Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Hipertensi Krisis
A. Definisi
Krisis hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah (TD) yang tinggi, biasanya
>180/120 mm Hg. Gangguan ini selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi
darurat (emergency) dan hipertensi gawat (urgency). Perbedaan antara emergensi dan
urgensi berkaitan pada penilaian klinis pada pasien terkait kerusakan organ yang
mengancam nyawa. Istilah hipertensi darurat menggambarkan situasi klinis di mana
peningkatan TD mengancam nyawa pasien dan membutuhkan untuk diturunkan ke
tingkat yang aman (tidak selalu TD yang normal) dalam hitungan menit sampai jam.
Hipertensi darurat berkaitan dengan kerusakan organ akut yang progresif (misalnya,
stroke dan infark miokard). Hipertensi gawat tidak secara cepat mengancam nyawa
pasien, dan penuruan TD ke tingkat yang aman dapat terjadi lebih lambat selama 24
sampai 48 jam (Alldredge dkk., 2013).

Gambar 1.1 Keterangan Perbedaan Darurat dengan Gawat


1.1.2 Gejala

Gejala hipertensi krisis (emergensi) tergantung kepada organ terdampak, seperti sakit
kepala, gangguan penglihatan,nyeri dada, sesak napas, pusing kepala atau gejala defisit
neurologis. Gejala klinis ensefalopati hipertensi berupa somnolen, letargi, kejang tonik klonik
dan kebutaan kortikal hingga gangguan kesadaran. Meskipun demikian, lesi neurologis fokal
jarang terjadi dan bila terjadi, hendaknya dicurigai sebagai stroke.

D. Terapi Farmakologi
Gambar 1.2 Terapi Farmakologi untuk Hipertensi Darurat
Gambar 1.3 terapi farmakologi untuk hipertensi gawat

(Dipiro, 2008)

Alldredge, B. K., R. L. Corelli, M. E. Ernst, B. J. Guglielmo, P. A. Jacobson, dan W. A. Kradjan.


2013. Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs. Edisi 10.
Pennsylvania, United States of America: Lippincott Williams & Wilkins.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008.
Pharmacotherapy - A Pathophysiologic Approach, 7th ed. ed. McGraw Hill Medical, New
York.

Anda mungkin juga menyukai