Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

1. Latar Belakang

1. 1 Pengertian asam nukleat


Asam nukleat merupakan makromolekul tersusun dari polimer nukleotida. Asam nukleat
yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (RNA).
Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada virus. Asam nukleat merupakan
biopolymer dan monomer penyusunnya adalah nukleotida. Asam nukleat memiliki fungsi
utama tubuh yaitu antara lain sebagai materi genetika dan juga koenzim. Asam nukleat yang
berperan sebagai materi genetic adalah DNA dan RNA. Sedangkan yang berperan sebagai
koenzim antara lain adalah ATP atau Adenosine Triphospate, NAD atau Nicorinamide-
adenune Dinucleotide, dan lain-lain. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu
sebuah basa nitrogen heterosiklik (purin dan pirimidin), sebuah gula pentose dan sebuah
gugus fosfat. Nukleotida sebagai monomer dari asam nukleat tersusun dari basa nitrogen,
sebuah gula pentose, dan gugus fosfat. lasi DNA dan RNA dari sampel. Jenis asam nukleat
dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA
atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang
ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan
guanina dapat ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timina dapat ditemukan hanya
pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.  Analisis asam nukleat dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualiatif.

Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan mengenai kimia
dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel
yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam
asam encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan
cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut
dalam asam. kemudian zat ini dinamakan  “nuclein” sekarang dikenal dengan nama
nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat  merupakan salah satu senyawa
pembentuk sel dan jaringan normal.

1. 2 Struktur molekul

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting
dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat
sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida
sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat,
gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N).
Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic
acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya,
perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula
pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya
mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-
deoksiribosa.  Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya.
Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatik
heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu
purin dan pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa
pirimidin hanya mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin
terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara
DNA dan RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada
RNA tidak ada timin dan sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil
hanya karena adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan
sebagai 5-metilurasil.
Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa N-lah yang
memungkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N pada
suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan perkataan lain,
identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya sehingga secara
skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya dengan menuliskan
urutan basanya saja.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan blotting ?
2. Apa prinsip kerja dari mekanisme analisis asam nukleat menggunakan
metode northern blotting?
3. Apa tujuan dari teknik northern blotting ?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian blotting, macam – macam blotting dan juga
perbedaan dari masing masing macam blotting.
2. Untuk mengetahui mekanisme dan prinsip kerja dari motode northern
blotting dalam menganalisis asam nukleat
3. Untuk mengetahui tujuan dari teknik northern blotting dan hasilnya
bagaimana.

2.1.3.1 Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri.

a. Antibiotik Beta-Laktam

Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur cincin
beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-
laktamase. Obat-obat antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar
efektif terhadap organisme Gram -positif dan negatif. Antibiotik beta-laktam mengganggu
sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis
peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel
bakteri (Kemenkes, 2011).

Penisilin
Golongan penisilin mempunyai persamaan sifat kimiawi, mekanisme kerja, farmakologi, dan
karakterisktik imunologis dengan sefalosforin, monobaktam, karbapenem, dan penghambat
beta-laktamase. Semua obat tersebut merupakan senyawa beta laktam yang dinamakan
demikian karena mempunyai cincin laktam beranggota empat yang unik (Katzung, 2012).

Penisilin mempunyai mekanisme kerja dengan cara mempengaruhi langkah akhir sintesis
dinding sel bakteri (transpepetidase atau ikatan silang), sehingga membran kurang stabil
secara osmotik. Lisis sel dapat terjadi, sehingga penisilin disebut bakterisida. Keberhasilan
penisilin menyebabkan kematian sel berkaitan dengan ukurannya, hanya defektif terhadap
organisme yang tumbuh secara cepat dan mensintesis peptidoglikan dinding sel (Mycek et
al., 2001).

Golongan penisilin diklasifikasikan berdasarkan spektrum aktivitas antibiotiknya, antara lain


penislin G dan penislin V , penislin yang resisten terhadap beta-laktamase, aminopenislin,
karboksipenislin, ureidopenislin. Tampak pada tabel 1.

Monobaktam (beta-laktam monosiklik)

Yang termasuk kedalam golongan adalah aztreonam. Aktivitas resisten terhadap beta-
laktamase yang dibawa oleh bakteri Gram- negatif. Aktif terutama terhadap bakteri Gram-
negatif. Aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriacease, P . aeruginosa, H.
influenzae dan gonokokus. Pemberian secara parenteral, terdistribusi baik ke seluruh tubuh,
termasuk cairan serebrospinal. Sebagian besar obat diekskresi utuh melalui urin (Kemenkes,
2011).

Antibiotik b lactam : penisilin


Antibiotik b lactam seperti penicillin, cephalosporins dan carbapenems, merupakan antibiotic paling banyak
digunakan, paling efektif dan umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi. (owens dan
lautenbach, 2008, ozturk et al., 2015). Kinerja dari antibiotic beta lactam dalam membunuh bakteri adalah
dengan mengganggu sintesis dari dinding sel bakteri, salah satu anggota dari antibiotic b lactam adalah
penisilin. Anggota dari antibiotic b-lactam sendiri terdiri dari sefalosporin, karbapanem dan monobaktam.
https://www.academia.edu/29530114/MAKALAH_KED_TROP_KLINIS_ANTIBIOTIKA.d
ocx

Anda mungkin juga menyukai