1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. Ditandai dengan Suhu tubuh
diatas normal, kulit merah, kejang, takikardi, takipnea. 2. Risiko cedera di buktikan dengan Terdapat ketidakamanan transportasi, perubahan orientasi afektif, perubahan sensasi, klien kejang. 3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular. Ditandai dengan Kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun, gerakan terbatas, fisik lemah.
Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil 1. Hipertermia Setelah dilakukan A. Observasi - Menjaga suhu berhubungan tindakan - Monitor tubuh dengan dengan : keperawatan selama suhu bayi mendekati - proses penyakit 1 x 24 jam sampai normal Yang ditandai diharapkan stabil - Mencegah dengan : termoregulasi (36,5ºC- terjadinya DS : - membaik dengan 37,5 ºC) dehidrasi DO : kriteria hasil : - Monitor - Meningkatkan - Suhu - Suhu tubuh suhu tubuh suhu tubuh tubuh membaik anak tiap diatas (skala 5) dua jam, normal - Kulit merah jika perlu - Kulit menurun - Mnonitor merah (skala 1) warna dan - Kejang - Kejang suhu kulit - Takikardi menurun - Monitor - Takipnea (skala 1) dan catat - Takikardi tanda dan menurun gejala (skala 1) hipotermia - Takipnea atau menurun hipertermi (skala 1) a B. Terapeutik - Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu - Pertahanka n kelembapa n incubator 50% atau lebih untuk menguran gi kehilangan panas karena evaporasi - Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan - Sesuaikan suhu lingkunga n dengan kebutuhan pasien C. Edukasi - Jelaskan cara pencegaha n hipotermi karena terpapar udara dingin D. Kolaborasi - Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
2. Risiko cedera di Setelah dilakukan A. Observasi - Menghindari
buktikan dengan : tindakan - Identifikas cedera - Terdapat keperawatan selama i ketidakam 1 x 24 jam kebutuhan anan diharapkan risiko keselamat transporta cedera menurun an (mis. si dengan kriteria Kondisi - Perubahan hasil : fisik, orientasi - Toleransi fungsi afektif aktivitas kognitif, - Perubahan meningkat dan sensasi (skala 5) riwayat - Klien - Gangguan perilaku kejang mobilitas B. Terapeutik menurun - Modifikas (skala 5) i - Pola lingkunga istirahat/tidur untuk membaik meminima (skala 5) lkan bahaya dan risiko C. Edukasi - Anjurkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi bahaya lingkunga n 3. Gangguan Setelah dilakukan A. Observasi - Mempertahanka mobilitas fisik tindakan - Identifikas n mobilisasi dan berhubungan keperawatan selama i toleransi fungsi dengan : 1 x 24 jam fisik sendi/posisi - Kelemaha diharapkan melakuka normal pada n mobilitas f isik n ambulasi ekstermitas neuromus kembali meningkat - Monitor - Meningkatkan kular. dengan kriteria kondisi kekuatan otot Ditandai hasil : umum dengan : - Pergerakan selama - Kekuatan ekstermitas melakuka otot meningkat n ambulasi menurun, (skala 5) B. Terapeutik - Rentang - Kekuatan - Fasilitasi gerak otot aktivitas (ROM) meningkat ambulasi menurun, (skala 5) dengan - Gerakan - Gerakan alat bantu terbatas, terbatas 9mis. - Fisik meningkat Tongkat, lemah. (skala 5) kruk) - Kelemahan - Fasilitasi fisik melakuka meningkat n (skala 5) mobilisasi fisik, jika perlu - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkat kan ambulasi C. Edukasi - Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi - Anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari temopat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)