c) Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi


berdiri dan duduk, anak berbaring terus-menerus

d) Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis

e) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)

f) Pembesaran hati

g) Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret

h) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut

i) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah


menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)

j) Pandangan mata anak nampak sayu

3) Marasmus-kwashiorkor

Tanda-tanda marasmus-kwashiorkor adalah gabungan dari tanda-


tanda yang ada pada marasmus dan kwashiorkor yang ada.

6. Penatalaksanaan
a. Pelayanan balita kep ringan di rumah tangga

1) Lakukan penyuluhan gizi.

2) Menganjurkan agar tetap memberikan ASI sampai usia 2 tahun.

3) Anjurkan diet seimbang bagi anak sesuai dengan umur anak.

4) Anjurkan dalam pemberian makanan pendamping ASI.

5) Anjurkan agar anak selalu ditimbang secara teratur untuk mengetahui


pertumbuhan.

b. Pelayanan kep ringan di pisyandu / di poli gizi


1) Bagi bayi KEP ringan-sedang yang tidak disertai penyakit dapat dilayani di
Pusat Pemulihan Gizi (PPG).

2) Memperoleh pemulihan anak balita (PMT) dalam bentuk lumat / lunak


selama 3 bulan.

3) Ibu memperoleh penyuluhan gizi / kesehatan yang disertai demontrasi cara


menyiapkan makanan untuk anak yang menderita KEP.

c. Pengobatan kep berat di puskesmas

Di dalam pengobatan KEP berat di Puskesmas terbagi menjadi 2 fase yaitu


fase stabilisasi, fase rehabilitasi.

Adapun prosedur tindakan pelayanan terhadap balita kep berat sebelum di


rujuk :

1) Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia.


2) Pengobatan dan pencegahan hipetermia.

3) Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan.


4) Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit.

5) Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi.

6) Berikan makanan sesuai dengan kondisi dan umur bayi KEP.

7) Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro.

8) Perhatian masalah tumbang kembang.

9) Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional.

10) Persiapkan untuk tindak lanjut dirumah.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes R.I (1999) Kesehatan Keluarga, Bahagia di Usia Senja, Medi Media, Jakarta

Ditjen P2MPLM. Petunjuk Tentang Perumahan dan Lingkungan Sehat

Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI. 2007. Perilaku hidup bersih dan sehat di
rumah tangga.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

http://infoaskepgratis.blogspot.com/2012/02/askep-keluarga-dengan-anggota-keluarga.html

Anda mungkin juga menyukai