Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK TEKNIS

PENYULUH AGA1VIA KRISTEN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL

DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN


KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2020
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 474 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi


Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen dalam
pemberian bimbingan, pembinaan dan penyuluhan agama
Kristen dalam masyarakat diperlukan penyuluh-penyuluh
agama Kristen yang handal balk Pegawai Negeri Sipil dan
Non Pegawai Negeri Sipil;
bahwa sebagai pedoman bagi Penyuluh Agama Kristen Non
Pegawai Negeri Sipil telah ditetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian
Agama RI Nomor DJ.III/KEP/ HK.00.5/ 722/ 2016 Tentang
Petunjuk Teknis Penyuluh Agama Kristen Non PNS Pada
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Kementerian Agama RI Tahun 2016;
bahwa Petunjuk Teknis bagi Penyuluh Non Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, sudah
tidak sesuai dengan perkembangan, dan perlu untuk
dilakukan perubahan;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Kristen Kementerian Agama tentang Petunjuk Teknis
Penyuluh Agama Kristen Non Pegawai Negeri Sipil

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 168);
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
Peraturan Menteri Agama Nomor 19 tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1117);
Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang
Pengawasan Pembangunan Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 54 / KEP / MK.WA SPAN / 9 / 1999 tentang
Jabatan Fungsional Penyuluh dan Angka Kreditnya;
Keputusan Menteri Agama Nomor 769 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyuluh Agama Non Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Agama Nomor 53 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Agama Nomor 769 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyuluh Agama Non-Pegawai Negeri
Sipil;
Keputusan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2019 tentang
Penetapan Honorarium Penyuluh Agama Non Pegawai
Negeri Sipil;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN


MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYULUH AGAMA KRISTEN NON
PEGAWAI NEGERI SIPIL.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penyuluh Agama Kristen Non


Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tercantum dalam Lampiran
dan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dani
Keputusan mi.

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KESATU berfungsi sebagai Pedoman Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Kristen dalam melaksanakan
rekrutmen dan pembinaan terhadap Penyuluh Agama Kristen
Non Pegawai Negeri Sipil.

KETI GA Dengan berlakunya Petunjuk Teknis ini, maka Keputusan


Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Nomor 136
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Nomor
DJ.III / KEP/ HK.00.5/ 722 / 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyuluh Agama Kristen Non Pegawai Negeri Sipil pada
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Kementerian Agama Republik Indonesia dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.
KEEMPAT : keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 November 2020

DIIjEKTUR JENDERAL
BI BINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

THOMAS PENTURYt-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 474 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENYULUH AGAMA KRISTEN
NON PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 Republik


Indonesia yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, memaparkan 9
(sembilan) visi sebagai arah kebijakan pemerintahannya. Visi ini
diharapkan dapat membawa Indonesia dalam menghadapi tantangan
fenomena global yang dinamis, cepat, kompleks, berisiko, dan penuh
kejutan. Berikut 9 (sembilan) visi Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden
clan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk periode 2019-2024:
Peningkatan kualitas manusia Indonesia;
Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
a Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya;
Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga;
Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

Untuk mewujudkan visi Presiden dan Wakil Presiden tersebut, setiap


menteri didalam kabinet Indonesia Maju menyiapkan prioritas aksi demi
dapat mewujudkan visi Presiden dan Wakil Presiden. Salah satu amanah
yang diberikan Presiden RI, Joko Widodo (Jokovvi) kepada Menteri Agama
adalah membangun moderasi beragama di seluruh nusantara. Moderasi
beragama bukan mengubah ajaran-ajaran agama tetapi merubah cara
beragama kita dalam menghadapi orang yang berbeda pandangan, aliran,
mazhab dan agama dengan sikap terbuka, toleran, dan tidak picik. Untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan sejahtera, sikap moderasi sangat
mutlak bagi suatu bangsa.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-
2024 Ditjen Bimas Kristen 2019-2024 yang memiliki tema "Terwujudnya
Masyarakat Kristen Yang Beriman, Rulam, Cerdas dan Sejahtera, Dalam
Rangka Menuju Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong", akan direalisasikan bersandar pada visi
tema besar tersebut. Aspek-aspek dalam RPJMN 2019-2024 yakni: (1)
Meningkatkan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama
Kristen, (2) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama, (3)
Memantapkan Kualitas Kerukunan Internal dan Eksternal Umat Kristen,
Dalam kerangka pembangunan bidang agama yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Agama dan di dalamnya termasuk juga Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen setidaknya ada dua tugas pokok
utama yaitu peningkatan kualitas kehidupan beragama dan peningkatan
kualitas kerukunan hidup beragama. Penyuluh Agama Kristen (baik
Pegawai Negeri Sipil maupun Non Pegawai Negeri Sipil) merupakan ujung
tombak pelayanan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
untuk meningkatkan kualitas keimanan, pengetahuan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama, serta kerukunan hidup
antar umat beragama.
Penyuluh agama merupakan salah satu jabatan fungsional yang ada
di Kementerian Agama. Penyuluh agama adalah ujung tombak pemerintah
dalam menyampaikan pesan-pesan agama maupun pesan-pesan program
pemerintah. Peran penyuluh agama dalam masyarakat sesungguhnya
sangatlah penting. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian masyarakat
Indonesia masih memandang pentingnya sosok ideal sebagai figur atau
patron dalam kehidupannya. Penyuluh agama memiliki potensi untuk
didudukan sebagai figur atau tokoh yang dianggap memiliki banyak
pengetahuan keagamaan. Dalam menyelesaikan konflik antar ataupun
internal umat beragama, peran para penyuluh agama sangat penting
keberadaannya. Penyuluh agama mempunyai andil dalam menciptakan
perdamaian antar umat beragama. Penyuluh agama menyediakan dirinya
untuk turut memikirkan dan memberikan solusi terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara pribadi, keluarga
maupun sebagai masyarakat umum, serta fungsi-fungsi lainnya. Jika
difungsikan dengan benar seharusnya penyuluh agama bisa
mengendalikan, mencegah konflik dan mengupayakan perdarnaian antar
umat beragama Seperti yang telah diamanahkan dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Maka dani itu,
konsolidasi standar kriteria, jenis, tugas dan fungsi, kelompok binaan,
standar kompetensi, Penyuluh Agama secara komprehensif perlu
dilakukan. Itu semua dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu
kinerja penyuluh agama terutama pada agama Kristen, hams mempunyai
standarisasi terkait regulasi, mekanisme kerja, dan kualitas sumber daya
manusia penyuluh.

R Maksud Dan Tujuan


Maksud Petunjuk Teknis ini dibuat adalah sebagai acuan dalam
pelaksanaan tugas Penyuluh Agama Kristen Non Pegawai Negeri Sipil
dan Rekrutmen Penyuluh Agama Kristen Non Pegawai Negeri Sipil pada
Bimas Kristen Kementerian Agama.

Tujuan Petunjuk Teknis ini adalah:


Memberikan acuan kepada Pejabat yang berwenang baik Pusat
maupun Daerah di seluruh Indonesia dalam rangka Rekrutmen
Penyuluh Agama Kristen Non PNS;
Memberikan pedoman bagi Penyuluh Agama Kristen Non PNS
terkait tugas dan tanggungjawab, hak dan kewajiban, etika dan
kode etik sebagai Penyuluh Agama Kristen Non PNS;
Menetapkan kualifikasi dan kriteria yang digunakan dalam proses
Rekrutmen dan pemberhentian Penyuluh Agama Kristen Non PNS
pada jajaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Kementerian Agama;
d. Merumuskan prosedur, tahapan-tahapan dan mekanisme
pengangkatan Penyuluh Agama Kristen Non PNS pada Bimbingan
Masyarakat Kristen Kementerian Agama

C. Sasaran
Pejabat Ditjen Bimas Kristen Pusat dan Daerah;
Penyuluh Agama Kristen Non PNS.

D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup petunjuk Teknis ini meliputi:
Latar belakang Petunjuk Teknis;
Maksud dan Tujuan Petunjuk Teknis;
a Tugas Pokok, Tingkat Kecakapan dan Kriteria Penyuluh Agama
Kristen Non PNS;
Sasaran, Lokasi dan Pelayanan Penyuluhan;
Metode dan Media Penyuluhan;
Kompetensi Penyuluh Agama Kristen Non PNS;
Hak dan Kewajiban Penyuluh Agama Kristen Non PNS;
Etika dan Kode Etik Penyuluh Agama Kristen Non PNS;
Pemberhentian Penyuluh Agama Kristen Non PNS;
to. Rekrutmen Penyuluh Agama Kristen Non PNS.

E Pengertian Umum
Dalarn Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan:
Penyuluh Agama adalah seorang yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan penyuluhan keagamaan;
Penyuluh Agana Kristen Non Pegawai Negeri Sipil adalah Juru
Penerang Agama Kristen yang selanjutnya disebut Penyuluh Agama
Kristen Non PNS adalah seorang yang berstatus Bukan Pegawai
Negeri Sipil yang menandatangani perjanjian kerja dan ditetapkan
melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh
pejabat yang berwenang sebagaimana disebutkan di dalam
perjanjian kinerja dan merupakan mitra kerja Lembaga Sosial
Keagamaan dan lintas sektoral lainnya;
a Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen selanjutnya
disingkat Ditjen Bimas Kristen adalah Unit Eselon I Kementerian
Agama RI yang melaksanakan sebagian tugas dani Kementerian
Agama di bidang bimbingan masyarakat Kristen.
Direktur Jenderal yang selanjutnya disingkat Dirjen adalah Direktur
Jenderal pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Kementerian Agama.
Pejabat yang berwenang adalah Direktur Jenderal untuk tingkat
Pusat dan Kepala Kantor untuk Tingkat Daerah (Kepala Kantor
Wilayah untuk Provinsi dan Kepala Kantor Kementerian Agama
untuk Kota/Kabupaten).
Kelompok sasaran/ binaan adalah komunitas dalam masyarakat
yang telah dibentuk atau terbentuk oleh masyarakat baik yang lahir
karena inisiatif masyarakat yang bersangkutan dan/atau penyuluh
agama sendiri sebagai sasaran bimbingan keagamaan dan
penyuluhan pembangunan;
Pengangkatan Penyuluh Agama Kristen Non PNS adalah pemberian
keputusan pengangkatan kepada seseorang yang memiliki
kualifikasi tertentu untuk diangkat menjadi Penyuluh Agama Kristen
Non PNS dalam kriteria tertentu oleh pejabat yang berwenang,
setelah melalui proses dan prosedur yang telah ditetapkan;
Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja baik bersifat
sementara maupun tetap yang dilakukan oleh pejabat yang
berwenang;
Kompetensi adalah serangkaian kemampuan, dan keterampilan yang
dimiliki seorang Penyuluh Agama Kristen Non PNS berupa
pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai, keyakinan dan motivasi serta
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya,
sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif,
dan efisien;
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesi tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang baik dan benar, dan apa yang
tidak baik dan tidak benar bagi suatu profesi.
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dani kebiasaan")
adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk;
Petunjuk Teknis Penyuluh Agama Non PNS adalah petunjuk teknis
bagi seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu untuk diangkat
menjadi Penyuluh Agama Kristen Non PNS dalam kriteria tertentu
oleh pejabat yang berwenang setelah melalui proses dan prosedur
tertentu;
Rekrutmen Penyuluh Agama Kristen Non PNS adalah Proses
Pengangkatan melalui serangkaian tahapan seleksi yang dilakukan
oleh Panitia Seleksi tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi.
BAB II
TUGAS POKOK DAN KRITERIA
PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PNS

A. Thgas Pokok Penyuluh Agama Kristen Non PNS


Tugas Pokok Penyuluh Agama Kristen Non PNS antara lain:
Mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah/ kelompok sasaran;
Menyusun rencana kerja operasional;
Mengumpulkan bahan materi bimbingan dan penyuluhan;
Menyusun konsep tertulis materi Bimbingan dan Penyuluhan dalarn
bentuk naskah;
Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan melalui tatap muka
kepada kelompok binaan/masyarakat;
Melaksanakan Konsultasi secara perseorangan atau kelompok; dan
Menyusun laporan bulanan kegiatan bimbingan agama dan
penyuluhan pembangunan serta konsultasi.

B. Kriteria Penyuluh Agama Kristen Non PNS


Kriteria/Persyaratan Penyuluh Agama Kristen Non PNS adalah:
Kualifikasi Pendidikan Si, diutamakan Si Teologi/Pendidikan Agama
Kristen.
Berusia minimal 25 tahun dan maksimal 60 tahun;
Memiliki Kompetensi dibidang Penyuluhan;
Bukan anggota atau pengurus organisasi terlarang;
Bukan anggota dan pengurus partai politik;
Dinyatakan lulus rekrutmen penyuluh agama Kristen Non PNS yang di
buktikan dengan Keputusan Kelulusan dani Kanwil Kementerian
Agama Provinsi;
Bagi tenaga honorer yang dinyatakan lulus rekrutmen penyuluh
agama Kristen Non PNS wajib memilih salah satu;
Warga Negara Republik Indonesia;
Sehat jasmani dan rohani.
BAB III
SASARAN, LOKASI DAN PELAYANAN PENYULUHAN

A Sasaran dan Lokasi Penyuluhan


Sasaran dan lokasi penyuluhan bagi para Penyuluh Agama Kristen Non
PNS adalah:
Masyarakat Transmigrasi;
Penyalahguna Narkoba;
Generasi Muda/Anak/Remaja;
Pramuka;
Kelompok Lansia/Panti trompo;
Kelompok Wanita-Pria;
Kelompok Masyarakat Industri/pabrik (Buruh);
Kelompok Profesi;
Masyarakat Daerah Rawan Konflik;
Panti Sosial/ Rehabilitasi;
Kampus/Masyarakat Akademis;
1.2. Daerah Pemukiman Baru;
Li Masyarakat Peneliti serta para ahli dalam berbagai disiplin ilmu
dan Telmologi;
Rumah Tahanan/Lembaga Pemasyarakatan;
Rumah Sakit;
Suku terasing;
Daerah Terpencil.

Pelayanan Kelompok Binaan


Dalam rangka penyuluhan seorang Penyuluh Agama Kristen Non PNS
melayani minimal 10 (sepuluh) orang dalam satu Kelompok Binaan dan
setiap Penyuluh Agama membawahi minimal 2 (dua) kelompok binaan.

Frekuensi Penyuluhan
Penyuluh Agama Kristen Non PNS dalam melaksanakan tugas
bimbingan agama dan penyuluhan pembangunan serta melakukan
konsultasi minimal satu kali seminggu.
BAB IV
METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

A Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan terdiri dari:
Metode Ceramah;
Metode Diskusi dan Tanya Jawab;
Metode Demonstrasi;
Metode Sandiwara;
Metode Konseling.

B. Media Penyuluhan
Media yang digunakan dalam Penyuluhan meliputi:
Media Cetak;
Media Elektronik;
Media Sosial.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PNS

A Hak Penyuluh Non PNS


Hak Penyuluh Agama Kristen Non PNS, sebagai berikut:
Mendapatkan Honorarium dani Pemerintah dalam hal ini Ditjen Bimas
Kristen sesuai dengan pelaksanaan anggaran yang diberlakukan.
Honorarium dibayarkan sebulan sekali dan pembayarannya dilakukan
oleh Bidang Urusan Agama Kristen/Bidang Bimas Kristen/Pembimas
Kristen pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau
Seksi Urusan Agama Kristen/ Seksi Bimas Kristen/Penyelenggara
Kristen pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota,
dilaksanakan perbulan/pertriwulan sesuai tahun anggaran berjalan.

B. Kewajiban Penyuluh Agama Kristen Non PNS


Kewajiban bagi Penyuluh Agama Kristen Non PNS adalah:
Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan prioritas untuk jangka
waktu satu tahun.
Menyusun rencana kegiatan penyuluhan yang bersifat penjabaran
setiap kegiatan yang tertuang dalam rencana kerja tahunan sehingga
tergambar secara jelas tujuan, sasaran, waktu pelaksanaan dan pokok-
pokok materi serta teknis pelaksanaan kegiatan bimbingan atau
penyuluhan agama dan pembangunan yang akan dilakukan untuk
suatu kelompok sasaran binaan yang ada.
Melaksanakan tugas penyuluhan sesuai dengan sasaran yang
ditetapkan.
Melakukan sosialisasi kebijakan pemerintah di bidang bimbingan
masyarakat Kristen dan pembangunan lainnya.
Menjadi mitra kerja lembaga keagamaan Kristen dan lintas sektoral
lainnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas secara online (melalui aplikasi e-
PAKris) atau menyerahkan laporan secara manual setiap bulan dan
menyampaikan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/ Kota, c.q. Kasi Urusan Agama Kristen/ Kasi Bimas
Kristen/ Penyelenggara Kristen dan/ atau Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, c.q. Kabid Urusan Agama Kristen/Kabid
Bimas Kristen / Pembimas Kristen.
BAB VI
ETIKA DAN KODE ETIK

Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya Penyuluh Agama Kristen


Non PNS hendaknya:
Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
Melayani dengan sikap hormat, sopan, toleran dan tanpa tekanan,
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Menjalin relasi yang baik dengan Lembaga sosial keagarnaan Kristen dan
lintas sektoral lainnya.
Menjaga semangat keharmonisan dan kerukunan hubungan intern dan
antar umat beragama.
Tidak menyebarkan fitnah dan kebencian.
Menyiapkan dini dan materi penyuluhan agama sesuai dengan tingkat
dan kondisi umat yang akan dilayani.
BAB VII
PEMBERHENTIAN

A. Pemberhentian :
Penyuluh Agama Kristen Non PNS diberhentikan, apabila :
Meninggal Dunia;
Berhalangan tetap/ tidak menjalankan tugas selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut;
Diketahui mendapatkan tunjangan/honor lainnya dani sumber dana
APBN/APBD;
Diketahui terbukti melakukan perbuatan tercela dan terlibat dalam
tindakan melawan hukum/ tersangkut tindak pidana;
Diangkat sebagai CPNS pada Kementerian Agama atau di Instansi
lainnya;
Mengundurkan diri atas permohonan sendiri;
Tidak menyampaikan Laporan bulanan selama 3 (tiga) bulan berturut-
turut;
Berkinerja buruk.

B. Perubahan atas Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan


Masyarakat Kristen tentang Penetapan Penyuluh Agama Kristen Non PNS:
Dalam hal terjadi pemberhentian terhadap Penyuluh Agama Non PNS
sebagaimana tersebut diatas, maka Kabid/Pembimas Kristen pada
Kantor Kementerian Agama Provinsi wajib memberikan informasi secara
tertulis/resmi kepada Direktorat Jenderal agar dapat dilakukan
pentbahan dalam Lampiran Keputusan Penyuluh Non PNS.
Dalam hal terjadi pemberhentian Penyuluh Agama Kristen Non PNS
dengan sebab sebagaimana tersebut di atas, maka dapat digantikan oleh
calon penyuluh yang telah mengikuti ujian rekrutmen dan lulus ujian
rekrutmen serta memiliki nilai baik.
BAB VIII
STANDAR KOMPETENSI

Penyuluh Agama Kristen Non PNS didasarkan pada Standar Kompetensi


sebagai berikut :
1. Kompetensi Ilmu Keagamaan, meliputi :
Memahami dasar-dasar Teologia Kristen
Memahami Sejarah Perkembangan Kekristenan

2. Kompetensi Komunikasi, meliputi :


Mampu Menyampaikan bimbingan dan penyuluhan dalam bahasa
agama.
Mampu memberikan konsultasi keagamaan.
Mampu menyampaikan informasi dan Program Pemerintah.
Mampu menyampaikan informasi serta menganalisa/mengkaji
berbagai persoalan yang menyangkut masalah Sosial, Politik, Budaya
Keagamaan dan Ekonomi.

3. Kompetensi Sosial, meliputi :


Aktif dalam organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang
multikultural.
Memahami kearifan lokal.
Mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan Lembaga sosial
keagamaan Kristen dan lintas sektoral lainnya.

4. Kompetensi Moral, meliputi :


Berkepribadian baik.
Tidak sedang terlibat dalam masalah hukum.
Berintegritas.
BAB IX
REKRUTMEN PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PNS

A Persyaratan Rekrutmen Penyuluh Agama Kristen Non PNS


1. Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang wajib dimiliki oleh seorang Penyuluh
Agama Kristen Non PNS adalah:
Beragama Kristen;
Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter;
Pendeta yang sedang menjabat sebagai ketua Jemaat/gembala
sidang, atau sebagai pengurus sinode/Majelis Daerah/pengurus
daerah tidak diijinkan ikut;
Penginjil/evangelis yang bertugas melayani di daerah terpencil/
pedalaman dan/atau di daerah masyarakat suku terasing;
Bukan anggota atau pengurus organisasi terlarang;
Bukan pengurus Partai Politik;
Memiliki KTP WNI;
Bukan sebagai pegawai honorer yang dibiayai oleh APBN/APBD;
Bukan Pensiunan PNS/TN1/POLRI/BUMN;
Lulus Tes Seleksi Pengangkatan Penyuluh Agama Kristen Non PNS;

B. Kepanitiaan
Dalam rangka pelaksanaan rekrutmen penyuluh agama Kristen Non PNS
maka perlu dibentuk panitia sehingga memungkinkan dapat berjalan
sesuai prosedur yang diatur dalam juknis ini sebagai berikut:

1. Panitia rekrutmen penyuluh agama Kristen Non PNS terdiri dari:


Panitia Pusat yaitu Direktorat Urusan Agama Kristen pada
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian
Agama;
Panitia Provinsi yaitu Bidang Urusan Agama Kristen/Bidang Bimas
Kristen/Pembimas Kristen pada kantor wilayah Kementerian
Agama Provinsi;
Panitia Kabupaten/Kota yaitu Kepala Seksi Urusan Agama
Kristen/Kasi Bimas Kristen/Penyelenggara Kristen pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

2. Tugas Kepanitiaan
a. Panitia Pusat, memiliki tugas kepanitiaan sebagai berikut:
Meyampaikan informasi tentang waktu pelaksanaan rekrutmen
penyuluh agama Kristen Non PNS kepada panitia provinsi ;
Menerima laporan basil seleksi berkas permohonan dari panitia
provinsi;
Menyusun soal seleksi/ujian tertulis rekrutmen penyuluh
agama Kristen Non PNS;
Mendistribusikan soal seleksi/tertulis rekrutmen penyuluh
agama Kristen Non PNS ke panitia propinsi;
Melakukan monitoring pelaksanaan seleksi/ujian tertulis
rekrutmen penyuluh agama Kristen Non PNS di Kabupaten/kota
Menerima laporan basil ujian tertulis dari panitia propinsi.
b. Panitia Propinsi, memiliki tugas kepanitiaan sebagai berikut :
1. Meneruskan/menyampaikan informasi tentang waktu
pelaksanaan rekrutmen penyuluh Agama Kristen Non PNS
kepada panitia Kabupaten/ Kota yaitu:
Waktu pelaksanaan pendaftaran dan Seleksi berkas;
Waktu penyampaian pengumuman hasil seleksi berkas;
Waktu pengiriman berkas yang lulus seleksi;
Waktu pelaksanaan ujian tertulis;
Waktu pengiriman lembar jawaban ujian tertulis;
2. Menerima data hasil seleksi/kajian/penilaian serta berkas
permohonan pendaftaran dani panitia Kabupten / Kota untuk di
kaji/ di seleksi kembali;
3. Meneruskan/mengirimkan data hasil seleksi/kajian/penilaian
berkas permohonan pendaftaran kepada panitia pusat;
4. Menerima soal ujian tertulis dani Panitia Pusat;
5. Menyalurkan soal ujian tertulis kepada panitia Kabupaten/kota;
6. Melakukan monitoring pelaksanaan ujian tertulis di
Kabupaten / Kota;
7. Menerima Lembar Jawaban ujian tertulis dani panitia
Kabupaten / Kota;
8. Melakukan pemeriksaan lembar jawaban Ujian tertulis dan
penilaian;
9. Menyerahkan hasil kelulusan tes rekrutmen Penyuluh Agama
Kristen Non PNS dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) kepada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi agar dapat ditetapkan dalam
Keputusan tentang Kelulusan Penyuluh Agama Kristen Non PNS
di provinsi yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi.
10. Mengirimkan Surat Keputusan kelulusan sebagaimana dimaksud
dalam angka 9 (Sembilan) di atas kepada Panitia
Kabupaten/Kota untuk diumumkan melalui papan pengumuman
dan/atau website Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota;
11. Mengirimkan laporan dan Surat Keputusan kelulusan kepada
Panitia Pusat untuk ditetapkan dalam Keputusan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen tentang Penetapan
Penyuluh Agama Kristen Non PNS;
12. Memproses Surat Keputusan Pengangkatan Penyuluh Agama
Kristen Non PNS untuk ditandatangani oleh Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Propinsi;
13. Masa berlaku Surat Keputusan pengangkatan Penyuluh Agama
Kristen Non PNS yaitu 1 (satu) tahun berdasarkan Tahun
Anggaran yang berjalan;
14. Mengirimkan Surat Keputusan Pengangkatan Penyuluh Agama
Kristen Non PNS kepada panitia Kabupaten/Kota, dan panitia
pusat Ditjen Bimas Kristen.

c. Tugas Panitia Kabupaten/Kota sebagai berikut :


Menerima Informasi tentang rekrutmen Penyuluh Agama Kristen
Non PNS dani panitia Propinsi;
Mengumumkan rekrutmen Penyuluh Agama Kristen Non PNS
kepada masyarakat melalui papan pengumuman dan atau
website pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, atau
melalui media cetak/ koran;
Melakukan seleksi/kajian/penilaian berkas permohonan dani
pelamar;
Mengirimkan hasil seleksi/kajian/penilaian serta berkas
permohonan pendaftaran kepada panitia Propinsi;
Setelah mendapat persetujuan dani Panitia Propinsi, maka dapat
di umumkan hasil seleksi/kajian/penilaian berkas permohonan
pendaftaran melalui papan pengumuman dan atau website pada
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau melalui media
cetak/ Koran;
Menerima soal ujian tertulis dani Panitia Propinsi dalam keadaan
tersegel/ rahasia;
Melaksanakan ujian tertulis rekrutmen penyuluh agama Kristen
Non PNS;
Menyerahkan lembar jawaban tertulis kepada panitia propinsi
yang akan memeriksa dan menilai;
Menerima Surat Keputusan Kelulusan dani panitia propinsi clan
mengumumkan melalui papan pengumuman atau website
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota atau media
cetak/ Koran;
Menerima Surat Keputusan Pengangkatan Penyuluh Agama
Kristen Non PNS yang ditandatangani oleh Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Propinsi;

C. Mekanisme Pelaksanaan Rekrutmen Penyuluh Agama Non PNS


Rekrutmen/Pengangkatan Penyuluh Agama Kristen Non PNS
dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali, dengan mekanisme
pelaksanaan sebagai berikut:
Penyampaian Pengumuman Rekrutmen/Pengangkatan Penyuluh
Agama Kristen Non PNS melalui papan pengumuman, melalui
Website baik di Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan
di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota serta melalui
media cetak/Koran;
Calon Penyuluh Agama Kristen Non PNS mengajukan permohonan
tertulis ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Propinsi (hal ini karena Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Propinsi yang menerbitkan SK
pengangkatan);
Permohonan tersebut pada poin (2) disampaikan dengan
melarnpirkan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam
Juknis ini;
Berkas permohonan disampaikan melalui panitia Kabupaten/Kota
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota;
Berkas permohonan diseleksi/ dikaji dan dinilai secara
komprehensif oleh Panitia Kabupaten/Kota pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota;
Basil seleksi/kajian dan penilaian sebagaimana dimaksud pada
poin (5) serta berkas permohonan yang telah memenuhi persyaratan
dikirimkan ke panitia propinsi pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Propinsi untuk dikaji kernbali;
Setelah mendapat persetujuan dani panitia propinsi, maka Panitia
Kabupaten mengumumkan kelulusan hasil seleksi/kajian dan
penilaian berkas permobonan melalui papan pengumuman atau
Website Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;
Pelaksanaan seleksi ujian tertulis dilaksanakan oleh panitia
Kabupaten/kota pada kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota, dan di monitoring oleh panitia Pusat dan Propinsi;
Selesai pelaksanaan ujian tertulis lembar jawaban diserahkan oleh
panitia Kabupaten/ Kota kepada Panitia Propinsi untuk diperiksa
dan dinilai hasil ujian tersebut;
Setelah hasil Ujian tertulis selesai diperiksa dan dinilai oleh
Panitia Propinsi, maka hasilnya dikirimkan kepada Panitia
Kabupaten/Kota untuk diumumkan kelulusannya;
BAB X
PENUTUP

Petunjuk Teknis Penyuluh Agama Kristen Non PNS ini dibuat untuk dapat
dilaksanakan dan dipedomani. Apabila ada hal-hal yang penting yang belum
diatur dalam Juknis ini akan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-
masing dan diatur melalui Petunjuk Pelaksanaan dani Kantor Wilayah
Kementerian Agama di Provinsi. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penyusunan Petunjuk Teknis Penyuluh Agama Kristen Non PNS ini
maka akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Hi,
DI EKTUR JENDERAL
BI BINGAN MAi YARAKAT KRISTEN,

T OMAS PENTURY r

Anda mungkin juga menyukai