Anda di halaman 1dari 10

Tugas : Antropologi Kesehatan

Dosen : Bu Sitti Aisa, S.Pd, M.Pd

“Membuat Rangkuman Materi Antropologi”

RAMLAWATI

P00324019085

TINGKAT IIB

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-III

2020
PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI.

Pengertian Antropologi. Antropologi adalah studi tentang semua aspek manusia di


semua waktu dan semua tempat di muka bumi. Antropologi adalah disiplin yang relatif
muda. Para antropolog baru mulai hidup dengan orang-orang di tempat-tempat yang jauh di
akhir 1800-an. Dibandingkan dengan pengetahuan kita tentang hukum-hukum fisika alam,
kita tahu lebih sedikit tentang orang, tentang bagaimana dan mengapa mereka berperilaku
seperti yang mereka lakukan. Antropologi itu dan ilmu-ilmu lain yang berurusan dengan
manusia mulai mengembangkan hanya relatif baru-baru ini tidak dengan sendirinya sebuah
alasan yang cukup untuk pengetahuan kita kurang dari pada ilmu fisika. Mengapa, dalam
pencarian kita akan pengetahuan. Dari semua jenis, apakah kita menunggu begitu lama untuk
belajar sendiri?

SEJARAH

Tahun 1849

Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila
kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula
ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan
efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat
struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow
berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya
bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

Tahun 1953

Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan
yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini
merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme,
tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
Tahun 1963

Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul


membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah
dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi. 

Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan pemikiran
manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia juga akan ikut berkembang dan
berubah dari masa ke masa. Hal ini terjadi  pula pada budaya kesehatan yang ada pada
masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu
berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.

Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan melakukan persalinan minta
bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih
banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih.
Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan melalui
USG. Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang
diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui
pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang
bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Antropologi Kesehatan

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti “manusia”, dan logos yang
berarti ilmu. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi berarti “ilmu tentang
manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,
1993).

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek


biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).

Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit


dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan)
dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada
manusia sekarang ini. (Landy, 1977). Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga
generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu:

1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari


kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat,

2. Kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi,


sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau
merespon penyakit,

Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan


persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau
menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang
berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit,
dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.

1.1.1 Lahirnya Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan bermula dari pemahaman manusia terhadap ilmu alam dan filsafat.
Pemahaman manusia te r hadap ilmu alam menimbulkan revolusi atau perubahan cepat dalam
segala aspek kehidupan manusia.
1.1.2 Lahirnya Sosiologi  

 Sejarah sosiologi berasal dari ilmu filsafat yang lahir pada saat-saat terakhir ilmu
pengetahuan. Sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena meningkatnya perhatian
terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Sosiologi
menurut Comte, harus di bentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat bukan
merupakan spekulasi. Sosiologi lahir pada abad 19 yaitu pada saat transisi menuju lahirnya
masyarakat baru yang ditandai beberapa peristiwa atau perubahan besar.

1.1.3 Lahirnya Antropologi

Antropologi sebagai ilmu pengetahuan memisahkan diri dari Sosiologi setelah Bronislaw
Kasper Malinoswki seorang tentara Inggri yang dibuang di Kepulaun Terobrian di Samudera
Pasifik. Malinoswki sendirian memperhatikan perilaku keseharian oranmg-orang di sana
sangat berbeda dengan perilaku keseharian orang-orang Inggris. Malinoski belajar bahasa
lokal, mencatat perilaku, sikap, persepsi, kepercayaan, harapan/cita-cita, tentang evolusi atau
perubahan dari budaya mereka.

PALEOPATOLOGI

Ahli-ahli patologi, anatomi dan ahli-ahli antropologi fisik sudah mempelajari banyak
mengenai penyakit-penyakit dan luka-luka pada manusia purba. Pada umumnya, hanya
penyakit-penyakit yang menunjukkan bukti-bukti yang nyata pada tulang saja yang dapat di
identifikasikan. Teknik terbaru dalam penyaki-penyakit manusia purba adalah penggunaan
kotoran manusia (coprolites) yang apabila disusun kembali dapat memberikan informasi
yang tiada ternilai mengenai ada atau tidaknya parasit-parasit intestin. Coprolite juga
memberikan informasi yang menarik mengenai jenis makanan manusia purba, terutama
mengenai biji-bijian dan jenis gandum lain yang dimakannya. Penyebab timbulnya sakit dari
manusia purba yaitu oleh jenis-jenis patogen dan faktor-faktor lingkungan yang jumlahnya
lebih sedikit dari yang dialami manusia modern. Dan juga disebabkan oleh hubungan
manusia yang akrab dengan ternak-ternak, yang mungkin sekali menularkan patogen baru.
PENYAKIT DAN EVOLUSI

Pada tahun-tahun terakhir, orang Amerika telah membaca penyakit baru bagi mereka yang
dikenal sebagai anemia sel-sabit (sickle-cell anemia). Penyakit tersebut di tandai oleh sel
darah merah yang mengambil bentuk sabit (sickle), tidak bulat seperti biasanya dan bersifat
genetik.

MAKANAN DAN EVOLUSI

Di desa Heliconia yang di teliti di Colombia, menemukan bahwa manusia baru mencapai
tinggi maksimum setelah umur 26 tahun (Stini 1971 : 1025). Walaupun laki-laki maupun
wanita mencapai proporsi tubuh yang normal, penduduk tersebut di tandai oleh “miniaturisasi
umum” yaitu pengurangan yang proporsional dalam ukuran tubuh pada semua warga
populasi yang mempunyai sumber-sumber protein yang amat terbatas akan bersifat adaptif.
Berkurangnya ukuran tubuh sperti yang terdapat di kalangan banyak petani di daerah tropik.
“lebih nampak sebagai suatu contoh dari evolusi yang sedang dalam proses, yakni suatu
contoh tentang penyesuaian atau plastisitas manusia, dari pada sebagai adaptasi murni dalam
artian genetik” (Ibid, 1027).

Antropologi medis adalah cabang ilmu antropologi yang mulai berkembang setelah
berangkhirnya Perang Dunia II. Ilmu ini membahas sistem kesehatan secara transkultural.
Masalah lain yang dibahas adalah faktor bioekologi dan sosial budaya yang berpengaruh
terhadap kesehatan, timbulnya penyakit. Para dokter memandang antropologi medis sebagai
biobudaya, yakni ilmu yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya
dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi tentang keduanya yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit (Foster dan Anderson, 1986:3). Jadi, antropologi
medis adalah sebuah kajian interdisiplin antara ilmu kesehatan dan budaya.

Etnomedisin
Etnomedisin adalah cabang antropologi medis yang membahas tentang asal mula penyakit,
sebab-sebab, dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat tertentu. Aspek
etnomedisin merupakan aspek yang muncul seiring perkembangan kebudayaan manusia. di
bidang antropologi medis, etnomedisin memunculkan termonologi yang beragam. Cabang ini
sering disebut pengobatan tradisionil, pengobatan primitif, tetapi etnomedisin terasa lebih
netral (Foster dan Anderson, 1986:62).
Menurut kerangka etnomedisin, penyakit dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama penyakit
yang disebabkan oleh agen (tokoh) seperti dewa, lelembut, makhluk halus, manusia, dan
sebagainya. Pandangan ini disebut pandangan personalistik.
Penyakit juga dapat disebabkan karena terganggunya keseimbangan tubuh karena unsur-
unsur tetap dalam tubuh seperti panas dingin dan sebagainya. Kajian tentang ini disebut
kajian natural atau nonsupranatural. Di dalam realitas, kedua prinsip tersebut saling tumpang
tindih, tetapi sangat berguna untuk memahami mengenai konsep-konsep dalam etnomedisin
(Foster dan Anderson, 1986:63-64).
Khusus untuk pengobatan penyakit naturalistik, biasanya digunakan bahan-bahan dari
tumbuhan (herbalmedicine) dan hewan (animalmedicine), atau gabu-ngan kedua. Sementara
untuk penyakit personalitik banyak digunakan pengobatan dengan ritual dan magi.

Konsep-konsep pengobatan naturalistik

Dewasa ini ada 3 konsep penyakit dan pengobatan naturalistik yang mendominasi
etnomedisin dunia. Konsep tersebut ialah:
1. Patologi humoral dari Yunani
2. Ayurveda India
3. Yin dan yang dari Cina
Konsep ini berdasarkan konsep humor (cairan) dalam tubuh manusia yang muncul sejak abad
ke-6 Sebelum Masehi.  (Chadwick dan Mann, 1950:5).

Konsep pengobatan Ayurveda dari India memiliki beberapa kesamaan dengan konsep
patologi humoral. Menurut paham Ayurve, penyakit dapat disembuhkan dengan makanan.
Makanan mempunyai khasiat memanaskan dan mendinginkan.  (Jellife, 1957:135).
Menurut konsep Ayurveda, alam terdiri dari 5 unsur, yaitu api, tanah, air, udara, dan eter.
Terganggunya keseimbangan kelima unsur akan mengganggu kesehatan. Kesehatan juga
terganggu akibat terganggunya keseimbangan 3 cairan tubuh yang disebut konsep tridhosa
(Beck, 1969:562).
Konsep pengobatan tradisional kuna Cina didasarkan pada konsep yin dan yang . Yin dan
yang adalah dua kekuatan yang berinteraksi secara seimbang dan terus menerus di dalam
alam. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka alam akan tergoncang. Bila
ketidakseimbangan terjadi dalam tubuh,maka tubuh akan sakit. Konsep ini berkembang sejak
abad 2-3 sebelum Masehi. Jadi, konsep yin dan yang adalah konsep harmoni alam (Croizier,
1968:17).

Humoralisme

Humoralisme, atau humorisme merupakan sebuah sistem kedokteran yang menjelaskan


susunan dan cara kerja tubuh manusia, yang diadopsi oleh sistem pengobatan Ayurweda dari
India, para filsuf dan dokter dari Romawi dan Yunani Kuno, mengasumsikan bahwa
kelebihan atau kekurangan salah satu dari keempat cairan tubuh (body fluid) pada seseorang
— yang dikenal sebagai humor (cairan) — berpengaruh secara langsung
pada kesehatan dan temperamennya. Sistem humoralis ini sangat individualistis, sebab
masing-masing pasien dikatakan mempunyai komposisi humoral tersendiri yang unik.
[1]
 Selain itu, humoralisme mirip dengan suatu pendekatan holistik terhadap kedokteran
sebagai penghubung antara proses fisik dan mental yang ditekankan oleh kerangka ini. Mulai
dari Hippokrates dan seterusnya, teori humoral diadopsi oleh para
dokter Persia (misalnya Ibnu Sina), Romawi, Yunani, dan menjadi pandangan yang paling
umum dianut mengenai tubuh manusia di kalangan dokter Eropa sampai timbulnya penelitian
kedokteran modern pada abad ke-19. Konsep ini tidak digunakan lagi dalam kedokteran sejak
saat itu.

Keempat humor (cairan) dari kedokteran Hippokratik ini adalah cairan empedu hitam (bahasa
Yunani: µέλαινα χολή, melaina chole), cairan empedu kuning (bahasa Yunani: χολή, chole),
lendir atau flegma (bahasa Yunani: φλέγμα, phlegma), dan darah (bahasa
Yunani: αἷμα, haima), dan masing-masingnya sesuai dengan salah satu temperamen dalam
teori empat temperamen. Suatu humor juga disebut sebagai
suatu cambium (pl. cambia or cambiums).

Empat humor

Tabel berikut menunjukkan keempat humoral dengan elemen-elemen yang sesuai dengannya
beserta musim, tempat pembentukan, dan temperamen yang dihasilkan bersama dengan
penafsiran modern yang setara dengannya:

Nama Karakteristik
Humor Musim Elemen Organ Kualitas Temperamen
kuno temperamen

berani, penuh
panas
musim harapan,
Darah udara jantung dan Sanguis sanguin
semi menyenangkan,
lembab
tanpa beban

ambisius, suka
panas
Empedu musim memimpin,
api hati dan Kholé kolerik
kuning panas tidak bisa diam,
kering
mudah marah

dingin pemurung,
Empedu musim melas
tanah limpa dan melankolik pendiam,
hitam gugur kholé (?)
kering analitis, serius

tenang, penuh
dingin
musim pertimbangan,
Flegma air otak dan Phlégma flegmatik
dingin sabar, cinta
lembab
damai
Gambar 3.1 Bagan Spesialisasi Antropologi.

Anda mungkin juga menyukai