Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan tentang “Perkembangan

Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Cianjur Tahun 1976-2014.” maka dapat ditarik

simpulan sebagai berikut:

1. MUI didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Rajab 1395 H bertepatan dengan tanggal 26

Juli 1975 M, pada periode awal, program utama MUI adalah sosialisasi atau

memperkenalkan diri kepada masyarakat Indonesia maupun internasional tentang

eksistensi, tugas dan fungsi majelis ‘ulama Indonesia. Majelis Ulama Indonesia

merupakan wadah untuk menghimpun para Ulama serta Cendekiawan Muslim

Indonesia untuk menyatukan umat Islam, agar tujuan Ulama di Indonesia bisa sejalan

dalam mewujudkan cita-cita bersama. Tidak berafiliasi kepada salah satu aliran

politik, madzhab, atau aliran keagamaan yang ada di Indonesia. Hubungan organisasi

antara MUI pusat dengan MUI propinsi dengan MUI Kab/Kota, antara MUI

Kab/Kota dengan MUI Kecamatan, secara berjenjang bersifat koordinatif, aspiratif

dan struktural administratif. Sedangkan hubungan antara MUI dengan organisasi

kemasyarakatan atau lembaga Islam bersifat konsultatif dan kemitraan. Setahun

setelah MUI tingkat pusat lahir, secara resmi kepengurusan MUI Kabupaten Cianjur

dibentuk pada tahun 1976 yang dipimpin oleh Dandim Letkol Lukcy serta pengurus

hariannya Mualim Zarkoni. Karena kondisi politik paska pemberontakan DI/TII

masih labil maka jabatan Ketua Umum MUI masih dipegang oleh pimpinan tentara

38
territorial. Pada awal pembentukannya, MUI Kabupaten Cianjur baru menjadi

fasilitator antara ulama dan umaro.

2. Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Cianjur hanya memiliki dua periode

kepemimpinan, yaitu yang pertama periode kepimimpinan Letkol Lucky yang

pengurus hariannya adalah Mualim Zarkoni dan kedua periode KH. R Abdul Halim

yang sampai saat ini belum ada yang menggantikan jabatannya sebagai Ketua Umum

MUI Kabupaten Cianjur dari tahun 1979. Periode pertama 1976 – 1979 ini bisa

disebut sebagai periode apa adanya. Pada waktu itu, anggota pimpinan belum banyak,

kantor masih wira-wiri, dana juga belum jelas sehingga sampai tahun 1979 belum

banyak yang dapat diperbuat. Oleh sebab itu dalam periode awal, tidak banyak yang

dapat ditemukan karena secara otentik organisasi, bahan-bahan dokumentasi pada

periode awal itu sudah banyak yang hilang dan sulit untuk ditemukan. Pada periode II

(1979) dapat dikatakan sebagai masa konsolidasai organisasi, penataan organisasi

yang mantap dan pembagian tugas serta program yang jelas, sehingga dapat dirasakan

manfaatnya oleh umat khususnya warga Kabupaten Cianjur. MUI Kabupaten Cianjur

di sini tidak membuat program kerja seperti organisasi masyarakat pada umumnya,

akan tetapi di sini bekerja ketika masyarakat dihadapkan sebuah masalah yang susah

untuk dipecahkan.

39
40

Anda mungkin juga menyukai