OLEH:
Form : Gangguan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PASIEN DENGAN HALUSINASI
6. Manifestasi Klinis
a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
c. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
d. Tidak dapat memusatkan perhatian
e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
7. Diagnosa
a. Pohon Masalah
Halusinasi
(masalah utama)
c. Tindakan Keperawatan
Selanjutnya, setelah diagnosis keperawatan ditegakkan, perawat melakukan tindakan
keperawatan bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga. Tindakan keperawatan pasien
halusinasi, yaitu sebagai berikut:
Tindakan keperawatan pada pasien :
1) Tujuan keperawatan :
a) Pasien dapat mengenali halusinasi yang dialaminya
b) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.
2) Tindakan keperawatan :
a) Bantu pasien mengenali halusinasi
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, perawat dapat berdiskusi dengan
pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar, dilihat, atau dirasa), waktu
terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan
halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul.
b) Melatih pasien mengontrol halusiasi
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi, perawat dapat
melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi.
Keempat cara mengontrol halusinasi adalah sebagai berikut:
(1) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan
halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan
diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap
ada, tetapi dengan kemampuan ini, pasien tidak akan larut untuk menuruti
halusinasinya. Berikut ini tahapan intervensi yang dilakukan perawat dalam
mengajarkan pasien :
(a) Menjelaskan cara menghardik halusinasi
(b) Memeragakan cara menghardik
(c) Meminta pasien memeragakan ulang
(d) Memantau penerapan cara, menguatkan perilaku pasien
(2) Bercakap-cakap dengan orang lain
Bercakap-cakap dengan orang lain dapat membantu mengontrol halusinasi.
Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain, terjadi distraksi; fokus
perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan
dengan orang lain.
(3) Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan
diri melakukan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal,
pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering kali
mencetuskan halusinasi. Oleh karena itu, halusinasi dapat dikontrol dengan
cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam.
Tahapan intervensi perawat dalam memberikan aktivitas yang terjadwal,
yaitu:
(a) Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
(b) Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien
(c) Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas tang telah
dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas mulai dari bangun pagi
sampai tidur malam
(d) Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan terhadap
perilaku pasien yang positif
(4) Minum obat secara teratur
Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi. Pasien juga harus
dilatih untuk minum obat secara teratur sesuai dengan program terapi dokter.
d. Evaluasi
Proses evaluasi dapat dilakukan setelah terapi individu generalis selesai diberikan pada
klien maupun pada akhir kegiatan. Pendekatan ini bersifat fleksibel, pasien tidak
diharuskan berpartisipasi secara kaku, tetapi pasien dapat berpartisipasi dengan cara
mereka sendiri dan dengan tingkat kemampuan berinteraksi yang berbeda (Yustinus,
2008). Alat ukur yang digunakan yaitu wawancara langsung secara terstruktur dengan
pedoman wawancara baik pre test dan post test yang dilakukan dengan pasien dengan
wawancara tentang jenis halusinasi, isi halusinasi, waktu, frekuensi, dan situs munculnya
halusinasi serta mengkaji respon terhadap halusinasi berapa banyak kejadian halusinasi
yang dialami oleh pasien dalam satu hari.
DAFTAR PUSTAKA
Nama KK : Sdr.I
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Blum Kawin
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : RT/RW, 001/014, Sadengan ,Rowotengah,Kecamatan Sumberbaru,Jember
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Sdt. I (L)
Umur : 24 Tahun
Alamat : Dusun Sadengan , RT/RW, 001/014, Rowotengah, Kec.Sumberbaru
Pendidikan : Tamat SD
Agama : Islam
Status : Tidak Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pasien mengalami gangguan saat usia 13 tahun , kemudian keluarga membawa pasien ke
dukun tetapi tidak ada perubahan , lalu keluarga membawa pasien ke puskesmas pada
akhir tahun 2016 , kemudian pihak puskesmas mengasihakan obat untuk di konsumsi
setiap hari dan pasien mengonsumsi obat secara teratur dan sekarang dinyatakan sembuh
tetapi Sdr. I tampak sering diam dan terasa malu terhadap orang yang kerumahnya .
Sdr.I biasanya membantu Bapaknya menjadi kuli Bangunan.
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Ya. (✓)
Tidak
Jika Ya, Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan :
sdr. I mengalami gangguan kesehatan semenjak di pondok pesantren , Dia mengamuk
sesuka dia dan membaca Amalan Kuda lumping.
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya fisik - - - -
2. Aniaya seksual - - - -
3. Penolakan - - - -
4. Kekerasan dalam keluarga - - - -
5. Tindakan kriminal - - - -
Jelaskan:
Sdr.I tidak pernah mengalami riwayat trauma seperti : Aniaya fisik, aniaya seksual,
penolakan, kekerasan dalam keluarga. Maupun Tindakan kriminal lainnya. Sdr.I
mendapat perhatian khusus dari keluarganya sejak keluar dari Pondok Pesantren
Diagnosa Keperawatan : -
Diagnosa Keperawatan: -
: Perempuan : Pasien
: Perempuan meninggal
Jelaskan:
Sdr. Ibmerupakan anak ke 1 Tampa bersaudara, Sdr. I tinggal dengan kedua orang
tuanya. Hubungan Sdr. I dengan keluarganya baik dan juga saling membantu
meskipun Sdr. I memiliki keterbelakangan mental.
c. Peran:
Sdr. I merupakan anak Tunggal .Tetapi Sdr I tidak memahami perannya dalam
keluarga. Pasien jarang keluar maupun ikut dalam kegiatan dilingkungan. Sdr I
hanya membantu Ibunya di rumah.
d. Ideal diri:
Sdr.I mampu mengatakan ideal terhadap dirinya sendiri. Pasien sering senyum
ketika ditanya.
e. Harga diri:
Pasien merasa malu terhadap warga sekitar karena merasa malu terhadap
masyarakat sekitar karena sudah dipasung dua kali
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Sdr. I dekat dekat orang tuanya dan tidak keluar rumah.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial
Sdr.I tidak pernah mengikuti kegiatan dalam kelompok maupun masyarakat. Sdr.I
hanya membantu Ibunya di rumah .
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Sdr.I sulit untuk berhubungan dengan orang lain karena dia merasa malu karna
mempunyai riwayat di pasung dua kali . Sdr. I tidak mampu membuka suatu
obrolan maupun mengajak orang untuk berkenalan.
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Keluarganya mengatakan bahwa sejak kecil sdr.I diberitahu bahwa ia seorang
muslim yang beragama islam. Selain itu, keluarganya juga mengajarkan
kewajiban menjadi seorang muslim seperti shalat dan mengaji.
b. Kegiatan ibadah
Keluarga mengatakan bahwa selama ini Sdr.I mulai beribadah.
Diagnosa Keperawatan:
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitasserea (√)
Jelaskan:
Sdr.I dapat mempertahankan posisi duduknya dan mampu melakukan sesuatu jika
diperintah.
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Tremor
Tik Verbigerasi
Jelaskan:
Sdr.I mampu menikuti gerakan mahasiswa saat diperintah untuk mengikuti gerakan
mahasiswa yang melakukan pengkajian.
Diagnosa Keperawatan: -
4. Mood dan Afek
a. Mood
Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain lain(√)
Jelaskan:
Sdr.I senang ketika disuruh mengikuti gerakan mahasiswa untuk diajak berfoto.
b. Afek
Sesuai (√) Tidak sesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
5. Interaksi SelamaWawancara
Bermusuhan Kontak mata kurang
Tidak kooperatif Defensif
Mudah tersinggung Curiga
Jelaskan:
Saat dilakukan pengkajian/ wawancara Sdr.I tidak menatap mata mahasiswa dia
menundukkan kepala terlihat malu .
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidak ada (√)
Jelaskan: Sdr.I tidak mengalami gangguan kejiwaan seperti halusinasi.
Diagnosa Keperawatan : -
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
Fantasi o Agama
Alienasi o Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri o Kebesaran
Preokupasi o Kejar / curiga
Pikiran isolasi sosial o Nihilistik
Ide yang terkait o Dosa
Pikiran Rendah diri o Sisip pikir
Pesimisme o Siar piker
Pikiran magis o Kontrol pikir
Jelaskan:
Sdr.I memiliki daya fikir yang rendah, namun ia mampu mengingat sesuatu dalam
jangkan panjang.
c. Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
Sdr.I tidak dapat menggambarkan atau mengungkapkan bentuk fikirnya. Sdr. I
hanya mampu diam.
Diagnosa Keperawatan: -
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat,
orang) Jelaskan:
Saat diajak untuk berkenalan, Sdr.I mampu menyebutkan nama mahasiswa .Sdr.I
dapat mengetahui bahwa ia sedang di rumahnhya.
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi (✓)
Stupor
Jelaskan:
Sdr. I mengalami sedasi , terbukti dia setiap hari memium obat dari puskesmas dan
keluarga membantu untuk proses pemulihan sdr.I
Diagnosa Keperawatan: -
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan) (√)
Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek (kurunwaktu 10 detiksampai 15 menit)
Jelaskan: sdr.I mampu mengingat kejadian di masa kecilnya.
Diagnosa Keperawatan: -
Jelaskan:
Sdr.I Tidak mampu berkonsentrasi dengan baik serta tidak dapat berfokus pada
pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa dalam pengkajiannya.
b. Berhitung
Jelaskan:
sdr. I mampu berhitung
Diagnosa Keperawatan: -
11. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan (√)
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Sdr. I mampu mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain seperti
berjabat tangan dan berkenalan.
Diagnosa Keperawatan: -
12. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita (√)
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Sdr. I tidak mengetahui penyakit apa yang sedang ia derita. Ia hanya mampu
melakukan aktivitas sesuai dengan perintah.
Diagnosa Keperawatan: -
Jelaskan:
Sdr.I tinggal di rumah bersama keluarga dan setiap 2 Minggu sekali kontrol ke
puskesmas
2. Kegiatan Hidup Sehari hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan :
Keluarga mengatakan bahwa Sdr.I mandi 2 kali dalam sehari.
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Jelaskan :
Sdr. I mampu memilih dan berpakaian sendiri tanpa bantuan. Ia juga
mampu menyisir Rambutnya.
3) Makan
Jelaskan :
Sdr. I mampu makan sendiri tanpa bantuan sebanyak 2 kali dalam sehari.
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
Sdr. I melakukan toileting berupa BAB dan BAK di toilet.
Diagnosa Keperawatan:
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dalam sehari.
Keluarga mengatakan bahwa Sdr. I makan 2 kali dalam sehari
Bagaimana nafsu makannya
Sdr. I selalu menghabiskan porsi makannya.
Bagaimana berat badannya.
Keluarga mengatakan bahwa saat ini mengalami penambahan berat badan
karena ia sering nyemil.
Diagnosa Keperawatan: -
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 11.00 s/d 13.00
Tidur malam, lama : 21.00 s/d 05.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Bersih-bersih kamar tidur dan mencari
rumput
Jelaskan
Sdr. I memiliki jumlah tidur yang baik dan teratur pada siang dan malam
hari. Sdr. I merupakan orang yang menjaga kebersihan, sehingga sebelum ia
tidur, ia selalu bersih-bersih.
2) Gangguan tidur
Insomnia (√)
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan :
3. Terapi Medis
-
XIII. ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. DS: Isolasi sosial
Klien mengatakan malu tehadapa
warga sekitar
DO:
1. Pasien jarang keluar rumah
2. Pasien jarang berinteraksi dengan
orang sekitar rumah
3. Pasien tidak mengikuti kegiatan yang
berada di masyarakat
A. PELAKSANAAN
DIAGNOSA CATATAN
TGL/JAM TTD
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN